Professional Documents
Culture Documents
Oleh Kelompok 2
Tingkat II A
2012
I. KONSEP HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana pada umumnya mempunyai tekana
darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah lebih
dari atau sama dengan 90 mmHg
Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sam dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi (WHO)
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh
darah arteri secara terus – menerus lebih dari satu periode
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak
normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima
berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin namun pada umumnya sistolik yang
berkisar antara 140-190 mmHg dan diastolik antara 90-95 mmHg dianggap
merupakan garis batas hipertensi (sylvia A, pierce. 533)
B. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
Hipertensi esensial/primer : hipertensi yang tidak diketahui penyebab atau
idiopatik
Hipertensi sekunder/renal : Berbagai faktor dihubungkan dengan hipertensi
esensial, akan tetapi belum terdapat keterangan pasti yang dapat menjelaskan
penyebabnya.
C. ETIOLOGI
1. Keluarga dengan riwayat hipertensi
2. Pemsukan sodium berlebih
3. Konsumsi kalori berlebih
4. Kurangnya aktifitas fisik
5. Pemsukan alkohol berlebih
6. Rendahnya pemasukan potasium
7. Lingkungan
8. Penggunaan estrogen
9. Penyakit ginjal
10. Hipertensi vaskuler renal
11. Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dll.
E. PATOFISIOLOGI
Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, sehingga semua
faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi
tekanan darah. Secara mudah tekanan darah dapat dituliskan dengan formulasi
sebagai berikut :
Tekanan darah = Curah jantung X Tahanan perifer
Selain curah jantung dan tahanan perifer, sebenarnya tekanan darah dipengaruhi
juga oleh tekanan atrium kanan, akan tetapi karena tekanan atrium kanan
mendekati nol, nilai tersebut tidak mempunyai pengaruh.
F. FAKTOR RESIKO
Yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah :
a) Faktor genetik :adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak
dijumpai pada penderita kembar monozoit daripada heterozigot
b) Umur dan jenis kelamin :wanita lebih banyak menderita hipertensi
dari pada pria
c) Peranan ginjal :penyebab hipertensi sekunder
d) Penumpukan garam
e) Ketidakseimbangan kimiawi : disebabkan oleh pembesaran dan
kegiatan yang berlebihan pada salah satu kelenjar adrenalin
f) Diet
g) Kegemukan/ obesitas
h) Sembelit terkait masalah diet
i) Rokok : non significant
j) Alkohol : meninggi bila minum lebih dari 3X per hari
k) Emosional
l) Obat-obatan yangmenyebabkan hipertensi :
m) Kapsul utuk menghilangkan gejala pilek
n) Pil kontrasepsi kombinasi
o) Hormon
G. Komplikasi
Umumnya mengenai organ-organ vital seperti :
a) Mata : spasme fokal, penyempitan arteriola, perdarahan, eksudat dan
papil bendung
b) otak : infark otak, pecahnya pembuluh darah otak, kematian
c) Jantung : gagal jantung
d) Ginjal : gagal ginjal
Referensi
A. price, silvya, 1995.. Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arief dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : EGC.
Soeparman, 1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Jakarta : Balai penerbit
FKUI.
PENGKAJIAN KELUARGA
2) Komposisi Keluarga
Gender Hubungan
No Nama Tempat/ tgl.lahir Pendidikan Pekerjaan
(L/P ) Dg KK
1
Blitar, 27 Maret
Hariaji L KK SLTA Swasta
1964
2 Blitar, 18 Agustus
Suminten P Istri SLTP IRT
1962
3
Blitar, 7 Pebruari
Eka L Anak SLTA Swasta
1982
4
Blitar, 9 Februari
Dwi L Anak SLTA -
1993
3) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Meninggal
: Serumah : Menikah
Denah Rumah
2 3 4 5 7
U
1 6
8
10 9
Keterangan :
1. Ruang tamu 6. Ruang makan
2. Kamar tidur 7. Pekarangan
3. Kamar tidur 8. Kamar mandi
4. Kamar tidur 9. Dapur
5. Ruang TV 10. Garasi
V. FUNGSI KELUARGA
1) Fungsi afektif
Tn H dan keluarga merasa hubungan antara anggota keluarga yang satu dengan
yang lain sangat dekat (intim), sangat menghormati, menghargai, mengasihi dan
saling mengingatkan. Sebagai kepala keluarga, Tn.H selalu memberi contoh
perilaku yang baik bagi keluarga (asuh), mengajak keluarga untuk menerapkan
tata cara hidup dengan orang lain (berkeluarga dan bermasyarakat) yang baik
(asah). Istri Tn. H mengatakan, anak pertamanya sangat pendai dalam menyikapi
sifat dari bapak/ibunya, misalnya pada saat Tn. H marah, anaknya bisa menyikapi
bagaimana caranya agar suasana menjadi tenang dan ayahnya bisa diajak bicara
baik-baik dan tidak marah lagi.
2) Fungsi ekonomi
Penghasilan keluarga Tn. H tidak menentu tergantung dari hasil tani yang
diperoleh dan dari pekerjaan sampingan yaitu menggangkut barang dan hasil
panen milik tetangga dengan menggunakan mobilnya. Dari penghasilan tersebut
digunakan bersama untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Keuangan
dikelola oleh istri dan apabila Tn. H memerlukan untuk kebutuhannya sendiri
maka beliau meminta istri. Keluarga Tn H penghasilan cukup tidak cukup
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tiap harinya.
3) Fungsi reproduktif
Tn.H dan istriya sudah tidak menginginkan untuk punya anak lagi.Saat ini
istrinya mengikuti KB suntik sejak ± 12 tahun yang lalu.Ny.S tidak pernah
melakukan pemeriksaan PAP SMEAR.Saat ini Ny.S masih menstruasi dan juga
masih melakukan hubungan suami istri.
4) Fungsi sosialisasi
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik meskipun kadang-kadang terjadi
konflik dan setiap ada masalah selalu di bicarakan bersama. Keluarga Tn.H
memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar.An.D kadang juga
bermain kerumah tetangga. Upaya Tn. H dalam memperkenalkan anggota
keluarga kepada masyarakat adalah dengan menyuruh mereka untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan keluarga rawan / risiko
tinggi
Menurut Tn.H yang dimaksud dengan sehat adalah keadaan seeorang dimana
orang tersebut merasa segar dan mempunyai nafsu makan.Sedangkan sakit adalah
keadaan yang serba tidak mengenakan badan dan nafsu makan menurun.Tn.H
tidak khawatir akan terjadi penyakit degeneratif seperti darah tinggi ataupun
kencing mnis sebab beliau tidak mempunyai riwayat HT dan DM,tetapi beliau
terkena Keju linu yang di sebabkan karena Tn.H mengkonsumsi emping
melinjo.Dan Tn.H tidak akan mengkonsumsi emping lagi karena dapat
menyebabkan keju linunya kambuh,sedangkan pada Ny. S beliau mempunyai
riwayat hipertensi,dan Ny.S belum begitu paham tentang penyakit tersebut..
b) Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
keluarga rawan / risiko tinggi
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (
mis: sakit), Tn. H selalu menganjurkan untuk segera membawanya ke mantri desa
terdekat/puskesmas di desanya untuk segera mendapat pengobatan.Tetapi jika
Tn.H sendiri yang sakit maka ia tidak pernah berobat ke petugas kesehatan namun
hanya membeli obat toko dan jamu setelan yang di jual bebas.Keluarga tidak
pernah melakukan olah raga namun untuk menjaga kesehatannya hanya asupan
gizi. Asupan yang sering dikonsumsi adalah sayur-sayuran,tempe,tahu dan telur.
c) Kemampuan merawat anggota keluarga rawan / risiko tinggi
Tn. M mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit segera mungkin
dibawa ke mantri terdekat. Apabila semua sehat, maka keluarga berusaha untuk
selalu menjaga kondisi agar tidak jatuh pada kondisi sakit dengan makan makanan
yang cukup dan aktivitas serta istirahat yang sesuai.
d) Kemampuan keluarga rawan / risiko tinggi memelihara /
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatur dan memelihara rumah dengan cara membuat rumah dengan
jumlah jendela yang sesuai syarat kesehatan sehingga sinar matahari dapat masuk
dengan baik, persediaan air bersih terpenuhi, tetapi untuk lantai dapur masih
terbuat dari tanah.
e) Kemampuan keluarga rawan / risiko tinggi menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan
Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, terbukti apabila
mereka merasa tidak enak badan atau sakit mereka segera membawanya ke
puskesmas atau mantri desa terdekat untuk segera mendapat pengobatan.
VI. STRES DAN KOPING
1) Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga mencemaskan anak ke duanya memikirkan biaya untuk masuk
perguruan tinggi,serta memikirkan An.E untuk segera mendapatkan pekerjaan.
2) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor
Tn. H mengatakan apabila mempunyai masalah, selalu diterima dengan ikhlas dan
mencari pemecahan dari masalah yang dihadapinya.
3) Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan seperti itu dan berusaha untuk selalu dapat
menyelesaikan masalah yang muncul dengan baik tanpa ada kekerasan. Karena
menurutnya hidup ini untuk ibadah jadi setiap menghadapi masalah selalu disikapi
dengan sikap yang santai dan ikhlas menjalani hidup
4) Strategi adaptasi fungsional
Dalam menghadapi masalah yang muncul, Tn. H selalu menjalani hidup dengan
santai, dan mengatakan bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur, dan manusia
hidup tinggal menjalaninya
VII. PEMERIKSAAN KESEHATAN MASING-MASING ANGGOTA
KELUARGA
Tanda-Tanda Vital:
Tn. H
BB : 62 kg
TB : 165 cm
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/ menit
Ny. S
BB : 75kg
TB : 155 cm
TD : 140/100 mmHg
RR : 22 x/menit
N : 80 x/menit
An. E
BB : 57 kg
TB :160 cm
TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 80x/menit
An.D
BB : 49kg
TB :157 cm
TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 80x/menit
VIII. HARAPAN KELUARGA
An.E segera mendapatkan pekerjaan
Anak kedua dapat lulus SMA dan melanjutkan ke perguruan
tinggi
Menjalani masa tua dengan sehat,bahagia, dan sejahtera
Obyektif:
TTV :
TD : 140/100 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/ menit