You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga I

Oleh Kelompok 2

Candra Pratiwi (1001300005)

Etika Harumi (1001300015)

Irma Silviana (1001300022)

M. Fauzi Eko (1001300005)

M. Oscar Saputra (1001300028)

Aris Eka Kristianto (1001300003)

Tingkat II A

Program Studi DIII Keperawatan Blitar

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Malang

2012
I. KONSEP HIPERTENSI

A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana pada umumnya mempunyai tekana
darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah lebih
dari atau sama dengan 90 mmHg
Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan
tekanan darah sam dengan atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai
hipertensi (WHO)
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh
darah arteri secara terus – menerus lebih dari satu periode
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik yang tidak
normal, batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang dapat diterima
berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin namun pada umumnya sistolik yang
berkisar antara 140-190 mmHg dan diastolik antara 90-95 mmHg dianggap
merupakan garis batas hipertensi (sylvia A, pierce. 533)

B. KLASIFIKASI
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
Hipertensi esensial/primer : hipertensi yang tidak diketahui penyebab atau
idiopatik
Hipertensi sekunder/renal : Berbagai faktor dihubungkan dengan hipertensi
esensial, akan tetapi belum terdapat keterangan pasti yang dapat menjelaskan
penyebabnya.

C. ETIOLOGI
1. Keluarga dengan riwayat hipertensi
2. Pemsukan sodium berlebih
3. Konsumsi kalori berlebih
4. Kurangnya aktifitas fisik
5. Pemsukan alkohol berlebih
6. Rendahnya pemasukan potasium
7. Lingkungan
8. Penggunaan estrogen
9. Penyakit ginjal
10. Hipertensi vaskuler renal
11. Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dll.

D. TANDA DAN GEJALA


Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul
gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target sepertu pada ginjal, mata, otak
dan jantung. Gejalanya adalah sakit kepala, epistaksis, pusing atau migren, marah,
telinga berdengung, mimisan, sukar tidur dan sesak nafas, rasa berat dit tengkuk,
mata berkunag-kunang.
Gangguan serebral akibat hipertensi dapat berupa kejang, atau gejala- gejala
akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa kelumpuhan, gangguan
kesadaran bahkan sampai koma. Apabila gejala tersebut timbul,
merupakanpertanda tekanan darah perlu segera diturunkan (Soeparman, 1999).

E. PATOFISIOLOGI
Tekanan darah dipengaruhi curah jantung dan tahanan perifer, sehingga semua
faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi
tekanan darah. Secara mudah tekanan darah dapat dituliskan dengan formulasi
sebagai berikut :
Tekanan darah = Curah jantung X Tahanan perifer
Selain curah jantung dan tahanan perifer, sebenarnya tekanan darah dipengaruhi
juga oleh tekanan atrium kanan, akan tetapi karena tekanan atrium kanan
mendekati nol, nilai tersebut tidak mempunyai pengaruh.

F. FAKTOR RESIKO
Yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah :
a) Faktor genetik :adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak
dijumpai pada penderita kembar monozoit daripada heterozigot
b) Umur dan jenis kelamin :wanita lebih banyak menderita hipertensi
dari pada pria
c) Peranan ginjal :penyebab hipertensi sekunder
d) Penumpukan garam
e) Ketidakseimbangan kimiawi : disebabkan oleh pembesaran dan
kegiatan yang berlebihan pada salah satu kelenjar adrenalin
f) Diet
g) Kegemukan/ obesitas
h) Sembelit terkait masalah diet
i) Rokok : non significant
j) Alkohol : meninggi bila minum lebih dari 3X per hari
k) Emosional
l) Obat-obatan yangmenyebabkan hipertensi :
m) Kapsul utuk menghilangkan gejala pilek
n) Pil kontrasepsi kombinasi
o) Hormon

G. Komplikasi
Umumnya mengenai organ-organ vital seperti :
a) Mata : spasme fokal, penyempitan arteriola, perdarahan, eksudat dan
papil bendung
b) otak : infark otak, pecahnya pembuluh darah otak, kematian
c) Jantung : gagal jantung
d) Ginjal : gagal ginjal

Referensi
A. price, silvya, 1995.. Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arief dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta : EGC.
Soeparman, 1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Jakarta : Balai penerbit
FKUI.
PENGKAJIAN KELUARGA

I. IDENTIFIKASI DATA KELUARGA


a) Identitas Keluarga
1) Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. Hariaji
Tempat / tgl lahir : Blitar, 27 Maret 1964
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Alamat & Telp : Dsn. Krajan, Rt 5 Rw 9, Ds. Wonotirto

2) Komposisi Keluarga

Gender Hubungan
No Nama Tempat/ tgl.lahir Pendidikan Pekerjaan
(L/P ) Dg KK
1
Blitar, 27 Maret
Hariaji L KK SLTA Swasta
1964
2 Blitar, 18 Agustus
Suminten P Istri SLTP IRT
1962
3
Blitar, 7 Pebruari
Eka L Anak SLTA Swasta
1982
4
Blitar, 9 Februari
Dwi L Anak SLTA -
1993

3) Genogram
Keterangan :

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Meninggal

: Serumah : Menikah

4) Tipe Bentuk keluarga


Nuclear Family ( Keluarga inti).
5) Latar belakang budaya / etnis
Keluarga ini merupakan Warga Negara Indonesia asli, berasal dari suku Jawa,
dan merupakan warga Blitar asli. Lingkungan sekitar bersifat homogen, mereka
adalah tetangga dengan latar belakang yang relatif sama (dari lingkungan yang
sama), sebagian besar adalah petani.Semua anggota keluarga melakukan ibadah
sholat,tapi jarang berjamaah. Anggota keluarga tidak pernah membeda–bedakan
orang lain,mereka selalu bergaul dengan semua lapisan masyarakat,seperti ikut
membantu tetangga bila ada yang membangun rumah.Tn.H dan Ny.S rutin
mengikuti kegiatan keagamaan(yasinan,pengajian,tahlilan) yang ada di
lingkungan tempat tinggalnya.Keluarga juga mengikuti adat yang berlaku,seperti
selametan.
6) Identifikasi religius
Semua anggota keluarga Tn. H beragama Islam, Tn.H dan istrinya sering
mengikuti kegiatan keagamaan seperti yasinan, pengajian, dan tahlilan. Semua
anggota keluarga selalu melaksanakan sholat lima waktu tapi jarang berjamaah.
Keluarga sangat pasrah kepada Tuhan YME dengan semua problem yang
dihadapi.
7) Status kelas sosial
Keluarga Tn H masuk dalam kategori ekonomi menengah. Yang bekerja
dalam keluarga ini adalah Tn. H saja sebagai petani. Untuk membiayai kebutuhan
sehari-hari keluarga, penghasilan diperoleh dari hasil tani dan hasil sampingan
dari Tn.H mengangkut barang atau hasil tani milik tetangganya dengan mobilnya.
Keluarga Tn. H mengatakan jika dihitung, rata-rata penghasilan mereka tidak
menentu, jika ada orang yang menyuruhnya mengantarkan barang atau hasil
taninya biasanya mencapai 40.000/hari. Dari penghasilan tersebut digunakan
bersama untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
8) Aktivitas rekreasi/ waktu luang keluarga
Waktu luang keluarga digunakan untuk menonton televisi dan mengobrol
antara pukul 19.00 sampai 21.00.Biasanya saat siang hari setelah Ny.S
menyelesaiakan pekerjaan rumah, Ny.S sering duduk diteras depan rumah sambil
mengobrol dengan tetangga bila ada yang kerumahnya

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. H merupakan keluarga tahap VI (anak pertama mulai meninggalkan
rumah).
2) Tugas perkembangan keluarga yang sesuai tahap perkembangan saat ini
Keluarga Tn M belum mampu melaksanakan tugas perkembangan keluarga sesuai
tugas tahap VI diantaranya :
Mempertahankan hubungan intim dengan pasangan (suami – istri).
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
3) Riwayat kesehatan keluarga hingga saat ini
Tn H mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Saat ini Tn. H menderita
keju linu karena makan emping melinjo.Sedangkan Ny.S mempunyai riwayat
hipertensi.Saat ditanya tentang penyebabnya Ny.S belum begitu paham dan
keadaan anak-anaknya saat ini sehat tidak ada keluhan.
4) Riwayat kesehatan keluarga asal kedua orang tua
Kedua oarang tua Tn H sudah meninggal, ibu dari Tn.H meniggal karena sakit
kencing manis.Sedangkan ayah dari Ny.S meninggal karena stroke

III. DATA LINGKUNGAN


1) Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati ±6 x 12 m2 terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
kamar untuk sholat, 1 ruang untuk nonton tv, dan dibelakang rumah ada kamar
mandi dan WC serta sumur disebelahnya. Dibelakang rumah terdapat
pekaranagan. Pencahayaan cukup, tipe bangunan adalah permanen, lantai terbuat
dari plester kecuali dapur. Jumlah jendela cukup memenuhi syarat kesehatan,
terdapat di ruang tamu, setiap kamar dan di dapur. Sinar matahari dengan lancar
dapat masuk, tata rumah cukup, lantai rumah bersih. Sumber air minum berasal
dari sumur gali milik sendiri yang juga digunakan untuk keperluan lain. Untuk
pencucian dibuatkan plester sebelah sumur dan untuk pembuangan limbah
terdapat tempat sendiri di belakang rumah.

Denah Rumah

2 3 4 5 7
U

1 6
8

10 9
Keterangan :
1. Ruang tamu 6. Ruang makan
2. Kamar tidur 7. Pekarangan
3. Kamar tidur 8. Kamar mandi
4. Kamar tidur 9. Dapur
5. Ruang TV 10. Garasi

2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal


Lingkungan rumah Tn.H dihuni oleh penduduk yang bersifat homogen (keturunan
jawa) dan mayoritas beragama islam dan bermata pencaharian petani.Keadaan
jalan depan rumah sudah di aspal.Keluarga Tn.H termasuk keluarga yang sudah
lama tinggal di lingkungan tersebut (sejak Tn.H menikah).Jarak rumah ±1 m
dengan rumah tetangga dan kebiasaaan dari tetangga yang ada dilingkungan Tn.H
menutup pintu pada pukul 21.00.Hubungan keluarga baik dengan saling
berkunjung,membantu,menyapa dan menanyakan keadaan masing – masing.Tidak
pernah terjadi insiden kejahatan di lingkungan sekitar.Yasinan dan Tahlilan
adalah perkumpulan keagamaan di lingkungan tersebut.Sarana pendidikan yang
ada disana adalah SD,dekat dengan pelayanan kesehatan yaitu mantri tetapi untuk
tempat ibadah agak jauh dari rumah Tn.H.
3) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn M tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah, mereka asli
penduduk desa Sumberboto
4) Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas
Keluarga Tn H aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di desanya, seperti yasinan laki-
laki pada malam jumat, dan wanita tiap rabu sore sehabis magrib.Tn.H tidak
pernah terlibat utang piutang dengan tetangganya,saudranya maupun bank.Ny.S
punya kebiasaan membeli sayur di pasar tetapi terkadang di penjual sayur yang
setiap pagi lewat.Tn.H dan Ny.S tidak mengikuti Posyandu Lansia.
5) Sistem pendukung / jaringan sosial keluarga
Yang menjadi tulang punggung keluarga adalah Tn H, keluarga Tn H tidak
mempunyai tabungan khusus untuk menyimpan uang, karena kebutuhan yang
begitu banyak untuk pendidikan anaknya yang sudah SMA. Jarak rumah dengan
puskesmas, pasar dan tempat umum lain cukup jauh ± 3 km, begitu juga pasar dan
sarana umum lain, tetapi menurut keluarga semua itu masih dapat dijangkau oleh
keluarga, tetapi jarak dengan mantri setempat sangat dekat ± 30 m.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1) Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antara Tn.K dengan Ny.S cukup fungsional.Terbukti bila ada
masalah selalu di musyawarahkan secara terbuka,jujur, dan mampu
mengendalikan emosi.Juga komunikasi Tn.H dan Ny.S dengan anak – anaknya
sangat baik.Terbukti apabila ada masalah diantara mereka maka mereka saling
membuka diri dan menceritakan semua masalahnya kepada Tn.H dan Ny.S.Jadi
seluruh anggota keluarga selalu mengetahui jika ada salah satu anggota keluarga
ada masalah yang perlu diselesaiakan.Saat santai Tn.H dan Ny.S serta An.D
terkadang membicarakan rencana masa depan anak –anaknya terutama masalah
An.D untuk masuk perguruan tinggi setelah lulus SMA.Saat bicara atau ngobrol
keluarga menggunakan bahasa jawa.tidak ada anggota keluarga yang bicara
dengan kasar atau membentak- bentak.
2) Struktur kekuasaan keluarga
Apabila terdapat persoalan dan perlu dimusyawarahkan keputusan akhir selalu
disepakati bersama oleh seluruh keluarga. Musyawarah dilaksanakan dengan cara,
masing-masing anggota keluarga menyampaikan uneg-uneg / permasalahan yang
dihadap, setiap anggota keluarga menyampaikan pendapat untuk menyelesaikan
masalah, lalu Tn. H menyimpulkan masalah-masalah yang harus diselesaikan
kemudian rembugan bersama istrinya, keputusan dibuat bersama dengan
mempertimbangkan baik buruknya dari masalah yang sedang dihadapi tersebut.
3) Struktur peran keluarga
Tn. H sebagai seorang ayah dan suami yang bertindak sebagai pencari nafkah
serta kepala keluarga yang sangat bertanggungjawab. Peran pendidik dan
pengasuh juga dijalankan dengan baik,terbukti jika anaknya melakukan kesalahan
Tn.H selalu menegurnya dan menasehatinya serta memberi contoh yang baik dan
benar kepada anak – anaknya. istrinya berperan sebagai ibu rumah
tangga,termasuk memasak,berbelanja,dan membersihkan rumah serta memanage
keuangan.Keluarga Tn. H termasuk orang yang disegani di dusunnya.An.E
sebagai anak pertama dari adiknya telah memberikan contoh yang baik (patuh
kepada orang tua dan selalu taat beribadah).
4) Nilai / norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai-nilai agama
yang dianut dan norma yang berlaku di masyarakat. Melihat keadaan rumah dan
keluarga mereka sangat bersyukur dan merasa yakin ini semua adalah rejeki dan
ujian dari Allah untuk selalu bersyukur. Nilai kesehatan dan perilaku hidup bersih
dan sehat yang diterapkan dalam keluarga adalah apabila salah satu anggota
keluarga ada yang sakit maka segera dibawa ke pelayanan kesehatan, berdoa
sebelum makan, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, menjaga asupan
makanan yang di konsumsi keluarga dengan memperhatikan gizi yang cukup,.
Norma keluarga bahagia sejahtera yang diterapkan dalam keluarga antara lain
adalah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik, makan tiga kali atau
lebih dalam sehari, keluarga selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan
tentang agama. Norma yang dianut dalam mengatur ekonomi adalah
menggunakan uang yang ada untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta
menjalani hidup ini apa adanya, ikhlas.

V. FUNGSI KELUARGA
1) Fungsi afektif
Tn H dan keluarga merasa hubungan antara anggota keluarga yang satu dengan
yang lain sangat dekat (intim), sangat menghormati, menghargai, mengasihi dan
saling mengingatkan. Sebagai kepala keluarga, Tn.H selalu memberi contoh
perilaku yang baik bagi keluarga (asuh), mengajak keluarga untuk menerapkan
tata cara hidup dengan orang lain (berkeluarga dan bermasyarakat) yang baik
(asah). Istri Tn. H mengatakan, anak pertamanya sangat pendai dalam menyikapi
sifat dari bapak/ibunya, misalnya pada saat Tn. H marah, anaknya bisa menyikapi
bagaimana caranya agar suasana menjadi tenang dan ayahnya bisa diajak bicara
baik-baik dan tidak marah lagi.
2) Fungsi ekonomi
Penghasilan keluarga Tn. H tidak menentu tergantung dari hasil tani yang
diperoleh dan dari pekerjaan sampingan yaitu menggangkut barang dan hasil
panen milik tetangga dengan menggunakan mobilnya. Dari penghasilan tersebut
digunakan bersama untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Keuangan
dikelola oleh istri dan apabila Tn. H memerlukan untuk kebutuhannya sendiri
maka beliau meminta istri. Keluarga Tn H penghasilan cukup tidak cukup
digunakan untuk memenuhi kebutuhan tiap harinya.
3) Fungsi reproduktif
Tn.H dan istriya sudah tidak menginginkan untuk punya anak lagi.Saat ini
istrinya mengikuti KB suntik sejak ± 12 tahun yang lalu.Ny.S tidak pernah
melakukan pemeriksaan PAP SMEAR.Saat ini Ny.S masih menstruasi dan juga
masih melakukan hubungan suami istri.
4) Fungsi sosialisasi
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik meskipun kadang-kadang terjadi
konflik dan setiap ada masalah selalu di bicarakan bersama. Keluarga Tn.H
memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar.An.D kadang juga
bermain kerumah tetangga. Upaya Tn. H dalam memperkenalkan anggota
keluarga kepada masyarakat adalah dengan menyuruh mereka untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
5) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan
a) Kemampuan mengenal masalah kesehatan keluarga rawan / risiko
tinggi
Menurut Tn.H yang dimaksud dengan sehat adalah keadaan seeorang dimana
orang tersebut merasa segar dan mempunyai nafsu makan.Sedangkan sakit adalah
keadaan yang serba tidak mengenakan badan dan nafsu makan menurun.Tn.H
tidak khawatir akan terjadi penyakit degeneratif seperti darah tinggi ataupun
kencing mnis sebab beliau tidak mempunyai riwayat HT dan DM,tetapi beliau
terkena Keju linu yang di sebabkan karena Tn.H mengkonsumsi emping
melinjo.Dan Tn.H tidak akan mengkonsumsi emping lagi karena dapat
menyebabkan keju linunya kambuh,sedangkan pada Ny. S beliau mempunyai
riwayat hipertensi,dan Ny.S belum begitu paham tentang penyakit tersebut..
b) Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
keluarga rawan / risiko tinggi
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan (
mis: sakit), Tn. H selalu menganjurkan untuk segera membawanya ke mantri desa
terdekat/puskesmas di desanya untuk segera mendapat pengobatan.Tetapi jika
Tn.H sendiri yang sakit maka ia tidak pernah berobat ke petugas kesehatan namun
hanya membeli obat toko dan jamu setelan yang di jual bebas.Keluarga tidak
pernah melakukan olah raga namun untuk menjaga kesehatannya hanya asupan
gizi. Asupan yang sering dikonsumsi adalah sayur-sayuran,tempe,tahu dan telur.
c) Kemampuan merawat anggota keluarga rawan / risiko tinggi
Tn. M mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit segera mungkin
dibawa ke mantri terdekat. Apabila semua sehat, maka keluarga berusaha untuk
selalu menjaga kondisi agar tidak jatuh pada kondisi sakit dengan makan makanan
yang cukup dan aktivitas serta istirahat yang sesuai.
d) Kemampuan keluarga rawan / risiko tinggi memelihara /
memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
Keluarga mengatur dan memelihara rumah dengan cara membuat rumah dengan
jumlah jendela yang sesuai syarat kesehatan sehingga sinar matahari dapat masuk
dengan baik, persediaan air bersih terpenuhi, tetapi untuk lantai dapur masih
terbuat dari tanah.
e) Kemampuan keluarga rawan / risiko tinggi menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan
Keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, terbukti apabila
mereka merasa tidak enak badan atau sakit mereka segera membawanya ke
puskesmas atau mantri desa terdekat untuk segera mendapat pengobatan.
VI. STRES DAN KOPING
1) Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga mencemaskan anak ke duanya memikirkan biaya untuk masuk
perguruan tinggi,serta memikirkan An.E untuk segera mendapatkan pekerjaan.
2) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor
Tn. H mengatakan apabila mempunyai masalah, selalu diterima dengan ikhlas dan
mencari pemecahan dari masalah yang dihadapinya.
3) Strategi koping yang digunakan
Keluarga menerima keadaan seperti itu dan berusaha untuk selalu dapat
menyelesaikan masalah yang muncul dengan baik tanpa ada kekerasan. Karena
menurutnya hidup ini untuk ibadah jadi setiap menghadapi masalah selalu disikapi
dengan sikap yang santai dan ikhlas menjalani hidup
4) Strategi adaptasi fungsional
Dalam menghadapi masalah yang muncul, Tn. H selalu menjalani hidup dengan
santai, dan mengatakan bahwa hidup ini sudah ada yang mengatur, dan manusia
hidup tinggal menjalaninya
VII. PEMERIKSAAN KESEHATAN MASING-MASING ANGGOTA
KELUARGA
Tanda-Tanda Vital:
 Tn. H
BB : 62 kg
TB : 165 cm
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/ menit
 Ny. S
BB : 75kg
TB : 155 cm
TD : 140/100 mmHg
RR : 22 x/menit
N : 80 x/menit
 An. E
BB : 57 kg
TB :160 cm
TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 80x/menit
 An.D
BB : 49kg
TB :157 cm
TD : 110/70 mmHg
RR : 20 x/menit
N : 80x/menit
VIII. HARAPAN KELUARGA
 An.E segera mendapatkan pekerjaan
 Anak kedua dapat lulus SMA dan melanjutkan ke perguruan
tinggi
 Menjalani masa tua dengan sehat,bahagia, dan sejahtera

IX. ANALISA & SINTESA DATA


No. Data Masalah Penyebab
1 Subyektif: Gangguan Kurang pengetahuan
 Ny.S akhir – akhir ini pemeliharaan keluarga dalam
sering mengeluh pusing kesehatan menyusun diit
dan sakit di tengkuk saat hipertensi.
bangun tidur.
 Ny.S suka mengkonsumsi
makanan yang bersantan
dan asin.
 Saat ditanya Ny.S tidak
begitu paham tentang diit
hipertensi.

Obyektif:
TTV :
TD : 140/100 mmHg
N : 80x/menit
RR : 22x/ menit

2. Jika Tn. H tidak enak badan Gangguan Kurang terpaparnya


(keju linu) maka ia tidak pemeliharaan informasi
membawanya kepetugas kesehatan
kesehatan tetapi Tn.H hanya
membeli obat toko dan jamu
yang dijual bebas.
Tn H dan Ny.S tidak pernah
mengikuti posyandu lansia.
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan Keluarga ( P E S )
Gangguan pemeliharaan kesehatan b/d kurang pengetahuan keluarga dalam
menyusun diit hipertensi.

Gangguan pemeliharaan kesehatan b/d kurang terpaparnya informasi


RENCANA IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga dalam menyusun diit hipertensi
Tujuan Kriteria Standar hasil Intervensi Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan Pengetahuan Keluarga dapat 1. Lakukan BHSP dengan keluarga
keperawatan satu kali keluarga tentang menjelaskan : 2. Kaji pengetahuan keluarga tentang diit hipertensi
kunjungan rumah, Diit Hipertensi a. Pengertian diithiptensi 3. Memberikan dorongan keluarga mengenai masalah
diharapkan keluarga mampu meningkat b. Tujuan diit hipertensi kesehatan tentang diit hipertensi
memahami masalah c. Pentingnya diit 4. Diskusikan dengan keluarga tentang diit hipertensi,
kesehatan dalam konsep hipertensi meliputi :
Menopause d. Jenis – jenis diit a. Pengertian diit hipertensi
b. Tujuan diit hipertensi
c. Pentingnya diit hipertensi
d. Jenis – jenis diit hipertensi
5. Ajukan pertanyaan terbuka mengenai topik diit
hipertensi
6. Evaluasi dan berikan pujian bila keluarga dapat
menjelaskan tentang diit hipertensi
Diagnosa Keperawatan Keluarga :

Gangguan pemeliharaan kesehatan b/d kurang terpaparnya informasi


TUJUAN KRITERIA STANDAR HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan Verbal : Keluarga mampu 1. Mengadakan kontrak dengan keluarga
tindakan keperawatan Pengetahuan menjelaskan tentang 2. Kaji pengetahuan keluarga mengenai obat bebas
satu kali kunjungan pengertian obat bebas 3. Diskusikan dengan keluarga tentang obat bebas, meliputi :
rumah, diharapkan dan menjelaskan cara a.Pengertian obat bebas
keluarga mampu menanggulangi b.Efek samping obat bebas
memahami tentang kecanduan obat bebas c.Hal – hal yang haris diperhatikan dalam menggunakan
obat bebas dan cara dengan contoh obat- obat bebas.
alternatif mengobati obatan tradisional yang d.Cara menanggulangi kecandiuan obat bebas.
penyakitnya dengan dapat digunakan untuk 4. Evaluasi secara singkat terhadap topik yang didiskusikan.
obat herbal. mengatasi beberapa 5. Pantau respon keluarga terhadap materi yang telah diberikan
penyakit keju linu 6. Berikan pujian terhadap kemampuan memahami materi
yang telah diberikan
7. Berikan penjelasan ulang bila ada yang di tanyakan / ada hal
yang belum di mengerti oleh keluarga.

You might also like