Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORITIS
4
5
k) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan
yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-
sama dalam persedian fasilitas.
l) Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orangtua dan
keturunanya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap
individu adalah menikah dengan yang lain dan semua
adalah orangtua dari anak-anak.
m) Unmarried Parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dihendaki,
anaknya diadopsi.
n) Cohibing Coiple
Dua orangtua atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa menikah.
o) Gay and Lesbian Family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama.
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana
keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat.
Struktur keluarga terdiri deari bermacam-macam menurut
Setiadi (2008), diantaranya :
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam berbagai generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui garis ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga saudara istri.
9
C. Konsep Penyakit
1. Definisi
Asam urat adalah produk akhir atau produk buangan
yang dihasilkan dari metabolisme/pemecahan purin. Asam urat
sebenarnya merupakan antioksidan dari manusia dan hewan,
tetapi bila dalam jumlah berlebihan dalam darah akan
mengalami pengkristalan dan dapat menimbulkan gout. Asam
urat mempunyai peran sebagai antioksi dan bila kadarnya tidak
berlebihan dalam darah, namun bila kadarnya berlebih asam
urat akan berperan sebagai prooksidan (Mansjoer. 2010).
Kadar asam urat dapat diketahui melalui hasil
pemeriksaan darahdan urin. Nilai rujukan kadar darah asam urat
normal pada laki-laki yaitu 3.6 - 8.2 mg/dl sedangkan pada
perempuan yaitu 2.3 - 6.1 mg/dl (Mansjoer. 2010).
2. Penyebab
Menurut Vita Health (2007), penyebab dari asam urat
sebagai berikut :
a. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah
keluarga
21
5. Patofisiologi
6. Penatalaksanaan
Menurut Pudiyono (2011), penatalaksanaan dari asam
urat sebagai berikut :
a. Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali
normal. Kadar normalnya adalah wanita (2,4-6 mg/dL dan
pria 3,0-7 mg/dL).
b. Diet rendah purin : kontrol makanan yang dikonsumsi tidak
24
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Nanda NIC NOC (2013), adapun intervensi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Diagnosa
No Tujuan NIC Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut/kronis Setelah dilakukan 1. Kaji dan observasi lokasi, 1. Untuk mengetahui respon
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 intensitas, dan tipe nyeri subjektif pasien dalam
peradangan sendi, x 24 jam nyeri 2. Bantu pasien dalam melaporkan nyerinya.
penimbunan kristal berkurang / hilang mengidentifikasi faktor 2. Untuk mengetahui faktor
pada membran Kriteria hasil: pencetus. pencetus nyeri
sinovial, tulang 1. Pasien tampak rileks 3. Jelaskan dan bantu pasien
rawan/kerusakan terkait dengan tindakan 3. Untuk mengetahui keefektifan
integritas jaringan 2. Pasien melaporkan pereda nyeri non dalam mengurangi nyeri
sekunder terhadap penurunan nyeri farmakologi
gout. 3. Nyeri berkurang 4. Ajarkan teknik relaksasi 4. Akan melancarkan peredaran
4. Skala nyeri berkurang terkait ketegangan otot darah sehingga kebutuhan
rangka yang dapat oksigen terpenuhi dan
mengurangi intensitas nyeri mengurangi nyeri
5. Kolaborasi dengan tim
medis untuk pemberian 5. Menurunkan kadar adam urat
obat analgetik dan serum dan mengurangi nyeri
allopurinol pasien
2 Hambatan mobilitas Setelah dilakukan 1. Kaji mobilitas yang ada dan 1. Mengetahui tingkat
fisik berhubungan tindakan keperawatan 1 observasi adanya kemampuan pasien dalam
dengan penurunan x 24 jam klien mampu peningaan kerusakan melakukan aktivitas
rentang gerak, melaksanakan aktivitas 2. Anjurkan pasien melakukan 2. Gerakan aktif memberi massa,
kelamahan otot, nyeri fisik sesuai dengan latihan gerak aktif apada tonus dan kekuatan otot, serta
pada gerakan, dan kemampuan ektermitas yang tidak sakit memperbaiki fugi jantung dan
kekakuan pada sendi. Kriteria hasil: 3. Bantu pasien melakukan pernapasan
27
4 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Pertahankan istirahat tirah 1. Untuk mencegah kelelahan dan
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 baring / duduk jika mempertahankan kekuatan
perubahan otot x 24 jam klien mampu diperlukan 2. Meningkatkan fungsi sendi,
beraktivitas dengan 2. Bantu bergerak dengan kekuatan otot dan stamina
mandiri bantuan seminimal umum
Kriteria hasil: mungkin 3. Memaksimalakan fungsi sendi
1. Klien mampu 3. Dorong klien dan mempertahankan mobilitas
berpatisipasi pada mempertahankan postur
aktivitas yang tegak, duduk tinggi, berdiri 4. Untuk menekan inflamasi
diingnkan dan berjalan sistemik akut
2. Klien mampu 4. Berikan lingkungan yang
beraktivitas dengan aman dan menganjurkan
mandiri untuk menggunakan alat
bantu
5 Resiko tinggi cedera Setelah dilakukan 1. Kendalikan lingkungan 1. Lingkungan yang bebas
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 dengan : menyingkirkan bahaya akan mengurangi
penurunan fungsi x 24 jam diharapkan bahaya yang tampak jelas, resiko cedera dan
tulang tidak terjadi cedera mengurangi potensial membebaskan keluaga dari
Kriteria hasil: cedera akibat jatuh ketika kekhawatiran yang konstan
1. Klien dapat tidur
mempertahankan 2. Memantau regimen 2. Hal ini akan memberikan
keselamata fisik medikasi pasien merasa otonomi,
restrain dapat meningkatan
agitasi, mengagetkan klien
akan meningkatkan ansietas
3. Izinkan kemandirian dan
29
kebebasan maksimum
dengan memberikan
kebebasan dalam
lingkungan yang aman