You are on page 1of 4

 Mobilisasi dini

Mobilisasi dini yaitu kebijaksanaan selekas mungkin membimbing penderita


keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan serta
merupakan aspek terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk
mempertahankan kemandirian. Mobilisasi dini juga didefenisikan sebagai suatu
pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah beberapa
jam post/pasca operasi.
Biasanya pasien diposisikan untuk berbaring ditempat tidur agar keadaannya
stabil. Posisi awal yaitu posisi trendelenburg (posisi kaki lebih rendah dari pada
kepala), kemudian dlanjutkan dengan posisi SIM kiri dan kanan, serta posisi fowler.
1. Posisi Trendelenburg
Yang dimaksud dengan posisi tidur trendelenburg adalah posisi tidur pasien
dalam posisi bagian kepala lebih rendah dari pada bagian kaki yang bertujuan entuk
melancarkan aliran darah ke otak pasca operasi.
Cara melaksanakan posisi tidur trendelenburg ini adalah sebagai berikut :
 Memberi tahu pasien
 Mencuci tangan
 Mengangkat bantal
 Memasang balok pada kedua kaki tempat tidur, di bagian kaki pasien atau
menaikkan pada bagian kaki bila ada tempat tidur yang bias diatur.
 Merapikan pasien
 Mencuci tangan.
2. Posisi Sim kanan dan kiri
Yang dimaksud dengan posisi tidur sim’s adalah posisi tidur dalam posisi setengah
telungkup
 Tujuan
a. Cairan pasca operasi tonsil dapat mengalir keluar dengan lancer
b. Memudahkan rectal touche.
 Cara mengerjakan posisi tidur sim’s adalah sebagai berikut
1. Memberi tahu pasien
2. Mencuci tangan
3. Mengangkat bantal
4. Letakkan kedua tangan pasien di atas dada, kedua tungkai di tekuk.
5. Perawat memasukkan kedua lengannya ke bawah bahu dan pangkal paha.
6. Mengangkat dengan perlahan badan pasien, dan ditarik kearah perawat, kemudian
dimiringkan membelakangi perawat sampai dada menyentuh kasur, lengan di sisi
yang tertindih diluruskan sejajar dengan punggung.
7. Merapikan pasien.
8. Mencuci tangan
3. Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk a.tau duduk, di mana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan
pasien.Bertujuan sebagai, mobilisasi, memberikan perasaan nyaman pada pasien
yang sesak napas, serta mencegah terjadinya dekubitus.

Cara:
a. Dudukkan pasien
b. Berikan sandaran pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi
semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat)
c. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
D. Manfaat Mobilisasi dini
Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi pasien post operasi adalah :
a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak,
otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot p[erutnya menjadi
kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian pasien merasa
sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang
peristaltic usus kembali normal. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-
organ tubuh bekerja seperti semula.
c. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk pasien bias mandiri.
Perubahan yang terjadi pada pasien pasca operasi akan cepat pulih misalnya
kontraksi uterus, dengan demikian pasien akan cepat merasa sehat.
d. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah
normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat
dihindarkan.
E. Kerugian jika tidak melakukan mobilisasi
a. Peningkatan suhu tubuh. Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga
sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari
tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
b. Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik
sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat
dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang
terbuka
c. Involusi uterus yang tidak baik. Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan
menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan
terganggunya kontraksi uterus

F. Tahap-Tahap mobilisasi dini


Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini
akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada pasien post operasi laparatomi:
a. Setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien paska operasi laparatomi harus tirah
baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan,
tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat
tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki
b. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan
mencegah trombosis dan trombo emboli
c. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk
d. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar berjalan

Ceklist Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi


Hari
Aktivitas Latihan
Ya
Tidak
Hari 1
Klien
sudah sadar dari pembiusan
:
a.
Tarik napas dalam
b.
Batuk Efektif
Latihan gerak sendi
:
a.
Gerak sendi tangan
b.
Gerak sendi kaki
Miring ke kiri atau kekanan setiap 2 jam sekali
Peninggian kepala setiap 2 jam samapi responden
mampu bersandar pada tempat
tidur
Hari 2
Mampu duduk tanpa bersandar secara mandiri 2
-
3
kali/hari
Hari 3
Berdiri disamping tempat tidur
Berjalan 3
-
4 langkah disamping tempat tidur
Berjalan dari tempat Tidur

Toilet (kamar Mandi

You might also like