Professional Documents
Culture Documents
OBJEKTIF. Untuk menilai prevalensi, karakteristik, dan risiko terjadinya gangguan Sensori
Neural Hearing Loss (SNHL) pada anak dengan infeksi cytomegalovirus kongenital yang
diidentifikasi melalui skrining bayi baru lahir dengan membandingkan antara anak dengan
gejala asimptomatik dan anak yang tidak terinfeksi.
METODE. Kami memasukkan 92 pasien kasus dan 51 kontrol yang dinilai dengan
menggunakan respon batang otak dan audiometri perilaku. Kami menggunakan analisis
survival Kaplan-Meier untuk memperkirakan prevalensi SNHL, ditetapkan frekuensi tingkat
pendengaran ≥25 dB dan analisis regresi Cox propotional hazard untuk membandingkan risiko
SNHL antar kelompok.
HASIL. Pada usia 18 tahun, prevalensi SNHL adalah 25% (95% confidence interval [CI]: 17%
-36%) di antara kelompok penderita dan 8% (95% CI: 3% -22%) dalam kelompok kontrol
(rasio hazard [HR]: 4.0;95% CI: 1,2-14,5; P = .02). Di antara anak-anak tanpa SNHL pada usia
5 tahun, risiko terjadinya delayed-onset SNHL tidak lebih signifikan pada kelompok penderita
dari pada kelompok kontrol (HR: 1,6; 95%CI: 0,4-6,1; P = .5). Pada kelompok penderita, risiko
keterlambatan onset SNHL secara signifikan lebih besar pada mereka dengan kurang dengar
kongenital unilateral / early-onset kurang dengar dibandingkan mereka yang tidak(HR: 6,9;
95% CI: 2,5-19,1; P <.01). Prevalensi SNHL bilateral yang berat pada kelompok penderita
adalah 2% (95% CI: 1% -9%).
APA YANG DIKETAHUI PADA SUBJEK INI: Pada
KESIMPULAN: keterlambatan onset dan anak-anak dengan infeksi cytomegalovirus kongenital yang
perkembangan SNHL di antara anak-anak dengan asimtomatik saat lahir tetap berisiko untuk terjadinya
infeksi CMV kongenital asimptomatik terus berlanjut delayed-onset dan kurang dengar sensorineural yang
progresif selama masa anak-anak tidak dipungkiri.
hingga remaja. Namun,risiko dari SNHL yang
berkembang setelah usia 5 tahun pada kelompok APA YANG ADA PADA STUDI INI: Diperkirakan 2%
penderita tidak berbeda dengan anak yang tidak anak-anak dengan infeksi cytomegalovirus kongenital
terinfeksi. Secara keseluruhan, 2% dari kelompok berkembang menjadi kurang dengar sensorineural
memenuhi sebagai kandidat untuk implantasi
penderita yang berkembang menjadi SNHL sangat
koklea,namun risiko mereka terkena kurang pendengaran
mungkin bagi mereka untuk implantasi koklea. setelah usia lanjut 5 tahun tidak signifikan meningkat
dibandingkan dengan anak yang tidak terinfeksi.
Infeksi Cyitomegalovirus congenital lahir dengan gejala asimptomatik yang
(CMV) menyebabkan gangguan spektrum dibandingkan dengan anak yang tidak
pendengaran, termasuk gangguan terinfeksi .
pendengaran sensorineural (SNHL),
kehilangan penglihatan, dan keterlambatan
perkembangan. Di Negara bagian Amerika, METODE
diperkirakan 20.000 (0,5%) anak lahir
dengan infeksi CMV kongenital setiap Dari tahun 1982 hingga 1992, 32.543 bayi
tahunnya. 1, 2 Meskipun mayoritas (85% - baru lahir pada Women’s Hospital di Texas
90%) asimtomatik saat lahir, SNHL (Houston TX) dilakkan skrining infeksi
mungkin ada saat lahir, dan berkembang CMV kongenital melalui kultur urin yang
menjadi lebih berat dikemudian hari.3 dikumpulkan sampai usia 3 hari.
Didapatkan hasil 135 (0,4%) CMV positif,
Gangguan SNHL pada anak-anak dengan 92 (68%) dengan kasus asimptomatik
gejala asimtomatik saat lahir belum dapat (mereka tidak memiliki tanda yang
dikategorikan sepenuhnya, dan sejauh mana berhubungan dengan CM saat lahir seperti
anak-anak tersebut tetap beresiko untuk purpura/petekie, kuning,
terjadinya SNHL pada masa kanak-kanak hepatosplenomegali, mikrosefal,
dan remaja juga belum dapat dijelaskan. peningkatan enzim hati, bilirubinemia,
Penelitian sebelumnya membahas mengenai anemia hemolitik atau trombositopenia.
keterlambatan onset SNHL di antara anak- Lima puluh satu bayi baru lahir yang tidak
anak dengan gejala asimtomatik pada terinfeksi dimana orang tuanya setuju untuk
Infeksi CMV kongenital hingga usia 15 berpartisipasi dalam penelitian ini dijadikan
tahun. 4 – 7 sebagai kelompok kontrol, 42 (82%) di
Data dari studi terkontrol dengan follow-up antara bayi baru lahir dengan CMV-negatif
hingga usia remaja masih terbilang kurang. dipilih secara acak dalam waktu 6 hari
Penelitian tersebut juga mencakup anak kelahiran pada bayi dengan CMV positif (n
yang tidak terinfeksi diikuti hingga hingga = 298), dan 9 (18%) adalah saudara dari
usia 5-7 tahun dan masih belum dapat anak dengan CMV positif atau lahir dari ibu
membandingkan risiko delayed-onset yang didiagnosa dengan infeksi CMS
SNHL antara anak dengan infeksi CMV selama kehamilan. Kami menganalisis data
kongenital asimptomatik dengan anak yang dari penilaian audiologis sejak lahir hingga
tidak terinfeksi. Pada penelitian ini, kami usia 18 tahun. Kelembagaan Review Board
menilai prevalensi, karakteristik dan risiko for Human Subject Research for Baylor
terjadi SNHL hingga usia 18 tahun pada College of Medicine and Affiliated Hispital
anak dengan infeksi CMV kongenital yang mensahkan protokol penelitian tersebut.
diidentifikasi melalui skrining bayi baru
Penilaian Audiologis yang dilakukan oleh penilaian berikut: perbedaan mutlak ≥20
audiolog yang sebelumnya tidak dB di ≥1frekuensi, ≥10 dB di setiap 2 atau 3
mengetahui status CMV subjek penelitian frekuensi yang berdekatan, ≥10 dB dirata-
termasuk Auditory Brainstem Response rata ambang nada murni pada 0,5, 1, 2, dan
(ABR), audiometri perilaku (0,25-8 4 kHz (4 frekuensi rata), atau perubahan
kHz),dan timpanometri.10 Tes ABR dari "pendengaran"untuk "tidak ada respon"
mencakup klik dan frekuensi spesifik atau sebaliknya pada 3 frekuensi yang
stimulus tone-burst. Kami menggabungkan berdekatan 13
hasil frekuensi spesifik nada murni pada
air-conduction dengan audiometri perilaku Kami mengkategorikan tingkat
setelah dikurangi 10 dB untuk 0,5, 1, dan 8 keparahan setiap telinga yang
kHz, dan 0 dB untuk 2 dan 4 kHz dari level menggunakan klik ABR atau rerata 4
tone-burst.12 Kami mendefinisikan SNHL frekuensi, sebagai berikut : kurang dengar
≥25 dB dari hearing level (HL) untuk klik sangat ringan (16-25 db ), ringan (26-40dB,
ABR atau frekuensi berapapun untuk sedang (41-55 dB), Cukup berat (56-70
dilakukan koreksi tone-burst atau hasil nada dB), Berat (71-90 dB) dan sangat berat (≥
murni air conduction. Karena gangguan 91 dB).14 kami mengklasifikasikan anak
telinga tengah bisa menyebabkan kurang dengan kurang dengar ≥25 dB pada setiap
dengar konduktif, kami mengeksklusi frekuensi dan tanpa mempengaruhi rerata 4
penilaian pada tipe timpanometri B. frekuensi sebagai SNHL pada frekuensi
isolasi. Kami menjelaskan keparahan
Kami menganalisis SNHL SNHL pada orang tuli dan orang normal.
berdasarkan onset usia, lateralisasi dan Misalnya, seorang anak dengan SNHL
progesivitasnya. Kami mengkategorikan unilateral dikategorikan sebagai kurang
SNHL pada kelompok penderita untuk dengar sangat berat pada telinga yang tuli
setiap telinga yang dideteksi mengalami tapi normal pada telinga yang tidak ada
gangguan kongenital atau early-onset ketika gangguan. Karakter orang dengan
dideteksi dengan ABR pertamakali pada pendengaran buruk dapat memberikan
usia ≤12 bulan dan dikatakan delayed-onset keterangan lengkap tentang gangguan
ketika dideteksi setelah ≥ 1 penilaian SNHL karena hal tersebut mencakup anak-
dengan pendengaran normal. Kami anak dengan kurang dengar unilateral.
mengklasifikasikan SNHL sebagai kurang Namun, kelayakan kriteria asuransi
dengar unilateral jika terjadi pada 1 telinga kesehatan untuk layanan audiologis
atau bilateral jika terkena pada kedua mungkin memerlukan kurang dnegar
telinga. Kami menyatakan SNHL progesif bilateral, 15 seperti yang dijelaskan pada
ketika terjadi perburukan antara deteksi telinga normal. Untuk memperkirakan
awal dan akhir SNHL, atau stabil bila tidak kebutuhan pelayanan, Kami
ada perubahan pada saat deteksi awal dan memperkirakan alat bantu dengar bisa
akhir. Kami mendefinisikan fluktuasi direkomendasikan untuk anak-anak dengan
sebagai perubahan pendengaran menjadi SNHL unilateral atau bilateral dengan
lebih buruk atau lebih baik dengan tingkat dengar ≥40 db, dan implan koklea
untuk mereka dengan bilateral SNHL ≥ 70 pada awal evaluasi dengan ABR adalah 2,4
db. 15 bulan (range: 4 hari-11,5 bulan), setelah 6
(6%) kelompok penderita tanpa SNHL yang
Kami membandingkan karakteristik tidak di follow-up. setelah itu 6 (6%)
demografi dan kelahiran pada kedua kelompok penderita tanpa SNHL tidak
kelompok penderita dan kontrol ditindak lanjuti. Yang tersisa 86 (94%)
1
menggunakan x atau tes exact. untuk kelompok penderita memiliki median dari 8
mengetahui kekurangan dan kemajuan pada penilaian, yang terakhir usia rerata 17 tahun
setiap usia., kami menggunakan analisis (kisaran: 9 bulan sampai 18 tahun), 3 (3%)
Kaplan-Meier untuk memperkirakan jumlah pada 0-3 tahun, 5 (6%) pada usia 6 sampai
anak dengan SNHL berdasarkan usianya. 9 tahun, dan 78 (91%) pada usia 12 sampai
Kami menghitung rasio hazard (HR) 18 tahun. Diantara 51 kontrol, jumlah
menggunakan analisis regresi Cox median dari penilaian audiologis adalah 3
propotional hazard untuk membandingkan (kisaran:1-8), dan usia rata-rata pada tahap
risiko SNHL pada kedua kelompok. Kami pertama penilaian adalah 3 tahun (kisaran:1
menyatakan nilai p < 0.05 sebagai hasil bulan sampai 14 tahun) usia. Antara 41
yang signifikan. Untuk menganalisis data kontrol dengan ≥2 penilaian,usia rata-rata
kami menggunakan SAS versi 9.3 (SAS pada penilaian terakhir adalah 17 (kisaran:
Institut,Inc,Cary.NC). 1-18) tahun; 1 (2%)pada 1 tahun, 2 (4%)
pada usia 6 sampai 9 tahun, dan 38 (93%)
pada usia 12 sampai 18 tahun.
HASIL
Anak dengan Infeksi CMV kongenital Asim
Sebagaian besar dari 92 kelompok (n=92)
penderita dan 51 kelompok kontrol adalah Usia Total Total Total
laki-laki (58% vs 67%) dan lahir pada usia SNHL Unilateral Bilateral, den
gestasi ≥37 minggu (88% vs98%) dari ibu n(%) n(%)
usia < 30 tahun (63% vs 53%), menikah 3 bulan 6 (30) 6 (100) 0 (0)
(95% vs 100%), dan multipara 12 bulan 9 (45) 7 (78) 2 (22) 0
(78%vs70%) dan tidak ada perbedaan yang 24 bulan 11(55) 9 (82) 2 (18) 1
5 tahun 12 (60) 9 (75) 3 (25) 1
signifikan antara kedua grup (p> 0.05).
10 tahun 15 (75) 8 (53) 7 (47) 1
Jumlah terbesar pada ibu dari kelompok 14 tahun 19 (95) 12 (63) 7 (35) 2
bayi penderita yang memiliki ≥ 1 orang 18 tahun 20 (100) 10 (50) 10 (50) 2
anak yang masih hidup pada saat kelahiran Tabel 1. SNHL pada anak dengan infeksi CMV
dibandingkan ibu dari mereka yang berada kongenital dan kontrol
dalam kelompok kontrol (68% vs49%; P <.
0.05).
Berdasarkan analisis survival, kami
Diantara 92 kelompok penderita
memperkirakan jumlah anak dengan SNHL
nilai median pada penilaian audiologi
meningkat dari 7% pada usia 3 bulan
adalah 7 (range: 1-17), dan median dari usia
menjadi 14% pada usia 5 tahun dan 25%
pada usia 18 tahun diantara kelompok /early-onset SNHL. Meskipun 23(25%) dari
penderita., dan dari 0% pada usia 5 tahun 92 kasus pasien dengan pendengaran ≥25
menjadi 8% pada usia 18 tahun pada dB terdeteksi pada skrining ABR
kelompok kontrol. (tabel 1). Risiko SNHL pertama,14 (61%) memiliki pendengaran
dari lahir hingga usia 18 tahun empat kali normal di kedua telinga dalam penilaian
lipat lebih besar pada kelompok penderita selanjutnya. Hampir (8/9) penderita
dibandingkan dengan kontrol (HR: 4.0; dikonfirmasi mengalami kurang dengar
interval kepercayaan 95%[CI]: 1.2-14.5; P kongenital/ early-onset SNHL dengan tuli
= .02). Risiko SNHL pada usia 3 bulan unilateral, tapi mayoritas (6/8) berkembang
sampai 18 tahun tiga kali lebih besar pada menjadi delayed-onset SNHL pada telinga
kelompok penderita dibandingkan dengan kontralateral. Sebaliknya hanya 11 (14%)
kontrol (HR: 3.0; 95% CI: 0,9-10,5; P = dari 77 kelompok penderita tanpa ealy-
.08), namun tidak signifikan secara statistik. onset SNHL/kongenital yang memiliki ≥2
Risiko SNHL dari usia 6 tahun sampai 18 penilaian delayed-onset SNHL (Gambar 2).
tahun 1,6 kali lebih besar pada kelompok
penderita dibandingkan dengan kontrol, tapi
tidak signifikan secara statistik (HR:1.6;
95% CI: 0,4-6,1; P = .5) (Gambar 1).
Gambar 1. SNHL pada anak dengan infeksi Diantara kasus penderita, resiko
CMV kongenital dan kontrol untuk mengalami tuli dengan delayed-onset
SNHL (gambar 2). lebih besar bagi pasien
tuli kongenital unilateral dan yang telah
Di antara kelompok penderita, 9 mengalami tuli dari awal, dibandingkan
(10%) diklasifikasikan sebagai kongenital dengan yang tidak mengalami. Secara
keseluruhan, kasus pasien SNHL yang tuli pendengaran yang lebih ringan di telinga
bilateral meningkat 22% hingga 50 % saat berkemampuan lemah. Diantara 3 (38%)
berusia 12 bulan. Nilai tengah interval tuli kasus , 1 (33%) diantaranya mengalami
unilateral menjadi tuli bilateral yaitu saat sugestif audiogram dari tuli akibat
berusia 4 tahun (rentang : 4 bulan hingga 18 kebisingan. Kita memperkirakan proporsi
tahun). SNHLyang semakin buruk pada penderita yang membutuhkan bantuan
telinga yang telah berdampak adalah hal pendengaran meningkat dari 10 % pada
biasa, pada 20 pasien SNHL, 13 (65%) usia 12 bulan hingga 14 % pada usia 18
diantaranya mengalami kehilangan tahun. Proporsi penderita yang memiliki
pendengaran progresif di telinga kriteria untuk pemasangan implan cochlear
berkemampuan lemah, 5 (25%) stabil, dan meningkat dari 1 % pada usia 25 bulan
2(10%) tidak tentu. Sedangkan diantara 10 hingga 2 % pada usia 5 tahun dan tetap
pasien dengan SNHL 2 sisi telinga, 4(40%) bertahan setelah usia tersebut. Pada
mengalami kehilangan pendengaran penentuan kriteria yang lebih luas untuk
progresif di telinga berpendengaran baik, pemasangan implan cochlear, 5% dari
3(15%) stabil tanpa fluktuasi, dan 3 (15%) pasien dengan SNHL ≥ 70 dB HL di
lainnya tak tentu. Diantara 10 pasien SNHL telinga berkemampuan lemah yang berusia
dengan fluktuasi, hanya satu yang tidak hingga 12 bulan meningkat menjadi
mengalami perkembangan. Pada semua menjadi 13 % pada usia 18 tahun.
kasus pasien SNHL, telinga dengan
kemampuan pendengaran yang lemah
bertahan hingga menjadi akut selama masa
tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boppana SB, Ross SA, Novak Z, et al; National Institute on Deafness and Other
Communication Disorders CMV and Hearing Multicenter Screening (CHIMES) Study.
Dried blood spot realtime polymerase chain reaction assays to screen newborns for
congenital cytomegalovirus infection. JAMA. 2010;303(14):1375–1382
2. Boppana SB, Ross SA, Shimamura M, et al; National Institute on Deafness and Other
Communication Disorders CHIMES Study. Saliva polymerase-chain-reaction assay for
cytomegalovirus screening in newborns. N Engl J Med. 2011;364(22):2111–2118
3. Dollard SC, Grosse SD, Ross DS. New estimates of the prevalence of neurological and
sensory sequelae and mortality associated with congenital cytomegalovirus infection. Rev
Med Virol. 2007;17(5):355–363
4. Ahlfors K, Ivarsson SA, Harris S. Report on a long-term study of maternal and congenital
cytomegalovirus infection in Sweden. Review of prospective studies available in the
literature. Scand J Infect Dis. 1999;31(5):443–457
5. Saigal S, Lunyk O, Larke RP, Chernesky MA. The outcome in children with congenital
cytomegalovirus infection. A longitudinal follow-up study. Am J Dis Child.
1982;136(10):896–901 6. Townsend CL, Forsgren M, Ahlfors K, Ivarsson SA, Tookey
PA, Peckham CS. Long-term outcomes of congenital cytomegalovirus infection in
Sweden and the United Kingdom. Clin Infect Dis. 2013;56(9):1232–1239
7. Dahle AJ, Fowler KB, Wright JD, Boppana SB, Britt WJ, Pass RF. Longitudinal
investigation of hearing disorders in children with congenital cytomegalovirus. J Am
Acad Audiol. 2000;11(5):283–290
8. Fowler KB, McCollister FP, Dahle AJ, Boppana S, Britt WJ, Pass RF. Progressive and fl
uctuating sensorineural hearing loss in children with asymptomatic congenital
cytomegalovirus infection. J Pediatr. 1997;130(4):624–630
9. Preece PM, Pearl KN, Peckham CS. Congenital cytomegalovirus infection. Arch Dis Child.
1984;59(12):1120–1126
10. Williamson WD, Demmler GJ, Percy AK, Catlin FI. Progressive hearing loss in infants
with asymptomatic congenital cytomegalovirus infection. Pediatrics. 1992;90(6):862–866
11. Yow MD, Williamson DW, Leeds LJ, et al. Epidemiologic characteristics of
cytomegalovirus infection in mothers and their infants. Am J Obstet Gynecol.
1988;158(5):1189–1195
12. Stapells DR, Gravel JS, Martin BA. Thresholds for auditory brain stem responses to tones
in notched noise from infants and young children with normal hearing or sensorineural
hearing loss. Ear Hear.1995;16(4):361–371
13. Konrad-Martin D, James KE, Gordon JS, et al. Evaluation of audiometric threshold shift
criteria for ototoxicity monitoring. J Am Acad Audiol. 2010;21(5):301–314; quiz, 357
15. Centers for Medicare and Medicaid Services. Coverage with evidence development.
Cochlear implantation. Available at: www. cms. gov/ Medicare/ Coverage/ Coverage-
with- Evidence-Development/ Cochlear- Implantation-.html. Accessed April 26, 2016
16. Niskar AS, Kieszak SM, Holmes AE,Esteban E, Rubin C, Brody DJ. Estimated prevalence
of noise-induced hearing threshold shifts among children 6 to 19 years of age: the Third
National Health and Nutrition Examination7Survey, 1988-1994, United States. Pediatrics.
2001;108(1):40–43
17. Goderis J, De Leenheer E, Smets K, Van Hoecke H, Keymeulen A, Dhooge I. Hearing loss
and congenital CMV infection: a systematic review. Pediatrics. 2014;134(5):972–982
18. Foulon I, Naessens A, Faron G, Foulon W, Jansen AC, Gordts F. Hearing thresholds in
children with a congenital CMV infection: a prospective study. Int J Pediatr
Otorhinolaryngol. 2012;76(5):712–717
19. Royackers L, Christian D, Frans D, Ermelinde R. Hearing status in children with congenital
cytomegalovirus: up-to-6-years audiological follow-up. Int J Pediatr Otorhinolaryngol.
2011;75(3):376–382
20. Capretti MG, Lanari M, Tani G, et al. Role of cerebral ultrasound and magnetic resonance
imaging in newborns with congenital cytomegalovirus infection. Brain Dev.
2014;36(3):203–211
21. Fowler KB, Dahle AJ, Boppana SB, Pass RF. Newborn hearing screening: will children
with hearing loss caused by congenital cytomegalovirus infection be missed? J Pediatr.
1999;135(1):60–64
22. Grosse SD, Chung W, Lanzieri TM. Delayed onset hearing loss in children with congenital
CMV infection: A critique. Pediatrics. 2014:134(5). Available at: http://
pediatrics.aappublications. org/ content/ 134/ 5/972. comments#delayed- onset-
hearingloss-in- children- with- congenital- cmvinfection-a- critique
23. Morton CC, Nance WE. Newborn hearing screening--a silent revolution. N Engl J Med.
2006;354(20): 2151–2164 24. The CMV & Hearing Multicenter Screening (CHIMES)
Study. Available at:www. uab. edu/ medicine/ chimesstudy/ .Accessed April 26, 2016
25. Choi KY, Schimmenti LA, Jurek AM, et al. Detection of cytomegalovirus DNA in dried
blood spots of Minnesota infants who do not pass newborn hearing screening. Pediatr
Infect Dis J. 2009;28(12):1095–1098
26. Park AH, Duval M, McVicar S, Bale JF, Hohler N, Carey JC. A diagnostic paradigm
including cytomegalovirus testing for idiopathic pediatric sensorineural hearing loss.
Laryngoscope. 2014;124(11):2624–2629
27. Stehel EK, Shoup AG, Owen KE, et al. Newborn hearing screening and detection of
congenital cytomegalovirus infection. Pediatrics. 2008;121(5):970–975
28. Williams EJ, Kadambari S, Berrington JE, et al. Feasibility and acceptability of targeted
screening for congenital CMV-related hearing loss. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed.
2014;99(3):F230–F236
29. Kimberlin DW, Jester PM, Sánchez PJ, et al; National Institute of Allergy and Infectious
Diseases Collaborative Antiviral Study Group. Valganciclovir for symptomatic
congenital cytomegalovirus disease. N Engl J Med. 2015;372(10):933–943
30. Kimberlin DW, Lin CY, Sánchez PJ, et al; National Institute of Allergy and Infectious
Diseases Collaborative Antiviral Study Group. Effect of ganciclovir therapy on hearing in
symptomatic congenital cytomegalovirus disease involving the central nervous system: a
randomized, controlled trial. J Pediatr. 2003;143(1):16–25