You are on page 1of 13

Sindrom Serotonin

Edward W. Boyer, M.D., Ph.D., and Michael Shannon, M.D., M.P.H.

Sindrom serotonin merupakan efek samping yang berpotensial mengancam nyawa


sebagai hasil reaksi penggunaan obat terapeutik, keracunan diri sendiri atau reaksi antar obat
yang tidak disengaja. Terdapat tiga fitur sindrom serotonin yang sangat penting untuk memahami
penyakit ini.Pertama, sindrom serotonin bukan merupakan rekasi obat yang bersifat idiopatik;
diperkirakan merupakan konsekuensi dari kelebihan reseptor agonis serotonergik pada sistem
saraf pusat (SSP) dan reseptor serotonergik di perifer. Kedua, produksi serotonin yang berlebihan
pada spektrum penemuan klinis.Ketiga, menifestasi klinis pada sindrom serotonin tidak jelas
hingga timbulnya kematian. Kematian seorang pasien usia 18 tahun bernama Libby Zion di kota
New York lebih dari 20 tahun yang lalu, yang disebabkan karena koadminstrasi dari meperidin
dan fenelzin, merupakan contoh paling terkenal dan dramatis yang dapat dicegah.

Definisi dan Epidemiologi proserotonergik yang dapat memprovokasi


perburukan keadaan klinis.
Sindrom serotonin sering
dideskripsikan sebagai trias klinis berupa Insidensi sindrom serotonin
perubahan status mental, hiperaktivitas sebanding dengan peningkatan jumlah agen
otonom dan abnormalitas neuromuskular, proserotonergik yang digunakan pada praktik
namun tidak seluruh penemuan ini selalu ada klinis. Pada tahun 2002, Sistem Pengawasan
pada setiap pasien dengan penyakit ini Paparan Beracun menerima deskripsi kasus
(Gambar. 1).Tanda kelebihan serotonin dari kantor berbasis praktik, pelaporan pasien
menyebabkan tremor dan diare pada kasus dan departemen emergensi, melaporkan
ringan hingga delirium, insidensi sebesar 26,733 pada paparan
kekakuanneuromuskular dan hiperterrmia serotonin selektif inhibitor (SSRIs) yang
pada kasus yang mengancam menyebabkan efek toksik yang signifikan
nyawa.Kesulitan klinisi adalah gejala yang pada 7349 orang dan menyebabkan 93
ringan dapat terabaikan dan secara tidak kematian.Penilaian sindrom serotonin pada
sengaja meningkatkan dosis agen penyebab dosis obat terapeutik tergantung pada
atau menambahkan obat yang memiliki efek penelitian mengenai pengawasan pasar, salah
satunya dengan mengidentifikasi kejadian 0,4
kasus dari 1000 pasien-bulan pada pasien Jumlah obat dan kombinasi obat
yang mengkonsumsi nefazodon. Menghadapi telah banyak dihubungkan dengan sindrom
epidemiologi yang besar pada peniliaian serotonin ini (Tabel. 1). Hal ini termasuk
sistem serotonin sangatlah sulit, karena lebih monoamine oksidase inhibitor (MAOis),
dari 85 persen dokter tidak sadar bahwa antidepresantrisiklik, SSRIs, analgesik opioit,
sindorm serotonin merupakan suatu diagnosis dosis obat batuk yang berlebihan, antibiotik,
klinis.Sindrom ini terjadi pada 14 sampai 16 agen penurun berat badan, antimimetik, agen
persen orang yang mengalami overdosis antimigren, penyalahgunaan obat, dan produk
SSRIs. herbal; kondisi putus obat juga dihubungkan
dengan sindrom ini. Terapi SSRIs dosis
Meskipun sindrom serotonin terjadi
tunggal dapat menyebabkan sindrom
pada keadaan klinis yang luas, terdapat
serotonin.Terlebih lagi, penambahan obat
keterbatasan kemampuan klinisi untuk
yang bekerja menghambat sitokrom isoform
mendiagnosis penyakit ini.Pertama, sindrom
CYP2D6 dan CYP3A4 pada pengobatan
ini dapat terlewatkan karena menifestasi
dengan SSRIs juga dapat menyebabkan
yangprotean.Dokter dan pasien menganggap
kondisi ini. Administrasi agen serotonergik
ejala seperti tremor dengan diare maupun
dalam lima hari setelah pemberhentian terapi
hipertensi sebagai suatu konsekuensi yang
fluoxetine menyebabkan interaksi obat yang
tidak berhubungan dengan penggunaan obat
berujung pada terjadinya sindrom serotonin,
sebagai terapi; anxietas dan akatisia dapat
diperkirakan karena proses demetilasi
disalahartikan sebagai akibat dari status
fluoxetine menjadi norfluoksetin, sebuah
mental pasien. Kedua, aplikasi yang ketat
metabolit serotonergik yang memiliki paruh
pada kriteria diagnosis oleh Sternbach
waktu yang lebih lama di dalam serum
berpotensi mengesampingkan apa yang
diabandingkan komponen patennya. Obat-
sekarang dikenali sebagai kasus yang ringan,
obatan yang spesifik seperti MAOIs, yang
dini atau subakut. Ketiga, dokter tidak dapat
bersifat ireversibel dan tidak selektif atau
mendiagnosis ketika mereka tidak menyadari
bekerja menghambat oksidase monoamine
kondisi ini, walaupun sindrom serotonin
subtipe A, sangat berhubungan dengan
tidak jarang ditemui pada pasien di segala
keparahan sindrom, terutama ketika agen-
usia baik itu pada orang tua, anak maupun
agen ini dikombinasi dengan meperidin,
bayi yang baru lahir.
dekstrometofan, SSRIs atau
metilendioksimetamfetamin (MDMA, atau sering ditemui pada intoksikasi yang
“ekstasi”). moderat.Pada pemeriksaan fisik pada
umumnya ditemukan midriasis, suara usus
Menifestasi
yang hiperaktif, diaforesis dan warna kulit
Sindrom serotonin mencakup yang normal.Menariknya hiperefleks dan
beberapa temuan klinis.Pasien dengan kasus klonus yang ditemui pada kasus yang
yang ringan ditemukan afebris tapi takikardi, moderat lebih banyak terjadi pada
dengan hasil pemeriksaan fisik ditemukan ekstremitas bawah dibandingkan dengan
gejala otonom seperti menggigil, diaforesis ekstremitas atas; refleks patella sering
atau midriasis (Gambar. 2).Pemeriksaan menunjukkan klonus beberapa detik setelah
neurologis ditemukan tremor dan klonus pukulan tunggal pada tendon, dimana pada
yang intermiten serta hiperefleksi. refleks brakioradialis hanya meningkat
sedikit.Pasien juga dapat menunjukkan
klonus okular horizontal.Perubahan pada
status mental termasuk agitasi ringan atau
hipervigilitas dan juga sedikit penekanan
pada saat bicara.Pasien dengan mudah
terkejut atau membuat putaran kepala yang
aneh yang dikarateristikan sebagai putaran
berulang pada kepala dengan leher yang
diekstensikan.

Gambar 1. Spektrum temuan klinis Sebaliknya, pasien dengan kasus


Manifestasi pada sindrom serotonin berkisar dari ringan hingga
mengancam nyawa.Panah vertikal menunjukkan titik perkiraan
di mana temuan klinis awalnya muncul dalam spektrum
sindrom serotonin yang berat memiliki
penyakit, tapi semua temuan mungkin tidak secara konsisten
hadir pada satu pasien dengan sindrom serotonin.Tanda yang
hipertensi berat dan takikardi yang dapat
parah bisa menutupi temuan klinis lainnya. Misalnya
hipertonisitas otot bisa menutupi tremor dan hyperrefleksia secara tiba-tiba menjadi syok.Pasien yang
seperti itu biasanya memiliki agitasi delirium
Pada contoh kasus sindrom serotonin dan juga kekakuan otot dan
moderat yang dijadikan sebagai perwakilan hipertonisitas.Selain itu, peningkatan tonus
terdapat abnormalitas tanda-tanda vital otot lebih besar terjadipada ekstremitas
seperti takikardi, hipertensi dan bawah.Hiperaktifitas otot dapat
o
hipertermia.Suhu yang tinggi hingga 40 C menyebabkan peningkatan suhu lebih dari
41,1oC pada kasus-kasus yang mengacam Moclobemide and selective serotonin-reuptake inhibitors
Tramadol, venlafaxine, and mirtazapine
nyawa. Pada kusus- kasus yang berat terdapat
abnormalitas laboratorium berupa asidosis
Untuk menggambarkan tanda gejala
metabolik, rabdomiolisis, peningkatan level
yang mengacu pada sindrom serotonin,
serum aminotransferase dan kreatinin,
temuan klinis pada 2222 kasus keracunan diri
kejang, gagal ginjal dan
sendiri akibat obat-obat serotonergik secara
koagulopatiintravaskular. Banyak dari
ketat dinilai berdasarkan informasi dasar
kebanormalitasan ini muncul sebagai akibat
yang detail dari registri toksikologi. Temuan
dari tatalaksana hipertermia yang buruk.
ini membandingkan “standar emas” penilaian
Tabel 1. Obat dan interaksi obat yang berhubungan
dengan sindrom serotonin
diagnosis sindrom serotonin berdasarkan ahli
Obat yang berhubungan dengan sindrom serotonin toksikologi medis.Temuan klinis yang
Serotonin-reuptake selektif inhibtor: sertraline, fluoxetine,
fluvoxamine, paroxetine, dan citalopram signifikasn secara statistik berhubungan
Obat antidepresan: trazodone, nefazodone, buspirone,
clomipramine,dan venlafaxin dengan diagnosis sindrom ini terutama
Monoamin Oksidase inhibitor: phenelzine, moclobemide,
clorgiline, dan isocarboxazid berkaitan dengan neuromuskular termasuk
Antikonvulsan: valproat
Analgesik: meperidin, fentanil, tramadol, dan pentazokin hiperefleksia, klonus yang dapat diprovokasi,
Agen antiemetik: ondansetron, granisetron, dan
metoklopramida mioklonus, klonus okular, klonus spontan,
Obat antimigren: sumatriptan
Obat Bariatric: sibutramine hipertonus perifer dan menggigil.Perubahan
Antibiotik: linezolide (inhibitor monoamine oksidase) dan
ritonavir(melalui penghambatan enzim sitokrom P-450 otonom seperti takikardi, midriasis, diaforesis
isoform 3A4)
Obat batuk dan pilek yang berlebihan: dekstrometorfan dan adanya suara usus dan
Obat-obatan penyalahgunaan:
methylenedioxymethamphetamine (MDMA, atau diare.Abnormalitas pada status mental secara
"ekstasi"),lysergic acid diethylamide (LSD), 5-
methoxydiisopropyltryptamine ("foxymetoksi "), Syrian signifikan berhubungan dengan sindrom
rue (mengandung harmine dan harmaline yang
keduanya merupakan monoamin oksidaseinhibitor ) serotonin adalah agitasi dan
Suplemen diet dan produk herbal: triptofan, hypericum
perforatum(St John's wort), Panax ginseng (gingseng) delirium.Hipertermia yang disebabkan karena
Lainnya: litium
hipertonisitas otot, pada penelitian ini jika
Interaksi obat yang berhubungan dengan keparahan
sindrom serotonin lebih dari 38oC tidak secara kuat
Zoloft, Prozac, Sarafem, Luvox, Paxil, Celexa, Desyrel,
Serzone, Buspar, Anafranil,Effexor, Nardil, Manerix, berhubungan dengan diagnosis sindrom
Marplan, Depakote, Demerol, Duragesic,Sublimaze,
Ultram, Talwin, Zofran, Kytril, Reglan, Imitrex, serotonin tapi terjadi pada pasien keracunan.
Meridia, Redux,Pondimin, Zyvox, Norvir, Parnate,
Tofranil, Remeron
Phenelzine and meperidine Onset gejala biasanya cepat, dengan
Tranylcypromine and imipramine
Phenelzine and selective serotonin-reuptake inhibitors temuan klinis muncul beberapa menit setelah
Paroxetine and buspirone
Linezolide and citalopram perubahan pengobatan atau keracunan diri
sendiri. Rata-rata 60 persen pasien dengan (contoh: 5-HT1a, 5-HT1b, 5-HT1c, 5-HT1d,
sindrom serotonin muncul setelah 6 jam 5-HT1e, 5-HT1f). Struktur lebih lanjut dan
pengunaan awal obat, overdosis atau keragaman operasional dicapai dengan
perubahan dosis obat. Pasien dengan polimorfisme alelik,varian sambatan, reseptor
menifestasi ringan dapat menunjukkan gejala isoform, dan pembentukan heterodimer
yang subakut maupn kronik, dimana pada reseptor.
kasus yang berat dapat menyebabkan
Neuron serotonergik di SSP
kematian.Sindrom serotonin tidak dapat
ditemukan terutama di nukleus raphe, yang
sembuh secara spontan selama agen-agen
berlokasi dibatang otak dari otak tengah
tersebut masih diberikan.
hingga medulla.Ujung rostral dari sistem ini
Patofisiologi dan mekanisme molekular membantu regulasi pada saat terjaga, perilaku
afektif, asupan makanan,termoregulasi,
Serotonin diproduksi dari
migrain, emesis, dan perilaku seksual.Neuron
dekarboksilasi dan hidroksilasi L-
raphe di pons bawah dan medula
triptofan.Kuantitas dan sifatnya diatur
berpartisipasi dalam regulasi nosisepsi dan
berdasarkan kombinasi dari mekanisme
tonus motorik.Di perifer, sistem serotonin
pengambilan kembali, umpan balik dan
membantu dalam regulasi tonus pembuluh
enzim metabolik (Gambar. 3). Reseptor
darah dan motilitas gastrointestinal.
serotonin dibagi menjadi 7 golongan 5-
hidroksitriptamin (5-HT1 sampai 5-HT7),
beberapa diantaranya memiliki anggota

Gambar 2. Temuan pada pasien dengan sindrom serotonin sedang berat


Temuan pada Pasien dengan Sindrom Serotonin Sedang.Temuan neuromuskular hiperkinetik berupa tremor atau klonus
dan hipermorleksia harus mengarahkan klinisi untuk mempertimbangkan adanya diagnosis sindrom serotonin
Tidak ada reseptor tunggal yang serotonin.Namun, adanya tremor, klonus
bertanggung jawab atas perkembangan atau akatisia tanpa tanda-tanda
sindrom serotonin, beberapa bukti ekstrapiramidal harus menuntun dokter
membuktikan bahwa agonis 5-HT2a kearah diagnosis, yang dapat disimpulkan
reseptor berkontribusi secara substansial dari riwayat pemeriksaan fisik pasien.Saat
pada kondisi tersebut. Subtipe tambahan menggali riwayat pasien, dokter harus
reseptor serotonin, seperti 5-HT1a, menanyakan mengenai peresepan dan dosis
mungkin berkontribusi melalui interaksi obat, penggunan suplemen, karena semua
farmakodinamik dimana peningkatan agen ini terlibat dalam perkembangan
konsentrasi sinaptik serotonin agonis jenuh sindrom serotonin.Perkembangan gejala dan
pada semua subtipe reseptor. Hiperaktifas perubahan yang terjadi harus dikajji
noradrenergik pada SSP mungkin ulang.Pemeriksaan fisisk harus disertai
memainkan peran penting,derajat peneliaian terhadap refleks tendon dalam,
peningkatan konsentrasi norepinefrin di SSP klonus dan kekakuan otot, ditambah dengan
meningkat pada sindrom serotonin dapat evaluasi ukuran dan reaktivitas pupil,
berkorelasi dengan hasil klinis. mukosa mulut kering, intensitas suara usus,
Neurotransmiter lain, termasuk N-methyld- warna kulit, dan ada atau tidaknya
aspartate(NMDA) antagonis reseptor dan g- difooresis.
aminobutyricacid (GABA), dapat
Meskipun beberapa kriteria
mempengaruhi perkembangan Sindrom ini,
diagnosis telah dikembangkan, kami lebih
namunperan agen ini belum jelas. Reseptor
menyukai pengambilan keputusan
Dopaminergik yang terlibat mungkin timbul
berdasarkan Gambar 4.Aturan tersebut
dari interaksi farmakodinamik , interaksi
ketika dibandingkan dengan kriteria
langsung antara serotonin dan reseptor
diagnosis yang asli tampak lebih sederhana,
dopamin, mekanisme lain,atau salah
lebih sensitif (84 persen dan 75 persen), dan
diagnosa sindrom serotonin sebagai sindrom
lebih spesifik (97 persen dan 96 persen)
neuroleptikmaligna.
untuk mendiagnosis sindrom serotonin.
Diagnosis Klonus (diprovokasi, spontan dan okular)
merupakan temuan penting untuk
Tidak ada temuan laboratorium yang
menegakkan diagnosis sindrom serotonin.
dapat mengkonfirmasi diagnosis sindrom
Dokter harus selalu menyadari bahwa
hipertermia dan hipertonisitas dapat
mengancam nyawa,tapi kekakuan otot dapat
menutupi penemuan klonus dan hiperefleksi
dan karenanya dapat mengaburkan
diagnosis.

Diagnosis banding termasuk


keracunan antikolinergik, hipertermia
maligna dan sindrom neuroleptik maligna,
semuanya dapat dibedakan dari sindrom
serotonin pada klinis dasar dan riwayat
medis (Tabel 2). Pasien dengan sindrom
antikolinergik memiliki refleks yang normal
dan menunjukkan “toxidrome” berupa
midriasis; agitasi delirium; mukosa mulut
kering; panas; kulit kemerahan; retensi urin;
dan hilangnya suara usus. Hiperaktivitas
suara usus, sejalan dengan abnormalitas
Gambar 3.Biosintesis dan metabolism serotonin
Biosintesis Serotonin dan Metabolisme.Serotonin muskular, diaforesis dan warna kulit yang
diproduksi di neuron presinaptik dengan hidroksilasi
dan dekarboksilasidaril-tryptophan. Serotonin normal membedakan antara sindrom
kemudian dimasukkan ke dalam vesikula, diman akan
tinggal sampai dibutuhkan untuk neurotransmisi. serotonin dan toxidrome antikolinergik.
Setelah stimulasi aksonal, serotonin dilepaskan ke
ruang intrasynaptic; reseptor serotonin presinaptik
berfungsi sebagai umpan balik untuk menghambat
eksositosis vesikula (ditunjukkan dengan warna
merah).Serotonin kemudian mengikat reseptor
postsynaptic untuk melakukan neurotransmisi.
Mekanisme reuptake mengembalikan serotonin ke
sitoplasma presinaptikneuron, dimana ia dimasukkan
kembali ke dalam vesikel. Serotonin kemudian
dimetabolisme dengan monoamine oxidase subtipe A
menjadi asam hidroksiindoleacetic.
Hipertermia maligna merupakan seperti kekakuan otot rangka dan hiporefleksi
penyakit farmkogenetik yang yang terlihat pada hipertermia maligna dapat
dikarakterisktikan dengan peningkatan membedaknnya dari sindrom serotonin.
konsentrasi karbondioksida, hipertonisitas,
Sindrom neuroleptik maligna merupakan
hipertermia dan asidosis metabolik. Penyakit
reaksi idiopatik dari antagonis dopamine,
ini terjadi dalam hitungan menit setelah
sebuah kondisi yang memiliki onset yang
paparan terhadap agen anastesi inhalan. Pada
lambat, bradikinesia atau akinesia, “lead
pemeriksaan fisik tampak kulit belang-belang
pipe” kekakuan otot, hipertermia, kesadaran
dengan area yang sianotik lebih terang
yang fluktuatif, danketidakstabilan otonom.
dengan bercak kemerahan.Rigor mortis
Tanda dan gejala sindrom

Gambar 2.Algoritma diagnosis


Gambaran neuromuskular clonus dan hiperefleksia sangat diagnostik untuk sindrom serotonin, dan
penggunaan obat serotonergik menegakkan diagnosis sindrom serotonin. Dokter harus sadar bahwa kekakuan
otot bisa mempengaruhi temuan neuromuskular lainnya dan menutupi diagnosisnya. Kriteria diadaptasi dari
Dunkley.2
neuroleptikmaligna secara tipikal terjadi Tatalaksana
dalam beberapa hari, dimana onset yang
Tatalaksana pada sindrom serotonin
cepat terjadi pada sindorm
meliputi penghilanganobat obatan yang
serotonin.Pengetahuan tentang pengendapan
mengendap, ketentuanperawatan suportif,
obat juga membantu membedakan sindrom;
pengendalian agitasi, administrasi dari 5-
anatgonis dopamine menyebabkan
HT2a agonis, pengendalian ketidakstabilan
bradikinsia, dimana serotonin agonis
otonom dan pengendalian
menyebabkan hyperkinesia.
hipertermia.Sebagian besarkasus sindrom
serotonin secara tipikal diatasi dalam 24 jam
setelah terapi awal dan pemberhentian obat-
obat serotonergik, tapi gejala masih bertahan
pada pasien yang mendapatkan obat dengan
paruh waktu yang panjang, metabolit aktif
atau durasi aksi yang berlarut. Perawatan
suportif meliputi pemberian cairan intravena
dan koreksi tanda-tanda vital, merupakan
terapi utama.Namun ,penurunan mendadak
pada kondisi pasien yang secara konservatif
telah diterapi mengindikasikan
dibutuhkannya respon agresif segera.

Intesitas terapi tergantung pada


keparahan dari penyakit. Pada kasus ringan
(contoh: dengna hiperrefleksi dan tremor tapi
tidak demam) dapat diberikan tatalaksana
berupa terapi suportif, menghilangkan obat-
obatan yang mengendap dan pengobatan
dengan benzodiazepine. Sedangkan semua
pasien harus dikoreksi keabnormalan
kardiorespirasi dan suhunya secara agresif
dan bisa mendapatkan keuntungan dari
administrasi 5-HT2aantagonis.Pasien cyproheptadine dan kemudian 2 mg setiap
hipertermia (suhu diatas 41,1oC).Pasien dua jam jika gejala tetap ada. Dosis rumatan
hipertermia (mereka yang suhunys lebih dari meliputi pemberian 8 mg cyproheptadine
41,1 ° C) sangat sakitdan harus menerima setiap enam jam. Cyproheptadine hanya
terapi di atas serta sedasi langsung, tersedia dalam bentuk oral, tapi tablet dapat
kelumpuhan neuromuskular, danorotrakeal dihancurkan dan diberikan melalui tabung
intubasi. nasogastrik. Agen antipsikotik atipikal
dengan 5-HT2a memiliki aktivitas antagonis
Pengendalian agitasi dengan
dapat bermanfaat dalam mengobati sindrom
benzodiazepin sangat penting dalam
serotonin. Pemberian10 mg olanzapine
pengelolaan sindrom serotonin, terlepas dari
sublingual telah berhasil digunakan, namun
tingkat keparahannya.Benzodiazepin seperti
khasiatnya belum ditentukan secara
diazepam memperbaiki kelangsungan hidup
pasti.Dokter yang ingin memberikan agen
pada hewan model dan mengurangi
parenteral harus
komponen hiperadrenergik dari
mempertimbangkanpemberian
sindroma.Pengekangan fisik tidak disarankan
chlorpromazine.50 sampai 100 mg
dan dapat menyebabkan mortalitas dengan
secaraintramuscular.Meskipun klorpromazin
menegakkan kontraksi otot isometrik yang
merupakan terapi lama yang telah diganti
berhubungan dengan asidosis laktat berat dan
dengan agen terbaru, penggunaannya
hipertermia.Jika pengekangan fisik
mungkin dapat dipertimbangkan dalam kasus
dilakukan, harus segera diganti dengan obat
yang parah.
penenang kimia.Terapi farmakologis
langsung melibatkan anatgonis 5- Pengendalianketidakstabilan otonom
HT2a.Cyproheptadin adalah terapi yang meliputi stabilisasi denyut nadi dan tekanan
dianjurkan untuk sindrom serotonin, meski darah yang berfluktuasi.Hipotensi yang
efektivtasnya belum jelas timbul dari interaksi MAOI seharusnya
diketahui.Pengobatan Sindrom serotonin diobati dengan sympathomimetic amine
pada orang dewasa mungkin memerlukan 12 aktivitas langsung dosis rendah. (mis.,
sampai 32 mg obat selama periode 24 jam, norepinephrine, phenylephrine,dan
dosis yang dapat mengikat 85 sampai 95 epinefrin). Agonis langsung tidak
persen reseptor serotonin.Dokter harus membutuhkan metabolisme intraseluler untuk
mempertimbangkan dosis awal 12 mg menghasilkan aminavasoaktif , tapi
konsentrasi mereka di sinaps diatur oleh munculnya hipertermia.Tidak ada peran
katekolamin-O-metiltransferase. Agen tidak untuk agen antipiretik dalam pengelolaan
langsung seperti dopamin dimetabolisme sindrom serotonin; kenaikan suhu tubuh
menjadi epinefrin dan norepinephrine. Dalam adalah karena aktivitas otot, bukan perubahan
kondisi normal, monoamineoksidase pada titik setel suhu di hipotalamus.
intraselular membatasi konsentrasi dari
Potensi kesalahan yang dilakukan
metabolit ini.Bila terhambat, bagaimanapun,
dokter meliputi salah mendiagnosa sindrom
oksidase monoamin tidak dapat
serotonin, kegagalan untuk memahami
mengendalikan jumlah epinefrin dan
kecepatan perkembangan penyakit, dan efek
norepinephrine yang diproduksi, dan respon
samping terapi yang diarahkan secara
hemodinamik yang berlebihan bisa
farmakologi.Diagnosis mungkin sulit karena
terjadi.Pasien yang juga mengalami
adanya kekakuan otot yang mengaburkan
hipertensi dan takikardia sebagai akibat dari
adanya mioklonus dan hiperefleksia.Jika
terapi pressor atau dari keracunan itu sendiri,
diagnosis yang benar tidak jelas, keputusan
keadaan ini harus diterapi dengan agen
yang bijaksana adalah menghindari terapi
aktivitas rendah seperti nitroprusside dan
antagonis dan memberikan perawatan
esmolol.
suportif secara agresif agresif, sedasi dengan
Pengendalian hipertermia melibatkan benzodiazepin, dan jika perlu, intubasi dan
pengehentian aktivitas otot yang berlebihan . kelumpuhan. Karena kecepatan penurunan
Meskipun benzodiazepin memiliki efek kondisi pasien, seharusnya dokter
menguntungkan dalam kasus moderat, pada mengantisipasi kebutuhan akan terapi yang
pasien yang sangat parah dengan hipertermia agresif sebelum indikasi klinis
(suhu lebih dari 41,1 ° C) kelumpuhan tercapai.Terapi seperti propranolol,
langsung seharusnya diinduksi dengan agen bromokriptin,dan dan trolene tidak
nondepolarisasi seperti vecuronium, diikuti dianjurkan. Propranolol, sebuah 5-HT1a
intubasi orotrakeal dan ventilasi.Dokter harus antagonis dengan durasi aktivitas yang
menghindari suksinilkolin karena risiko panjang,dapat menyebabkan hipotensi dan
aritmia dari hiperkalemia terkait dengan syok pada pasien dengan ketidakstabilan
rhabdomiolisis.Laporan kasus terbaru otonom.Kemudian propranolol dapat
menunjukkan bahwa penghentian prematur menghilangkan takikardia yang bisa
kelumpuhan neuromuskular dikaitkan dengan digunakan untuk menentukan durasi dan
efektivitas terapi. Bromokriptin, agonis sindrom serotonin sering didapatkan
dopamin, dan dantrolene bukanlah terapi hipertensi dan tidak diakukan ambuasi, oleh
yang bermanfaat; laporan kasus mengutip karena itu risiko hipotensi ortostatik
penggunaan mereka mungkin melibatkan diminimalisir .Hipertermia sebagai respon
kesalahan diagnosa kondisi lain yang terhadap neuroleptik adalah respon idiopatik;
menyerupai sindrom serotonin. Bromokriptin yang normal hasilnya adalah hipotermia.
telah terlibat dalam perkembangan sindrom Meskipun demikian, klorpromazin sebaiknya
serotonin, dan penggunaannya pada pasien tidak diberikan kepada pasien dengan
dengan Sindrom neuroleptik maligna yang hipotensi atau sindrom neuroleptik
salah didiagnosis dapat memperburuk tanda- maligna,karena obat tersebut berpotensi
tanda serotonergic.Menurut sebuah memperburuk temuan klinis.
laporan,pemberian bromokriptin dan
Pencegahan
dantrolene pada pasien dengan sindrom
serotonin menyebabkan kenaikan suhu Sindrom serotonin dapat dihindari
mendadak, yang berujung pada kematian. dengan kombinasi penelitian
Temuan ini didukung oleh pengamatan farmakogenomik, edukasi dari dokter,
dantrolene yang tidak berpengaruh pada modifikasi resep, dan penggunaan kemajuan
kelangsungan hidup di model hewan. teknologi. Penerapan prinsip
farmakogenomik berpotensi melindungi
Terapi antagonis dengan penggunaan
pasien yang berisiko mengalami sindrom ini
siproheptadin dan klorpromazin mungkin
sebelum pemberian agen serotonergik.
memiliki efek yang tidak diinginkan. Dosis
Setelah toksisitas terjadi, konsultasi dengan
siproheptadin yang digunakan untuk
ahli toksikologi, layanan farmakologi klinis,
mengobati Sindrom serotonin bisa
atau pusat kontrol racun dapat
menyebabkan sedasi, tapi Efekini adalah
mengidentifikasi agen proserotonergik dan
tujuan terapi dan seharusnya tidak
interaksi obat, membantu dokter dalam
menghalangi dokter untuk menggunakan obat
mengantisipasi efek samping, dan
tersebut. Klorpromazin adalah abat yang
memberikan pengalaman pengambilan
sudah lama dan dikaitkan dengan hipotensi
keputusan klinis yang berharga.
ortostatik dan telah dipikirkan memperparah
Menghindari multidrug sangat penting dalam
keadaan hipertermia. Pasien yang
pencegahan sindrom serotonin. Jika
membutuhkan terapi parenteral akut untuk
membutuhkan lebih banyak agen, sistem
komputer berbasis pemesanan dan
penggunaan asisten digital pribadi dapat
mendeteksi interaksi obat dan menurunkan
ketergantungan pada memori dalam
pemesanan obat. Pasca pemasaran surveilans
terkait dengan pendidikan dokter telah
diusulkan untuk meningkatkan kesadaran
akan sindroma serotonin

You might also like