Professional Documents
Culture Documents
(ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia analitik 1)
Disusun oleh,
M. Fauzi (31114090)
PRODI S1 FARMASI
2015
KATA PENGANTAR
Tiada untaian kata yang lebih indah selain mengucapkan syukur ke hadirat Allah
SWT yang telah memberikan petunjuk, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Asam Basa”. Tujuan penulis menyusun
makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Analitik 1.
Penyusunan makalah ini melibatkan banyak pihak yang telah membantu, mendukung,
mengarahkan, dan memberi masukan kepada penulis, baik secara material, moril, maupun
spiritual. Untuk itu, dengan selesainya penyusunan makalah ini penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah ini. Namun
penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan penyusunan
makalah selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................... i
Daftar Isi ..................................................................................................... ii
Bab I Pendahuluan
BAB II ISI
B. Pembahasan .................................................................................................. 6
A. Simpulan ........................................................................................................ 19
B. Saran .............................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dahulu. Asam dan basa merupakan sesuatu yang
tidak asing lagi dalam kehidupan kita sehari-hari. Banyak barang yang kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari termasuk ke dalam contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, sayur-
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali)
berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Asam dan basa secara tidak sadar merupakan bagian
dari kehidupan kita. Kita senantiasa berinteraksi dengan asam dan basa setiap hari. Makanan yang
kita konsumsi sebagian besar bersifat asam, sedangkan pembersih yang kita gunakan (sabun,
detergen, dll.) adalah basa. Enzim-enzim dan protein dalam tubuh kita juga merupakan asam.
Selain itu, asam dan basa sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan. Keasaman tanah
akan berpengaruh terhadap kondisi tumbuhan yang ada di atasnya. Kualitas air juga dapat
ditentukan dengan mengukur tingkat keasamannya. Suatu daerah yang dilanda hujan asam akan
Kebanyakan asam dan basa (yang belum bercampur dengan senyawa lain) di alam berupa
liquid (larutan). Karena bentuk inilah yang mudah untuk direaksikan dengan senyawa lainnya.
Meskipun asam dan basa yang kita konsumsi sehari-hari berupa padatan seperti makanan dan
sabun, namun pada akhirnya tetap butuh diencerkan juga agar lebih mudah diserap atau digunakan.
Banyak sekali teori-teori yang para ahli kembangkan mengenai pengertian dan konsep dari
asam-basa. Dari berbagai teori dari seorang ahli satu dengan lainnya isinya saling melengkapi
kekurangan konsep dari ahli sebelumnya sehingga akhirnya banyak hasil teori asam dan basa yang
sudah memuaskan dan dapat diterima pada saat sekarang. Dari hal itulah, kami membuat makalah
B. Rumusan Masalah
Banyak sekali teori-teori mengenai asam basa tapi hanya beberapa saja yang dapat diterima
dan cukup memuaskan. Teori-teori tersebut saling melengkapi teori-teori yang sebelumnya.
konsep dan teori yang memuaskan dan dapat diterima sekarang ini.
C. Tujuan Makalah
2. Untuk mengetahui teori dan konsep asam basa Sir Humphry Davy.
4. Untuk mengetahui teori dan konsep asam basa Justus von Liebig.
D. Manfaat Makalah
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah agar pembaca mengerti dan memahami
bagaimana perkembangan dan awal mulanya teori dan konsep asam basa muncul sehingga sampai
sekarang ini.
BAB II
ISI
A. Landasan Teoretis
Pembahasan materi asam basa ditekankan pada aspek teoretik untuk tingkah laku asam dan
basa. Teori asam basa sebagaimana umumnya terus berkembang untuk menjaawab tantangan
berkaitan dengan teori-teori yang lebih awal. Teori asam basa yang paling sederhana pada awalnya
dikemukakan oleh Arrhenius pada tahun 1884. Menurut teori Arrhenius,asam adalah spesi yang
mengandung ion-ion hidrogen, H+ dan basa mengandung ion hidroksida OH-. Namun demikian,
dalam teori ini terdapat dua kelemahan utama yang menyangkut masalah pelarut dan garam.
Teori asam basa Arrhenius ini berasumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh pada sifat asam basa.
Jika HCl dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida, larutan ini menghantarkan
listrik, tetapi jika dilarutkan dalam pelarut seperti benzena larutannya tidak menghantarkan arus
listrik. Perbedaan sifat HCl di dalam pelarut tersebut menyarankan bahwa pelarut benar-benar
kenyataannya banyak garam yang bersifat tidak netral, jadi bertentangan dengan anggapan ini.
Untuk mengatasi masalah tersebut dan juga agar lebih realistik, pada tahun 1923, Thomas M.
Lowry dari Inggris dan Johannes N. Bronsted dari Denmark, masing-masing bekerja sendiri-
sendiri melengkapi teori asam basa yang melibatkan pelarut yang kemudian dikenal dengan teori
asam basa Bronsted-Lowry. Pemahaman asam basa yang melibatkan aspek donor-akseptor
elektron dikenalkan oleh G. N. Lewis pada tahun yang sama dan ion oksida oleh H. Lux (1939)
dan H. Flood (1947). Perlu dicatat bahwa pengertian asam basa bukan berbicara tentang aspek
B. Pembahasan
1. Teori Lavoisier
Pada tahun 1777 Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam
mengandung unsur oksigen, unsur itu yang dianggap bertanggung jawab atas sifat sifat asam,
sehingga pada waktu itu oksigen dianggap sebagai komponen dasar penyusun zat asam atau
pembentuk asam.
Lavoisier mengamati bahwa banyak asam yang dijumpai berasal dari penggabungan unsur
oksigen dengan metaloid seperti belerang dan fosfor. Percobaannya membuktikan bahwa
senyawa-senyawa yang mengandung atom C, N, dan S jika dibakar dengan oksigen kemudian
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang bersifat asam. Hal ini menyebabkan lavoisier
menyimpulkan bahwa sifat-sifat khusus dari asam disebabkan oleh adanya oksigen.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang apabila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat
yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi
penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka),
dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam juga sering digunakan untuk
Basa secara umum adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan
dalam air dengan pH lebih dari 7. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan
basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan
konsentrasi larutan basa tersebut. Contoh basa adalah Magnesium Hidroksida (dalam Antasida),
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis termasuk Antoine Lavoisier secara keliru
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mengidentifikasi asam sebagai
zat yang mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat terbatas pada asam-asam
okso dan karena ia tidak mengetahui komposisi sesunguhnya dari asam-asam halida, HCL, HBr,
dan HI. Lavoisier memberi nama oksigen dari bahasa Yunani yang berarti “pembentukan asam”.
Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam-asam
halida ditemukan oleh kimiawan Inggris yaitu Sir Humphyr Davy. Sir Humphyr Davy pada tahun
1810, definisi oleh Lavoisier harus ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Sir
Humphyr Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Secara luas Sir Humphyr
Davy dianggap sebagai salah satu ahli kimia terbesar dan penemuan yang pernah dihasilkan di
Inggris, sangat dianggap untuk karyanya pada berbagai logam alkali dan alkali tanah, dan untuk
Sir Humphry Davy adalah seorang ahli kimia asal Inggris. Dia lahir pada tanggal 17 Desember
1778 di Penzance, Cornwall, Inggris, dan meninggal di Geneva pada tanggal 29 Mei 1829. Saat
tahun 1794 ayahnya meninggal, sebagai anak tertua dia bertanggung jawab dengan cara magang
disebuah Apotek di wilayah Penzance, dan mulai mempersiapkan kariernya di bidang kedokteran.
Dr.Thomas Beddoes, seorang dokter Inggris dan penulis ilmiah mendirikan “Pneumatic
Institution” di Briston, dan Sir Humphry Davy ada keterkaitan dengan itu pada tahun 1756. Satu
tahun Sir Humphry Davy menulis publikasi legendaris “Essays on MAI and Light dengan teori
baru yaitu Teori Respirasi dan Penelitian Kimia dan Filosofis, terutama mengenai Nitrous Oxide
dan Respirasi nya”. Kedua karya ini langsung dapat pengakuan di seluruh dunia. Dia tidak hanya
menampilkan hasil eksperimen yang menarik pada respirasi Hidrogen carburetted, nitrogen,
hidrogen, asam karbonat, dan gas nitrous. Buku penting yang lainnya adalah “Element of Chemical
Philosophy” pada tahun 1812, “Unsur Kimia Pertanian” tahun 1813, dan “Consolations di Travel”
tahun 1830.
Sir Humphry Davy menyampaikan kuliah pertamanya di Royal Institution pada tahun 1801 dan
langsung menjadi sosok populer di sana. Awal kariernya dimulai ketika dia menjadi guru besar
Royal Institute di London (salah satu muridnya yang terkenal adalah Faraday), dan banyak
menemukan unsur kimia antara tahun 1802-1813. Selain itu, dia juga menemukan senyawa-
senyawa. Pada tahun 1807, dia berhasil memisahkan antara unsur kalium dengan natrium, dan
dilanjutkan pada tahun 1808 dia mampu memisahkan antara kalium, strontium, dan barium melalui
elektrolisa pada elektroda air raksa. Dia jugalah yang menemukan lampu Davy yang aman
digunakan untuk pertambangan. Sir Humphry Davy dianugerahi gelar bangsawan pada tahun
1812, setelah itu dia menikah dengan seorang janda kaya bernama Mrs. Apreece. Dia juga
membuat Baronet di tahun 1818 untuk konstribusi luar biasa untuk negaranya dan umat manusia,
yang paling penting penemuan keselamatan lampu. Tahun 1820, Sir Humphry Davy diangkat
menjadi presiden Royal Society, dan merupakan salah satu eksponen (orang yang juga menemukan
senyawa-senyawa). Dia melakukan tugasnya selama tujuh tahun berturut-turut, pada tahun 1820
3. Teori Berzelius
Sejak awal, teori oksigen ini menunjukkan beberapa kelemahan dan beberapa orang ahli kimia,
seperti Berzelius dan Gay-Lussac, meragukannya. Teori ini hanya mampu bertahan sampai sekitar
1840. Kelemahan teori ini antara lain bahwa larutan oksida logam dalam air seperti kalium,
Pengamatan dan penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa banyak senyawa asam yang tidak
mengandung oksigen. Berthollet, misalnya, pada tahun 1787, membuktikan bahwa asam prusat
(prussic acid) dan senyawa belerang dengan hidrogen adalah asam, tetapi tidak mengandung
oksigen. Alasan yang paling kuat diberikan oleh Humphry Davy (1810 – 1881) dengan hasil
pengamatannya bahwa gas klor adalah unsur dan bukan senyawa dengan oksigen. Asam klorida
sama sekali tidak mengandung oksigen dan hanya terdiri dari hidrogen dan klor.asam adalah
oksida logam.
Definisi ini diusulkan oleh Justus von Liebig sekitar tahun 1838, yang didasarkan pada karya -
karya yang luas pada komposisi kimia dari asam organik. Ini selesai pergeseran doktrinal dari
oksigen berbasis asam untuk asam berbasis hidrogen, dimulai oleh Davy. Menurut Liebig, asam
adalah zat yang mengandung hidrogen dimana hidrogen dapat digantikan oleh logam. Definisi
Liebig, sementara benar-benar empiris, tetap digunakan selama hampir 50 tahun sampai adopsi
5. Teori Arrhenius
Svante August Arrhenius (1859-1927), ahli kimia berkebangsaan Swedia, tercatat sebagai
pemenang hadiah nobel kimia pada tahun 1903. Ia mengemukakan konsep atau teori asam basa
yang cukup memuaskan dan dapat diterima sampai sekarang. Teori asam basa Arrhenius
didasarkan pada pembentukan ion pada larutan berair (aqueous solution). Menurutnya :
- Asam adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+
- Basa adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-
a. Asam
Asam adalah suatu senyawa yang akan meningkatkan konsentrasi ion H+ di dalam air. Sebagai
contoh gas HCl ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+ dan Cl- sehingga menurut
Contoh asam yang lain adalah HF, HBr, HNO3, H2SO4, H3PO4, CH3COOH, H2C2O4, dan
sebagainya.
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh satu molekul asam disebut valensi asam, sedangkan
ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+ disebut ion sisa asam. Nama asam
sama dengan ion sisa asam dengan didahului kata asam. Berbagai contoh asam dan reaksi
Rumus Asam Nama Asam Reaksi Ionisasi Valensi Asam Sisa Asam
CH3COOH → H+ +
CH3COOH Asam asetat 1 CH3COO-
CH3COO-
b. Basa
Basa adalah suatu senyawa yang akan meningkatkan konsentrasi ion OH- didalam air.
Sedangkan KOH bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion K+ dan OH- oleh sebab itu KOH
Contoh yang lain adalah NaOH, Ca(OH)2, NH4OH, Ba(OH)2 dan lain-lain. Jumlah ion OH-
yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa. Beberapa contoh basa
Meskipun tidak mempunyai gugus hidroksida, larutan ammonia (NH3) ternyata bersifat basa.
Hal itu terjadi karena NH3 bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis) membentuk ion OH- sebagai
berikut.
Untuk menunjukkan sifat basanya, larutan NH3 sering ditulis sebagai NH4OH. Hal itu tidaklah
benar karena NH4OH tidak ditemukan, yang ada hanya NH3, ion NH4+, serta ion OH-.
2) Asam poliprotik, yaitu asam yang memiliki dua atau tiga valensi asam (polivalen).
3) Kekuatan asam dan basa menurut teori Arrhenius didasarkan atas konsentrasi H+ dan OH.
4) Asam kuat memiliki konsentrasi H+ yang besar, asam lemah memiliki konsentrasi H+ yang kecil.
5) Basa kuat memiliki konsentrasi OH– yang besar, basa lemah memiliki konsentrasi OH– yang kecil.
1) Mampu menyempurnakan teori asam yang dikemukakan oleh Justus Von Liebig. Liebig
menyatakan bahwa setiap asam memiliki hydrogen yaitu asam berbasis Hidrogen. Pernyataan ini
1) Teori asam basa Arrhenius terbatas dalam pelarut air, namun tidak dapat menjelaskan reaksi asam
dan basa dalam pelarut lain atau bahkan reaksi tanpa pelarut.
2) Teori asam basa Arrhenius hanya terbatas sifat asam dan basa pada molekul, belum mampu
menjelaskan sifat asam dan basa pada ion, seperti kation dan anion.
3) Teori Arrhenius tidak mampu menjelaskan alasan beberapa senyawa yang mengandung atom
Hidrogen yang memiliki biloks atau bilangan oksidasi +1 (contoh: Asam klorida) yang larut dalam
pelarut air untuk membentuk larutan yang bersifat asam, sedangkan yang lain seperti CH4 tidak.
4) Teori Asam Basa Arrhenius tidak dapat menjelaskan alasan mengapa suatu senyawa yang tidak
memiliki ion OH-, contoh Na2CO3 memiliki sifat dan karakteristik seperti basa.
Asam klorida dapat dinetralkan baik oleh larutan natrium hidroksida maupun amonia. Pada
kedua kasus tersebut, akan didapatkan larutan hasil reaksi yang jernih yang dapat dikristalkan
menjadi garam berwarna putih, baik natrium klorida maupun ammonium klorida. Kedua reaksi
tersebut merupakan reaksi yang sangat mirip. Reaksi yang terjadi adalah:
Pada kasus reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida, ion hydrogen dari asam
bereaksi dengan ion hidroksida dari NaOH. Hal ini sesuai dengan teori asam-basa Arrhenius. Akan
tetapi pada kasus reaksi ammonia dengan asam klorida, tidak terdapat ion hidroksida.
Kita bisa mengatakan bahwa ammonia bereaksi dengan air menghasilkan ion ammonium dan
Reaksi diatas merupakan reaksi reversibel, dan dalam larutan ammonia pekat tertentu, sekitar
99% ammonia tetap berada sebagai molekul amonia. Meskipun demikian, ion hidroksida tetap
dihasilkan, walau dalam jumlah yang sangat kecil. Dengan demikian kita bisa mengatakan bahwa
Tetapi pada saat yang bersamaan, terjadi reaksi antara gas ammonia dengan gas hidrogen
klorida.
Dalam kasus reaksi diatas, tidak dihasilkan ion hidrogen ataupun ion hidroksida, karena reaksi
tidak terjadi dalam larutan. Teori Arrhenius tidak menggolongkan reaksi diatas sebagai reaksi
asam-basa, meskipun faktanya, reaksi tersebut menghasilkan produk yang sama mana kala kedua
Secara singkat dapat dikatakan bahwa keterbatasan teori Arrhenius adalah bahwa reaksi asam-
basa hanyalah sebatas pada larutan berair (aqueus, aq) dan asam-basa adalah zat yang hanya
-
menghasilkan H+ dan OH .
6. Teori Bronsted-Lowry
Dalam kimia, teori Brönsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan oleh
Johannes Nicolaus Brönsted dan Thomas Martin Lowry pada tahun 1923 secara terpisah. Konsep
asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa Arrhenius karena tidak
terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain. Asam-basa
Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion serta dapat
menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena
Teori Brönsted memperluas definisi asam dan basa dengan menjelaskan lebih banyak
mengenai larutan kimia. Misalnya, teori Brönsted menjelaskan mengapa suatu larutan amonium
klorida bersifat asam dan larutan natrium asetat bersifat basa. Dalam teori Brönsted, asam
didefinisikan sebagai zat yang memberikan proton kepada zat lain. Dalam hal ini, proton adalah
atom hidrogen yang kehilangan elektronnya. Sedangkan basa adalah zat yang menerima proton
dari zat lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan asam dan basa yang lain. Maka, menurut teori
HC2H3O2 adalah asam karena senyawa ini memberikan protonnya kepada H2O untuk
menbentuk C2H3O2- dan H3O+. Sedangkan H2O adalah basa karena senyawa ini menerima proton
tersebut. Tetapi reaksi ini adalah reaksi kesetimbangan. Ion C2H3O2- bereaksi dengan H3O+ untuk
membentuk HC2H3O2 dan H2O. C2H3O2- adalah basa karena senyawa ini menerima proton dari
basa adalah zat yang dapat menerima proton. Perhatikan contoh berikut.
Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (donor proton) dan
sebagai basa (akseptor proton). Zat seperti itu bersifat amfiprotik (amfoter).
Konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry ini lebih luas daripada konsep asam-basa
- Konsep asam-basa Bronsted-Lowry tidak terbatas dalam pelarut air, tetapi juga menjelaskan
- Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau
anion. Konsep asam-basa Bronsted-Lowry dapat menjelaskan sifat asam dari NH4Cl. Dalam
NH4Cl, yang bersifat asam adalah ion NH4+ karena dalam air dapat melepas proton.
Suatu asam setelah melepas satu proton akan membentuk spesi yang disebut basa konjugasi
dari asam tersebut. Sedangkan basa yang telah menerima proton menjadi asam konjugasi.
7. Teori Lewis
Pada tahun 1923 G.N. Lewis menyarankan cara lain untuk melihat reaksi antara ion H+ dan
OH-. Dalam model Bronsted, ion OH- adalah spesi yang aktif karena dalam reaksi ini menerima
sebuah ion H+ untuk membentuk ikatan kovalen. Dalam model Lewis, ion H+ adalah spesi aktif
menerima sepasang elektron dari ion OH- untuk membentuk ikatan kovalen.
Dalam teori asam basa Lewis, basa menyumbangkan pasangan elektron dan asam menerima
pasangan elektron. Oleh karena itu suatu asam Lewis adalah substansi, seperti ion H+, yang dapat
menerima pasangan elektron nonbonding. Dengan kata lain, asam Lewis adalah akseptor pasangan
elektron. Sebuah basa Lewis adalah substansi, seperti ion OH-, yang dapat menyumbangkan
sepasang nonbonding elektron. Dengan demikian, basa Lewis adalah donor pasangan elektron.
Salah satu keuntungan dari teori Lewis adalah bisa melengkapi model reaksi oksidasi-reduksi.
Reaksi oksidasi-reduksi melibatkan transfer elektron dari satu atom ke atom yang lain, dengan
Teori Lewis menunjukkan bahwa asam bereaksi dengan basa untuk berbagi pasangan
elektron, tanpa ada perubahan dalam jumlah oksidasi setiap atom. Banyak reaksi kimia yang dapat
diurutkan ke dalam kelas ini. Entah elektron ditransfer dari satu atom ke yang lain, atau atom-atom
Keuntungan utama dari teori Lewis adalah caranya memperbanyak jumlah asam. Dalam teori
Lewis, asam adalah setiap ion atau molekul yang dapat menerima pasangan elektron bebas. Pada
persamaan berikut, kita menyimpulkan bahwa ion Al3+ membentuk ikatan dengan enam molekul
Ini adalah contoh dari reaksi asam-basa Lewis. Struktur lewis air menunjukkan bahwa
molekul ini telah menyumbangkan pasangan elektron bebas dan karena itu dapat bertindak sebagai
basa Lewis. Konfigurasi elektron dari ion Al3+ menunjukkan bahwa ion ini memiliki
orbital kosong 3s, 3p, dan orbital 3d yang dapat digunakan untuk menahan pasangan elektron
Dengan demikian, ion Al3+ terbentuk ketika sebuah ion Al3+ yang bertindak sebagai asam
Lewis mengambil enam pasang elektron dari molekul air dan bertindak sebagai pangkalan Lewis
Teori asam-basa Lewis menjelaskan mengapa BF3 bereaksi dengan amonia. BF3 adalah
molekul trigonal planar, karena elektron dapat ditemukan di tiga tempat di kulit valensi dari atom
boron. Akibatnya, atom boron berhibridisasi sp2, yang memiliki 2pz orbital kosong pada atom
boron. BF3 karena itu dapat bertindak sebagai akseptor pasangan elektron, atau asam Lewis. Hal
ini dapat menggunakan 2pz orbital kosong untuk mengambil sepasang nonbonding elektron dari
basa Lewis untuk membentuk ikatan kovalen. BF3 karena bereaksi dengan basa Lewis seperti NH3
membentuk kompleks asam-basa di mana semua atom memiliki cangkang penuh valensi elektron,
Teori Lewis asam-basa juga dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa oksida bukan
logam seperti CO2 larut dalam air untuk membentuk asam, seperti asam karbonat H2CO3.
Para akseptor pasangan elektron adalah atom karbon dalam CO2. Ketika atom karbon mengambil
sepasang elektron dari molekul air, tidak lagi perlu membentuk ikatan rangkap dengan kedua atom
Salah satu atom oksigen terbentuk ketika air ditambahkan ke CO2 membawa muatan positif,
yang lain membawa muatan negatif. Setelah ion H+ telah dialihkan dari salah satu atom oksigen
ke yang lain, semua atom oksigen dalam senyawa bermuatan netral. Oleh karena itu, hasil dari
8. Teori Lux-Flood
Teori Asam Basa Lux-Flood merupakan penghidupan kembali teori asam basa oksigen yang
diusulkan oleh kimiawan Jerman Hermann Lux pada tahun 1939, kemudian dikembangkan oleh
Håkon Flood sekitar tahun 1947 dan masih digunakan sampai sekarang pada bidang geokimia
Konsep teori asam basa Lux-Flood ditinjau berdasarkan ion oksida (O2-). Konsep ini
digunakan untuk menerangkan sistem non proton yang tidak dapat dijelaskan dengan definisi asam
basa Bronsted-Lowry. Menurut teori ini asam adalah spesi atau zat akseptor ion oksida dan basa
adalah spesi atau zat pendonor ion oksida. Oksida diklasifikasikan sebagai asam atau basa
berdasarkan lokasinya dalam tabel periodik. Teori ini biasanya digunakan untuk meramalkan
reaksi-reaksi yang berlangsung pada suhu tinggi dan proses pengolahan serta perekayasaan
Basa Asam
Keterangan:
b. Reaksi CaO atau SiO2 dapat pula terjadi pada suhu rendah sesuai persamaan berikut:
pembuatan logam.
9. Teori Usanovich
Pada tahun 1938, Mikhail Usanovich mengembangkan teori asam yang lebih umum dari teori
asam basa lewis. Adapun definisi asam dan basa menurut teori ini adalah sebagai berikut:
Asam adalah spesi yang menyumbangkan kation untuk yang kemudian menerima anion atau
Basa didefinisikan sebagai spesi yang menyumbangkan anion (elektron) yang kemudian
Teori asam dan basa usanovich merupakan konsep redoks(reduksi-oksidasi) sebagai kasus
khusus dalam reaksi asam basa. Beberapa contoh reaksi asam-basa Usanovich:
3(NH4)2S (basa) + Sb2S3 (asam) → 6NH4+ + 2SbS4 (yg dipertukarkan: anion S2-)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Banyak sekali teori-teori yang para ahli kembangkan mengenai pengertian dan konsep dari
asam-basa. Dari berbagai teori dari seorang ahli satu dengan yang lainnya isinya saling melengkapi
kekurangan konsep dari ahli sebelumnya sehingga akhirnya banyak hasil teori asam basa yang
Dimulai pada tahun 1777 Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam
mengandung unsur oksigen, unsur itu yang dianggap bertanggung jawab atas sifat sifat asam,
sehingga pada waktu itu oksigen dianggap sebagai komponen dasar penyusun zat asam atau
pembentuk asam.
Namun sekitar tahun 1800, Sir Humphry Davy mengemukakan pendapatnya bahwa definisi
asam basa menurut Lavoisier harus ditinggalkan. Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Sir
Humphyr Davy berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Secara luas Sir Humphyr
Davy dianggap sebagai salah satu ahli kimia terbesar dan penemuan yang pernah dihasilkan di
Inggris, sangat dianggap untuk karyanya pada berbagai logam alkali dan alkali tanah, dan untuk
Pengamatan dan penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa banyak senyawa asam yang tidak
mengandung oksigen. Berthollet, misalnya, pada tahun 1787, membuktikan bahwa asam prusat
(prussic acid) dan senyawa belerang dengan hidrogen adalah asam, tetapi tidak mengandung
oksigen. Alasan yang paling kuat diberikan oleh Humphry Davy (1810 – 1881) dengan hasil
pengamatannya bahwa gas klor adalah unsur dan bukan senyawa dengan oksigen. Asam klorida
sama sekali tidak mengandung oksigen dan hanya terdiri dari hidrogen dan klor. Asam adalah
oksida logam.
Setelah itu, Svante August Arrhenius (1859-1927), ahli kimia berkebangsaan Swedia, tercatat
sebagai pemenang hadiah nobel kimia pada tahun 1903. Ia mengemukakan konsep atau teori asam
basa yang cukup memuaskan dan dapat diterima sampai sekarang. Teori asam basa Arrhenius
didasarkan pada pembentukan ion pada larutan berair (aqueous solution). Menurutnya, asam
adalah suatu senyawa yang apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Sedangkan
basa adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-
Kemudian muncul konsep asam-basa dari Bronsted-Lowry yang lebih luas daripada konsep
asam-basa Arrhenius karena asam basa tidak terbatas dalam pelarut air saja, tetapi juga
menjelaskan reaksi asam-basa dalam pelarut lain. Asam-basa Bronsted-Lowry tidak hanya berupa
molekul, tetapi juga dapat berupa kation atau anion. Dalam teori Brönsted, asam didefinisikan
sebagai zat yang memberikan proton kepada zat lain. Sedangkan basa adalah zat yang menerima
Pada tahun 1923 G.N. Lewis menyarankan cara lain untuk melihat reaksi antara ion H+ dan
OH-. Dalam model Bronsted, ion OH- adalah spesi yang aktif karena dalam reaksi ini menerima
sebuah ion H+ untuk membentuk ikatan kovalen. Dalam model Lewis, ion H+ adalah spesi aktif
menerima sepasang elektron dari ion OH- untuk membentuk ikatan kovalen.
Dari beberapa penjelasan mengenai berbagai teori-teori asam basa secara rinci dapat
disimpulkan bahwa dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin maju, pengetahuan
yang ada akan semakin berkembang dan dapat melahirkan teori baru yang dapat menjawab segala
pertanyaan yang sebelumnya belum bisa terjawab. Oleh karena itu, disamping kita mempelajari
agar ilmu yang kita serap dapat bermanfaat bagi orang lain di sekitar kita.
B. Saran
Dengan adanya penjelasan mengenai teori asam basa yang dikemukakan oleh para ahli
kimia, kita menjadi lebih mengetahui dan memahami apa dan mengapa suatu zat atau senyawa
dapat dikatakan sebagai asam maupun basa. Namun di samping dari beberapa penjelasan teori
asam basa ini kita sebagai mahasiswa/i diharapkan tidak hanya mengonsumsi teori tersebut namun
dapat dikaji kembali dan dikembangkan lagi agar nantinya menghasilkan kajian ilmu yang lebih