You are on page 1of 13

Gangguan Pendengaran pada Anak dengan Infeksi

Cytomegalovirus Kongenital Asimptomatik


Tatiana M. Lanzieri, MD, MPH, a Winnie Chung, AuD, b Marily Flores, MS, c Peggy Blum, AuD, d A. Chantal
Caviness, MD, MPH, PhD, c Stephanie R. Bialek, MD, MPH, a Scott D. Grosse, PhD, b Jerry A. Miller, PhD, c, e
Gail Demmler-Harrison, MD, c, d Congenital Cytomegalovirus Longitudinal Study Group

OBJEKTIF. Untuk menilai prevalensi, karakteristik, dan risiko terjadinya gangguan Sensori
Neural Hearing Loss (SNHL) pada anak dengan infeksi cytomegalovirus kongenital yang
diidentifikasi melalui skrining bayi baru lahir dengan membandingkan antara anak dengan
gejala asimptomatik dan anak yang tidak terinfeksi.

METODE. Kami memasukkan 92 pasien kasus dan 51 kontrol yang dinilai dengan
menggunakan respon batang otak dan audiometri perilaku. Kami menggunakan analisis
survival Kaplan-Meier untuk memperkirakan prevalensi SNHL, ditetapkan frekuensi tingkat
pendengaran ≥25 dB dan analisis regresi Cox propotional hazard untuk membandingkan risiko
SNHL antar kelompok.

HASIL. Pada usia 18 tahun, prevalensi SNHL adalah 25% (95% confidence interval [CI]: 17%
-36%) di antara kelompok penderita dan 8% (95% CI: 3% -22%) dalam kelompok kontrol
(rasio hazard [HR]: 4.0;95% CI: 1,2-14,5; P = .02). Di antara anak-anak tanpa SNHL pada usia
5 tahun, risiko terjadinya delayed-onset SNHL tidak lebih signifikan pada kelompok penderita
dari pada kelompok kontrol (HR: 1,6; 95%CI: 0,4-6,1; P = .5). Pada kelompok penderita, risiko
keterlambatan onset SNHL secara signifikan lebih besar pada mereka dengan kurang dengar
kongenital unilateral / early-onset kurang dengar dibandingkan mereka yang tidak(HR: 6,9;
95% CI: 2,5-19,1; P <.01). Prevalensi SNHL bilateral yang berat pada kelompok penderita
adalah 2% (95% CI: 1% -9%).
APA YANG DIKETAHUI PADA SUBJEK INI: Pada
KESIMPULAN: keterlambatan onset dan anak-anak dengan infeksi cytomegalovirus kongenital yang
perkembangan SNHL di antara anak-anak dengan asimtomatik saat lahir tetap berisiko untuk terjadinya
infeksi CMV kongenital asimptomatik terus berlanjut delayed-onset dan kurang dengar sensorineural yang
progresif selama masa anak-anak tidak dipungkiri.
hingga remaja. Namun,risiko dari SNHL yang
berkembang setelah usia 5 tahun pada kelompok APA YANG ADA PADA STUDI INI: Diperkirakan 2%
penderita tidak berbeda dengan anak yang tidak anak-anak dengan infeksi cytomegalovirus kongenital
terinfeksi. Secara keseluruhan, 2% dari kelompok berkembang menjadi kurang dengar sensorineural
memenuhi sebagai kandidat untuk implantasi
penderita yang berkembang menjadi SNHL sangat
koklea,namun risiko mereka terkena kurang pendengaran
mungkin bagi mereka untuk implantasi koklea. setelah usia lanjut 5 tahun tidak signifikan meningkat
dibandingkan dengan anak yang tidak terinfeksi.
Infeksi Cyitomegalovirus congenital lahir dengan gejala asimptomatik yang
(CMV) menyebabkan gangguan spektrum dibandingkan dengan anak yang tidak
pendengaran, termasuk gangguan terinfeksi .
pendengaran sensorineural (SNHL),
kehilangan penglihatan, dan keterlambatan
perkembangan. Di Negara bagian Amerika, METODE
diperkirakan 20.000 (0,5%) anak lahir
dengan infeksi CMV kongenital setiap Dari tahun 1982 hingga 1992, 32.543 bayi
tahunnya. 1, 2 Meskipun mayoritas (85% - baru lahir pada Women’s Hospital di Texas
90%) asimtomatik saat lahir, SNHL (Houston TX) dilakkan skrining infeksi
mungkin ada saat lahir, dan berkembang CMV kongenital melalui kultur urin yang
menjadi lebih berat dikemudian hari.3 dikumpulkan sampai usia 3 hari.
Didapatkan hasil 135 (0,4%) CMV positif,
Gangguan SNHL pada anak-anak dengan 92 (68%) dengan kasus asimptomatik
gejala asimtomatik saat lahir belum dapat (mereka tidak memiliki tanda yang
dikategorikan sepenuhnya, dan sejauh mana berhubungan dengan CM saat lahir seperti
anak-anak tersebut tetap beresiko untuk purpura/petekie, kuning,
terjadinya SNHL pada masa kanak-kanak hepatosplenomegali, mikrosefal,
dan remaja juga belum dapat dijelaskan. peningkatan enzim hati, bilirubinemia,
Penelitian sebelumnya membahas mengenai anemia hemolitik atau trombositopenia.
keterlambatan onset SNHL di antara anak- Lima puluh satu bayi baru lahir yang tidak
anak dengan gejala asimtomatik pada terinfeksi dimana orang tuanya setuju untuk
Infeksi CMV kongenital hingga usia 15 berpartisipasi dalam penelitian ini dijadikan
tahun. 4 – 7 sebagai kelompok kontrol, 42 (82%) di
Data dari studi terkontrol dengan follow-up antara bayi baru lahir dengan CMV-negatif
hingga usia remaja masih terbilang kurang. dipilih secara acak dalam waktu 6 hari
Penelitian tersebut juga mencakup anak kelahiran pada bayi dengan CMV positif (n
yang tidak terinfeksi diikuti hingga hingga = 298), dan 9 (18%) adalah saudara dari
usia 5-7 tahun dan masih belum dapat anak dengan CMV positif atau lahir dari ibu
membandingkan risiko delayed-onset yang didiagnosa dengan infeksi CMS
SNHL antara anak dengan infeksi CMV selama kehamilan. Kami menganalisis data
kongenital asimptomatik dengan anak yang dari penilaian audiologis sejak lahir hingga
tidak terinfeksi. Pada penelitian ini, kami usia 18 tahun. Kelembagaan Review Board
menilai prevalensi, karakteristik dan risiko for Human Subject Research for Baylor
terjadi SNHL hingga usia 18 tahun pada College of Medicine and Affiliated Hispital
anak dengan infeksi CMV kongenital yang mensahkan protokol penelitian tersebut.
diidentifikasi melalui skrining bayi baru
Penilaian Audiologis yang dilakukan oleh penilaian berikut: perbedaan mutlak ≥20
audiolog yang sebelumnya tidak dB di ≥1frekuensi, ≥10 dB di setiap 2 atau 3
mengetahui status CMV subjek penelitian frekuensi yang berdekatan, ≥10 dB dirata-
termasuk Auditory Brainstem Response rata ambang nada murni pada 0,5, 1, 2, dan
(ABR), audiometri perilaku (0,25-8 4 kHz (4 frekuensi rata), atau perubahan
kHz),dan timpanometri.10 Tes ABR dari "pendengaran"untuk "tidak ada respon"
mencakup klik dan frekuensi spesifik atau sebaliknya pada 3 frekuensi yang
stimulus tone-burst. Kami menggabungkan berdekatan 13
hasil frekuensi spesifik nada murni pada
air-conduction dengan audiometri perilaku Kami mengkategorikan tingkat
setelah dikurangi 10 dB untuk 0,5, 1, dan 8 keparahan setiap telinga yang
kHz, dan 0 dB untuk 2 dan 4 kHz dari level menggunakan klik ABR atau rerata 4
tone-burst.12 Kami mendefinisikan SNHL frekuensi, sebagai berikut : kurang dengar
≥25 dB dari hearing level (HL) untuk klik sangat ringan (16-25 db ), ringan (26-40dB,
ABR atau frekuensi berapapun untuk sedang (41-55 dB), Cukup berat (56-70
dilakukan koreksi tone-burst atau hasil nada dB), Berat (71-90 dB) dan sangat berat (≥
murni air conduction. Karena gangguan 91 dB).14 kami mengklasifikasikan anak
telinga tengah bisa menyebabkan kurang dengan kurang dengar ≥25 dB pada setiap
dengar konduktif, kami mengeksklusi frekuensi dan tanpa mempengaruhi rerata 4
penilaian pada tipe timpanometri B. frekuensi sebagai SNHL pada frekuensi
isolasi. Kami menjelaskan keparahan
Kami menganalisis SNHL SNHL pada orang tuli dan orang normal.
berdasarkan onset usia, lateralisasi dan Misalnya, seorang anak dengan SNHL
progesivitasnya. Kami mengkategorikan unilateral dikategorikan sebagai kurang
SNHL pada kelompok penderita untuk dengar sangat berat pada telinga yang tuli
setiap telinga yang dideteksi mengalami tapi normal pada telinga yang tidak ada
gangguan kongenital atau early-onset ketika gangguan. Karakter orang dengan
dideteksi dengan ABR pertamakali pada pendengaran buruk dapat memberikan
usia ≤12 bulan dan dikatakan delayed-onset keterangan lengkap tentang gangguan
ketika dideteksi setelah ≥ 1 penilaian SNHL karena hal tersebut mencakup anak-
dengan pendengaran normal. Kami anak dengan kurang dengar unilateral.
mengklasifikasikan SNHL sebagai kurang Namun, kelayakan kriteria asuransi
dengar unilateral jika terjadi pada 1 telinga kesehatan untuk layanan audiologis
atau bilateral jika terkena pada kedua mungkin memerlukan kurang dnegar
telinga. Kami menyatakan SNHL progesif bilateral, 15 seperti yang dijelaskan pada
ketika terjadi perburukan antara deteksi telinga normal. Untuk memperkirakan
awal dan akhir SNHL, atau stabil bila tidak kebutuhan pelayanan, Kami
ada perubahan pada saat deteksi awal dan memperkirakan alat bantu dengar bisa
akhir. Kami mendefinisikan fluktuasi direkomendasikan untuk anak-anak dengan
sebagai perubahan pendengaran menjadi SNHL unilateral atau bilateral dengan
lebih buruk atau lebih baik dengan tingkat dengar ≥40 db, dan implan koklea
untuk mereka dengan bilateral SNHL ≥ 70 pada awal evaluasi dengan ABR adalah 2,4
db. 15 bulan (range: 4 hari-11,5 bulan), setelah 6
(6%) kelompok penderita tanpa SNHL yang
Kami membandingkan karakteristik tidak di follow-up. setelah itu 6 (6%)
demografi dan kelahiran pada kedua kelompok penderita tanpa SNHL tidak
kelompok penderita dan kontrol ditindak lanjuti. Yang tersisa 86 (94%)
1
menggunakan x atau tes exact. untuk kelompok penderita memiliki median dari 8
mengetahui kekurangan dan kemajuan pada penilaian, yang terakhir usia rerata 17 tahun
setiap usia., kami menggunakan analisis (kisaran: 9 bulan sampai 18 tahun), 3 (3%)
Kaplan-Meier untuk memperkirakan jumlah pada 0-3 tahun, 5 (6%) pada usia 6 sampai
anak dengan SNHL berdasarkan usianya. 9 tahun, dan 78 (91%) pada usia 12 sampai
Kami menghitung rasio hazard (HR) 18 tahun. Diantara 51 kontrol, jumlah
menggunakan analisis regresi Cox median dari penilaian audiologis adalah 3
propotional hazard untuk membandingkan (kisaran:1-8), dan usia rata-rata pada tahap
risiko SNHL pada kedua kelompok. Kami pertama penilaian adalah 3 tahun (kisaran:1
menyatakan nilai p < 0.05 sebagai hasil bulan sampai 14 tahun) usia. Antara 41
yang signifikan. Untuk menganalisis data kontrol dengan ≥2 penilaian,usia rata-rata
kami menggunakan SAS versi 9.3 (SAS pada penilaian terakhir adalah 17 (kisaran:
Institut,Inc,Cary.NC). 1-18) tahun; 1 (2%)pada 1 tahun, 2 (4%)
pada usia 6 sampai 9 tahun, dan 38 (93%)
pada usia 12 sampai 18 tahun.
HASIL
Anak dengan Infeksi CMV kongenital Asim
Sebagaian besar dari 92 kelompok (n=92)
penderita dan 51 kelompok kontrol adalah Usia Total Total Total
laki-laki (58% vs 67%) dan lahir pada usia SNHL Unilateral Bilateral, den
gestasi ≥37 minggu (88% vs98%) dari ibu n(%) n(%)
usia < 30 tahun (63% vs 53%), menikah 3 bulan 6 (30) 6 (100) 0 (0)
(95% vs 100%), dan multipara 12 bulan 9 (45) 7 (78) 2 (22) 0
(78%vs70%) dan tidak ada perbedaan yang 24 bulan 11(55) 9 (82) 2 (18) 1
5 tahun 12 (60) 9 (75) 3 (25) 1
signifikan antara kedua grup (p> 0.05).
10 tahun 15 (75) 8 (53) 7 (47) 1
Jumlah terbesar pada ibu dari kelompok 14 tahun 19 (95) 12 (63) 7 (35) 2
bayi penderita yang memiliki ≥ 1 orang 18 tahun 20 (100) 10 (50) 10 (50) 2
anak yang masih hidup pada saat kelahiran Tabel 1. SNHL pada anak dengan infeksi CMV
dibandingkan ibu dari mereka yang berada kongenital dan kontrol
dalam kelompok kontrol (68% vs49%; P <.
0.05).
Berdasarkan analisis survival, kami
Diantara 92 kelompok penderita
memperkirakan jumlah anak dengan SNHL
nilai median pada penilaian audiologi
meningkat dari 7% pada usia 3 bulan
adalah 7 (range: 1-17), dan median dari usia
menjadi 14% pada usia 5 tahun dan 25%
pada usia 18 tahun diantara kelompok /early-onset SNHL. Meskipun 23(25%) dari
penderita., dan dari 0% pada usia 5 tahun 92 kasus pasien dengan pendengaran ≥25
menjadi 8% pada usia 18 tahun pada dB terdeteksi pada skrining ABR
kelompok kontrol. (tabel 1). Risiko SNHL pertama,14 (61%) memiliki pendengaran
dari lahir hingga usia 18 tahun empat kali normal di kedua telinga dalam penilaian
lipat lebih besar pada kelompok penderita selanjutnya. Hampir (8/9) penderita
dibandingkan dengan kontrol (HR: 4.0; dikonfirmasi mengalami kurang dengar
interval kepercayaan 95%[CI]: 1.2-14.5; P kongenital/ early-onset SNHL dengan tuli
= .02). Risiko SNHL pada usia 3 bulan unilateral, tapi mayoritas (6/8) berkembang
sampai 18 tahun tiga kali lebih besar pada menjadi delayed-onset SNHL pada telinga
kelompok penderita dibandingkan dengan kontralateral. Sebaliknya hanya 11 (14%)
kontrol (HR: 3.0; 95% CI: 0,9-10,5; P = dari 77 kelompok penderita tanpa ealy-
.08), namun tidak signifikan secara statistik. onset SNHL/kongenital yang memiliki ≥2
Risiko SNHL dari usia 6 tahun sampai 18 penilaian delayed-onset SNHL (Gambar 2).
tahun 1,6 kali lebih besar pada kelompok
penderita dibandingkan dengan kontrol, tapi
tidak signifikan secara statistik (HR:1.6;
95% CI: 0,4-6,1; P = .5) (Gambar 1).

Gambar 2. Delayed –onset SNHL pada anak


dengan infeksi CMV kongenital asimptomatik
dengan dan tanpa kurang dengar kongenital
unilateral atau early-onset kurang dengar

Gambar 1. SNHL pada anak dengan infeksi Diantara kasus penderita, resiko
CMV kongenital dan kontrol untuk mengalami tuli dengan delayed-onset
SNHL (gambar 2). lebih besar bagi pasien
tuli kongenital unilateral dan yang telah
Di antara kelompok penderita, 9 mengalami tuli dari awal, dibandingkan
(10%) diklasifikasikan sebagai kongenital dengan yang tidak mengalami. Secara
keseluruhan, kasus pasien SNHL yang tuli pendengaran yang lebih ringan di telinga
bilateral meningkat 22% hingga 50 % saat berkemampuan lemah. Diantara 3 (38%)
berusia 12 bulan. Nilai tengah interval tuli kasus , 1 (33%) diantaranya mengalami
unilateral menjadi tuli bilateral yaitu saat sugestif audiogram dari tuli akibat
berusia 4 tahun (rentang : 4 bulan hingga 18 kebisingan. Kita memperkirakan proporsi
tahun). SNHLyang semakin buruk pada penderita yang membutuhkan bantuan
telinga yang telah berdampak adalah hal pendengaran meningkat dari 10 % pada
biasa, pada 20 pasien SNHL, 13 (65%) usia 12 bulan hingga 14 % pada usia 18
diantaranya mengalami kehilangan tahun. Proporsi penderita yang memiliki
pendengaran progresif di telinga kriteria untuk pemasangan implan cochlear
berkemampuan lemah, 5 (25%) stabil, dan meningkat dari 1 % pada usia 25 bulan
2(10%) tidak tentu. Sedangkan diantara 10 hingga 2 % pada usia 5 tahun dan tetap
pasien dengan SNHL 2 sisi telinga, 4(40%) bertahan setelah usia tersebut. Pada
mengalami kehilangan pendengaran penentuan kriteria yang lebih luas untuk
progresif di telinga berpendengaran baik, pemasangan implan cochlear, 5% dari
3(15%) stabil tanpa fluktuasi, dan 3 (15%) pasien dengan SNHL ≥ 70 dB HL di
lainnya tak tentu. Diantara 10 pasien SNHL telinga berkemampuan lemah yang berusia
dengan fluktuasi, hanya satu yang tidak hingga 12 bulan meningkat menjadi
mengalami perkembangan. Pada semua menjadi 13 % pada usia 18 tahun.
kasus pasien SNHL, telinga dengan
kemampuan pendengaran yang lemah
bertahan hingga menjadi akut selama masa
tindak lanjut.

Keparahan penderita SNHL


meningkat seiring dengan meningkatnya
usia. Pada pemantaun terakhir, 12 (60%)
dari 20 pasien SNHL mengalami
kehilangan pendengaran buruk di telinga
berkemampuan lemah, serta 4 dari 10
pasien dengan SNHL bilateral mengalami
kehilangan pendengaran buruk di telinga
berkemampuan baik. Keakutan SNHL lebih
besar diantara 9 pasien dengan kongenital
atau early-onset SNHL. 8 (89%)
diantaranya mengalami kehilangan
pendengaran yang akut pada pemantauan Gambar 3. Jumlah kumulatif anak-anak dengan
sebelumnya. Pada 8 kasus pasien dan 3 infeksi CMV kongenital asimtomatik dengan
kontrol yang didiagnosa mengalami SNHL (n = 20) berdasarkan usia dan tingkat
delayed-onset SNHL setelah berumur 5 keparahan SNHL pada pendengar buruk (A)
tahun, mereka mengalami kehilangan dan pendengaran baik(B) telinga.
sumber informasi kedepannya tentang
durasi optimal dalam monitoring
DISKUSI pendengaran untuk anak-anak dengan
Pada penelitian ini anak dengan infeksi CMV kongeniatal asimptomatik.
infeksi CMV kongenital asimptomatik Monitoring rutin untuk SNHL mungkin
diidentifikasi melalui skrining bayi baru tidak diperlukan pada anak diluar usia 5
lahir dimana mereka memiliki gejala tahun usia dengan infeksi CMV kongenital
asimptomatik saat lahir, prevalensi dan yang memiliki pendengaran normal.
keparahan SNHL meningkat ketika balita. Kami mengamati bahwa 65% dari
Anak-anak dengan gejala asimptomatik kelompok penderita dengan SNHL
dengan kongenital unilateral/early-onset memiliki gangguan pendengaran yang
SNHL memiliki risiko tinggi terjadinya progresif. Meskipun kami menggunakan
delayed-onset kurang dengar pada telinga kriteria ketat berdasarkan studi pemantauan
normal dibandingkan mereka yang tanpa ototoksisitas, 13 untuk mengkategorikan
gejala SNHL pada tahun pertama SNHL yang progresif, jumlah SNHL
kehidupan. Banyak anak dengan kurang progresif dalam penelitian kami lebih dari
dengar unilateral menjadi kurang dengar 20% pada meta-analisis ini.17 Bias pada
bilateral dikemudian hari dan atau menjadi penelitian dalam meta analisis juga ikut
hilang dengar progesif (misalnya dari mempengaruhi perbedaan ini. Beberapa
ringan/sedang menjadi berat atau lebih penelitian kohort pada anak yang
berat lagi). Sehingga, monitoring diidentifikasi dengan infeksi CMV
pendengaran sangat diperlukan sehingga kongenital asimtomatik dikarenakan
anak-anak tersebut dapat diintervensi diagnosis SNHL saat lahir atau infeksi dari
dengan tepat. ibu selama kehamilan.7, 18-20 . Dengan
Dari usia 3 bulan hingga 5 tahun, demikian, beberapa anak kemungkinan
prevalensi SNHL menjadi dua kali lipat besar berisiko terjadinya SNHL yang lebih
pada kelompok penderita, dari 7% menjadi parah pada awal dari seluruh populasi bayi
14 %, tapi 0% pada kelompok kontrol. Pada dengan infeksi CMV kongenital
usia 6-18 tahun, perubahan prevalensi asimtomatik . Dalam meta-analisis yang
SNHL hampir sama antara kelompok sama, 17 proporsi tertinggi pada anak
penderita maupun kelompok kontrol.:11 % dengan infeksi CMV kongenital dan SNHL
dan 8% . penemuan ini sesuai dengan 13% dengan gangguan bilateral berat hingga
rasio prevalensi diantara anak usia 6 -19 sangat berat dibandingan dengan penelitian
tahun di Amerika Serikat. 16 Oleh karena ini (42% vs 16% pada usia 5 tahun).
itu,Risiko terjadinya delayed-onset SNHL Penelitian pada populasi yang lebih besar
pada anak usia sekolah pada kelompok pada anak-anak dengan kurang dengar yang
penderita tidak lebih tinggi dari pada sangat berat ketika terdeteksi SNHL akan
kelompok kontrol. Studi terkontrol dengan lebih sedikit yang akan mengalami
skala besar sangat penting untuk progresifitas SNHL.
mengkonfirmasi hal tersebut dan sebagai
SNHL yang terkait dengan CMV Identifikasi penyebab gangguan
pada anak dengan infeksi CMV kongenital pendengaran akan memberikan dampak
dan telah melewati tes skrining pada tatalaksana klinis dan kepastian
pendengaran pada bulan pertama kehidupan kepada keluarga penderita.23 diagnosis
dideteksi pada awal usia 3 bulan. 21 SNHL yang berhubungan dengan CMV
program skrining pendengaran pada bayi tergantung pada diagnosis infeksi CMV
baru lahir tidak semuanya dapat mendeteksi kongenital, yang diperlukan pemeriksaan
gangguan pendengaran yang berhubungan laboratorium dengan mengumpulkan data
dengan CMV. Pada penelitian ini, kurang selama 3 minggu awal kehidupan.
lebih 25 % kelomok penderita dengan Bagaimanapun, evaluasi pendengaran untuk
SNHL usia 5 tahun belum dapat mengkonfirmasi atau mengesampingkan
diidentifikasi pada skrining pendengaran gangguan pendengaran mungkin tidak akan
saat lahir. Jumlah ini sedikit lebih rendah dilakukan sampai hasil tes laboratorium
dibandingkan 50 % kasus yang ditemukan tidak lagi mendiagnosis infeksi kongenital.
pada skrining pendengaran bayi baru lahir Dengan demikian, dilakukan tes CMV pada
di rumah sakit yang diikuti hingga usia 6 bayi yang gagal dalam skrining
tahun,21 meskipun lebih tinggi dari 9% pendengaran. 25 -28
Di Inggris, pendekatan
perkiraan pada meta-analisis saat ini.17 ini layak dan diterima dalam program
Perbandingan dari delayed-onset SNHL skrining pendengaran bayi baru lahir, dan
pada anak-anak dengan infeksi CMV tidak ditemukan peningkatan kecemasan
kongenital asimtomatik pada seluruh dari orang tua 28 di Utah, yang menerapkan
penelitian sedikit rumit akibat heterogenitas kebijakan tahun 2013 untuk tes CMV pada
metode dan durasi follow up.22 Saat semua bayi yang gagal diskrining saat lahir.
26
ini,diperkirakan sepertiga dari semua anak terdapat peningkatan laporan kasus dalam
dengan SNHL bilateral dengan melakukan follow-up pada semua bayi yang
pendengaran ≥40 dB pada usia 4 tahun tidak diskrining. Stategi pemeriksaan
tidak teridentifikasi dengan pemeriksaan berpotensi untuk meningkatkan identifikasi
pendengaran bayi baru lahir.23 CMV yang bayi dengan SNHL , infeksi CMV
sedang terjadi dan penelitian multisenter kongenital simtomatik yang dapat diberikan
skrining pendengaran akan menyediakan antiviral , dan mungkin telah hilang dan
perkiraan populasi dari prevalensi CMV tidak dikenali seperti bayi dengan infeksi
kongenital dan SNHL terkait CMV sampai asimtomatik. 29, 30. Namun, khasiat antivirus
usia 4 tahun di Amerika Serikat.24 Data ini dalam mencegah perburukan pendengaran
sangat berguna untuk menginformasikan pada anak-anak dengan infeksi asimtomatik
manfaat dari skrining pendengaran pada belum dipelajari secara sistematis. Karena
bayi baru lahir untuk mengidentifikasi anak itu, pengobatan antiviral saat ini tidak
yang berisiko terjadinya delayed-onset direkomendasikan untuk penggunaan rutin
SNHL yang mana tidak terdeteksi saat pada populasi ini.29 Banyak data mengenai
skrining pendengaran bayi baru lahir. kelayakan dan manfaat dari tes CMV yang
dapat ditemui dan dikembangkan.
Terdapat keterbatasan dalam dilakukan ABR klik-evoked tanpa stimulus
penelitian ini. Jumlah sampel sangat sedikit frekuensi nada tertentu, yang bisa
untuk melihat perbedaan secara statistik mengakibatkan hasil negatif palsu. Selain
pada SNHL yang berisiko setelah usia 3 daripada mengesampingkan pemberian
bulan. Kami sedikit mengabaikan risiko gentamisin untuk kelompok penderita
SNHL pada kelompok penderita dan prematur,kami tidak dapat sepenuhnya
kontrol karena tidak di follow-up, terutama menyelidiki etiologi lain dari SNHL. Data
pada anak-anak dengan satu assesmen pada pemeriksaan genetik dan paparan bising
usia muda. Tidak semua CMV-positif tidak tersedia, dan penilaian audiologis
teridentifikasi pada skrining bayi baru lahir. tidak konsisten meliputi pengujian di 3 dan
Pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir 6 kHz, yang bisa membantu evaluasi SNHL
tidak secara rutin dilakukan dari tahun 1982 akibat bising
hingga 1992, dan oleh karena itu seperti
tidak adanya sistematik bias pada pastisipan KESIMPULAN
dengan status pendengaran yang SNHL yang terkait CMV
mempengaruhi perkiraan kami. Meskipun memberikan pengaruh potensial terhadap
kelompok kontrol lebih sedikit penilaian perkembangan dan prestasi akademi,
pendengaran dan penilaian awal dilakukan mereka membutuhkan monitoring
saat usia yang lebih tua dibandingkan pendengaran dan intervensi. Kami
dengan kelompok penderita, hal tersebut memperkirakan sekitar 5 % dari anak
tidak mempengaruhi perkiraan kami dengan infeksi CMV kongenital yang
tentang delayed-onset SNHL karena usia asimtomatik , sekitar 900 anak setiap tahun
saat penilaian akhir sama pada kedua memiliki SNHL dengan ≥70 dB setidaknya
kelompok. Kelompok kontrol terdiri dari 1 telinga pada usia 12 bulan, dan setengah
beberapa anak yang tidak terinfeksi yang dari anak ini memenuhi kriteria untuk
merupakan saudara kandung dari anak implantasi koklear. Teknologi implantasi
dengan CMV positif. Analisis pada koklear dan indikasi penggunaanya terus
kelompok kontrol hanya pada anak yang berkembang, beberapa anak dengan infeksi
hasil skrining saat lahir berupa CMV kongenital CMV asimtomatik dan SNHL
negatif. Beberapa dari kelompok kontrol yang memenuhi kriteria untuk implantasi
mungkin memiliki kekuatan yang terbatas koklear semakin meningkat. Skrining untuk
pada penelitian ini untuk mendeteksi infeksi CMV kongenital pada bayi baru
perbedaan yang signifikan, kelompok lahir berpotensi untuk mengidentifikasi
kontrol dinyatakan valid sebagai anak yang berisiko terjadi SNHL terkait
perbandingan. Kami tidak dapat CMV, yang tidak diketahui dan mungkin
menentukan dengan pasti apakah SNHL bermanfaat pada intervensi dini.31
merupakan kongenital atau delayed-onset Penyelidikan tambahan terhadap onset usia
karena tidak semua kelompok penderita dan faktor risiko SNHL pada anak-anak
dievaluasi pada bulan pertama kehidupan. dengan infeksi CMV kongenital
Selain itu, beberapa bayi hanya dapat asimptomatik sangat dibutuhkan untuk
menginformasikan evaluasi biaya dan MS, Daniel Franklin, MD, Cindy Gandaria,
manfaat skrining CMV. Jewel Greer, Carol Griesser, RN, Mohamed
A. Hussein, MD, Isabella Iovino, PhD,
UCAPAN TERIMAKASIH Allison Istas, MPH, Haoxing (Douglas) Jin,
Kami mengucapkan terimakasih kepada Mary K. Kelinske, OD, Joseph T. Klingen,
seluruh anak-anak yang telah berpartisipasi Antone Laurente, PhD, Thomas Littman,
pada penelitian ini termasuk keluarga dan PhD, Mary Murphy, MS, Jerry Miller, PhD,
tenaga medis untuk dedikasi dan Christopher Nelson, MD, Daniel Noyola,
dukungannya dalam penelitian ini. MD, Evelyn A. Paysse, MD, Alan Percy,
MD, Sara Reis, RN, Ann Reynolds, MD,
The Congenital CMV Longitudinal Study Judith Rozelle, MS, O’Brien Smith, PhD,
Group through the years has included: Paul Steinkuller, MD, Marie Turcich, MS,
Shahzad Ahmed, Hanna Baer, MD, Amit R. Sherry Sellers Vinson, MD, Robert G.
Bhatt, MD, Peggy Blum, AuD, and Texas Voigt, MD, Bethann Walmus, Jill Williams,
Children's Hospital Audiology, Frank MA, Daniel Williamson, MD, Kimberly G.
Brown, MD, Francis Catlin, MD, Alison C. Yen, MD, Martha D. Yow, MD, and Gail
Caviness, MD, PhD, MPH, David K. Coats, J.Demmler-Harrison, MD.
MD, Jane C. Edmonds, MD, Marily Flores,

DAFTAR PUSTAKA

1. Boppana SB, Ross SA, Novak Z, et al; National Institute on Deafness and Other
Communication Disorders CMV and Hearing Multicenter Screening (CHIMES) Study.
Dried blood spot realtime polymerase chain reaction assays to screen newborns for
congenital cytomegalovirus infection. JAMA. 2010;303(14):1375–1382

2. Boppana SB, Ross SA, Shimamura M, et al; National Institute on Deafness and Other
Communication Disorders CHIMES Study. Saliva polymerase-chain-reaction assay for
cytomegalovirus screening in newborns. N Engl J Med. 2011;364(22):2111–2118

3. Dollard SC, Grosse SD, Ross DS. New estimates of the prevalence of neurological and
sensory sequelae and mortality associated with congenital cytomegalovirus infection. Rev
Med Virol. 2007;17(5):355–363

4. Ahlfors K, Ivarsson SA, Harris S. Report on a long-term study of maternal and congenital
cytomegalovirus infection in Sweden. Review of prospective studies available in the
literature. Scand J Infect Dis. 1999;31(5):443–457

5. Saigal S, Lunyk O, Larke RP, Chernesky MA. The outcome in children with congenital
cytomegalovirus infection. A longitudinal follow-up study. Am J Dis Child.
1982;136(10):896–901 6. Townsend CL, Forsgren M, Ahlfors K, Ivarsson SA, Tookey
PA, Peckham CS. Long-term outcomes of congenital cytomegalovirus infection in
Sweden and the United Kingdom. Clin Infect Dis. 2013;56(9):1232–1239

7. Dahle AJ, Fowler KB, Wright JD, Boppana SB, Britt WJ, Pass RF. Longitudinal
investigation of hearing disorders in children with congenital cytomegalovirus. J Am
Acad Audiol. 2000;11(5):283–290

8. Fowler KB, McCollister FP, Dahle AJ, Boppana S, Britt WJ, Pass RF. Progressive and fl
uctuating sensorineural hearing loss in children with asymptomatic congenital
cytomegalovirus infection. J Pediatr. 1997;130(4):624–630

9. Preece PM, Pearl KN, Peckham CS. Congenital cytomegalovirus infection. Arch Dis Child.
1984;59(12):1120–1126

10. Williamson WD, Demmler GJ, Percy AK, Catlin FI. Progressive hearing loss in infants
with asymptomatic congenital cytomegalovirus infection. Pediatrics. 1992;90(6):862–866

11. Yow MD, Williamson DW, Leeds LJ, et al. Epidemiologic characteristics of
cytomegalovirus infection in mothers and their infants. Am J Obstet Gynecol.
1988;158(5):1189–1195

12. Stapells DR, Gravel JS, Martin BA. Thresholds for auditory brain stem responses to tones
in notched noise from infants and young children with normal hearing or sensorineural
hearing loss. Ear Hear.1995;16(4):361–371

13. Konrad-Martin D, James KE, Gordon JS, et al. Evaluation of audiometric threshold shift
criteria for ototoxicity monitoring. J Am Acad Audiol. 2010;21(5):301–314; quiz, 357

14. American Speech-Language-Hearing Association. Degree of hearing loss. Available at:


www. asha. org/ public/hearing/ Degree- of- Hearing- Loss/ Accessed April 26, 2016

15. Centers for Medicare and Medicaid Services. Coverage with evidence development.
Cochlear implantation. Available at: www. cms. gov/ Medicare/ Coverage/ Coverage-
with- Evidence-Development/ Cochlear- Implantation-.html. Accessed April 26, 2016

16. Niskar AS, Kieszak SM, Holmes AE,Esteban E, Rubin C, Brody DJ. Estimated prevalence
of noise-induced hearing threshold shifts among children 6 to 19 years of age: the Third
National Health and Nutrition Examination7Survey, 1988-1994, United States. Pediatrics.
2001;108(1):40–43

17. Goderis J, De Leenheer E, Smets K, Van Hoecke H, Keymeulen A, Dhooge I. Hearing loss
and congenital CMV infection: a systematic review. Pediatrics. 2014;134(5):972–982
18. Foulon I, Naessens A, Faron G, Foulon W, Jansen AC, Gordts F. Hearing thresholds in
children with a congenital CMV infection: a prospective study. Int J Pediatr
Otorhinolaryngol. 2012;76(5):712–717

19. Royackers L, Christian D, Frans D, Ermelinde R. Hearing status in children with congenital
cytomegalovirus: up-to-6-years audiological follow-up. Int J Pediatr Otorhinolaryngol.
2011;75(3):376–382

20. Capretti MG, Lanari M, Tani G, et al. Role of cerebral ultrasound and magnetic resonance
imaging in newborns with congenital cytomegalovirus infection. Brain Dev.
2014;36(3):203–211

21. Fowler KB, Dahle AJ, Boppana SB, Pass RF. Newborn hearing screening: will children
with hearing loss caused by congenital cytomegalovirus infection be missed? J Pediatr.
1999;135(1):60–64

22. Grosse SD, Chung W, Lanzieri TM. Delayed onset hearing loss in children with congenital
CMV infection: A critique. Pediatrics. 2014:134(5). Available at: http://
pediatrics.aappublications. org/ content/ 134/ 5/972. comments#delayed- onset-
hearingloss-in- children- with- congenital- cmvinfection-a- critique

23. Morton CC, Nance WE. Newborn hearing screening--a silent revolution. N Engl J Med.
2006;354(20): 2151–2164 24. The CMV & Hearing Multicenter Screening (CHIMES)
Study. Available at:www. uab. edu/ medicine/ chimesstudy/ .Accessed April 26, 2016

25. Choi KY, Schimmenti LA, Jurek AM, et al. Detection of cytomegalovirus DNA in dried
blood spots of Minnesota infants who do not pass newborn hearing screening. Pediatr
Infect Dis J. 2009;28(12):1095–1098

26. Park AH, Duval M, McVicar S, Bale JF, Hohler N, Carey JC. A diagnostic paradigm
including cytomegalovirus testing for idiopathic pediatric sensorineural hearing loss.
Laryngoscope. 2014;124(11):2624–2629

27. Stehel EK, Shoup AG, Owen KE, et al. Newborn hearing screening and detection of
congenital cytomegalovirus infection. Pediatrics. 2008;121(5):970–975

28. Williams EJ, Kadambari S, Berrington JE, et al. Feasibility and acceptability of targeted
screening for congenital CMV-related hearing loss. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed.
2014;99(3):F230–F236

29. Kimberlin DW, Jester PM, Sánchez PJ, et al; National Institute of Allergy and Infectious
Diseases Collaborative Antiviral Study Group. Valganciclovir for symptomatic
congenital cytomegalovirus disease. N Engl J Med. 2015;372(10):933–943
30. Kimberlin DW, Lin CY, Sánchez PJ, et al; National Institute of Allergy and Infectious
Diseases Collaborative Antiviral Study Group. Effect of ganciclovir therapy on hearing in
symptomatic congenital cytomegalovirus disease involving the central nervous system: a
randomized, controlled trial. J Pediatr. 2003;143(1):16–25

31. Demmler GJ. Screening for congenital cytomegalovirus infection: a tapestry of


controversies. J Pediatr.2005;146(2):162–164

You might also like