You are on page 1of 32

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3


A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 3
B. TUJUAN..................................................................................................................................... 4
C. METODE PENULISAN ............................................................................................................ 4
D. SISTEMATIKA PENULISAN................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................................... 6
A. KEPERAWATAN KOMUNITAS ............................................................................................. 6
B. PARADIGMA KEPERAWATAN KOMUNITAS .................................................................... 7
C. TUJUAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS .................................................... 9
D. SASARAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS ............................................... 10
E. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITAS ......................................................... 12
F. FALSAFAH ............................................................................................................................. 13
G. FILOSOFI................................................................................................................................. 13
H. ASUMSI KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS .................................................. 14
I. KARAKTERISTIK KEPERAWATAN ................................................................................... 15
K. TANGGUNG JAWAB PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS ....................................... 17
L. PERAN PERAWAT KOMUNITAS ........................................................................................ 17
M. TATANAN PRAKTIK DALAM KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS ............ 18
N. KONSEP MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS ........................................................... 20
O. DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS ......................................................................... 20
P. TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS ........................................................................... 21
Q. SISTEM RUJUKAN ................................................................................................................ 24
R. GIZI DAN FUNGSINYA......................................................................................................... 26
BAB III TINJAUAN KASUS .............................................................................................. 29
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................................... 30
A. ASUHAN KEPERAWATAN .................................................................................................. 30
B. DELAPAN SUBSISTEM YANG MEMPENGARUHI KOMUNITAS (BETTY NEUMAN) 30
C. PRIORITAS MASALAH ......................................................................................................... 31
D. KESIMPULAN ........................................................................................................................ 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “
sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas SDM yang
dialakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui
pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan Indonesia sehat 2025.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat bangsa, Negara yang ditandai oleh
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi.
Suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang komprehensif ditujukan pada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat. Pelayanan keperawatan berupa
bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurangnya kemauan, sehingga dengan bantuan yang diberikan
tersebut diperoleh kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari – hari secara
mandiri.
Kegiatan pelayanan daiberikan dalam upaya peningkatan kesehatan ( promotif
), pencegahan penyakit ( preventif ), penyembuhan ( kuratif ), sertya pemeliharaan
kesehatan ( rehabilitative ), upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan
kesehatan primer ( Primary Health Care/ PHC ) sesuai dengan wewenang, tanggung
jawab dan etika profesi keperawatan sehingga setiap orang yang menerima pelayanan
kesehatan dapat mencapai hidup sehat dan produktif.
Warga yang berpenghasilan rendah dan mempunyai salah satu atau lebih
anggota keluarga yang bermasalah ataupun potensial bermasalah kesehatan ( rentan
terhadap penyakit atau masalah kesehatan ), termasuk pula yang belum terjangkau
oleh pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, kelompok tertarik untuk membahas
mengenai asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada masyarakat nelayan di
Desa Muara Buaya.

B. TUJUAN
Tujuan Khusus
1. Warga Desa Nelayan Kota Baru memahami cara mengatasi penyakit diare
2. Warga Desa Nelayan Kota Baru mengetahui pentingnya ber KB
3. Warga Desa Nelayan Kota Baru Mengetahui Pentingnya Imunisasi
Tujuan Umum
1. Warga Desa Nelayan Kota Baru mengerti akan pentingnya kesehatan diri dan
lingkungan

C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini kelompok menggunakan metode kepustakaan
dan literature dari berbagai buku sumber yang kami temukan.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini yaitu terdiri dari, BAB I Pendahuluan
terdiri dari : latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori terdiri dari : definisi keperawatan komunitas, tujuan
keperawatan komunitas,keperawatan komunitas, prinsip keperawatan komunitas,
sistem rujukan, lingkungan hidup sebagai faktor penyebab penyakit, gizi serta gizi
dan fungsinya. BAB III Tinjauan Kasus. BAB IV Pembahasan terdiri dari : asuhan
keperawatan, delapan sub system yang mempengaruhi komunitas, status kesehatan
komunitas, prioritas masalah. BAB V Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengertian
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan,
kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas.
Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
a. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang
terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, balk secara individu, keluarga,
ataupun masyarakat dan ekosistem.
b. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai
dari tingkat individu sampai tingkat eko¬sistem serta perbaikan fungsi setiap
unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan
tingkat sistem tubuh.
c. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling
ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting
untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan
kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan
bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai
masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan kepera¬watan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pela¬yanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa
dari praktik kesehatan masyarakat yang dilaku¬kan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini
bersifat menye¬luruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada
kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masya¬rakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan
komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan
keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh
melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia
secara optimal.

B. PARADIGMA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga Sebagai Klien
3. Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan
keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya
sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita
salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga
tersebut.
4. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat
istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat
mengikat semua warga.
Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai
kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses
yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut
Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan
fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak
lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling
menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai
bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga,
dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif
yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.

C. TUJUAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu,
keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh
dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal
secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan
asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di
Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.

D. SASARAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga
tingkat yaitu:
1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di
poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan
dan pemecahan masalah kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh
mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan
kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difo¬kuskan pada keluarga
rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan:
ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun
dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa
diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular
atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun
Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti
perdarahan, infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga
dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga
dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

E. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan,
peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gang¬guan
kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan masyarakat melalui kegiatan
imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan
kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan
peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan orang
sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu hamil
dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali pusat bayi
baru lahir
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dira¬wat dirumah
atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan
cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang
dan lain sebagai¬nya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada
penderita TBC, dll.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti, penderita
AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

F. FALSAFAH
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai - nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan
memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi.
Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, vaitu:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari
upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh semua
orang.
2. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara
berkelanjutan.
4. Perawat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayan¬an kesehatan,
menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan.
5. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
berkesinambungan.
6. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la
harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.

G. FILOSOFI
Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai berikut :
1. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang.
2. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan.
3. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu
meningkkan kesehatannya.
4. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi dirinya.
5. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang
berbeda pada waktu yang berbeda.
6. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar
belakang budaya, agama dan sosial klien.
7. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda pada
waktu yang berbeda.
8. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang
internal dan eksternal.
9. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan.
10. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya.
11. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang
berbeda.
12. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien
bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan menggunakan
kerangka teori dan pendekatan sistematik.
13. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan
merubah kebutuhan kesehatan.

H. ASUMSI KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


Asumsi mengenai keperawatan kesehatan komunitas yang dikemukakan ANA
(1980) yaitu keperawatan kesehatan komunitas merupakan system pelayanan
kesehatan yang kompleks, keperawatan kesehatan komunitas merupakan subsistem
pelayanan kesehatan. Penentuan kebijakan kesehatan seharusnya melibatkan
penerima pelayanan, perawat dan klien membentuk hubungan kerja sama yang
menunjang pelayanan kesehatan, lingkungan mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan klien, serta kesehatan menjadi tanggung jawab setiap individu.
I. KARAKTERISTIK KEPERAWATAN
Keperawatan komunitas memiliki beberapa karakteristik, yaitu pelayanan
keperawatan yang diberikan berorientasi kepada pelayanan kelompok, fokus
pelayanan utama adalah peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, asuhan
keperawatan dibe¬rikan secara komprehensif dan berkelanjutan dengan melibatkan
partisipasi klien/masyarakat, klien memiliki otonomi yang tinggi, fokus perhatian
dalam pelayanan keperawatan lebih kearah pelayanan pada kondisi sehat, pelayanan
memerlukan kolaborasi interdisiplin, perawat secara langsung dapat meng¬kaji dan
mengintervensi klien dan lingkungannya dan pelayanan didasarkan pada
kewaspadaan epidemiologi.

J. PRINSIP PEMBERIAN PELAYANAN KEPERAWATAN KESEHATAN


KOMUNITAS
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat komunitas harus
rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana semua tindakan
dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas,
pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama dengan klien
dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan diberikan secara langsung
mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan, pelayanan
keperawatan komunitas juga harus memperhatikan prinsip keadilan dimana tindakan
yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu.
sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi dimana klien atau komunitas diberi
kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Prinsip dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :
1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
2. Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya promotif
dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan.
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan komunitas adalah di¬masyarakat dan bukan
di rumah sakit.
7. Klien adalah masyarakat secara keseluruhan bark yang sakit maupun yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan kepada pem¬binaan perilaku hidup
sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas adalah meningkat¬kan fungsi kehidupan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
10. Perawat kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara
tim.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan ko¬munitas digunakan
untuk kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas, pasien yang baru kembali dari rumah sakit.
12. Kunjungan rumah sangat penting.
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem pelayanan
kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pela¬yanan kesehatan
yaitu puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga
sebagai unit pelayanan
K. TANGGUNG JAWAB PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS
Claudia M.Smith & Frances A Mauren (1995) menjelaskan bahwa tanggung
jawab perawat komunitas adalah menyediakan pela¬yanan bagi orang sakit atau
orang cacat di rumah mencakup pengajaran terhadap pengasuhnya, mempertahankan
lingkungan yang sehat, mengajarkan upaya-upaya peningkatkan kesehatan,
pencegahan, penyakit dan injuri, identifikasi standar kehidupan yang tidak adekuat
atau mengancam penyakit/injuri serta me¬lakukan rujukan, mencegah dan
melaporkan adanya kelalaian atau penyalahgunaan (neglect & abuse), memberikan
pembelaan untuk mendapatkan kehidupan dan pelayanan kesehatan yang sesuai
standart, kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan yang dapat
diterima, sesuai dan adekuat, melaksanakan pelayanan mandiri serta berpartisipasi
dalam mengembangkan pelayanan profesional, serta menjamin pelayanan
keperawatan yang berkualitas dan melaksanakan riset keperawatan.

L. PERAN PERAWAT KOMUNITAS


1. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang memungkinkan
klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya. Perawat selalu
mengkaji dan memotivasi belajar klien.
2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
3. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta
meningkatkan kualitas hidup klien.
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
5. Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang
diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Penelit
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik
keperawatan.
7. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam merubah
perilakudan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.

M. TATANAN PRAKTIK DALAM KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS


Perawat kesehatan komunitas melakukan pekerjaan pada berbagai posisi
dengan fokus utama klien individu, keluarga, dan komunitas. (Archer, 1976). Tatanan
praktik dalam keperawatan kesehatan komunitas sangat luas, karena pada semua
tatanan perawat komunitas dapat memberikan pelayanan dengan penekanan tingkat
pencegahan primer, sekunder dan tertier. Perawat yang bekerja di komunitas dapat
bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah, perawat kesehatan kerja atau
pegawai gerontology.
1. Perawat Keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan
masyarakat yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Bailon dan
Maglaya, 1978).
Perawat keluarga adalah perawat terregistrasi dan telah lulus dalam bidang
keperawatan yang dipersiapkan untuk praktik memberikan pelayanan individu
dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit. Peran yang dilakukan perawat
keluarga adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan
menggunakan hasil riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan dibidang
kesehatan, kepemimpinan, pendidikan, case management dan konsultasi.
2. Perawat Kesehatan Sekolah
Keperawatan sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan
pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikut sertakan keluarga
maupun masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan (Logan, BB, 1986).
Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkungannya dan
sasaran penunjang adalah guru dan kader.
3. Perawat Kesehatan Kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam
memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan.
Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan praktik keperawatan dalam upaya
memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat ditatanan
industri, pabrik, tempat kerja, tempat konstruksi, universitas dan lain-lain.
4. Perawat Gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan
memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi diberbagai
tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal. Lingkup praktik keperawatan gerontologi
adalah memberikan asuhan keperawatan, melaksanakan advokasi dan bekerja
untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjut usia, meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan kecacatan dan
menunjang proses kematian yang bermartabat.
N. KONSEP MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas memberikan perhatian terhadap pengaruh faktor
lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, sosial dan cultural serta spiritual,
terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan,
peningkatan, dan pemeliharaan kesehatan dalam upaya mencapai tujuan.
1. Model Sistem Imogene M. King (1971)
Komunitas merupakan suatu system dari subsistem keluarga dan supra sistemnya
adalah system sosial yang lebih luas. Adanya gangguan atau stressor pada salah
satu subsistem akan mempengaruhi komunitas, misalnya adanya gangguan pada
salah satu subsistem pendidikan, dimana masyarakat akan kehilangan informasi
atau ketidaktahuan.
2. Model Adaptasi C. Roy (1976)
Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi tujuannya adalah
untuk mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada
komunitas. Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif.
3. Model “Self Care” D.E Orem (1971)
Model ini tepat digunakan untuk keperawatan keluarga karena tujuan akhir dari
keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam melakukan upaya
kesehatan yang terkait dengan lima tugas kesehatan keluarga yaitu : Mengenal
masalah, Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, Merawat anggota
keluarga yang mengalamai gangguan kesehatan, Memodifikasi lingkungan yang
dapat menunjang kesehatan, dan Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
secara tepat.

O. DEFINISI KEPERAWATAN KOMUNITAS


WHO ( World Health Organitation ) 1974 : mencakup perawatan kesehatan
keluarga ( Nurse Health Family ) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan sendiri
serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada
pada mereka sebelum mereka meminta bantuan pada orang lain.
Departemen kesehatan RI ( 1986 ) : keperawatan kesehatan masyarakat adalah
suatu upaya pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan team kesehatan
lainnya dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan yang lebih tinggi dari
individu, keluarga dan masyarakat.
Winslow ( 1920 ) adalah seorang ahli kesehatan masyarakat, yang membuat
batasan sampai saat ini relevan, yakni public health atau kesehatan masyarakat adalah
ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan efisiensi
hidup melalui upaya pengorganisasian masyarakat untuk :
1. Kelompok – kelompok masyarakat yang terkoordinirPerbaikan kesehatan
lingkungan
Mencegah dan memberantas penyakit menular
2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat atau perseorangan
3. Dilaksanakan dengan mengkoordinasikan tenaga kesehatan dalam satu wadah
padaan pelayanan kesehatan masyarakat yang mampu menumbuhkan swadaya
masyarakat untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.

P. TUJUAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Tujuan keperawatan adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan
masyarakat melalui upaya:
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga
dan kelompok dalam konteks komunitas.
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau isu kesehatan
masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan : individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
3. Merumuskan serta memecahkan masalah
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka alami
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan maslah yang mereka hadapi yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri ( self care )
6. Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga dan kelompok baik yang sehat maupun yang sakit khususnya mereka
yang beresiko tinggi dalam masyarakat.
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, soaial dan spiritual. Maka peran perawat adalah membantu agar
individu dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena kelemahan fisik dan
mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kurangnya
kemampuan menuju kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau
adopsi. Antara keluarga satu dan yang lainya saling tergantung dan
berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainya
dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari permasalahan tersebut, maka
keluarga merupakan fokus pelayanan kesehatan yang strategis :
1) Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan
2) Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan
seluruh anggota keluarga
3) Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
4) Keluarga sebagai tempat penggambilan keputusan dalam perawatan
kesehatan
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha –
usaha kesehatan masyarakat.
c. Kelompok khusus
Yaitu sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur,
permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan antara lain :
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru lahir,
anak balita, anak usia sekolah dan usia lansia atau lanjut usia.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus penyakit
kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta dan lain – lain.
Prinsip keperawatan komunitas. Yang harus menjadi prinsip dalam
melaksanakan keperawatan komunitas haruslah mempertimbangkan :
a) Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar–besarnya bagi komunitas, artinya : ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian
b) Autonomi
Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk
melakuakan atau memilih alternatif yang terbaik yang disediakan
untuk komunitas
c) Keadilan
Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas.
d) Tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas.
Keperawatan komunitas merupakan bentuk pelayanan atau asuhan
yang berfokus pada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan
dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat,
ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan
internal dan eksternal.Intervensi keperawatan mencakup :
1. Pendidikan kesehatan / keperawatan komunitas.
Mendemonstrasikan keterampilan dasar yang dapat dilakukan di
komunitas. Intervensi keperawatan yang memerlukan keahlian
perawat seperti :melakukan konseling pada remaja, wanita, usila,
pasangan yang akan menikah, dll.
2. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam mengatasi
masalah kesehatan di komunitas.
3. Rujukan keperawatan dan non keperawatan apabila diperlukan

Q. SISTEM RUJUKAN
Adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal maupun horizontal. Pelayanan
kesehatan masyarakat terdiri dari 3 bentuk yaitu :
1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health care)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan
dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau
promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi
sangat besar ( lebih kurang 85% ), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok
ini bersifat pelayanan kesehatan dasar (basic health services), atau juga
merupakan pelayanan kesehatan primer atau utama (primary health care).
Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah puskesmas yaitu puskesmas
pembantu, puskesmas keliling dan balkesmas.
2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health service)
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatan inap yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan
kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya rumah sakit tipe C dan D
memerlukan tersedianya tenaga – tenaga spesialis.
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tertiary health service )
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien
yang tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder. Pelayanan
sudah komplek dan memerlukan tenaga – tenaga super spesialis.
Lingkungan hidup sebagai faktor penyebab penyakit
Nutrisi yang baik dan memadahi sebagai hasil kemajuan teknologi pertanian
dan pengolahan makanan, kemajuan teknologi, transportasi dan komunikasi,
mampu menurunkan angka kesakitan dan angka kematian. Demikian juga
penyediaan air bersih serta fasilitas sanitasi lainya telah berkembang
sedemikian rupa, sehingga mampu memperpanjang usia penduduk. Nutrisi
mempengaruhi daya tahan seseorang terhadap penyakit menular, maka
kesehatan lingkungan biasanya menentukan sering atau tidaknya seseorang
berhibungan dengan bakteri, virus dan parasit yang menyebabkan kematian.
Jika fasilitas air dan selokan mudah didapat namun penduduk tidak tahu,
penggaruh lingkungan terhadap timbulnya penyakit, maka tidak dapat
diharapkan penggunaan fasilitas tersebut secara baik. Sedangkan penangganan
selokan serta pembuangan kotoran manusia yang tidak semestinya akan
mencemari ketersediaan air, tanah serta perumahaan dengan kuman – kuman
penyakit. Penyakit dan kematian yang disebabkan pencemaran lingkungan
oleh kotoran manusia dapat menelan korban yang jumlahnya lebih besar dari
pada pencemaran industri. Selokan yang digali adalah sumber penyakit
saluran cerna ( diare, tifus dan sebagainya ) yang perlu disadari. Salah satu
penyakit yang disebabkan tingkat kesehatan lingkungan yang tidak memadai
pada kasus ini yaitu diare.
Diare adalah penyakit saluran cerna yang ditandai oleh buang air besar
yang encer dengan atau tanpa darah dan muntah – muntah. Penyakit tersebut
disebabkan oleh kerusakan organik atau fungsional saluran cerna baik karena
serangan kuman penyakit maupun karena keracunan akibat pencemaran
makan oleh kuman atau bahan tertentu. Biasanya penyakit ini disebabkan oleh
faktor kesehatan lingkungan serta kesehatan perorangan yang tidak
menguntungkan. Diare sangat berbahaya pada anak-anak karena mereka
sangat cepat kehilangan dan kekurangan air dengan sangat cepat.
Penyebab kuman penyakit diare yang masuk kedalam tubuh melalui :
1. Minuman yang kotor, contohnya air darisuatu empang atau sungai, sumur
atau sumber mata air yang disimpan dalam tempat penyimpan yang kotor.
2. Makanan yang kotor, misalanya dicuci dengan tidak baik, makanan yang
tinggal diluar atau tempat panas terlalu lama atau makanan yang tidak
dilindungi dari debu, lalat atau binatang.
3. Makanan tidak sehat, misalnya makanan yang dimasak tidak cukup lama
seperti daging yang disate.
4. Tangan kotor misalnya sewaktu makanan dimakan dengan tangan yang
tidak dicuci bersih setelah buang tinja atau setelah bekerja.

R. GIZI DAN FUNGSINYA


Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan yang bukan
sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat – zat gizi. Zat-
zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini
dikelompokan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral. Fungsi – fungsi zat makanan itu antara lain : Protein, diperoleh dari
makanan yang berasal dari tumbuh – tumbuhan ( protein nabati ), dan makanan
dari hewan ( protein hewani ). Fungsi protein bagi tubuh antara lain :
1. Membangun sel – sel yang rusak
2. Membentuk zat – zat pengatur, seperti enzim dan hormone
3. Membentuk zat inti energi ( 1 gram energi menghasilkan 4,1 kalori )Lemak,
berasal dari minyak goreng, daging, margarin dan sebaganya.
Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah :
1. Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia ( 1 gram lemak
menghasilkan 9,3 kalori).
2. Sebagai pelarut vitamin A,D, E, dan K
3. Sebagai pelindung terhadap bagian – bagian tubuh tertentu dan pelindung
bagian tubuh pada temperatur rendahKarbohidrat, fungsi karbohidrat adalah
salah satu pembentuk energi yang paling murah karena pada umumnya
sumber karbohidrat berasal dari tumbuh – tumbuhan ( beras, jagung,
singkong, dan sebagainya ) yang merupakan makanan pokok.Vitamin
dibedakan menjadi dua yaitu vitamin larut air ( vit. A&B ), dan vitamin larut
lemak ( vit.A,D,E, dan K.)Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat
flour (F), natrium (Na) dan Chlor (Cl), kalium (K) dan iodium (I), secara
umum fungsi mineral adalah sebagai zat dari zat yang aktif dalam
metabolisme atau sebagai bagian yang penting struktur sel dan jaringan.Selain
itu terdapat juga penyakit -penyakit atau gangguan – gangguan kesehatan
akibat dari kelebihan atau kekurangan zat gizi, dan yang merupakan msalah
kesehatan masyarakat,antara lain:
 Peyakit kurang kalori dan protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi
kalori/karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya
defisiensi atau defisit energi dan protein.biasanya terjadi pada anak balita.
 Penyakit kegemukan (obesitas)
Penyakit ini terjadi karna ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan
kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan
kebutuhan atau pemakaian energi.
 Anemia (penyakit kurang darah)
Penyakit ini tarjadi karena konsumsi zat besi ( Fe ) pada tubuh tidak seimbang
atau kurang dari kebutuhan tubuh.
 Zerophthalmia (defisiensi vitamin A)
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A dalam tubuh.
Gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea, karena
glandula lacrimaris menurun.
 Penyakit gondok endemic
 Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan
kompinen dari hormon thyroxin. Zat iodium ini dikonsentrasikan dalam
kelenjar gondok ( glandula thyroidea ) yang digunakan dalam sintesa hormon
thyroxin.
 Keluarga Berencana (KB)
KB adalah suatu cara untuk mencegah kehamilan agar ibu dapat melahirkan
anak yang diinginkan sesuai dengan perencanaan kelurga yang sehat.
a. Manfaat dari KB :
Mencegah kurang darah pada ibu.Ibu dan anak tetap sehat.
Rumah tangga lebih terawatt
b. Waktu yang tepat untuk mengikuti KB :
a) Jumlah anak sudah lebih dari 2
b) Anak bungsu berumur kurang dari 2 tahun
c) Usia ibu kurang dari 20 tahun, sudah mempunyai anak
d) Usia ibu lebih dari 35 tahun dan sudah mempunyai anak
e) Alat kontrasepsi KB yaitu :Pil, Suntikan, Implan atau susuk, Kondom,
IUD (alat kontrasepsi, dalam rahim)
BAB III
TINJAUAN KASUS

Disebuah desa nelayan di kota baru terdapat kelompok nelayan sebagai


nelayan yang tidak mempunyai perahu untuk melaut sehingga mereka menjadi
penyewa perahu setiap hari untuk berlayar mencari ikan, rata-rata kehidupan nelayan
disana sangat memprihatinkan karena kebutuhan ekonomi yang semakin berat. Desa
nelayan tersebut dihuni oleh 59 KK dan terdiri dari 400 jiwa. Di desa tersebut sudah
ada puskesmas. Pada bulan juni 2015, musim panas dan jarang sekali ada hujan
sehingga sumur-sumur penduduk banyak yang berkurang airnya bahkan ada yang
kering. Penghasilan masyarakat disana hanya cukup untuk memberikan makan
sehari-hari kelarganya. Mereka termasyk keluarga pra sejahtera. Puskesmas yang ada
hanya ada dua orang dokter, dokter gigi, dan dokter umum, perawat komunitas hanya
satu orang, satu orang bidan dan satu orang perawat lainnya. Masyarakat disana
banyak yang menderita diare karena kurangnya air dan rata-rata penduduk tidak
berKB, kurang olahraga, makan makanan yang kurang gizi, ada sebuah SD dan SMP,
agar anak-anak dapat sekolah, tetapi banyak anak-anak yang setelah lulus SD tidak
meneruskan sekolah karena mereka harus membantu ayahnya mencari ikan dan bagi
anak perempuan membantu ibu membuat ikan asin. Ibu-ibu disana belum terbiasa
membawa anaknya untuk imunisasi.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
Core atau inti : data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri : umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai – nilai, keyakinan serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

B. DELAPAN SUBSISTEM YANG MEMPENGARUHI KOMUNITAS ( BETTY


NEUMAN )
1. Perumahan :
Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan
2. Pendidikan :
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan
3. Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal :
Apakah tidak menimbulkan stress.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan :
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.Pelayanan kesehatan yang
tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau
apabila gangguan sudah terjadi.
5. Sistem komunikasi :
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut
untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nnutrisi misalnya
televisi, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas
6. Ekonomi :
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan
UMR ( Upah Minimum Regional ), di bawah UMR atau dinas UMR
sehingga upaya pelayanan kesehatan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk
konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut .
7. Rekreasi : apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komuitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas
untuk mengurangi stress.
8. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik,
antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi dan KB.

C. PRIORITAS MASALAH
Prioritas primer yang kelompok dapatkan dari masalah ini yaitu :
1. Diare yang disebabkan oleh tidak adanya air bersih
2. Ibu – ibu tidak terbiasa membawa anaknya untuk imunisasi
Prioritas masalah sekunder yang kelompok dapatkan dari masalah ini yaitu :
1. PUS ( Pasangan Usia Subur ) yang tidak ber KB
2. Kurangnya makan makanan yang bergizi karena termasuk keluarga yang pra
sejahtera

D. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu asuhan keperawatan yang
dilakukan kepada individu, keluarga dan masyarakat disuatu komunitas tertentu. Pada
kasus ini kelompok kami membahas tentang asuhan keperawatan komunitas nelayan
di Desa Nelayan Kota Baru.
Masalah kesehatan yang muncul di komunitas Desa Nelayan Kota yaitu diare
yang disebabkan oleh tidak tersedianya air bersih, pelayanan kesehatan yang
dilakukan yaitu memberikan penyuluhan tentang cara penangan diare,
memberikan cairan oralit atau cairan gula garam, menganjurkan masyarakat untuk
selalu menjaga kebersihan dan mengajarkan kepada masyarakat untuk selalu
mencuci tangan sebelum makan. Banyaknya pasangan usia subur yang belum ber
KB, ibu–ibu yang tidak terbiasa membawa anaknya untuk imunisasi, serta
kurangnya perawatan diri dan lingkungan. Pelayanan yang dilakukan yaitu
melakukan pendidika kesehatan tentang pentingnya dan manfaat KB, pentingnya
imunisasi serta perawatan diri dan lingkungan.
Peran petugas kesehatan sangat penting untuk menangani masalah kesehatan
yang muncul di Desa Nelayan Kota Baru ini serta partisipasi dari komunitas
nelayan itu sendiri agar terciptanya lingkungan yang sehat. Jika lingkungan didesa
tersebut sudah baik maka insiden penyakit diare akan berkurang.

You might also like