You are on page 1of 22

ASUHAN KEPERAWATAN

JIWA ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)

Disusun Oleh:
1. Priyo Tri Raharjo C1013029
2. Rizal Diakmal C1013030
3. Rizqi Ramadhan C1013031
4. Septian Munfiq I C1013032
5. Siti Fatimatul Jahro C1013033

Kelompok : 4

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jln. Cut Nyak Dhien No. 16 Kalisapu – Slawi 2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
1. Latar Belakang Masalah................................................ .... 1
2. Tujuan Penulisan........................................................... .... 3
a. Tujuan umum......................................................... .... 3
b. Tujuan khusus........................................................ .... 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................... 4
1. Definisi.......................................................................... .... 4
2. Penyebab....................................................................... .... 4
3. Akibat........................................................................... .... 8
4. Pathways....................................................................... ....
5. Masalah Keperawatan...................................................
BAB III STRATERI PELAKSANAAN........................................
BAB IV TINJAUAN KASUS........................................................
BAB V PENUTUP.......................................................................... 19
1. Simpulan....................................................................... 19
2. Saran............................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikamta
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan mata
kuliah Maternitas yang berjudul ”ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL” kemudian
sholawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yaitu Al-qur’an sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa Di program studi S1 keperawatan
selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Firman Hidayat M.Kep,Ns.,Sp,.Kep.J dan Bapak Nurhakim Yudhi Wibowo S.Kep,.Ns
Sebagai Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa
2. Teman-teman yang ikut serta membantu dalam proses pembuatan makalah ini
3. Kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penuliasan makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran secara konstrukif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Slawi, 16 Maret 2015


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap individu memiliki kemampuan menjalin hubungan sosial, mulai dari hubungan intim biasa
sampai hubungan saling ketergantungan . Hubungan sosial tersebut diperlukan individu dalam
rangka menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan hidup.Maka dari itu seorang manusia perlu
membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
Kepuasan hubungan akan tercapai bila individu terlibat aktif dalam melakukan interaksi peran serta
yang tinggi , disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama ,
hubungan timbal balik yang harmonis (Stuart and Sundeen ,1995)
Pemutusan hubungan akan terjadi apabila terdapat ketidakpuasan individu dalam menjalin
interaksi,juga adanya respon lingkungannya yang negatip.Kondisi ini akan mengakibatkan rasa tidak
percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan keinginan untuk menghindar dari orang lain .

2. Tujuan penulisan
Tujuan Umum: Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien dg Isolasi sosial
(Menarik diri).
Tujuan Khusus:
a. Mahasiswa mampu mengetahui Definisi Isolasi Sosial
b. Mahasiswa mampu mengetahui Penyebab Isolasi Sosial
c. Mahasiswa mampu mengetahui Akibat Isolasi Sosial
d. Mahasiswa mampu mengetahui Pathways Isolasi Sosial
e. Mahasiswa mampu mengetahui strategi pelaksanaan Isolasi Sosial
f. Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Isolasi Sosial

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. MASALAH UTAMA: Isolasi Sosial (Menarik diri)


2. PENGERTIAN
Definisi:
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twondsend, 1998 dikutip Nita Fitria, 2009).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993 dikutip Budi Keliat, 2011).
Menurut Depkes RI tahun 2000 kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan
perilaku maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Nita Fitria, 2009).
Isolasi sosial keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang untuk menghindari interaksi dengan
orang lain karena orang lain menyatakn sikap negatif dan terjadi akibat adanya kepribadian yang
tidak fleksibel.
Tanda dan gejala:
1. Menghindari interaksi dengan orang lain
2. Perilaku maladaptif
3. Menarik diri
4. Gangguan hubungan interpersonal

3. PENYEBAB
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang sesuai dengan proses
tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat mengembangkan
hubungan social yang positif, diharapkan setiap tahap perkembangan dilalui dengan sukses. Sistem
keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan respon sosial maladaptif.

2) Faktor Biologis
Faktor genetic dapat berperan dalam respon social maladaptif.
3) Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini diakibatkan oleh
norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai anggota
masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderita penyakit kronis.
Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan system nilai yang berbeda dari yang
dimiliki budaya mayoritas.
4) Faktor dalam Keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan, bila
keluarga hanya menginformasikan hal- hal yang negative dan mendorong anak mengembangkan
harga diri rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan disampaikan pada saat yang bersamaan,
mengakibatkan anak menjadi enggan berkomunikasi dengan orang lain.
b. Faktor Presipitasi
1) Stress sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang
yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2) Stress psikologi
Ansietas berat yang berekepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan untuk
mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang dekat atau kegagalan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
(Ernawati, dkk, 2009)
Tanda dan Gejala
1) Ansietas tingkat tinggi
2) Enggan berkomunikasi dengan orang lain
3) Harga diri rendah
4) Sedih, efek datar
5) Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya

4. AKIBAT
a. Penyebab
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3) Gangguan hubungan sosial
4) Percaya diri kurang
5) Mencederai diri
b. Tanda dan Gejala
1) Rambut botak karena terapi
2) Mengkritik/menyalahkan diri sendiri
3) Menarik diri
4) Sukar mengambil keputusan
5) Akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.

5. PATHWAYS

Gangguan ISOS
Harga diri Rendah
ISOLASI SOSIAL (Menarik diri)

Resiko Perubahan Sensori

Gangguan Konsep Diri


6. MASALAH KEPERAWATAN dan DATA YANG PERLU DIKAJI
a. Masalah Keperawatan
1) Gangguan konsep diri (Harga Diri rendah)
2) Gangguan Isolasi Sosial (Menarik Diri)
3) Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)

b. Data yang perlu dikaji


1) Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya akibat adanya
kumunduran kemauan dan kedangkalan emosi.
3) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni keturunan, endokrin,
metabolisme, susunan syaraf pusat, kelemahan ego.
4) Psikososial
a. Genogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16 % skizofrenia, bila keduanya
menderita 40-68 %, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8 %, saudara kembar 2-15 %, saudara kandung
7-15 %.
b. Konsep Diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan mempengaruhi konsep
diri pasien.
c. Hubungan Sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, berdiam diri.
d. Spiritual
Aktifitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.
5) Status Mental
a. Penampilan Diri
Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resliting tak
terkunci, baju tak diganti, baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien.
b. Pembicaraan
Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.
c. Aktifitas Motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan mempertahankan pada satu posisi yang
dibuatnya sendiri (katalepsia).
d. Emosi
Emosi dangkal
e. Afek
Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.
f. Interaksi Selama Wawancara
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, diam.
g. Proses Berfikir
Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.
h. Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan pembatasan dengan dunia
luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara
kualitatif).
i. Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang baik.
j. Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu memberikan
alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak tepat.
6) Kebutuhan Sehari-hari
Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin mundur dalam
pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sangat
menurun dalam hal makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan konsep diri (Harga Diri rendah)
Do: Kurangnya rasa percaya kepada orang lain, Panik, Regresi ke tahap perkembangan sebelumnya,
Sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau, Perkembangan ego yang lemah, Represi
rasa takut.
Ds: Menyendiri dalam ruangan, Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata,
Sedih, afek datar, Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya, Berfikir
menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna, Mengekspresikan penolakan
atau kesepian pada orang lain.
2) Gangguan Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Do: Ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain, Panik, Regresi ke tahap perkembangan
sebelumnya, Menarik diri
Ds: Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya, Menggunakan kata-kata simbolik
(neologisme), Menggunakan kata yang tak berarti, Kontak mata kurang / tidak mau menatap lawan
bicara.
3) Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)
Do: pasien mengatakan sering mendengar suara-suara, sering melihat bayangan-bayangan yang
mengajaknya untuk mengikutinya
Ds: pasien terlihat selalu menyendiri, selalu menghindar jika didekati, sering terlihat ketakutan.

8. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1) Diagnosa 1
Tujuan Umum: Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat yang
dipercayainya dalam 1 minggu.
Tujuan Khusus: Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan perawat
dalam aktifitas kelompok di unit rawat inap.
Kriteria hasil yang diharapkan :
a. Pasien dapat mendemontrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain.
b. Pasien dapat mengikuti aktifitas kelompok tanpa disuruh.
c. Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai /
dapat diterima.
Intervensi Keperawatan :
a. Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi singkat.
Rasional : Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri pasien dan memfasilitasi
rasa percaya kepada orang lain.
b. Perlihatkan penguatan positif pada pasien.
Rasional : Pasien merasa menjadi orang yang berguna.
c. Temani pasien untuk memperlihatkan dukungan selama aktifitas kelompok yang mungkin
merupakan hal yang menakutkan atau sukar bagi pasien.
Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberikan rasa aman bagi pasien.
d. Jujur dan menepati semua janji.
Rasional : Kejujuran dan rasa saling membutuhkan menimbulkan suatu hubungan saling percaya.
e. Diskusikan dengan pasien tanda-tanda peningkatan anxietas dan teknik untuk memutus
respon (latihan relaksasi, berhenti berfikir).
Rasional : Perilaku menarik diri dan curiga dimanifestasikan selama terjadi peningkatan anxietas.
f. Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh pasien dapat berinteraksi dengan orang
lain.
Rasional : Penguatan akan meningkatkan harga diri pasien dan mendorong pengulangan perilaku
tersebut.
2) Diagnosa 2
Tujuan Umum: Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada 1 topik,
menggunakan ketepatan kata, melakukan kontak mata intermiten selama 5 menit dengan perawat
selama 1 minggu.
Tujuan Khusus: Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi verbal
dengan perawat dan sesama pasien dalam suatu lingkungan sosial dengan cara yang sesuai / dapat
diterima.
Kriteria hasil yang diharapkan :
a. Pasien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti dan diterima orang lain.
b. Pesan non verbal pasien sesuai dengan verbalnya.
c. Pasien dapat mengakui bahwa disorganisasi pikiran dan kelainan komunikasi verbal terjadi
pada saat adanya peningkatan anxietas.
Intervensi Keperawatan :
a. Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengerti pola komunikasi pasien..
Rasional : Teknik ini menyatakan kepada pasien bagaimana ia dimengerti oleh orang lain,
sedangkan tanggung jawab untuk mengerti ada pada perawat.
b. Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas
Rasional : Memudahkan rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti tindakan dan komunikasi
pasien.
c. Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidak mengancam bagamana perilaku dan
pembicaraannya diterima dan mungkin juga dihindari oleh orang lain. Jika pasien tidak mampu atau
tidak ingin bicara (autisme), gunakan teknik mengatakan secara tidak langsung.
Rasional : Hal ini menyampaikan rasa empati, mengembangkan rasa percaya dan mendorong
pasien mendiskusikan hal-hal yang menyakitkan dirinya.
d. Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai pola komunikasi yang memuaskan kembali.
Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan.
3) Diagnosa 3
Tujuan Umum: Klien dapat mengenal halusinasi
Tujuan Khusus: Klien dapat menyebutkan waktu, isi dan frequensi timbulnya halusinasi, Klien dapat
mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya.
Kriteria Hasil: Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Intervensi Keperawatan: Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
1. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa stimulus
memandang ke kiri dan ke kanan seolah ada teman bicara
2. Bantu klien mengenal halusinasi dengan cara :
a. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di dengar
b. Jika klien menjawab “ada“ lanjutkan apa yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu. Namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada sahabat tanpa menuduh)
d. Katakan pada klien bahwa ada klien yang seperti dia Katakan bahwa perawat akan membantu
klien.

BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL: Menarik Diri
PERTEMUAN KE 1
Masalah Utama : Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Hari/Tanggal : Kamis, 9 September 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Tuan H (35Tahun) selama dirawat diruangan bukit barisan tampak berdiam diri, klien suka
melamun dan duduk dibawah tempat tidur klien menghindar bila ada yang mendekatinya saat
dikaji oleh perawat tn h menyatakan putus asa sama keluarganya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Isolasi sosial: menarik diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
c. klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilakukannya
d. klien dapat mengisi jadwal yang diberikan suster
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
selamat pagi pak, boleh suster duduk disini?
Perkenalkan nama suster Fatimah dari STIKes Bhamada Slawi, nama bapak siapa ya? Enaknya di
panggil apa? Oh bapak halomoan ya...
b. Evaluasi Validasi
Bagaimana keadaan bapak hari ini? Apa yang meyebabkan bapak datang kemari?
c. Kontrak
1) Topik:
Pak, bisakan kita bercakap-cakap sebentar untuk membahas masalah bapak?
2) waktu:
Bapak bisanya berapa lama?
3) Tempat:
Bapak maunya kita bercakap-cakap di mana?
2. Fase Kerja
a. mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
Baiklah pak, sekarang ceritankan dengan suster, apa yang menyebabkan bapak sampai kemari?
Ohh begitu ya pak!! Bapak punya gak teman yang paling disukai, kenapa pak!! Lalu apa bapak juga
punya teman yang tidak disukai dan apa alasannya pak??
b. menjelaskan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
bapak tau gak, keuntungan bila kita berinteraksi dengan orang lain??
Wahh bagus itu pak!!, selain yang bapak bilang tadi masih banyak lagi pak keuntungannya.
Misalnya bapak bisa tukar pikiran, nambah temen dan yang pasti bapak tidak sendirian laigi pak!!
Kalau kerugian berinteraksi dengan orang lain?? Ya bagus pak!! Kerugiannya Cuma sedikit pak,
misalnya dia tidak ada waktu, bapak suster ajarkan cara berkenalan dengan orang lain??
c. Melatih berkenalan dengan orang lain Begini pak , kalau bapak mau berkenalan dengan orang
lain, pertama-tama bapak dekati dia, lihat wajahnya, lalu bapak sebutkan nama bapak sambil
menjabat tangannya dan bapak tanya nama dia lagi ini ya pak saya contohkan perkenalkan nama
saya safitri nama kamu siapa??
Bapak mengertikan? Cuma bapak ulangi seperti yang suster praktekkan tadi,, wahh bagus ya pak!!
d. melatih berhubugan secara bertahap. Tadikan bapak sudah berkenalan dengan temen bapak.
Dan pastinya sudah tau namanya kan??, nah sekarang bapak mesti berkenalan dengan satu atau 2
orang pak. begini ya pak suster ajarkan perkenalkan nama saya safitri nama bapak siapa?? Lalu
bapak tanya lagi teman sebelahnya kemudian bapak langsung berbincang-bincang dengan mereka
pak!! bapak mengertikan??
e. mengidentifikasikan kemampuan klien. Nah sekarang suster mau tanya, bapak biasa hobinya
apa selama di rumah. Ohh, bapak bisa mencuci piring ya pak.
f. melatih klien melakukan aktifis yang berhubungan dengan orang lain
tadikan bapak katakan kalau bapak itu mampu mencuci piring nah bapak dapat melakukan kegiatan
itu pak nantikan jam makan siang, nantikan bapak yang mencuci pirng?? Sambil bapak mencuci
piring, bapak bisa becakap-cakap bersama temen bapak, bapak mengertikan ??
g. menjelaskan kegunaan obat sekarng suster akan menjelaskan kegunaan obat bapak tau apa
giunanya obat. Wah bagus pak . Selain yang bapak bilang tadi masih banyak lagi pak yaitu
penyembuhan, pengobatan, kecantikan dan masih banyak lagi pak, Dalam minum oabat ada 5
prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1 benr klien. bapak harus tau dulu bahwa obat tersebut
untuk bapak dengan melihat tulisan seperti di mangkuk ini, mengertikan pak!! Yang ke dua benar
obat, tadikan udah tertulis nama bapak, dan bapak ambil obat yang sesuai dengan yang dikatakan
suster, misalnya CPZ maka bapak hanya mengambil cpz bukan yang lainnya pak. yang ke tiga benar
cara, bapak harus tau cpz itu di minum bukan di kunyah pak.. yang ke empat benar dosis, misalnya
tertulis 2x1 maka bapak minumnya yaitu 2 tablet dalam 1 hari, kalau diminum pagi yang pertama
kemudian sore nanti yang ke duanya, begitu pak.. kemudian yang ke lima benar waktu, kalau
misalnya bapak minum obatnya jam 08-00 pagi maka bapak nanti 08-00 malam harus mimunnya
lagi.. ”apakah bapak mengerti dengan yang suster jelaskan??” Bagus kalau begitu masukkan jadwal
kegiatan ini pak suster berikan jadwal, diisi ya pak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana, perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang”
b. Evaluasi Obyektif
”Coba bapak ulangi apa yang sudah kita bicarakan”
”Wah bagus kalua begitu”
c. Rencana Tindak Lanjut
”pak apa yang kita bicarakan tadi dikerjakan ya pak!! Dan jadwalnya jangan lupa diisi ya pak!!
d. Kontrak
”Baiklah pak, karena waktunya udah habis maka kita sudahi dulu ya pak !! besok suster akan datang
lagi untuk membantu bapak dalam mangatasi harga diri rendah yang bapak alami, apakah bapak
bersedia?? Jam berapa ya pak,, bapak maunya di mana?? Baiklah pak besok disini jam 10’00 pagi
kita akan berbincang-bincang lagi tentang masalah harga diri rendah bapak.. selamat pagi pak.

STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL: Menarik Diri


PERTEMUAN KE 2
Masalah Utama : Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Hari/Tanggal : Kamis, 9 September 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Tuan H (35Tahun) selama dirawat diruangan bukit barisan tampak berdiam diri, klien suka
melamun dan duduk dibawah tempat tidur klien menghindar bila ada yang mendekatinya saat
dikaji oleh perawat tn h menyatakan putus asa sama keluarganya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Isolasi sosial: menarik diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
c. klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilakukannya
d. klien dapat mengisi jadwal yang diberikan suster
C. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak, ”sesuai dengan janji kita kemaren kitakan mau bincang-bincang lagi untuk hari
ini, bapak masih ingatkan nama suster ”bagus kalau begitu”.
b. Evaluasi Validasi
”bagaimana keadaan bapak hari ini?? Bapak sehatkan??
c. Kontrak
1) Topik:
kemaren suster mau berbincang –bincang tentang maslah bapak yaitu tentang harga diri rendah,
”bapak ingat gak:? Iya bagus,!!
2) Waktu: Bapak sesuai kontrak kita kemarin kita ketemu lagi jam 10.00 yah pak? bapak maunya
berapa lama kita bincang-bincangnya nanti??
3) Tempat: kalau menurut bapak enaknya bincang-bincangnya di mana?? Apa disi saja pk?

2. Fase Kerja
Bapak kita akan bincang-bincang tentang kegemaran bapak..! tapi sebelumnya saya mau tanya
dulu, boleh pak?? Kenapa bapak selalu merenung?? Dan kalau di tanya selalu merunduk dan
menghindar? Bapak kalau bisa coba untuk tetap tersenyum dan tidak merengut terus, pasti bapak
kelihatan tambah gantengnya!! Tuh kan ganteng!! Dan kalau ada yang bertanya bapak harus
menjawabnya, bapak gak usah takut karena tidak ada yang menyalahkan bapak?? Bapak sudah
mengerti?? Bapak mau melakukannya?? Baiklah .. sekarang tegakkan kepala bapak, kemudian
jawab pertanyaan saya” Pak kalau boleh saya tau, apa saja yang menjadi kegemaran bapak??
Wah.. banyak sekali ya pak?? Diantara yang bapak sebutkan semua tadi, manalah yang paling bapak
sukai?? Baik pak sekarnga kita akan membuat jadwal kegiatan bapak-bersama-sama, nanti di sini
bapak bisa menulis kegiatan bapak sehari-hari,”
Ni kertasnya pak!! Bapak bisa mengisikegiatan bapak sehari-hari
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang??
b. Evaluasi Obyektif
”Bapak bisa ulangi apa yang sudah kita ajarkan?? Wah bagus sekali..
c. Rencana Tindak Lanjut
“Nanti bapak bisa mengisi segala kegiatan di buku tadi, biar bapak tidak termenung terus, ya pak”
d. Kontrak
“Baiklah pak hari ini kita cukupkan dulu perbincangan kita, besok saya akan ke sini lagi, untuk
berbincang-bincang lagi dengan bapak untuk masalah yang selanjutya yah pk”...

BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.H DENGAN ISOLASI SOSIAL (Menarik Diri)
I. TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a) Identitas pasien
Nama : Tn.H
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Desa Rancabango blok D.13
Pendidikan : SMU
b) Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Usia : 30 tahun
Hubungan : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
c) Identitas Rumah Sakit:
Tanggal masuk: 07-09-2014
Ruang : Bukit barisan
Dx Medis : Skizoid
No. RM : 00.01.80
2. Alasan masuk
Klien sering bingung, suka melamun, suka menyendiri, tidak mau mandi, ketawa sendiri, mondar-
mandir di tempat dan klien pernah melakukan pemukulan terhadap diri sendiri.
3. Faktor predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ( √ ) Ya ( ) Tidak
b. Pengobatan sebelumnya. ( ) Berhasil ( √ ) Kurang berhasil ( ) Tidak berhasil
c. Perilaku Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
1) Aniaya fisik ( √ ) Ya ( ) Tidak
2) Aniaya seksual ( ) Ya (√ ) Tidak
3) Penolakan ( √ ) Ya ( ) Tidak
4) Kekerasan dalam keluarga ( ) Ya (√ ) Tidak
5) Tindakan Kriminal ( √ ) Ya ( ) Tidak
d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
( ) Ya ( √ ) Tidak
e. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan:
Klien menyatakan kecewa terhadap keluarganya, karena tidak peduli dengannya.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital : TD:120/80 mmhg N80x/i S 36oC P 20x/ menit
b. Ukur: TB195 cm BB 55 kg
c. Keluhan Fisik: ( ) Ya ( √ ) Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan
5. Psikososial
a. Genogram

= Laki-Laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
Keterangan

b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri: Klien merasa senang dengan tubuhnya, terutama bagian wajahnya dan
badannya,
2) Identitas Diri: Klien merasa tidak puas dengan dirinya
3) Peran Diri: Klien menyatakan kecewa dengan dirinya karena tidak dapat melaksanakan peran
sebagai anak.
4) Ideal Diri: Klien menyatakan ingin menjadi orang yang sukses dan ingin cepat sembuh.
5) Harga diri: Klien jarang bersosialisasi dengan tetangganya karena klien merasa terasing karena
mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri, harga diri rendah.
c. Hubungan Sosial:
1) Orang yang berarti: Orang tuanya atau ibunya
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/sosial: peran serta dalam kegiatan pokok/sosial: klien
jarang ikut dalam kegiatan kelompok/ masyarakat.
3) Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: Kurang percaya diri terhadap diri sendiri,
karena klien lebih suka diam.dan mengatakan malu bergaul dengan orang lain
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan: pasien beragama islam dan selalu berusaha mengerjakan sholat
2) Kegiatan ibadah: pasien sering kali menyempakan untuk sholat berjamaah di masjid dekat
rumahnya.
6. Status Mental
a. Penampilan
( √ ) Tidak rapi ( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai ( ) Berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien tidak rapi, baju klien terlihat terbalik, kusam, kotor, rambut kusut dan kuku terlihat
kotor
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri.
b. Pembicaraan
( ) Cepat keras ( ) Gugup ( ) Inkoheren
( ) Apatis ( √ ) Lambat ( ( Membisu
( ) Tidak mampu mulai pembicaraan
Jelaskan : Klien selama berkomunikasi secara kontak mata, klien menjawab dengan lambat.
Masalah keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal.
c. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( ) Inkoheren ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasem ( √ ) Tremor ( ) Kompulsip
Jelaskan : Tangan Klien gemetar saat diajak bersalaman, dan pada saat beraktifisa klien tampak
tremor.
Masalah Keperawatan : Gangguan aktivitas motorik/intoleransi aktivitas.
d. Alam perasaan :
( √ ) sedih ( ) ketakutan ( ) putus asa ( ) gembira
Jelaskan : Klien merasa keluarga tidak peduli dengannya dan klien terlihat sedih karena berada di
RSJ medan.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
e. Afek
( √ ) datar ( ) tumpul ( ) labil ( ) tidak sesuai
Jelaskan : ekspresi wajah klien datar, klien kadang-kadang termenung.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
f. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( √ ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
( ) curiga` ( ) defenitif ( ) kontak mata kurang
Jelaskan : Klien tampak tidak kooperatif saat di ajak berbicara kontak mata (-) suka menunduk
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
g. Persepsi halusinasi
(√ ) pendengaran (√ ) penglihatan ( ) perabaan
( ) pengecapan ( ) penciuman
Jelaskan : Klien mengalami halusinasi terbukti dengan klien melihat/mendengar suara-suara yang
aneh.
Masalah keperawatan : Gangguan perubahan sensori (Halusinasi).
h. Proses pikir
( ) sirkumtansia ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi
( ) flig if ideas ( ) bloking ( ) pengulangan pembicaraan
Jelaskan : Selama wawan cara klien dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan topik pembicaraan.
Masalah keperawatan: Tidak terdapat masalah keperawatan.
i. Isi pikir
( ) obsesi ( ) fobia ( ) hipokondria
( ) derpersonalisasi ( ) ide yang terkait pikiran magis
Waham :
( ) agama ( ) somatik ( ) kebesaran ( ) curiga
( ) nihilistik ( ) sisip pikir ( ) siar pikir ( ) kontrol pikir
Jelaskan :
klien tidak ada masalah dalam dalam gangguan waham
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
j. Tingkat kesadaran
( ) bingung ( ) sedasi ( ) stupor disorientasi
( ) waktu ( √ ) tempat ( ) orang
Jelaskan
Klien tau bahwa ia berada di RSJ Medan
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
k. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang
( ) gangguan daya ingat saat ini konfabulasi
Jelaskan : Klien masih ingat kejadian yang ia alami masa lalu dan sekarang.
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( ) mudah beralih ( ) tidak mampu berkonsentrasi
( ) tidak mampu berhitung sederhan
Jelaskan: Klien mampu berhitung 20-100
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang ditemukan.
m. Kemampuan penilaian
( ) gangguan ringan ( ) gangguan bermakna
Jelaskan : Klien dapata membedakan antara kotor dan bersih..
Masalah keperawatan: Tidak terdapat masalah keperawatan.
n. Daya tilik diri
( ) mengingkari penyakit yang diderita ( ) menylahkan hal diluardirinya
Jelaskan : Klien tidak menunjukkan adanya gangguan daya tilik diri.
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total
b. Bak / Bab
( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total
c. Mandi
( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total
d. Berpakaian / berhias
( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total
e. Intirahat tidur
(√ ) tidur siang lama : 14-00 s/d 15-00 WIB
(√ ) tidur malam : 20-00 s/d 05-00 WIB
f. Penggunaan obat
( √ ) bantuan minimal ( ) bantuan total
g. Pemeliharaan Kesehatan
Keperawatan lanjutan Ya (√) Tidak ( )
Sistem pendukung Ya (√) Tidak ( )
h. Kegitan didalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya ( ) Tidak ( √ )
Menjaga kerapian rumah Ya ( ) Tidak ( √ )
Mencuci pakaian Ya ( ) Tidak ( √ )
Pengaturan uang Ya ( ) Tidak ( √ )
i. Kegiatan diluar rumah
Belanja Ya ( ) Tidak ( √ )
Trnfortasi Ya ( ) Tidak ( √ )
Lain-lain Ya ( ) Tidak ( √ )
Jelaskan : Klien malas keluar rumah dan bergaul dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial menarik diri
8. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( √ ) berbicara dengan orang lain ( √ ) minum alkohol
( ) mampu menyelesaikan masalah ( √ ) reasksi lambat
( ) tehnik relaksasi ( ) berkerja berlebihan
( ) aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( √ ) olah raga ( ) menciderai diri
( ) lainnya
Masalah keperawatan : Koping Individu inefektik.

9. Masalah Psikososial
a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien merasa teman nya menghindar/menjauhi dirinya setelah sakit.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik:
Klien tidak terima berada di RSJ Medan
c. Masalah dengan pendidikan, spesifik Klien tamatan SMU
d. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien pernah bekerja di suatu pabrik dan sekarang sudah berhenti
e. Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien tinggal bersama orang tua, rumah milik peribadi
f. Masalah dengan ekonomi, spesifik
Klien memiliki masalah ekonomi yang cukup dan biaya pengobatan di tanggung oleh orang tua.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien tidak mempunyai masalah dengan pelayanan kesehatan.
h. Masalah lainnya, spesifik
Masalah keperawatan : Gangguan hubungan sosial menarik diri.
10. Pengetahuan Tentang Koping
( √ ) penyakit jiwa ( √ ) sistem pendukung
( ) faktor presipitasi ( ) penyakit fisik
( √ ) Koping ( √ ) obat-obatan
( ) Lainnya
Masalah keperawatan: Koping individu inefektif .
11. Aspek Medis
Diagnosa medik : Skizoprenia Paranoid episode berulang
Terapi Medik: Cparpromazin 100 mg 3x1
Trihexyphenidry 2 mg 2x1
Halopheridole 5 mg 2x1
a. CPZ (Cparpromazin)
Indikasi: untuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran
diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi mental,
waham halusinasi, gangguan perasaan, perilaku yang aneh dan tidak terkendali, berdaya berat
dalam kehidupan sehari-hari tidak mau bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
Komposisi: Tiap tablet mengandung Clorpromazine HCL 25 mg, Clorpromazine 5 mg
b. THP (Trihexyphenidry)
Indikasi: sekala jenis penyakit parkinson, termasuk ensepalitis dan indiopatik, sindrom prankinson
akibat obat misalnya reserpina dan fenitiazine.
Komposisi: tiap tablet mengandung Trihexyphenidril hidroklorida 2 mg
c. HLP (Halopheridole)
Indikasi: berdaya berat dalam menilai kemampuan realita dan fungsi nertal serta dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
Komposisi: Tiap tablet mengandung 0,5 mg Haloperidol.

B.Analisa Data
Hari/tgl/
Jam
No.
Dx
Data
Masalah
Keperawatan
paraf
Kamis,
9/9/14
10.00
1.
Ds: Klien mengatakan tidak suka berada di rumah sakit jiwa, Klien mengatakan takut dengan
teman-temannya.
Do: Klien suka melamun, Klien tampak sedih, Klien suka menyendiri.
Gangguan Isolasi sosial: menarik diri

Kamis,
9/9/14
10.00
2.
Ds: Klien mengatakan malu saat wawancara dengan perawat
Klien mengatakan malu untuk bergabung dengan teman-temannya
Do: Klien menunduk saat menjawab pertanyaan perawat
Kontak mata kurang menjawab pertanyaan perawat
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

Kamis,
9/9/14
10.00
3.
Ds: pasien mengatakan sering mendengar suara-suara, sering melihat bayangan-bayangan yang
mengajaknya untuk mengikutinya
Do: pasien terlihat selalu menyendiri, selalu menghindar jika didekati, sering terlihat ketakutan.
Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)

C. Daftar Masalah Keperawatan


1. Isolasi sosial menarik diri
2. Harga diri rendah
3. Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)
4. Defisit perawatan diri
5. Intoleransi aktivitas
6. Gangguan komunikasi perbal
D. Pohon Masalah (dalam bentuk bagan)
Gangguan ISOS

ISOLASI SOSIAL (Menarik diri)


Harga diri Rendah
Resiko Perubahan Sensori
Gangguan Konsep Diri
E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosia: menarik diri
2. Gangguan Konsep diri: Harga diri rendah
3. Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)
F. Rencana Keperawatan
Dx.
Kep
Rencana Tindakan
Rasional
Tujuan
Kriteria Hasil
Tindakan Keperawatan
Isos:
Menarik
diri
TUM: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspke negatif yang dimiliki
TUK:
e. Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
f. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
g. klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilakukannya
h. klien dapat mengisi jadwal yang diberikan suster
Setelah 2x pertemuan Pasien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari yang
berasal dari :
a. diri sendiri
b. orang lain
1. Diskusikan kemampuan dan aspek yang dimilki
2. Setiap bertemu dengan klien hindarkan penilaian
3. Utamakan pujian/pemberian pujian yang ralistis
4. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukannya setiap hari sesuai dengan
kemampuannya
5. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien
6. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
1. Dengan di ketahuinya kemampuan dan aspek yang dimiliki klien akan lebih percaya diri
2. Dengan menghindarkan penilaian negatif diharapkan klien merasa punya kemampuan yang
lebih
3. Dengan memberikan pujian klien merasa benar-benar dihargai dan klien akan merasa
diperhatikan
4. Dengan menyusun rencana aktifitas sehari-hari dihapakan klien dapat mengatur waktu
dengan baik
5. Dengan meningkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien diharapkan klien tidak merasa
jenuh
6. Dengan memberikan contoh klien tidak bingung lagi untuk beraktifitas
Gangguan konsep diri: HDR
TUM: Klien mampu membina hubungan dengan orang lain
TUK: Klien dapat membina hubungan saling percaya, Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan
aspek positif
Dalam 2x pertemuan pasien mau meneirma kehadiran perawat berjabat tangan/bersalaman, Klien
mau menyebut kan nama, mau menjawab salam, Klien mau mengutarakan perasaannya walaupun
sedikit
1. Membina hubungan saling percaya
a. Salam terapeutik
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap
d. Tanyakan nama panggilan yang disukainya
e. Jelaskan tujuan pertemuan
f. Buat kontrak
g. Dengarkan ungkapan klien

1. Dengan terbinanya hubungan saling percaya merupakan langkah utama untuk melakukan
terapeutik
Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)

TUM: Klien dapat mengenal halusinasi


TUK: Klien dapat menyebutkan waktu, isi dan frequensi timbulnya halusinasi, Klien dapat
mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya.
setelah 2x pertemuan Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

3. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap


4. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa stimulus
memandang ke kiri dan ke kanan seolah ada teman bicara
5. Bantu klien mengenal halusinasi dengan cara :
e. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di dengar
f. Jika klien menjawab “ada“ lanjutkan apa yang dikatakan halusinasinya
g. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu. Namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada sahabat tanpa menuduh)
h. Katakan pada klien bahwa ada klien yang seperti dia
i. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
1. Kontak dan singkat selain upaya membina hubungan saling percaya juga dapat memutuskan
halusinasinya.
2. Mengenal perilaku pada saat halusinasi timbul memudahkan perawat dalam melakukan
intervensi
3. Dengan mengetahui waktu, isi, dan frekuensi munculnya halusinasinya mempermudah
tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat
G. Catatan Perkembangan
Nama : Tn.H No.RM : 00.01.80
Ruang : Bukit barisan Dx.Medis : Skizoid

Implementasi Evaluasi
Data: S: pasien mengatakan mendengar suara-suara
1. Ds: keluarga pasien mengatakan pasien dan melihat bayangan-bayangan saat
selalu murung, enggan bersosialisasi dengan sendirian
orang lain, pasien selalu merasa tidak percaya
diri karena kaka-kakanya juga berada di RSJ
Do: paien tampak menutup diri, setiap
berbicara tidak fokus dan tatapan mata
menghindari lawan bicara, pasien selalu O: pasien masih terlihat menutup diri, pasien,
menunjukan sikap tidak percaya diri. pasien masih belum fokus jika berbicara,
2. Ds : Klien menyatakan tidak mau bergaul masih sering merasa ketakutan, pasien masih
dengan teman-teman sekamarnya karena ia sering Berhalusinasi, merasa dirinya tidak
merasa dirinya sudah sembuh berharga, tidak mudah percaya dengan orang
Do : Klien tampak tampak lebih sering yang baru dikenalnya
menyendiri ditempat tidurnya, Klien lebih
banyak tidur siang
3. Ds: pasien mengatakan sering A: Masalah-masalah yg masih ada
mendengar suara-suara, sering melihat 1. Gangguan konsep diri (+)
bayangan-bayangan yang mengajaknya untuk 2. Gangguan Isolasi Sosial (+)
mengikutinya 3. Gangguan perubahan sensori (+)
Diagnosa:
1. Gangguan konsep diri (Harga Diri
rendah)
2. Gangguan Isolasi Sosial (Menarik Diri) P: Lanjutkan intervensi dengan:
3. Gangguan perubahan sensori
(Halusinasi) 1. Melatih pasien untuk melawan
Tindakan: halusinasinya
1. Membina hubungan saling percaya 2. Rencanakan bersama klien aktifitas yang
a. Memberi Salam terapeutik dapat dilakukannya setiap hari sesuai dengan
b. Memperkenalkan diri dengan sopan kemampuannya
c. Menanyakan nama lengkap 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
d. Menanyakan nama panggilan yang yang boleh dilakukan
disukainya
e. Menjelaskan tujuan pertemuan
f. Membuat kontrak
g. Mendengarkan ungkapan klien
2. Diskusikan kemampuan dan aspek yang
dimilki
3. Setiap bertemu dengan klien hindarkan
penilaian
4. Utamakan pujian/pemberian pujian yang
ralistis
5. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
kondisi klien
6. Bantu klien mengenal halusinasi dengan
cara :
a. Jika menemukan klien yang sedang
halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di
dengar
b. Jika klien menjawab “ada“ lanjutkan apa
yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan bahwa perawat percaya klien
mendengar suara itu. Namun perawat sendiri
tidak mendengarnya (dengan nada sahabat
tanpa menuduh)
d. Katakan pada klien bahwa ada klien yang
seperti dia
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien

RTL:
1. Adakan kontak sering dan singkat secara
bertahap
2. Observasi tingkah laku klien terkait
halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri dan ke kanan
seolah ada teman bicara

BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain, individu tersebut merasa
bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tindakan mempunyai kesempatan untuk membagi
perasaan pikiran, prestasi atau kegagalan:
Klien dengan menarik diri mempunayai tingkah laku: tidak nafsu makan kurang bergairah aktifitas
menurun, ekspresi wajah kurang berseri. Mekanisme koping yang sering digunakan pada menarik
diri adalah koping yang berkaitan dengan kepribadian anti sosial dan koping berhubungan dengan
gangguan keperibadian.
Setelah diberikan pengobatan klien sudah mampu mengontrol emosi dan rasa menarik dirinya
dengan perlahan-lahan

2. SARAN
Kepada tim kesehatan yang ada di rumah sakit jiwa supaya dapat meningkat kan kerjasama. Agar
prosses keperawatan dapat tercapai seoptimal mungkin dan memberikan keterampilan kepada
kllien untuk mengisi hari2 yang telah di lewati klien di ruangan agar tidak sering melamun.
Diharapkan kepada keluarga dan perawat yang menerapkan pendekatan diri dalam mengarahkan
klien menujukesembuhan pada klien yang sudah di rehabilitasi untuk selalu memriksakan secara
teratur dan tidak menghentikan keperawatan, nasehat dari dokter. Bagi keluarga dan perawat
diharapkan dapat menghindar klien dari berbagai stiuasi yang dapat menimbulkan kembali
gangguan/gejala dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://apd273.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-jiwa-halusinasi_6.html
file:///E:/ /kep.jiwa/Isolasi/20Sosial/2012Henri%20Setiawan/20Blog/27s.htm
file:///E:/meteri/keperawatanjiwa/kasus/2013/isos.htm
http://cicektembok.blogspot.co.id/2016/07/asuhan-keperawatan-jiwa-isolasi-sosial.html

You might also like