You are on page 1of 2

Vignette Klinik

Kasus 1
Paramedis melaporkan seorang pasien laki-laki 65 tahun yang mengeluhkan nyeri
perut dan merasa pusing saat berdiri. Pasien ini memiliki riwayat aneurisma aorta
abdominalis, penyakit arteri coroner, dan baru-baru ini menjalani operasi prostat.
Pasien mengonsimsi antibiotik oral, riwayat alergi disangkal. Pasien sadar penuh
dan orientasi baik dengan tekanan darah palpasi 60 mmHg, nadi 95 kali/menit,
dan laju napas 16 kali/menit. Tenaga medis mencatat bahwa pasien terlihat pucat
dan diaforetik. Evaluasi menunjuukan penampakan paru dalam batas normal, dan
tidak tampak adanya distensi vena jugular (DVJ) atau edema perifer. Terdapat
sedikit pembesaran perut, perut terasa nyeri (+). Monitor EKG menunjuukan
sinus ritmis dengan laju 95. Tenaga medis berlokasi 25 menit dari rumah sakit
terdekat dan meminta order dari DMO.
Bagaimana anda memberikan pengarahan untuk menangani pasien ini?
Meskipun pihak-pihak yang terlibat dalam kasus ini menaruh perhatian pada
kemungkinan bocornya aneurisma aorta abdominalis, etiologi hipotensi dan syok
lainnya pada pasien ini dapat meliputi perforasi viskus abdominalis, infark
miokardial, perdarahan gastrointestinal, dan sepsis. Terapi caran mungkin
dibutuhkan pada syok hipovolemik, kardiogenik, distributif, atau obstruktif tanpa
tanda overload cairan. Mencurigai kejadian perdarahan abdominalis, dokter
DMO harus menginstruksijan personil lapangan untuk expedite transpor. Akses
IV harus dilakukan saat perjalanan. Percobaan fluid challenge dengan 300 hingga
500 ml kristaloid harus diberikan melaui infus dengan evaluasi rutin terhadap
adanya nadi radialis dan/atau atau tekanan darah sistolik palpasi 80 hingga 90
mmHg. Percobaan fluid challenge serial dapat diberikan pada rencana tatalaksana
ini. Evaluasi pasien harus dilakukan secara rutin, monitoring EKG harus segera
dimulai dan EKG 12 lead harus diambil dan dievaluasi, kamar operasi dan tim
bedah pada rumah sakit penerima harus diberi pemberitahuan. Protokol standar
penilaian tambahan meliputi pulse oximetry, capnoraphy, dan kadar dekstrosa.
Survei sekunder harus segera dilengkapi oleh tenaga medis untuk meyakinkan
kondisi lainnya yang mungkin ditemukan.
Kasus 2
Seorang laki-laki 65 tahun dengan riwayat hipertensi, penyakit arteri koreoner,
dan infark miokard, sedang bekerja membetulkan atap rumahnya pada kondisi
cuaca yang panas terik Pasien tidak sengaja menghantam sebuah sarang lebah
dengan palu kemudian terjatuh dari atap rumah, kira-kira tingginya 6 kaki. Saat
dua orang tim paramedis tiba, pasien ditemukan tersungkur di tanah dan tidak
merespon. Survei primer dilakukan dan jalan napas telah diamankan dengan cara
intubasi endotrakeal. Paramedis melaporkan kondisi klinis pasien secara umum
mengalami bradikardi relative dengan denyut jantung 65 kali/menit, tekanan darah
sistolik 60 mmHg, suara paru simetris kanan-kiri, dan tidak terdapat bunyi
tambahan. Pada survei sekunder tidak didapatkan adanya sumber perdarahan
eksternal maupun internal yang nyata, urtikaria, pembengkakan wajah, trauma
eksternal maupun internal, atau aritmia. Paramedis memperikirakan waktu
transpor pasien selama 20 menit untuk mencapai pusat trauma terdekat.

You might also like