Professional Documents
Culture Documents
TENTANG
5. Undang-Undang …
-2-
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Standar Bubuk Tabur Gizi yang selanjutnya disebut Standar Taburia
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Standar Taburia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 agar digunakan
sebagai acuan bagi Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota serta semua pihak yang akan
menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan Taburia.
Pasal 3
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2409/Menkes/Per/XII/2011
tentang Standar Bubuk Tabur Gizi;
2. Peraturan …
-3-
Pasal 4
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Juni 2013
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 9 Juli 2013
ttd
AMIR SYAMSUDIN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 41 TAHUN 2013
TENTANG
STANDAR BUBUK TABUR GIZI
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Masa balita merupakan masa yang paling penting dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada masa ini diperlukan
vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan
fisik, perkembangan otak dan kecerdasan, serta daya tahan tubuh
terhadap penyakit.
Kekurangan vitamin dan mineral pada balita akan mengakibatkan
balita mudah sakit, terhambat tumbuh, serta terganggu
perkembangan otak dan kecerdasannya. Pada kondisi kekurangan
vitamin dan mineral tingkat berat, risiko kematian akan meningkat.
Untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin dan mineral pada
balita, pemerintah menyelenggarakan kegiatan pemberian vitamin
dan mineral dalam bentuk bubuk tabur gizi yang disebut Taburia.
Taburia diberikan pada balita dengan cara menambahkannya pada
makan pagi yang disiapkan di rumah.
b. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Standar Taburia dimaksudkan untuk memberikan
acuan bagi Pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/kota serta semua pihak yang akan
menyelenggarakan/melaksanakan pengadaan Taburia, adapun
tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin
dan mineral pada balita usia 6-59 bulan dengan prioritas pada
balita usia 6-24 bulan.
4 Vitamin B3 (Niacinamide) - mg 5
5 Vitamin B6 (Pyridoxine) Pyridoxine HCL mg 0.5
6 Vitamin B12 - mcg 1
(Cyanocobalamin)
7 Asam Folat (Folic Acid) - mcg 150
8 Vitamin C (Ascorbic Acid) - mg 30
9 Asam Pantotenat D-Calcium- mg 3
(Pantothenic Acid) Pantothenate
10 Vitamin D3 - mcg 5
(Cholecalciferol)
11 Vitamin E (Tocopherol) DL-Alpha- mg 6
Tocopheryl Acetate
USP, FCC
12 Vitamin K1 - mcg 20
(Phytomenadione)
13 Iodium (I) Potassium Iodate mcg 50
14 Zat Besi (Fe) Ferrous Fummarate mg 10
15 Seng (Zn) Zinc Gluconate, USP mg 5
16 Selenium (Se) Sodium Selenite mcg 20
atau
Selenomethionine
17 Maltodextrin - Sampai menjadi 1000 mg
V. Syarat Mikrobiologi
Cemaran Mikroorganisme
NO Jenis Mikro Syarat
1 Total Plate Count (TPC) tidak lebih dari 100.000 koloni/gram.
2 Coliform Most Probable Number (MPN) tidak
lebih dari 20 per gram.
3 Escherichia coli negatif.
4 Salmonella negatif dalam 25 gram contoh.
5 Staphylococcus aureus negatif.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
NAFSIAH MBOI