Professional Documents
Culture Documents
LUKA TEMBAK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Disusun oleh :
Kelompok AJ1/B19
A. Teori Luka
Terdapat empat teori luka yaitu:
1. Keparahan luka tembak ditentukan oleh dua faktor:
a. Kerusakan pada jaringan yang disebabkan oleh interaksi mekanik antara peluru dan
lapisan otot/jaringan.
b. Pengaruh rongga sementara yang diakibatkan oleh peluru.
2. Sekali peluru menembus tubuh, pilin yang diakibatkan oleh alur pilin tidak memadai
untuk mengkompensasi bertambahnya kepadatan jaringan.
a. Peluru mulai mengoleng, atau terhuyung-huyung pada jalur proyeksinya. Olengannya
adalah sudut antara jalur proyeksi dan poros membujur dari peluru.
b. Saat peluru meluncur menerobosi jaringan, olengannya bertambah. Kalau jalurnya
cukup panjang, olengannya akan mencapai 90°, jadi menonjolkan sisi pembukaan yang
maksimum.
c. Kalau peluru terus meluncur, maka akan terjadi putaran balik 180° dan meluncur
dengan gerakan mundur.
3. Sebagai tambahan pada kerusakan mekanis jaringan, peluru yang bergerak merusak
tatanan lapisan jaringan sama seperti sebuah speed-boat yang merusak ketenangan air saat
meluncur di atas danau.
a. Semakin besar energi kinetis yang dikeluarkan oleh peluru, semakin banyak energi
yang hilang, dan kerusakan tatanan jaringanpun semakin besar.
b. Jaringan terhempas dari jalur peluru yang menyebabkan terjadinya rongga sementara.
c. Rongga yang secara alamiah bersifat sementara hanya bertahan seper-5 sampai 10
ribu detik saja.
1) Sejak mulai terasa sampai pingsan, peluru melewati beberapa berangsur-angsur
meliwati getaran dan kontraksi yang semakin sebelum hilang sama sekali,
meninggalkan bekas luka yang permanent.
2) Rongga sementara dapat menjadi 11 kali lebih besar dari diameter peluru.
3) Titik pelebaran maksimum rongga oleh sebuah peluru non-fragmen, yang merusak
bentuk akan terjadi bilamana peluru meluncur pada sisinya.
d. Kerusakan paling parah pada rongga sementara terjadi pada luka tembak di kepala.
Disini struktur yang tengkorak kepala yang keras hanya dapat mengurangi tekanan
dengan cara meledak/pecah.
e. Besarnya rongga sementara dan tekanan yang dihasilkan oleh terhempasnya jaringan
hanya berperan kecil, kalaupun ada, peran karena luka oleh peluru pistol, karena pada
kenyataannya peluru pistol hanya memiliki energi kinetik yang relatif kecil.
f. Hal ini berbeda dengan peluru senapan center fire yang oleh sifat dari kecepatan
tingginya memiliki jumlah energi kinitik yang sangat besar. Rongga besar dan tekanan
gelombang besar dapat dihasilkan yang sebenarnya dapat mengkacaukan,
memecahkan, dan juga dapat merobek organ-organ yang tidak terkena secara langsung
oleh peluru, tetapi itupun hanya dalam jarak yang dekat dengan jalurnya.
memperlihatkan kecepatan tinggi dan energi kinetik dari aneka macam jenis amunisi.
4. Ujung yang kosong dan halus dari peluru senapan cenderung merobek tubuh yang
meninggalkan luka yang lebih parah dibanding dengan jika tidak sobek. Sebaliknya peluru
senjata militer cenderung untuk tidak merobek tubuh. Kecuali dalam peluru M16 (5.56 x
45 mm).
Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat. Meskipun demikian,
tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat penanganan gawat darurat dari pihak
lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah akibat perlakuan orang-orang yang
mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk
menerimanya. Di lain pihak, tubuh mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk
penguburan, luka sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa
dan apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran luka.
1. Jarak Tembakan
Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam
keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan dilepaskan. Perkiraan
tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut : untuk membuktikan atau menyangkal
tuntutan; untuk menyatakan atau menyingkirkan kemungkinan bunuh diri; membantu
menilai ciri alami luka akibat kecelakaan. Meski kisaran jarak tembak tidak dapat dinilai
dengan ketajaman absolut, luka tembak dapat diklasifikasikan sebagai luka tembak jarak
dekat, sedang, dan jauh.
2. Arah Tembakan
Tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta perubahan warna pada
kulit, jika sudut penembakan olique akan mengakibatkan luka tembak berbentuk ellips,
panjang luka dihubungkan dengan pengurangan sudut tembak. Senapan akan memproduksi
lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak dekat. Petunjuk ini berguna untuk pembanding
dengan shotgun. Luka tembak yang disebabkan shotgun dengan sudut olique akan
membentuk luka seperti anak tangga. Jaringan juga berperan serta dalam perubahan
gambaran luka karena adanya kontraksi otot. Petunjuk lain yang penting untuk
menginterpretasikan, yaitu :
a. Jika peluru mengenai lapisan keras tulang atau organ, dimana akan dialihkan arah
keluarnya dan lintasan peluru yang terbentuk.
b. Posisi tubuh korban secepatnya dinilai.
Telah dikatakan bahwa, pada saat penembakan ada pada sudut yang benar dari permukaan
tubuh, bentuk dari luka akan simetrris dan lingkaran. Tembakan senjata api dengan “Sallow
Cone” akan melewati setiap bagian tubuh tapi pada bagian permukaan tangensial tubuh. Posisi
yang paling sering ditemukan kemungkinan pada samping dada, dibawah axilla.Jika lengan
dinaikkan tidak akan ikut terkena, sebaliknya akan terlihat luka pada dinding dada, dan bagian
sisi dalam lengan atas. Daerah lainnya adalah bagian samping wajah, dimana jika terkena
tembakan, bagian wajah tersebut akan terkoyak dan kemungkinan telinga akan ikut terkoyak.
Pada dada meskipun penetrasi tembakan minimal kerusakan berat pada pleura dan paru
dapat terjadi, dan kematian dapat terjadi karena Hematothorak dengan atau tanpa luka laserasi
atau memar pada paru. Ketika bagian kepala terkena, menghancurkan tulang tengkorak atau
wajah dan dapat terjadi kerusakan intracranial, meskipun peluru logam tidak menembus
kranium. Enapan juga dapat menyebabkan luka tangensial.
Beberapa penampilan luka yang berbeda disebabkan oleh shotguns dan rifled firearms.
Perbedaan luka tersebut juga disebabkan karena adanya perbedaan peluru saat
ditembakkan. Perbedaan ini bervariasi dalam hal ukuran dengan diameter rata-rata 22 kaliber.
Bentuk dan karakteristik luka juga sangat tergantung dari jarak tembak. Pada jarak tembak yang
dekat, tembakan berupa satu bentuk peluru silinder yang besar. Pada jarak tembak sedang,
bentuk lukanya tidak beraturan dan punya penampakan moth eaten. Dengan adanya
penambahan diameter, pecahan dari tembakan menjadi lebih besar dan terlihat defek tembakan
berupa satelit yang awalnya menutupi defek utama tetapi kemudian menyebar. Pada tembakan
jarak jauh, tidak terlihat defek yang besar dan tembakan membuat luka kecil tunggal. Deposit
tembakan dan klim tato terjadi akibat luka tembak pada jarak dekat dan sedang.
Ada tiga jenis tembakan yakni Birdshot, buckshot, dan rifled slugs. Birdshot digunakan
untuk membunuh ungsa dan hewan yang sangat kecil. Tembakannya sangat kecil dengan
diameter 0.05 sampai 0.150 inci. Buckshot lebih besar dari Birdshot, dengan diameter 0,24
sampai 0,33 inci. Tipe foster dari Rifled slugs digunakan di AS. Luka akibat Rifled slugs berupa
defek soliter .
Karakteristik dari luka tembak tidak dapat dilihat kecuali pada Birdshot yang kontak dengan
lukanya dekat, buckshot yang lebih besar, dan rifled slugs. Karakteristik luka lain dari luka
tembak adalah wad mark. Wad mark dapat ditemukan pada luka tembak dengan perbedaan
berdasarkan jarak tembak.
Beberapa wad dibuat dari gabus atau partikel yang menyerupai gabus, yang akan terbentuk
pada tembakan dekat. Fragmen wad yang kecil akan menghantam kulit dan menyebabkan luka
yang kecil dan tidak beraturan.
Adapun faktor–faktor yang menyebabkan luka tembak keluar lebih besar dari luka tembak
masuk adalah:
a. Perubahan luas peluru, oleh karena terjadi deformitas sewaktu peluru berada dalam
tubuh dan membentur tulang.
b. Peluru sewaktu berada dalam tubuh mengalami perubahan gerak, misalnya karena
terbentur bagian tubuh yang keras, peluru bergerak berputar dari ujung ke ujung (end to
end), keadaan ini disebut “tumbling”.
c. Pergerakan peluru yang lurus menjadi tidak beraturan, disebut “yawing”.
d. Peluru pecah menjadi beberapa fragmen. Fragmen-fragmen ini menyebabkan luka
tembak keluar menjadi lebih besar.
e. Bila peluru mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut turut terbawa keluar, maka
fragmen tulang tersebut akan membuat robekan tambahan sehingga akan memperbesar
luka tembak keluarnya.
f. Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari luka tembak masuk, hal ini
disebabkan:
1) Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang, sehingga
kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu diketahui bahwa
kemampuan peluru untuk dapat menimbulkan kerusakan berhubungan langsung
dengan ukuran peluru dan velocity.
2) Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan keluar
yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan lebih kecil bila
dibandingkan dengan luka tembak masuk.
Beberapa variasi luka tembak keluar
a. Luka tembak keluar sebagian (partial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh karena
tenaga peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang menekan pada tempat
dimana peluru akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya berbentuk celah dan tidak
jarang peluru tampak menonjol sedikit pada celah tersebut.
b. Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru yang ditembakkan, ini
dimungkinkan karena :
c. Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak keluar.
d. Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong keluar pada
tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.
Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk (“tandem bullet
injury”), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah dan keluar melalui tempat
yang berbeda.
G. Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar
Tabel 1. Perbedaan Luka Tembak Masuk dan Luka Tembak Keluar
Luka tembak masuk Luka tembak keluar
1. Ukurannya kecil, karena peluru menembus Ukurannya lebih besar dan lebih tidak teratur
kulit seperti bor dengan kecepatan tinggi dibandingkan luka tembak masuk, karena
kecepatan peluru berkurang sehingga
menyebabkan robekan jaringan
2. Pinggiran luka melekuk kearah dalam karena Pinggiran luka melekuk keluar karena peluru
peluru menembus kulit dari luar melekuk keluar
3. Pinggiran luka mengalami abrasi Pinggiran luka tidak mengalami abrasi
4. Bisa tampak kelim lemak Tidak terdapat kelim lemak
5. Pakaian masuk ke dalam luka, dibawa oleh Tidak ada
peluru yang masuk
6. Pada luka bisa tampak hitam, terbakar, kelim Tidak ada
tato, atau jelaga
7. Pada tulang tengkorak, pinggiran luka bagus Tampak seperti gambaran mirip kerucut
bentuknya
8. Bisa tampak warna merah terang akibat Tidak ada
adanya zat karbon monoksida
9. Disekitar luka terdapat kelim ekimosis Tidak ada
10. Perdarahan hanya sedikit Perdarahan lebih banyak
11. Pemeriksaan radiologi atau analisa aktivitas Tidak ada
netron mengungkapkan adanya lingkaran
timah atau zat besi di sekitar luka
Pada tanggal 12 Januari 2015 pukul 12.05 WIB telah dilakukan pemeriksaan luar terhadap mayat
laki-laki yang berusia 44 tahun.
Hasil pemeriksaan didapatkan:
1. Korban datang dalam keadaan meninggal
2. Refleks Pupil dan Cahaya negatif
3. Keadaan bungkus dan pakaian mayat:
a. Label mayat: Tidak ada
b. Tutup/bungkus mayat : Tidak ada
c. Perhiasan mayat: Tidak ada
d. Pakaian mayat :
1) Kaos lengan pendek, warna dasar abu-abu dengan motif garis berwarna merah muda,
tanpa kerah, merk NEVADA, ukran XL, pada bagian depan berkancing dua
2) Celana dalam merk CROCODILE berwarna abu-abu, ukuran XL
e. Benda di samping mayat: Tidak ada
4. Luka-luka :
a. Pada kelopak atas mata kanan terdapat memar berwarna keunguan ukuran tiga kali nol
koma lima sentimeter
b. Pada pipi kanan, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter dari
dibawah sudut luar mata, terdapat memar berwarna keunguan ukuran empat kali dua koma
lima sentimeter
c. Pada pipi kiri, lima sentimeter dari garis petengahan depan, satu sentimeter dibawah sudut
luar mata, terdapat memar berwarna keunguan ukuran lima kali tiga sentimeter
d. Pada rahang terdapat memar berwarna keunguan berbentuk garis mendatar dari kiri ke
kanansepanjang lima sentimeter
e. Pada rahang kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, terdapat memar berwarna
keunguan ukuran dua koma lima kali nol koma tujuh sentimeter
f. Pada dada kanan, tujuh sentimeter dari garis petengahan depan, dua puluh tujuh sentimeter
dibawah puncak bahu, terdapat lecet tekan disertai memar berwarna merah keunguan
ukuran nol koma lima kali nol koma empat sentimeter
g. Pada dada, tepat pada garis pertengahan depan, enam koma lima sentimeter dibawah puting
susu, terdapat luka lecet tekan disertai memar berwarna merah keunguan ukuran satu koma
tiga kali nol koma depalan sentimeter
h. Pada dada kiri, tujuh belas sentimeter dari garis pertengahan depan, enam koma lima
sentimeter dibawah putting susu, terdapat beberapa memar berwarna keunguan ukuran
terkecil berbentuk titik, ukuran terbesar dua kali satu koma tiga sentimeter, meliputi area
seluas delapan kali tujuh sentimeter
i. Pada paha kanan dan kiri sisi depan sampai belakang terdapat memar berwarna ungu
j. Pada tungkai kanan sisi depan, tepat pada tepi lutut sisi bawah, empat puluh dua sentimeter
di atas tumit, seratus enam sentimeter dibawah puncak bahu, seratus tigapuluh satu
sentimeter dibawah puncak kepala,terdapat luka berbentuk lubang bundar, diameter tujuh
millimeter
k. Pada lipat kaki kanan, terdapat luka berbentuk lubang bundar diameter lima millimeter
dikelilingi lecet kiri bawah empat millimeter, kanan atas dua millimeter, kiri atas dua
millimeter, kanan bawah dua millimeter. Pada tepi lubang luka terdapat kelim asap. Pada
daerah sekitar luka terdapat kelim tato berbentuk bundar dengan diameter satu koma
delapan sentimeter---------------------------------
l. Pada tungkai kiri sisi belakang, tigabelas sentimeter dibawah lipat kaki, seratus duapuluh
sentimeter dibawah puncak bahu, seratus tigapuluh Sembilan sentimeter dibawah puncak
kepala,tigapuluh empat sentimeter diatas tumit, terdapat luka berbentuk lubang bundar
diameter lima millimeter dikelilingi kelim lecet pada sisi atas berukuran dua millimeter,
sisi kanan dua millimeter, sisi kiri dua millimeter, sisi bawah dua millimeter, pada tepi lecet
terdapat jelaga dan pada sekitar luka terdapat kelim tato
m. Pada tungkai kiri sisi belakang, tigapuluh sentimeter dibawah lipat kaki, seratus tigapuluh
tujuh koma lima sentimeter dibawah puncak bahu, seratus enam puluh sentimeter dibawah
puncak kepala, tujuh belas sentimeter diatas tumit, terdapat luka berbentuk lubang bundar
diameter lima millimeterdikelilingi kelim lecet pada sisi kanan atas berukuran satu koa
lima sentimeter, sisi kiri bawah dua millimeter, kanan bawah dua millimeter, kiri atas dua
millimeter
n. Pada tungkai kiri sisi dalam, enambelas sentimeter dibawah lutut, seratus duapuluh
sentimeter dibawah puncak bahu, seratus empatpuluh tiga sentimeter dibawah puncak
kepala, tigapuluh koma lima sentimeter diatas tumit, terdapat luka berbentuk lubang
dengan tepi pecah diameter Sembilan millimeter.
Kesimpulan Hasil Pemeriksaan Luar:
1. Pada korban laki-laki berusia kurang lebih: 45 tahun
2. Datang dalam keadaan: Meninggal
3. Telah ditemukan beberapa tanda kekerasan senjata api.
BAB 3
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, didapatkan beberapa luka akibat kekerasan senjata api berupa Luka
berbentuk lubang bundar sebanyak 5 buah. Berdasarkan pemeriksaan tiga diantaranya merupakan
luka tembak masuk dan dua diantaranya merupakan luka tembak keluar. Kesimpulan tersebut
didapatkan berdasarkan cirri-ciri luka tembak masuk yakni memiliki bentuk luka yang biasanya
dalam bentuk berentetan dengan abrasi tepi yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan
oleh peluru. Abrasi tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang disebabkan oleh peluru
ketika menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi dapat bersifat konsentris ataupun eksentris.
Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal tersebut akan menghasilkan
abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin dengan ketebalan yang sama,
oleh karena peluru masuk secara tegak lurus terhadap kulit. Ketika ujung peluru melakukan
penetrasi pada kulit dengan membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang
eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang tebal dari abrasi tepi yang
eksentris mengindikasikan arah datangnya peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi,
semakin kecil sudut peluru pada saat mengenai kulit.
Pada kasus ini didapatkan 3 luka tembak masuk yang masing masing :
1. Pada lipat kaki kanan, terdapat luka berbentuk lubang bundar diameter lima millimeter
dikelilingi lecet kiri bawah empat millimeter, kanan atas dua millimeter, kiri atas dua
millimeter, kanan bawah dua millimeter. Pada tepi lubang luka terdapat kelim asap. Pada
daerah sekitar luka terdapat kelim tato berbentuk bundar dengan diameter satu koma delapan
sentimeter
2. Pada tungkai kiri sisi belakang, tigabelas sentimeter dibawah lipat kaki, seratus duapuluh
sentimeter dibawah puncak bahu, seratus tigapuluh Sembilan sentimeter dibawah puncak
kepala,tigapuluh empat sentimeter diatas tumit, terdapat luka berbentuk lubang bundar
diameter lima millimeter dikelilingi kelim lecet pada sisi atas berukuran dua millimeter, sisi
kanan dua millimeter, sisi kiri dua millimeter, sisi bawah dua millimeter, pada tepi lecet
terdapat jelaga dan pada sekitar luka terdapat kelim tato
3. Pada tungkai kiri sisi belakang, tigapuluh sentimeter dibawah lipat kaki, seratus tigapuluh tujuh
koma lima sentimeter dibawah puncak bahu, seratus enam puluh sentimeter dibawah puncak
kepala, tujuh belas sentimeter diatas tumit, terdapat luka berbentuk lubang bundar diameter
lima millimeterdikelilingi kelim lecet pada sisi kanan atas berukuran satu koa lima sentimeter,
sisi kiri bawah dua millimeter, kanan bawah dua millimeter, kiri atas dua millimeter.
Sedangkan ciri-ciri luka tembak keluar adalah biasanya ukurannya lebih besar dan lebih tidak
teratur dibandingkan luka tembak masuk, karena kecepatan peluru berkurang sehingga
menyebabkan robekan jaringan. Jika sebuah peluru setelah membuat lubang luka tembakan masuk
dan mengenai tulang (benda keras), maka bentuk dari pada peluru tadi menjadi berubah. Tulang-
tulang yang kena peluru tadi akan menjadi patah pecah atau kadang-kadang remuk. Akibatnya
waktu peluru menembus terus dan membuat lubang luka tembak keluar, tidak hanya peluru yang
berubah bentuknya, tapi juga diikuti oleh pecahan-pecahan tulang tadi oleh karena ikut terlempar
karena dorongan dari peluru. Tulang-tulang inipun kadang-kadang mempunyai kekuatan
menembus juga. Kejadian inilah yang mengakibatkan luka tembakan keluar yang besar dan lebar,
sedangkan bentuknya tidak tertentu. Sering kali besar luka tembak keluar berlipat ganda dari pada
besarnya luka tembakan masuk.
Berdasarkan ukurannya maka ada beberapa kemungkinan, yaitu:
1. Bila luka tembak keluar ukurannya lebih besar dari luka tembak masuk, maka biasanya
sebelum keluar anak peluru telah mengenai tulang hingga berpecahan dan beberapa
serpihannya ikut keluar. Serpihan tulang ini bisa menjadi peluru baru yang membuat luka
keluar menjadi lebih lebar.
2. Bila luka tembak keluar ukurannya sama dengan luka tembak masuk, maka hal ini didapatkan
bila anak peluru hanya mengenai jaringan lunak tubuh dan daya tembus waktu keluar dari kulit
masih cukup besar.
Pada kasus ini didapatkan 2 luka tembak keluar yang masing masing :
1. Pada tungkai kanan sisi depan, tepat pada tepi lutut sisi bawah, empat puluh dua sentimeter di
atas tumit, seratus enam sentimeter dibawah puncak bahu, seratus tigapuluh satu sentimeter
dibawah puncak kepala,terdapat luka berbentuk lubang bundar, diameter tujuh millimeter
2. Pada tungkai kiri sisi dalam, enambelas sentimeter dibawah lutut, seratus duapuluh sentimeter
dibawah puncak bahu, seratus empatpuluh tiga sentimeter dibawah puncak kepala, tigapuluh
koma lima sentimeter diatas tumit, terdapat luka berbentuk lubang dengan tepi pecah diameter
Sembilan millimeter.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Algozi. 2011. Luka Tembak. (online). (www.fk.uwks.ac.id/elib/
Arsip/Departemen/Forensik/luka%20tembak.pdf)
Ashari irwan. 2011. Luka Tembak. (online). (http://www.irwanashari.com/luka-tembak/,).
Chadha P.V. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi. Edisi V. Jakarta : Widya
Medika. Hal. 75-81
Di Maio, V.J.M. 1999. Gunshot Wounds Practical Aspects of Firearms, Ballistics, and Forensic
Techniques.Second Edition. New York : CRC Press. page. 72-140.
Hueske E. 2006. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks, Practice and
Resource.
Idries AM. 1997. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara; p.131-
168.
Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. 2011. Gunshot wound. (online). (http://www.freewebs.com/
gunshot_wound/luka tembak pada tulang.htm,,).
Pounder D.J. 2008. Department of Forensic Medicine, University of Dundee, Lecture Note,
Gunshot Wounds. (online). (http://www.dundee.ac.uk/
forensicmedicine/notes/gunshot.pdf,).
Windi, dkk. 2006. Traumatologi Forensik. (online). (http://www.freewebs.com/
traumatologie2/traumatologi.htm,).