Professional Documents
Culture Documents
Persamaan Schrerrer.
𝑲𝝀
D=
𝑩 𝒄𝒐𝒔 𝜽
Dimana :
Perlu diingat disini adalah, untuk memperoleh hasil estimasi ukuran kristal dengan
lebih akurat, maka nilai FWHM harus dikoreksi oleh "Instrumental Line Broadening"
berdasarkan persamaan berikut:
Dimana :
FWHMsample adalah lebar puncak difraksi puncak pada setengah maksimum dari
sampel benda uji dan FWHMstandard adalah lebar puncak difraksi material standard
yang sangat besar puncaknya berada di sekitar lokasi puncak sampel yang akan kita
hitung.
Bila sampel dianalisis dengan menggunakan XRD, maka setelah data hasil uji sampel
diperoleh, data hasil analisa yang dperoleh tersimpan dalam format RAW data, yang
kemudian data tersebut dianalisa menggunakan software EVA.
Contoh 1. Hasil Pengujian dengan XRD untuk serbuk WO3 dengan fasa Tungsten
trioxide
Pembahasan
1. XRD yang digunakan diffractometer system XPERT-PRO dengan posisi awal (°2Th)
sebesar 9.9994°, dengan step size (°2Th) sebesar 0.0170° dan berakhir pada (°2Th)
sebesar 89.9844°
2. Analisa hasil uji XRD menggunakan software Match! Untuk mengetahui fasa yang
terkandung, sistem kristal serta ukuran Kristal dalam sampel uji. Dari hasil uji XRD
didapatkan 21 peak. Untuk menganalisa cukup memasukkan 3 data dari letak dan
intensitas puncak tertinggi, sehingga dengan fitting dalam software Match!
Didapatkan hasil bahwa sampel uji berupa WO3 dengan fasa Tungsten trioxide
dengan sistem kristal Triclinic (anorthic). Ukuran sel parameter dari kristal sebesar a=
7.2800 Å b= 7.4800 Å, c= 3.8200 Å. Densitas dari Kristal sebesar 7.40300 g/cm3.
3. Tungsten (VI) oksida, juga dikenal sebagai tungsten trioksida atau anhidrida tungstic,
WO3 adalah senyawa kimia yang mengandung oksigen dan logam transisi tungsten.
Senyawa ini diperoleh sebagai hasil sampingan dalam pemurnian Tungsten dari
mineralnya. (1) bijih Tungsten direaksikan dengan alkali untuk menghasilkan WO3.
Reaksi selanjutnya dengan karbon atau gas hydrogen untuk mereduksi tungsten
trioksida menjadi logam murni.
2 WO3 + 3C + heat 2W + 3 CO2
WO3 + 3 H2 + heat W + 3 H2 O
4. Tungsten (VI) oksida terjadi secara alami dalam bentuk hidrat yang meliputi mineral:
tungstite WO3. H2O, meymacite WO3 . 2H2O dan hydrotungstite (komposisi yang
sama dengan meymacite, namun kadang-kadang ditulis sebagai H2WO4).
Pembahasan
1. Gambar 1 menunjukkan difraktogram lapisan tipis PZT. Puncak-puncak yang muncul
semua teridentifikasi dan terdapat kesesuaian dengan data standar dari JCPDS No. 33-
784 yang mengindikasikan bahwa struktur perovskit dari PZT dengan orientasi bidang
kristal (001), (110), (111), (200), (201) & (210), (211), (002), dan (310) yang spesifik
untuk struktur kristal perovskit PZT. Munculnya sebaran orientasi bidang kristal
menunjukkan bahwa serbuk PZT yang dihasilkan memiliki struktur polikristalin.
2. Ukuran kristal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Schrerrer dengan nilai
panjang gelombang, intensitas, 2θ, dan FWHM yang telah dihasilkan dari uji XRD.
Persamaan modifikasi Debye Schrerrer pada tabel 1 dibuat grafik hubungan ln (1/cos
θ) sebagai sumbu x dan ln β sebagai sumbu y sehingga diperoleh nilai intersep yang
nilainya sama dengan ln (Kλ/D) seperti ditunjukkan pada Gambar 2, dan nilai ukuran
kristal (D) didapatkan hubungan D = (Kλ /e(nilai intersep)). Dari grafik diperoleh nilai
intersep sebesar -5,088 dan nilai K = 0,89 serta λ= 0,15406 nm.
Gambar 2. Grafik hubungan ln (1/cos θ) versus ln β
3. Dari hubungan nilai intersep, nilai K dan λ maka dapat dihitung ukuran Kristal.
𝑘𝑥𝜆
Ukuran Kristal (D) =
𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝
0,89 𝑥 0,15406
=
𝑒 −5,088
0,137105
= = 22,22 nm
0,006170348
Hasil perhitungan ukuran kristal lapisan tipis PZT menghasilkan ukuran kristal sebesar 22,22
nm. Persamaan Debye Schrerrer menunjukkan bahwa nilai ukuran kristal yang dihasilkan
akan berbanding terbalik dengan nilai FWHM, sedangkan nilai FWHM dipengaruhi oleh
intensitas masing-masing bidang kristal, dimana semakin tinggi intensitas maka nilai FWHM
semakin kecil