You are on page 1of 14

Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No.

2, Juli 2010

ANALISIS PERCEPATAN PELAKSANAAN DENGAN MENAMBAH JAM


KERJA OPTIMUM PADA PROYEK KONSTRUKSI
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Super Villa, Peti Tenget-Badung)
Ariany Frederika
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universita Udayana, Denpasar
E-mail : arianyfrederika1@yahoo.com
Abstrak: Dalam pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi ketidaksesuaian an-
tara jadwal rencana dan realisasi di lapangan, sehingga menyebabkan keterlamba-
tan. Banyak faktor yang menyebabkan keterlambatan, salah satu cara untuk me-
ngantisipasinya dengan melakukan percepatan. Dalam melakukan percepatan, fak-
tor biaya dan mutu harus diperhatikan, sehingga diperoleh biaya optimum dan mu-
tu sesuai standar yang diinginkan. Proyek Pembangunan Super Villa dipilih untuk
studi penelitian karena mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya.
Alternatif percepatan yang digunakan yaitu penambahan jam kerja, dari satu jam
sampai dengan empat jam tanpa adanya penambahan tenaga kerja. Perhitungan di-
mulai dengan mencari lintasan kritis menggunakan Microsoft Project kemudian di-
lakukan crashing untuk mendapatkan cost slope kegiatan yang berada pada lintasan
kritis, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode Time Cost Trade Off Analysis.
Kemudian dibuat grafik hubungan biaya dan waktu optimum untuk masing-masing
penambahan jam kerja.
Dari hasil analisis didapat biaya optimum pada penambahan satu jam kerja dengan
pengurangan biaya dan waktu masing-masing sebesar Rp784.104,16 dan 8 hari,
sedangkan waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan
pengurangan waktu dan biaya masing-masing sebesar 14 hari dan Rp700.377,35.
Artinya, percepatan dengan biaya optimum didapat pada penambahan satu jam
kerja dan waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja.
Kata Kunci: percepatan, Microsoft Project, lintasan kritis, cost slope, time cost
trade off analysis, optimum.

ANALYSIS OF ACCELERATION CONSTRUCTION BY ADDING OPTIMUM


WORK TIME ON THE CONSTRUCTION PROJECT
(Case Study: Super Villa Development Project, Peti Tenget-Badung)

Abstract: In the implementation of construction projects, there is often a


discrepancy between the planned schedules and the work in the field, thus causing
delays. Many factors cause a delay, one way to anticipate is by doing the
acceleration. In doing acceleration, cost and quality factors must be considered in
order to obtain the optimum cost and quality standards desired. Super Villa
Development Projects is selected for research studies because of delays in its
implementation.
Alternative acceleration used is the addition of working hours, from one hour to
four hours without any additional manpower. The calculation begins by finding the
critical path using Microsoft Project and then crashing is carried out to obtain cost
slope activities that are on critical path, then the analysis is performed using Time
Cost Trade-Off Analysis. Finally, a graphic of the relationship between the cost
and the optimum time for each additional hour of work is created.
From the analysis results, the optimum cost is obtained by adding one hour of
works which reduce cost and time of Rp784,104.16 and eight days respectively,
while the optimum time is obtained at additional two hours, with a reduction time
of 14 days and cost reduction of Rp700,377.35. This means that the acceleration

113
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

with optimum cost is obtained when the addition is of one hour of work and
optimum time is obtained when the addition is of two hours of work.
Key words: acceleration, Microsoft Project, critical path, cost slope, time cost trade
off analysis, optimum.

PENDAHULUAN dilakukan oleh owner. Untuk mengatasi


keterlambatan tersebut, diperlukan upaya
Latar Belakang
percepatan penyelesaian proyek dengan
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi
analisis dicoba dari satu jam sampai empat
berbagai hal dapat terjadi yang bisa me-
jam kerja menggunakan Metode Analisis
nyebabkan bertambahnya waktu pelaksa-
Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost
naan dan penyelesaian proyek menjadi
Trade Off Analysis). Maksudnya adalah
terlambat. Penyebab keterlambatan yang
mempercepat waktu pelaksanaan proyek
sering terjadi adalah akibat terjadinya per-
dan menganalisis sejauh mana waktu da-
bedaan kondisi lokasi, perubahan disain,
pat dipersingkat dengan penambahan bia-
pengaruh cuaca, kurang terpenuhinya ke-
ya minimum terhadap kegiatan yang bisa
butuhan pekerja, material atau peralatan,
dipercepat kurun waktu pelaksanaannya
kesalahan perencanaan atau spesifikasi,
sehingga dapat diketahui percepatan yang
dan pengaruh keterlibatan pemilik proyek
paling maksimum dan biaya yang paling
(Owner).
minimum.
Keterlambatan pekerjaan proyek dapat
diantisipasi dengan melakukan percepatan MATERI DAN METODE
dalam pelaksanaannya, namun harus tetap
Pengenalan Proyek Konstruksi
memperhatikan faktor biaya. Pertambahan
Dalam mencapai sasaran dan tujuan
biaya yang dikeluarkan diharapkan semi-
dari proyek yang telah ditentukan terdapat
nimum mungkin dan tetap memperhatikan
batasan-batasan dalam suatu proyek yaitu
standar mutu. Percepatan dapat dilakukan
Triple Constraint atau tiga kendala yang
dengan mengadakan penambahan jam ker-
terdiri dari: Biaya/Anggaran (Cost), Wak-
ja, alat bantu yang lebih produktif, penam-
tu/Jadwal (Time), dan Mutu. Dari segi tek-
bahan jumlah pekerja, menggunakan ma-
nis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan
terial yang lebih cepat pemasangannya,
sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat
dan metode konstruksi yang lebih cepat.
dipenuhi. Untuk itu diperlukan suatu pe-
Percepatan penyelesaian proyek harus
ngaturan yang baik, sehingga perpaduan
dilakukan dengan perencanaan yang baik.
antara ketiganya sesuai dengan yang di-
Dengan adanya keterbatasan tenaga kerja,
inginkan, yaitu dengan manajemen proyek
maka alternatif yang biasa digunakan un-
(Soeharto, 1997).
tuk menunjang percepatan aktifitas adalah
dengan menambah jam kerja, sehingga Tahap-Tahap Aplikasi Network Plan-
berpengaruh pada biaya total proyek. Un- ning
tuk mengetahui hal ini perlu dipelajari ten- Network planning pada prinsipnya
tang jaringan kerja yang ada, dan hubu- merupakan hubungan ketergantungan an-
ngan antara waktu dan biaya, hal tersebut tara bagian-bagian pekerjaan yang digam-
disebut sebagai Analisis Pertukaran Wak- barkan dalam diagram network, sehingga
tu dan Biaya (Time Cost Trade Off Analy- diketahui bagian-bagian pekerjaan mana
sis). yang harus didahulukan dan pekerjaan
Permasalahan pada Proyek Pembangu- mana yang harus menunggu selesainya
nan Super Villa dipilih sebagai objek pe- pekerjaan yang lain (Soeharto, 1997).
nelitian karena mengalami keterlambatan Aplikasi atau penerapan network plan-
pada pelaksanaannya, yaitu sebesar 24 %, ning pada penyelenggaraan proyek me-
diakibatkan oleh suplai bahan yang ter- merlukan persyaratan yang harus dipenuhi
lambat, dan adanya perubahan disain yang agar dapat dilaksanakan. Persyaratan ter-

114
Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja .............................. Frederika

sebut adanya kepastian tentang proyek Pada preseden diagram hubungan an-
yang harus dilaksanakan. Jika sudah ada tar kegiatan berkembang menjadi bebera-
ketetapan mengenai proyek yang akan di- pa kemungkinan berupa konstrain. Kons-
laksanakan, maka selanjutnya dilakukan train menunjukkan hubungan antar kegia-
tahap aplikasi network planning yang ter- tan dengan satu garis dari node terdahulu
diri dari tiga kelompok, yaitu: pembuatan ke node berikutnya. Satu konstrain hanya
desain, pemakaian desain, dan perbaikan dapat menghubungkan dua node. Karena
desain. setiap node memiliki dua ujung yaitu
Proses menyusun jaringan kerja dila- ujung awal atau mulai (S) dan ujung akhir
kukan secara berulang-ulang sebelum (F), maka ada empat macam konstrain
sampai pada suatu perencanaan atau jad- yaitu awal ke awal (SS), awal ke akhir
wal yang dianggap cukup realistis. Meto- (SF), dan akhir ke awal (FS). Pada garis
de jaringan kerja memungkinkan aplikasi konstrain dibubuhkan penjelasan menge-
konsep management by exception, karena nai waktu mendahului (lead) atau terlam-
metode tersebut dengan jelas mengidenti- bat/ tertunda (lag). Bila kegiatan (i) men-
fikasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat dahului kegiatan (j) dan satuan waktu ada-
kritis bagi proyek, terutama dalam aspek lah hari.
jadwal dan perencanaan. Umumnya kegia-
tan kritis tidak boleh lebih dari 20% total Identifikasi lingkup proyek dan menguraikannya
kegiatan proyek, dan dengan telah diketa- menjadi komponen-komponen kegiatan
huinya bagian ini maka pengelola dapat
memberikan prioritas perhatian (Soeharto,
1997).
Sistematika proses menyusun jaringan Menyusun komponen-komponen kegiatan sesuai
kerja secara ringkas dapat digambarkan urutan logika ketergantungan menjadi jaringan
kerja
seperti pada Gambar 1.

Penyusunan Network Planning dengan


Metode Preseden Diagram Memberikan perkiraan kurun waktu masing-
masing pekerjaan
Metode diagram preseden/Preceden
Diagram Method (PDM) merupakan pe-
nyempurnaan dari CPM, karena pada prin-
sipnya CPM hanya menggunakan satu je- Identifikasi jalur kritis, float dan kurun waktu
nis hubungan aktifitas yaitu hubungan ak- penyelesaian proyek
hir awal dan sebuah kegiatan dapat dimu-
lai apabila kegiatan yang mendahuluinya
selesai. Metode preseden diagram adalah
jaringan kerja yang termasuk klasifikasi Meningkatkan daya guna dan hasil guna
AON (Activity On Node). pemakaian sumber daya
Kegiatan dan peristiwa pada metode
preseden diagram ditulis dalam node yang Gambar 1. Ringkasan langkah-langkah
berbentuk kotak segi empat. Kotak-kotak dalam menyusun jaringan kerja
tersebut menandai suatu kegiatan, dimana (Sumber: Soeharto, 1997)
harus dicantumkan identitas kegiatan dan Perhitungan Metode Preseden Diagram
kurun waktunya. Sedangkan peristiwa me- Parameter yang digunakan dalam per-
rupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap no- hitungan metode diagram akan dijelaskan
de memiliki dua peristiwa yaitu awal dan sebagai berikut:
akhir.

115
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

- TE = E, adalah waktu paling awal pe- rupakan angka terkecil dari jumlah ke-
ristiwa (node/ event) dapat terjadi giatan LS dan LF ditambah konstrain
(earliest time of occurrence), yang bersangkutan.Waktu mulai paling
- TL = L, adalah waktu paling akhir pe- akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS
ristiwa boleh terjadi (latest allowable (i), adalah sama dengan waktu selesai
event occurrence time). paling akhir kegiatan tersebut LF (i),
- ES adalah waktu mulai paling awal dikurangi kurun waktu yang ber-
suatu kegiatan (earliest start time). sangkutan.
- EF adalah waktu selesai paling awal Jalur dan kegiatan kritis
suatu kegiatan (earliest finish time). Jalur dan kegiatan kritis metode prese-
- LS adalah waktu paling akhir ke- den diagram sebagai berikut:
giatan boleh dimulai (latest allowable - Waktu mulai paling awal dan akhir ha-
start time) rus sama (ES = LS)
- LF adalah waktu paling akhir kegia- - Waktu selesai paling awal dan akhir
tan boleh selesai (latest allowable fi- harus sama (EF = LF)
nish time). - Krurn waktu kegiatan adalah sama de-
- D = Durasi, adalah kurun waktu suatu ngan perbedaan waktu selesai paling
kegiatan, umumnya dengan satuan akhir dengan waktu mulai paling awal
waktu hari, minggu, bulan, dan lain- (LF-ES = D)
lain. - Bila hanya sebagian kegiatan bersifat
Tenggang waktu total (Total Float) kritis, maka kegiatan tersebut secara u-
adalah jumlah waktu tenggang yang dida- tuh dianggap kritis.
pat bila semua kegiatan yang mendahului-
Biaya Proyek
nya dimulai pada waktu sedini mungkin
Ada beberapa jenis biaya yang berhu-
dan semua kegiatan yang mengikutinya
bungan dengan pembiayaan suatu proyek
terlaksana pada waktu yang paling lambat.
konstruksi, dapat dibedakan menjadi dua
Rumusan yang akan dipakai dalam perhi-
jenis yaitu:
tungan waktu pada penyusunan network
- Biaya Langsung (Direct Cost), adalah
planning dengan metode preseden dia-
biaya-biaya yang langsung berhubu-
gram adalah sebagai berikut :
ngan dengan pelaksanaan pekerjaan
Hitungan maju
konstruksi di lapangan, seperti: Biaya
Rumusan perhitungan waktu maju adalah
bahan/material, pekerja/upah, dan pera-
sebagai berikut:
latan.
- Waktu mulai paling awal dari kegiatan
- Biaya Tak Langsung (Indirect Cost),
yang sedang ditinjau ES (j), adalah sa-
adalah semua biaya proyek yang tidak
ma dengan angka terbesar dari jumlah
secara langsung berhubungan dengan
angka kegiatan yang terdahulu ES (i)
konstruksi di lapangan tetapi biaya ini
atau EF (i) ditambah konstrain yang
harus ada dan tidak dapat dilepaskan
bersangkutan.
da-ri proyek tersebut, seperti: Biaya
- Angka waktu selesai paling awala ke-
Over-head, biaya tak terduga dan keun-
giatan yang sedang ditinjau WF (j),
tungan/profit.
adalah sama dengan angka waktu mulai
paling awal kegiatan tersebut ES (j), di- Mempercepat Waktu Penyelesaian Pro-
tambah kurun waktu kegiatan yang ber- yek
sangkutan D (j). Mempercepat waktu penyelesaian pro-
Hitungan mundur yek adalah suatu usaha menyelesaian pro-
Rumusan perhitungan waktu mundur yek lebih awal dari waktu penyelesaian
adalah sebagai berikut: dalam keaadaan normal. Dengan diada-
- Hitung LF (i), waktu selesai paling ak- kannya percepatan proyek ini akan terjadi
hir kegiatan (i) yang ditinjau, yang me- pengurangan durasi kegiatan yang akan

116
Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja .............................. Frederika

diadakan crash program. Durasi crashing 1,5 (satu setengah) kali upah satu
maksimum suatu aktivitas adalah durasi jam.
tersingkat untuk menyelesaikan suatu akti- • Untuk setiap jam kerja lembur be-
vitas yang secara teknis masih mungkin rikutnya harus dibayar upah lem-
dengan asumsi sumber daya bukan meru- bur sebesar 2 (dua) kali upah satu
pakan hambatan (Soeharto, 1997). Durasi jam.
percepatan maksimum dibatasi oleh luas Dari uraian di atas dapat dirumuskan seba-
proyek atau lokasi kerja, namun ada gai berikut :
empat faktor yang dapat dioptimumkan Biaya lembur per hari = (jam kerja lembur
untuk melaksanakan percepatan pada sua- pertama x 1,5 x upah satu jam normal) +
tu aktivitas yaitu meliputi penambahan (jam kerja lembur berikutnya x 2 upah
jumlah tenaga kerja, penjadwalan kerja satu jam normal) …………….............(1)
lembur, penggunaan peralatan berat dan
pengubahan metode konstruksi di lapa- Produktivitas Kerja Lembur
ngan. Secara umum, produktifitas merupa-
kan perbandingan antara output dan input.
Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja
Dibidang konstruksi, output dapat dilihat
(Lembur)
dari kuantitas pekerjaan yang telah dilaku-
Adapun rencana kerja yang akan dila-
kukan dalam mempercepat durasi sebuah kan seperti meter kubik galian atau timbu-
pekerjaan dengan metode jam kerja lem- nan, ataupun meter persegi untuk pleste-
bur adalah: ran. Sedangkan imputnya merupakan jum-
- Waktu kerja normal adalah 8 jam lah sumber daya yang dipergunakan se-
perti tenaga kerja, peralatan dan material.
(08.00 – 17.00), sedangkan lembur di-
lakukan setelah waktu kerja normal. Karena peralatan dan material biasanya
- Harga upah pekerja untuk kerja lem- bersifat standar, maka tingkat keahlian te-
bur menurut Keputusan Menteri Te- naga kerja merupakan salah satu faktor
naga Kerja Nomor KEP. 102/ MEN/ penentu produktivitas.
VI/ 2004 pasal 11 diperhitungkan se- Apabila dilakukan kerja lembur akan
bagai berikut : terjadi penurunan produktivitas yang da-
pat dilihat pada grafik Gambar 2.
• Untuk jam kerja lembur pertama,
harus dibayar upah lembur sebesar

Indeks Produktivitas
Proyek Besar

1,4

1,3

1,2

1,1

1,0 2,0 3,0 4,0 Jam Lembur


Gambar 2. Grafik indikasi menurunnya produktivitas karena kerja lembur
(Sumber : Soeharto, 1997)
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai Volume
berikut: = …………………......(2)
Durasi normal
Produktifitas harian

117
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

Produktifitas tiap jam giatan dalam suatu proyek yang dipusat-


Pr oduktifitas harian kan pada kegiatan yang berada pada jalur
= ……….….…….(3) kritis. Proses crashing adalah cara mela-
8 jam
kukan perkiraan dari variabel cost dalam
Produktifitas harian akibat kerja lembur
menentukan pengurangan durasi yang pa-
= (a x b x prod.tiap jam)…………....…(4)
ling maksimal dan paling ekonomis dari
Dimana : a = jumlah jam kerja lembur; b
suatu kegiatan yang masih mungkin untuk
= koefisien penurunan produktivitas kerja
direduksi (Ervianto, 2004). Untuk menga-
lembur
nalisis lebih lanjut hubungan antara biaya
Crashing
dengan waktu suatu kegiatan, dipakai be-
Terminologi proses crashing adalah
berapa istilah yaitu: Kurun waktu normal/
mereduksi suatu pekerjaan yang akan ber-
Normal Duration (ND), kurun waktu di-
pengaruh terhadap waktu penyelesaian
persingkat/Crash Duration (CD), Biaya
proyek. Crashing adalah suatu proses di-
normal/Normal Cost (NC), dan Biaya un-
sengaja, sistematis, dan analitik dengan
tuk waktu dipersingkat/Crash Cost (CC).
cara melakukan pengujian dari semua ke-
Biaya
Biaya
B Titik Dipersingkat
Dipersingkat

Biaya Normal A Titik Normal

Waktu Waktu
Dipersingkat Kurun Waktu
Normal
Gambar 3. Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipersingkat untuk satu
kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997)
Titik A pada Gambar 3 menunjukkan Produktifitas harian sesudah crash
titik normal, sedangkan titik B adalah titik = (8 jam x prod. tiap jam) + (a x b x prod.
dipersingkat. Garis yang menghubungkan tiap jam) …………..……………… (5)
titik A dengan B disebut kurva waktu-bia- Dimana : a = jumlah jam kerja lembur
ya. Pada umumnya garis ini dapat diang- B = koefisien penurunan produktivitas
gap sebagai garis lurus, bila tidak (misal- kerja lembur
nya, cekung) maka diadakan perhitungan Crash duration =
persegmen yang terdiri atas beberapa garis Volume
lurus. Seandainya diketahui bentuk kurva ………......(6)
Pr od . harian sesudah crash
waktu-biaya suatu kegiatan, artinya de-
Normal cost pekerja perjam = harga per
ngan mengetahui berapa slope atau sudut
satuan pek. x prod. tiap jam………….(7)
kemiringannya, maka bisa dihitung berapa
Normal cost pekerja perhari = 8 jam x
besar biaya untuk mempersingkat waktu
normal cost tiap jam ………..….….….(8)
satu hari.
Normal cost = normal duration x normal
Penambahan biaya langsung (direct
cost pekerja perhari ……….............. (9)
cost) untuk mempercepat suatu aktivitas
Crash cost pekerja = normal cost pekerja
persatuan waktu disebut cost slope.
perhari + biaya lembur perhari ……...(10)
Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai
berikut:

118
Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja .............................. Frederika

Crash cost = crash duration x crash cost bah sesuai dengan waktu dan kemajuan
pekerja perhari …………………... (11) proyek. Meskipun tidak dapat diperhi-
Cost Slope = tungkan dengan rumus tertentu, tapi pada
Crash Cost − Normal Cost …..…(12) umumnya makin lama proyek berjalan
Normal Duration − Crash Duration makin tinggi komulatif biaya tak langsung
yang diperlukan (Soeharto, 1997). Pada
Hubungan Biaya Terhadap Waktu
Gambar 4 ditunjukkan hubungan biaya
Biaya total proyek adalah penjumlah-
langsung, biaya tak langsung dan biaya to-
an dari biaya langsung dan biaya tak
tal dalam suatu grafik dan terlihat bahwa
langsung yang digunakan selama pelaksa-
biaya optimum didapat dengan mencari
naan proyek. Besarnya biaya ini sangat
total biaya proyek yang terkecil.
tergantung oleh lamanya waktu (durasi)
penyelesaian proyek, kedua-duanya beru-
Bia ya Titik Terenda h
Total Biaya Proyek

Biaya Tak Lang sung


Biaya
Proyek
Optimum
Biaya Langsuntg

Kurun Waktu

Gambar 4. Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak
langsung (Sumber : Soeharto, 1997)
Pertukaran Biaya Dan Waktu (Time berada pada lintas kritis dan mempunyai
Cost Trade Off) cost slope terendah. Menyusun kembali
Penyelesaian aktivitas di dalam suatu jaringan kerja. Mengulangi langkah ke-
proyek memerlukan penggunaan sejum- dua, dimana langkah kedua akan berhenti
lah sumber daya minimum dan waktu pe- bila terjadi penambahan lintasan kritis dan
nyelesaian yang optimum, sehingga akti- bila terdapat lebih dari satu lintasan kritis,
vitas akan dapat diselesaikan dengan bia- maka langkah kedua dilakukan secara se-
ya normal dan durasi normal. Jika suatu rentak pada semua lintasan kritis dan per-
saat diperlukan penyelesaian yang lebih hitungan cost slope dijumlahkan. Lalu
cepat, penambahan sumber daya memung- langkah dihentikan bila terdapat salah satu
kinkan pengurangan durasi proyek dari lintasan kritis dimana aktivitas-aktivitas-
suatu normalnya, tetapi biaya yang dike- nya telah jenuh seluruhnya (tidak mung-
luarkan akan lebih besar lagi. kin dikompres lagi) sehingga pengendali-
Dalam mempercepat penyelesaian sua- an biaya telah optimum. Kemudian dirinci
tu proyek dengan melakukan kompresi juga prosedur mempersingkat waktu de-
durasi aktivitas, harus tetap diupayakan ngan uraian sebagai berikut:
agar penambahan dari segi biaya semini- - Menghitung waktu penyelesaian pro-
mal mungkin. Pengendalian biaya yang yek.
dilakukan adalah biaya langsung, karena - Menentukan biaya normal masing-ma-
biaya inilah yang akan bertambah apabila sing kegiatan.
dilakukan pengurangan durasi. Kompresi - Menentukan biaya dipercepat masing-
ini dilakukan pada aktivitas-aktivitas yang masing kegiatan.

119
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

- Menghitung cost slope masing-masing yang diperlukan dalam pelaksanaan


komponen kegiatan. proyek konstruksi sangat tergantung pada
- Mempersingkat kurun waktu kegiatan, banyak faktor seperti jenis dan volume
dimulai dari kegiatan kritis yang mem- konstruksi, tingkat keahlian, peralatan
punyai cost slope terendah. yang digunakan dan kondisi di lapangan.
- Bila dalam proses mempercepat waktu Dalam penyusunan jaringan kerja de-
proyek terbentuk jalur kritis baru, maka ngan menggunakan Metode Preseden Dia-
mempercepet kegiatan-kegiatan kritis gram terdapat empat hubungan ketergan-
yang mempunyai kombinasi slope bia- tungan antara kegiatan satu dengan lain-
ya terendah. nya yang disebut sebagai konstrain. Satu
- Meneruskan mempersingkat waktu ke- konstrain hanya menghubungkan dua
giatan sampai titik proyek dipersingkat node, karena setiap node memiliki dua
(TPD) ujung yaitu ujung awal dan ujung akhir.
- Buat tabulasi biaya versus waktu, gam- Keempat konstrain itu adalah konstrain
barkan dalam grafik dan hubungan titik dari awal ke awal (SS), awal ke akhir
normal (biaya dan waktu normal), titik (SF), akhir ke akhir (FF), dan akhir ke
yang terbentuk tiap kali mepersingkat awal (FS).
kegiatan, sampai dengan titik TPD.
Penyusunan Diagram Preseden
- Hitung biaya tidak langsung proyek
Setelah diketahui hubungan ketergan-
dan gambarkan pada grafik di atas.
tungan antar kegiatan dan durasi tiap ke-
- Jumlahkan biaya langsung dan biaya
giatan maka dapat disusun gambar Dia-
tak langsung untuk mencari biaya total
gram Preseden dengan menggunakan ban-
sebelum kurun waktu yang diinginkan.
tuan program computer Microsoft Project
- Periksa pada grafik biaya total untuk
untuk melakukan perhitungan maju dan
mencapai waktu optimum yaitu kurun
mundur. Program ini dapat membantu
waktu penyelesaian proyek dengan bia-
mempercepat dalam proses pembuatan ja-
ya terendah (Soeharto, 1997).
ringan kerja walaupun jumlah item peker-
METODOLOGI jaan yang relatif banyak. Setelah durasi
dan ketergantungan untuk masing-masing
Penyusunan Jaringan Kerja Dengan
kegiatan dimasukkan, maka akan dipero-
Microsof Project
leh jaringan kerja berupa diagram prese-
Pada penelitian ini dipergunakan data
den yang lengkap berisikan waktu mulai
sekunder, yaitu: RAB (Rencana Anggaran
paling cepat (ES), waktu selesai paling a-
Biaya), Daftar Analisis Harga Satuan, dan
wal (EF), waktu mulai paling lambat (LS),
Time Schedule (Rencana Waktu Pelaksa-
dan waktu selesai paling lambat (LF) dari
naan)/Bar Chart (Diagram Balok). Penyu-
satu kegiatan, untuk mengidentifikasi ke-
sunan jaringan kerja yang relatif banyak
giatan kritis, jalur kritis, float, dan waktu
dan kompleks dari data tersebut menggu-
penyelesaian proyek.
nakan software Microsoft Project, dan
jaringan kerja yang dibentuk adalah Indentifikasi Float dan Jalur Kritis
diagram preseden. Dalam Proyek Setelah Diagram Preseden tersusun,
Pembangunan Super Villa terdiri dari 45 selanjutnya dilakukan perhitungan ES, EF,
kegiatan utama, masing-masing bagian LS, dan LF. Dari perhitungan tersebut
tersusun atas item-item pekerjaan yang dapat ditentukan kegiatan dan jalur kritis,
lebih spesifik dari kegiatan utama float, serta tanggal penyelesaian proyek.
tersebut. Sesuai rumus yaitu bila ES-LS = 0 atau
Durasi normal dapat ditentukan dari selisih ES dengan LS sama dengan nol
banyaknya tenaga kerja yang ada di dan bila EF-LF = 0 atau selisih EF dengan
lapangan dan produktivitas kerja yang LF sama dengan nol maka kegiatan terse-
dapat dihasilkan satuan hari. Tenaga kerja but adalah kegiatan kritis dengan total flo-

120
Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja .............................. Frederika

at nol. Dengan melihat diagram preseden 281 Anty terminate to foundation


dan total float dari masing-masing kegi- 282 Compacted sand to foundation 5 cm thick
atan dapat diketahui jalur kritis dan kegia- Loose stone foundation/aanstamping 15 cm
tan-kegiatan kritisnya seperti pada Tabel 283 thick
1. 284 Stone masonry foundation 1:5

Tabel 1. Kegiatan Kritis 285 Back fill to besides of foundation


No. 286 Remove surplus soil to out site
Kegiatan Uraian Pekerjaan
287 Back fill to make up level
243 Excavation Compacted sand to slab on grade 5 cm thick
244 Remove surplus soil to out site 288 5cm

245 Compacted sand to foundation 5 cm thick 289 Anty terminate to slab


Compacted sand to slab on grade 5 cm thick 292 Slab on grade 5 cm thick
246 5cm
294 Timber rafter 5/7 under deck
247 Anty terminate to pool slab
295 Iron wood 2/9 T & G flooring
248 Hollow concrete block 1:5
296 Politur anty slip wooden deck
250 Sloop 20/30 Sumber : Time Schedule Proyek Pemba-ngunan
251 Slab on grade w/. BRC M 04 Super Villa
252 Concrete floor 15 cm thick Biaya Langsung
253 Concrete wall 15 cm thick Biaya langsung (Direct Cost) adalah
254 Hollow concrete block 1:5 to step biaya yang langsung berhubungan dengan
255 Plaster 1:2
pekerjaan konstruksi di lapangan. Biaya
langsung dapat diperoleh dengan mengali-
256 Waterproofing plat ex. Fosroc
kan volume suatu pekerjaan dengan harga
258 Green stone 10x10x5 for floor finishing satuan (unit price) pekerjaan tersebut.
259 Green stone 10x10x5 for wall finishing Adapun rincian biaya langsung dapat di-
260 Andesit stone 30x30x2 to border lihat dalam Tabel 2.
280 Excavation to recieve foundation

Tabel 2. Biaya Langsung


No Uraian Pekerjaan Biaya
1 Preparation Rp 7.223.626,40
2 Building Rp 1.780.605.486,17
3 Swimming Pool, Jaquzzy & Pump Room Rp 178.367.507,94
4 Wooden Deck Rp 49.823.480,13
5 Fence Wall Rp 104.401.021,86
6 Pond Rp 28.600.407,94
7 Total Car Port & Water Feature Rp 54.586.590,18
8 MEP Rp 487.443.153,78
Total Biaya Rp 2.691.051.274,39
Sumber : RAB Proyek Pembangunan Super Villa
Biaya Tak Langsung Adapun staf yang langsung terlibat da-
Biaya tak langsung (Indirect Cost) lam kerja lembur di lokasi proyek adalah
adalah biaya yang tidak secara langsung pelaksana (satu orang) dan logistic (satu
berhubungan dengan konstruksi, tetapi ha- orang), untuk selanjutnya dilaporkan ke
rus ada dan tidak dapat dilepaskan dari Site Manager. Perhitungan biaya untuk
proyek tersebut. Rincian dapat dilihat da- staf di lapangan adalah:
lam Tabel 3. Total gaji per hari untuk pelaksana dan lo-
gistik

121
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

= Rp35.000,00 + Rp30.000,00 = Rp8.125,00/jam


= Rp65.000,00
Rp65.000,00
Total gaji per jam =
8 jam
Tabel 3. Biaya Tak Langsung
No Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Jumlah Gaji per hari (Rp)
I Biaya Overhead
1. Gaji Staf Proyek
a. Site Manager Proyek 1 50.000,00
b. Pelaksana Sipil 1 35.000,00
c. Logistik 1 30.000,00
d. Administrasi 1 30.000,00
Total per hari 145.000,00
2. Preeleminaties 19.500.000,00
Fasilitas per hari 68.661,97
II Profit 5% 134.552.563,72
Sumber : PT. Tapak Disain

kan setelah waktu kerja normal (dari


Total gaji lembur per hari (menurut Kepu-
18.00 wita)
tusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.
- Harga upah untuk kerja lembur diper-
102/MEN/VI/2004 pasal 11)......(persm.1)
hitungkan 1,5 kali upah sejam pada
• Lembur 1 jam = (Rp8.125,00 x 1,5) kerja normal, dan untuk jam berikut-
= Rp12.187,50
nya 2 kali upah sejam normal.
• Lembur 2 jam = (Rp8.125,00 x 1,5) + - Produktivitas untuk kerja lembur di-
(1 x (Rp8.125,00 x 2)) perhitungkan mengalami penurunan
= Rp28.437,50 dari produktivitas normal. Penurunan
• Lembur 3 jam = (Rp8.125,00 x 1,5) + ini disebabkan oleh kelelahan pekerja,
(2 x (Rp8.125,00 x 2)) keterbatasan pandangan waktu malam
= Rp. 44.687,50 hari, serta keadaan cuaca yang lebih
• Lembur 4 jam = (Rp8.125,00 x 1,5) + dingin. Produktivitas kerja lembur di-
(3 x (Rp8.125,00 x 2)) perhitungan berdasarkan grafik indi-
= Rp60.937,50 kasi menurunnya produktivitas karena
kerja lembur.
Perhitungan Crash Duration Produktivitas tenaga kerja akan sa-
Pada penelitian ini usaha yang diguna- ngat besar pengaruhnya terhadap total bia-
kan untuk mempercepat penyelesaian pro- ya proyek, minimal pada aspek jumlah te-
yek tersebut adalah dengan menggunakan naga kerja dan fasilitas yang diperlukan
penambahan jam kerja/lembur. Adapun (Soeharto, 1997). Salah satu pendekatan
rencana kerja yang akan dilakukan dalam untuk mencoba mengukur hasil guna tena-
mempercepat durasi sebuah pekerjaan de- ga kerja adalah dengan memakai parame-
ngan metode lembur adalah sebagai beri- ter indeks produktivitas. Penurunan pro-
kut: duktivitas bila jumlah jam perhari dan hari
- Aktivitas normal memakai 8 jam ker- perminggu bertambah dapat dilihat pada
ja dan 1 jam istirahat (08.00-17.00 Gambar 2, dan koefisien pengurangan
wita) sedangkan kerja lembur dilaku- produktifitas akibat kerja lembur dapat di-
lihat pada Tabel 4.

122
Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja .............................. Frederika

Pada perhitungan crash durasi akan di- - Produktivitas tiap jam tenaga kerja
cari waktu dipersingkat pada masing-ma- merupakan produktivitas harian tena-
sing kegiatan. Perhitungan ini mengikuti ga kerja normal dibagi 8 jam (dalam
prosedur perhitungan sebagai berikut: satu hari digunakan 8 jam kerja nor-
- Volume (diketahui), Normal duration mal)
(diketahui) - Produktivitas harian sesudah crash
- Produktivitas harian tenaga kerja per- = (8 jam x prod. tiap jam)+(jam lem-
hari normal adalah volume kegiatan bur x koef.prod. x prod. tiap jam)
dibagi dengan waktu kegiatan normal …………………………..(persm 5)
(durasi normal)
Tabel 4. Koefisien Pengurangan Produktivitas
Jam Penurunan Prestasi Prosentase Koefisien
Lembur Indeks Kerja Prestasi Kerja Pengurangan
(jam) Produktivitas (per jam) (%) Produktivitas
a B c= b*a D e= 100% - d
1 0,1 0,1 10 0,9
2 0,1 0,2 20 0,8
3 0,1 0,3 30 0,7
4 0,1 0,4 40 0,6
Sumber : Hasil Perhitungan (2010)
Produktivitas harian yang terjadi setelah - Crash cost pekerja
diadakan crash program pada setiap ke- Normal cost pekerja perjam = prod.
giatan dengan anggapan bekerja dalam sa- tiap jam x harga satuan upah pekerja …
tu hari selama 8 jam kerja normal ditam- ……………..……………...…...(persm. 7)
bah lembur. Pada kerja lembur semua pe- Normal cost pekerja perhari = 8 jam x
kerja mengikuti kerja lembur dan tidak Normal cost pekerja perjam … (persm. 8)
adanya penambahan pekerja baik pada Biaya lembur pekerja per hari = (jam kerja
kerja normal maupun kerja lembur. lembur pertama x 1,5 x upah sejam nor-
Crash Duration adalah durasi kegiatan se- mal) + (jam kerja lembur berikutnya x 2
telah diadakan crash program pada kegia- upah sejam normal) …….......…(persm.1)
tan tersebut. Crash duration merupakan Crash cost pekerja perhari = (Normal cost
volume kegiatan dibagi produktivitas ha- pekerja perhari) + (biaya lembur perhari)
rian setelah crash program. Crash cost total yang dimaksud adalah
crash cost total dari sebuah aktivitas dura-
Crash Cost Pekerja, Crash Cost Total,
tion pada kegiatan tersebut atau besarnya
dan Cost Slope
biaya/ upah pekerja yang diprlukan untuk
Crash cost pekerja adalah besarnya bia-
menyelesaian kegiatan dengan kurun wak-
ya/upah pekerja yang diperlukan untuk
tu dipercepat (crash duration).
menyelesaikan kegiatan dengan kurun
Uraian perhitungan crash cost ini dapat di-
waktu dipercepat (crash duration), dalam
tulis sebagai berikut:
analisis ini percepatan dilakukan dengan
Crash cost = crash cost pekerja x crash
metode lembur.
duration
Adapun perhitungan crash cost pekerja
Perhitungan crash cost ini hanya dilaku-
dapat ditulis sebagai berikut:
kan pada aktivitas pada jalur kritis saja.
- Harga satuan upah pekerja (diketahui)
Cost slope adalah pertambahan biaya
- Produktivitas harian (diketahui dari
langsung (direct cost) untuk mempercepat
perhitungan sebelumnya)
suatu aktivitas persatuan waktu. Atau da-
- Produktivitas tiap jam (diketahui dari
pat dirumuskan sebagai berikut:
perhitungan sebelumnya)

123
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

Cost slope = (Crash cos t − Normal cos t ) Biaya langsung = Rp2.691.051.274,39 ;


(Normal duration − Crash duration) Total cost = biaya tidak langsung + biaya
………………………………..(persm. 12) langsung =
Rp195.232.563,72 + Rp2.691.051.274,39
HASIL DAN PEMBAHASAN = Rp2.886.283.838,11, dibulatkan menja-
Analisis Time Cost Trade Off di Rp2.886.283.000,00
Dalam mempercepat penyelesaian sua-
tu proyek dengan melakukan kompresi Tahap Kompresi 1
durasi, diupayakan agar penambahan dari No. item pekerjaan = 254 (Hollow concre-
segi biaya seminimal mungkin. Pengenda- te block 1:5 to step); Normal duration = 4
lian biaya dilakukan adalah biaya lang- hari; Cost slope = Rp 8.312,81; Crash du-
sung, karena biaya inilah yang akan ber- ration = 3 hari; Total crash = 1 hari; Ko-
tambah apabila dilakukan pengurangan mulatif total crash = 1 hari; Total durasi
durasi. proyek = 284 – 1 = 283 hari; Tambahan
Dalam proses mempercepat waktu pe- biaya = Rp8.312,81 x 1 hari; Komulatif
nyelesaian proyek dengan melakukan pe- tambahan biaya = Rp8.312,8; Biaya
nekanan (kompresi) waktu aktivitas, di- langsung = biaya langsung normal + ko-
usahakan agar pertambahan biaya yang di- mulatif tambahan biaya = Rp2.691.051.
timbulkan seminimum mungkin. Peneka- 274,39 + Rp8.312,81 = Rp2.691.059.
nan (kompresi) durasi proyek dilakukan 587,20; Tambahan biaya lembur =
untuk semua aktivitas yang berada pada Rp28.437,50 x 3 = Rp85.312,50
lintasan kritis dan dimulai dari aktivitas Komulatif biaya lembur = Rp85.312,50
yang mempunyai cost slope terendah. Dari Biaya tak langsung = (283 hari x Rp213.
tahap-tahap kompresi tersebut akan dicari 661,97) + Rp85.312,50 + Rp134.552.
waktu dan biaya yang optimal. Berikut 563,72 = Rp195.104.214,25
adalah proses perhitungan dalam tahap Total cost = Rp2.691.059.587,20 +
kompresi untuk penambahan 2 jam kerja Rp195.104.214,25 = Rp2.886.163.801,45.
adalah sebagai berikut: Demikian seterusnya sampai tahap op-
timum pada kompresi ke-11. Pengkom-
Tahap Normal presian menyebabkan pengurangan biaya
Lintasan kritis = 243, 244, 245, 246, 247, total proyek, hal ini disebabkan karena
248, 250, 251, 252, 253, 254, 256, 258, slope pengurangan biaya tak langsung le-
259, 260, 280, 281, 282, 283, 284, 285, bih besar daripada slope penambahan bia-
286, 287, 288, 289, 292, 294, 295, 296 ya langsung. Biaya total optimum didapat
Durasi normal = 284 hari apabila hasil penjumlahan biaya langsung
Biaya overhead = Rp213.661,97; Profit dan tak langsungnya mencapai nilai teren-
5% = Rp134.552.563,72; Biaya tidak dah. Biaya dan waktu optimum dari ma-
langsung = 284 hari x Rp213.661,97 + sing-masing waktu lembur dapat dilihat
Rp134.552.563,72 = Rp195.232.563,20; pada Tabel 5.

Tabel 5. Rekapitulasi biaya dan waktu optimum untuk masing-masing waktu lembur
Jam Durasi setelah Perubahan Prosentase Biaya setelah Perubahan Prosentase Jumlah pekerjaan
lembur kompresi durasi perubahan kompresi biaya perubahan yang dilemburkan
(jam) optimum (hari) durasi optimum (Rp) biaya (pekerjaan)
(hari) (%) (Rp) (%)
normal 284 2.886.283.000,00
1 276 8 2,82 0,0272 8
2.885.498.895,84 784.104,16
2 270 14 4,93 2.885.582.622,65 700.377,35 0,0243 11
3 274 10 3,52 2.885.507.587,64 774.421,36 0,0269 9
4 272 12 4,23 2.885.976.041,34 306.958,66 0,0106 10
Sumber: Hasil Analisis (2010)

124
Analisis Percepatan Pelaksanaan Dengan Menambah Jam Kerja .............................. Frederika

Tabel 5 menunjukkan, pada lembur Di antara ke empat penambahan jam


satu jam, dua jam, tiga jam, empat jam kerja yang dapat dilihat pada Tabel 5 dan
terjadi pengurangan biaya total proyek Gambar 5, biaya yang paling optimum di-
yaitu masing-masing sebesar 0,0272%; dapat pada penambahan satu jam kerja de-
0.0243%; 0,0269%; 0,0106% disebabkan ngan pengurangan biaya sebesar
karena slope pengurangan biaya tak lang- Rp784.104,16 dari biaya total normal se-
sung lebih besar daripada slope penam- besar Rp2.886.283.000,00 menjadi sebe-
bahan biaya langsung dimana cost slope sar Rp2.885.498.895,84 dengan pengu-
dari masing-masing kegiatan pada penam- rangan waktu selama 8 hari dari waktu
bahan jam kerja tersebut masih rendah. normal 284 hari menjadi 276 hari, sedang-
Pengurangan biaya total proyek paling be- kan waktu yang paling optimum didapat
sar pada penambahan satu jam kerja yaitu pada penambahan dua jam kerja dengan
sebesar 0,0272%, sedangkan untuk pe- pengurangan waktu selama 14 hari dari
ngurangan durasi proyek yang paling be- waktu pelaksanaan normal proyek selama
sar pada penambahan dua jam kerja yaitu 284 hari menjadi 270 hari, dengan pe-
sebesar 4,93%. Selanjutnya, grafik hu- ngurangan biaya sebesar Rp700.377,35
bungan waktu lembur terhadap biaya dan dari biaya normal Rp2.886.283.000,00
waktu optimum dapat dilihat pada Gam- menjadi Rp2.885.582.622,65.
bar 5.

Gambar 5. Grafik hubungan waktu lembur terhadap biaya dan waktu optimum
pengurangan waktu selama 8 hari dari
Simpulan waktu normal 284 hari menjadi 276 ha-
Berdasarkan hasil analisis penamba- ri.
han jam kerja yang dilakukan pada Proyek - Waktu optimum didapat pada penam-
Pembangunan Super Villa dengan Time bahan dua jam kerja, dengan pengura-
Cost Trade Off Analysis dapat disimpul- ngan waktu selama 14 hari dari waktu
kan sebagai berikut: normal 284 hari menjadi 270 hari, de-
- Biaya optimum didapat pada penamba- ngan pengurangan biaya sebesar
han satu jam kerja, dengan pengura- Rp700.377,35 dari biaya normal
ngan biaya sebesar Rp784.104,16 dari Rp2.886.283.000,00 yang menjadi
biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp2.885.582.622,65.
sebesar Rp2.886.283.000,00 menjadi
sebesar Rp2.885.498.895,84, dengan

125
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 2, Juli 2010

Saran Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek


Berdasarkan hasil analisis pembahasan Konstruksi Jilid 2, Kanesius, Jakarta.
maka dapat disarankan bagi pihak kon- Ervianto, Wulfram, I.2004. Teori Aplikasi
traktor, apabila keterlambatan pelaksanaan Manajemen Proyek Konstruksi, Andi,
proyek yang dialami dengan mengejar sa- Yogyakarta.
saran jadwal yang telah ditentukan atas Harsani, D.A.H. Time Cost Trade Off A-
perjanjian kontrak tertentu, sebaiknya per- nalysis. Tugas Akhir, Program Studi
cepatan dilakukan dengan penambahan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univer-
dua jam kerja. Sedangkan apabila keter- sitas Udayana, Denpasar.
lambatan pelaksanaan proyek yang diala- Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
mi dengan tidak mengejar sasaran jadwal Transmigrasi Republik Indonesia.
tertentu, disarankan percepatan yang dila- Nomor Kep.102/MEN/VI/2004. Wak-
kukan dengan penambahan satu jam kerja. tu Kerja Lembur Dan Upah Kerja
Lembur.
DAFTAR PUSTAKA Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek dari
Konseptual Sampai Operasional, Er-
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek langga, Jakarta.
Konstruksi Jilid 1, Kanesius, Jakarta.

126

You might also like