You are on page 1of 4

ABU, 21 MARET 2012

Mencegah Batubara Terbakar karena Self Combustion

Bagi banyak perusahaan batubara, baik Owner, Kontraktor ataupun Port Service Pelabuhan Khusus
Bongkar Muat Batubara merupakan masalah besar ketika stock batubara yang ada di stockpile terbakar.
Batubara tersebut sudah susah payah untuk dikeluarkan dari perut bumi begitu sampai di permukaan
dengan cepatnya terbakar..maka hasil kerja menjadi sia-sia. Ketika terbakar, tidak hanya perusahaan saja
yang rugi tetapi juga cukup berdampak pada lingkungan karena asap batubara yang terbakar sungguh
sangat berbahaya bagi kesehatan…bagi beberapa orang, bau asap dapat menyebabkan pusing, mual dan
sesak nafas.

Disini saya coba berbagi ilmu untuk mencegah terjadinya stock batubara terbakar berdasarkan pengalaman
yang sudah kami lakukan selama hampir satu tahun ini dan terbukti cukup effective. Perlu diketahui bahwa
Kami adalah perusahaan kontraktor batubara yang memiliki stock batubara di Stockpile yang ada di
Pelabuhan Khusus Bongkar Muat Batubara sebanyak 38.235.071 MT dengan Gross Calorific Value 5.430
Kcal/kg (ADB) dan 4.460 Kcal/kg (ARB) yang kami bagi menjadi 2 (dua) lokasi yaitu di Kilometer 0 (nol)
sebanyak 10.183,621 MT dan Kilometer 3 (tiga) sebanyak 28.051,450 MT. Jumlah tersebut hampir tidak
berubah secara data karena stock tersebut belum dapat dijual sejak tanggal 04 Januari 2011 karena
terkendala masalah administrative dengan pihak Owner kami.

Maintenance yang kami lakukan kami bagi menjadi 2 :


A. Tindakan Preventive
Tindakan pencegahan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya self combustion/terbakar dengan
sendirinya. Tindakan tersebut adalah :
1. Batubara tersebut kami bentuk seperti kerucut.
Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan terjadinya longsor. Karena apabila kami bentuk setengah
kerucut yang berarti ada bagian yang rata diatas tumpukan batubara maka apabila terjadi hujan dapat
membuat genangan air dan akhirnya batubara akan terkikis dan menjadi longsor karena aliran air hujan.
2. Bagian tepi kami padatkan menggunakan bucket excavator.
Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi ruang kosong yang timbul dalam tumpukan batubara
karena celah antar batubara. Dengan memadatkan berarti batubara akan memiliki lebih sedikit ruang
kosong yang berisi udara/oksigen/O2 dimana terjadinya kebakaran salah satu faktornya adalah Oksigen
(O2). Apabila tidak memiliki ruang kosong maka hawa panas yang keluar dari batubara akan relative stabil
dan tertahan didalam dengan tidak menimbulkan kebakaran.
3. Menggunakan cairan kimia
Cairan yang kami maksud adalah produk untuk coal treatment yang memiliki fungsi berbeda – beda :
a. Outodust/Vinasol
Produk ini dapat mencegah self combustion selama ± 21 hari
b. Focustcoat
Produk ini dapat mencegah self combustion selama ± 60 hari
c. Hydrosol
Produk ini dapat mencegah self combustion selama ± 75 hari
d. Suppressol
Produk ini adalah untuk dust control atau mencegah debu/ash yang muncul dari batubara

Pada perusahaan kami, cairan kimia yang kami gunakan adalah Hydrosol. Cairan tersebut kami campurkan
dengan air dengan perbandingan 1:40 dimana 1 (satu) liter Hydrosol kami campurkan dengan 40 (empat
puluh) liter air. Luasan penggunaan Hydrosol adalah 1:10, dimana 1 (satu) liter Hydrosol untuk 10 (sepuluh)
ton batubara. Kemudian campuran tersebut kami tempatkan dalam drum dan kami semprotkan ke batubara
dengan menggunakan alkon dengan ujung pipa output (setelah disambung dengan slang/hose karet) kami
persempit sehingga akan menghasilkan output seperti hujan. Proses penyemprotan itu kami lakukan ke
seluruh permukaan batubara sebanyak 2 lapis/layer dan kami lakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
4. Pemeriksaan temperature rutin
Pemeriksaan tersebut kami lakukan untuk mengukur suhu panas permukaan batubara. Apabila kita
menemukan titi permukaan yang terasa panas maka kami akan buatkan lobang dengan menggunakan pipa
besi sedalam ± 1 meter untuk mengeluarkan hawa panas batubara. Lobang tersebut kami biarkan selama
± 1 jam dan akan kami tutup dan padatkan kembali.
Proses pembuatan lobang ini kami lakukan pada sore hari disaat matahari sudah tidak menyengat atau
pada malam hari apabila samapi pada sore hari matahari masih bersinar.
5. Volcano Trap
Istilah ini kami pakai untuk membuang asap yang muncul dari dalam tumpukan batubara. Tidak semua
asap yang keluar dari tumpukan batubara adalah karena telah terjadi self combustion tetapi lebih karena
suhu di dalam tumpukan batubara yang panas tetapi lapisan luar tumpukan batubara dingin karena
terjadinya hujan, atau karena embun. Asap yang keluar dapat kita cium dari banunya untuk mengindikasi
apakah terjadi karena terbakar ataukan karena hawa panas. Apabila asap yang keluar berbau belerang dan
menyengat serta berwarna putih pekat maka berarti telah terjadi batubara yang terbakar, tetapi apabila
asap yang muncul tidak berbau menyengat dan berwarna putih transparan maka hanya terjadi karena hawa
panas.
Apabila asap karena hawa panas maka yang kami lakukan hampir sama dengan point 4. Hanya saja kami
buatkan lubang di sumber asap keluar sedalam sekitar 50 cm untuk mengeluarkan hawa panas tersebut
dan kami biarkan selama sekitar 1 jam kemudaian kami tutup dan padatkan kembali. Apabila asap karena
terjadi kebakaran, pada point B akan kita bahas lebih detail.
6. Pembuatan Parit
Dilakukan pada sekitar tumpukan batubara dengan kedalaman ± 1 meter dan kita alirkan pada saluran
pembuangan yang menuju settling pond. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah air yang terdapat
dalam tumpukan batubara yang terjadi karena hujan akan mengalir ke parit dari batubara ataupun melewat
celah-celah tanah. Hal tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi kadar TM (Total Moisture)
B. Tindakan Burnout
Tindakah yang diambil untuk memadamkan batubara yang sudah terbakar karena self combustion.
Batubara yang terbakar memiliki beberapa ciri, yaitu :
a. Asap berwarna putih pekat, berbau belerang dan menyengat. Hal ini terjadi apabila batubara yang terbakar
belum menycapai permukaan dan masih terjadi di dalam tumpukan batubara
b. Permukaan berwarna kuning emas, berasap dan panas tentunya. Ini terjadi apabila kebakaran sudah
mencapai permukaan yang berarti kebakaran sudah luas dan dalam.

Untuk tindakan pemadaman kami lakukan dalam beberapa tahap agar tidak meluas.
1. Pembuatan lobang
Hal ini dilakukan apabila kebakaran masih berupa asap sehingga kita akan membuat lobang untuk mencari
sumber api. Perlu diingat bahwa dalam pembuatan lobang apabila ditemukan batubara yang berwarna
kuning atau sudah menjadi debu berwarna emas atau kuning tua maka itu harus dibuang jauh dari
tumpukan batubara karena dapat mengkontaminasi batubara lainnya menjadi ikut terbakar.
2. Pembuangan debu
Hal ini dilakukan apabila kebakaran sudah terjadi sampai ke permukaan. Pembuangan debu dari sisa
batubara yang terbakar harus dilakukan pelan-pelan agar tidak terbang dibawa angin dan akan
mengkontaminasi batubara lainnya sehingga akan memunculkan potensi terbakar. Pembuang debu sampai
dengan ditemukannya batubara yang sudah menjadi bara api
3. Pengambilan bara api
Setiap terjadinya kebaran pasti ada sumbernya yang berupa bara api. Langkan awal adalah kita
memadamkan adalah dengan mengambil dan membuang sumber kebakaran yaitu batubara yang sudah
berubah menjadi bara api tersebut kita buang dengan menggunakan skop.
4. Penggunaan Detergent
Penggunaan detergent ini boleh apa saja yang penting dia berupa serbuk dan berbusa. Detergent tersebut
disebarkan dalam lubang yang sudah kita buat kemudian kita semprot dengan air agar berbusa. Busa inilah
yang akan mendinginkan hawa panas (hampir sama fungsinya dengan foam pada APAR).

Tindakan – tindakan tersebut kami rasakan cukup effective. Berdasarkan data self combustion kami dalam
kurun waktu 4 Januari 2011 s/d 29 Februari 2012 kebakaran yang terjadi kami estimasikan kehilangan
batubara adalah 55,53 MT dari total jumlah stock batubara 38.235.071 MT yang tidak bergerak selama 13
bulan.
Terlepas dari tindakan yang kami lakukan benar atau tidak sesuai dengan metode pertambangan untuk
maintenance stock batubara, kami hanya melihat data di lapangan bahwa intensitas terbakar batubara kami
jauh lebih kecil dibandingkan dengan stock batubara distockpile perusahaan lain dalam satu area stockpile
Pelabuhan Khusus.
Semoga ini dapat menjadi salah satu referensi kawan – kawan miners dan kami juga tetap mencari metode
dan tindakan lain yang lebih baik dan lebih effective dan efficient .
http://benyjemblunk.blogspot.co.id/2012/03/mencegah-batubara-terbakar-karena-self.html

You might also like