Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
penyelenggaraan-Nya, makalah tentang Proses Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Bronkitis ini bisa diselesaikan. Makalah ini ditulis dengan tujuan sebagai tugas
mata kuliah Proses Keperawatan Kebutahan Dasar Manusia I (PKKDM I)
Universitas Katolik De La Salle Manado. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan
makalah ini ialah untuk memberi pelatihan bagaimana cara membuat ASKEP
serta menambah pengetahuan tentang penyakit Bronkitis.
Tim Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen beserta
asisten dosen yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini, serta
kepada siapa saja yang telah terlibat dalam proses penulisannya, terlebih kepada
teman–teman seangkatan Fakultas Keperawatan 2009 Universitas Katolik De La
Salle Manado yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini..
Penulis
P a g e |2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
D A F T A R I S I ............................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B. TUJUAN PENELITIAN ......................................................................................... 1
C. METODE PENULISAN ......................................................................................... 2
D. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................................... 3
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN ............................................................................... 4
I. DEFINISI ................................................................................................................ 4
II. ETIOLOGI .............................................................................................................. 5
III. ANATOMI FISIOLOGI ........................................................................................ 6
A. Organ-Organ Pernafasan ................................................................................ 7
B. Fisiologi Pernafasan ....................................................................................... 9
IV. PATOFISIOLOGI................................................................................................. 10
V. PATOFLOW ......................................................................................................... 11
VII. MANIFESTASI KLINIK ..................................................................................... 12
VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ........................................................................ 12
IX. TERAPI................................................................................................................. 13
X. KOMPLIKASI ...................................................................................................... 15
XI. PROGNOSIS ........................................................................................................ 15
XII. PENCEGAHAN ................................................................................................... 15
BAB II ASKEP TEORI ........................................................Error! Bookmark not defined.
1. Data Dasar Pengkajian Pasien................................Error! Bookmark not defined.
2. Diagnosa dan Perencanaan/Rasional .....................Error! Bookmark not defined.
BAB III ASKEP PADA KLIEN ...........................................Error! Bookmark not defined.
III.1 PENGKAJIAN DATA DASAR ............................Error! Bookmark not defined.
III.2 ANALISA DAN DIAGNOSA DATA ..................Error! Bookmark not defined.
III.3 PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN .Error! Bookmark not defined.
III.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN ......... Error!
Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 21
P a g e |3
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 21
B. SARAN. ................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23
DAFTAR ISTILAH ..............................................................Error! Bookmark not defined.
P a g e |1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis)
bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan
bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.
Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size), sedangkan
bronkus besar jarang terjadi.
Bronkitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama
pada seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan
obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakan cronik obstructive
pulmonary disease ( COPD ).
Bronkitis kronis ditemukan dalam angka-angka yang lebih tinggi
daripada normal diantara pekerja-pekerja tambang, pedagang-pedagang biji
padi-padian, pembuat-pembuat cetakan metal, dan orang-orang lain yang
terus menerus terpapar pada debu. Namun penyebab utama adalah merokok
sigaret yang berat dan berjangka panjang, yang mengiritasi tabung-tabung
bronchial dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang berlebihan.
Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita
oleh laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan
dapat merupakan kelainan congenital.
Berdasarkan dari latar belakang diatas maka penulis (mahasiswa)
mencoba untuk mengangkat kasus pada pasien Tn. “AS” dengan gangguan
sistem Pernapasan Bronkitis kronis.
B. TUJUAN PENELITIAN
a. Tujuan Umum
P a g e |2
C. METODE PENULISAN
Metode Penulisan yang digunakan dalam menyusun Asuhan
Keperawatan ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang bersifat
menggambarkan suatu keadaan dengan objektif selama mengamati klien,
mulai dari pengumpulan data sampai melakukan evaluasi yang disajikan
dalam bentuk teori dan format-format Asuhan Keperawatan.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam Asuhan Keperawatan
ini Penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara allo anamnese dengan anak klien untuk
memperoleh data yang diharapkan.
2. Observasi
P a g e |3
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika Penulisan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari:
PENDAHULUAN
Di dalam pendahuluan ini Penulis menjelaskan tentang latar belakang
masalah, tujuan Penulisan, metode Penulisan dan sistematika
Penulisan.
BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang : konsep dasar medis yaitu Definisi,
Etiologi, Anatomi Fisiologi, Patofisiologi dan Patoflow, Manifestasi
Klinis, Diagnosis, Terapi, Komplikasi, Prognosis dan Pencegahan
BAB II : ASKEP TEORI
Bab ini menjelaskan tentang Askep dalam bentuk teori yang meliputi:
1. Data dasar pengkajian pasien
2. Diagnosa dan Perencanaan/rasional
BAB III : ASKEP PADA KLIEN
Bab ini merupakan penerapan asuhan keperawatan secara langsung
pada klien dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
Pengkajian, Analisa dan Diagnosa, Perencanaan, Implementasi, dan
Evaluasi
P a g e |4
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISTILAH
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
I. DEFINISI
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
inflamasi pada pembuluh bronkus, trakea dan bronkioli. Inflamasi
menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang
pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi.
Bronkitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran) pada
bronkus lokal yang bersifat patologis. Dilatasi bronkus disebabkan oleh
perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen
elastis dan otot-otot polos bronkus. Pada umumnya bronkus berukuran
kecil yang diserang. Hal ini dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru
dan dapat merusaknya.
Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu
penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk merupakan gejala
utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan merupakan
penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain juga.
Definisi Bronkitis menurut beberapa sumber, Bronkhitis adalah
hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal
selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut
pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Perawatan
Medikal Bedah 2, 1998, hal. 490).
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
dilatasi/ektasis (pelebaran) bronkus lokal yang bersifat patologis dan
berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-
perubahan dalam dinding bronkus berupa desrtuksi elemen-elemen
elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya
bronkus kecil (medium size), sedangkan bronkus besar jarang terjadi. Hal
P a g e |5
II. ETIOLOGI
P a g e |6
A. Organ-Organ Pernafasan
1. Organ saluran pernafasan
atas
a) Hidung
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai 2
lubang, dipisahkan oleh sekat hidung (septum oli) di dalamnya
terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan
kotoran-kotoran yagn masuk ke dalam lubang hidung.
b) Faring
Merupakan tempat persimpangan antara janaln nafas dan jalan
makanan. Terdapat di bawah dasar teng korak, di belakang ronga
hidung dan mulut sebelah depan rusa tulang leher.
Faring dibagi tiga bagian :
(1)Bagian atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut
nesofaring
(2)Bagian tengah yang sama tingginya denan istmus fausium
disebut orofaring.
(3)Bagian bawah sekat, dinamakan langiofaring.
c) Laring. Merupakan saluran pendek yang menghubugnkan faring
dan trakea, dan bertindak sebagai pembentukan suara.
2. Organ saluran pernafasan bawah
a) Trakhea
Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 s/d 20 cincin
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku
kuda. Panjang trakhea 9-11 cm dan di belakang terdiri dari jaringan
ikat yang dilapisi oleh otot polos.
b) Bronkhial dan alveoli
Ujung distal trachea membagi menjadi bronki primer kanan dan
kiri yang terletak di dalam rongga dada. Fungsi percabangan
P a g e |8
B. Fisiologi Pernafasan
Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung CO2 sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.
Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi.
Pernafasan paru-paru Merupakan pertukaran oksigen dan
karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernafasan melalui paru-
paru atau pernafasan eksterna oksigen diambil melalui mulut dan hidung
pada waktu bernafas dimana oksigen masuk melalui trakea sampai ke
alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar, alveoli
memisahkan oksigen dari darah , O2 menembus membran, diambil oleh
sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke
seluruh tubuh.
Guna pernafasan :
1) Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh
(sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.
2) Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,
kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena
tidak berguna lagi oleh tubuh).
3) Menghangatkan dan melembabkan udara.
IV. PATOFISIOLOGI
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar
mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan
infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk
produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus
tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian
rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor
etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat
pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia
dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan
mekanisme pertahanannya sendiri melemah.
V. PATOFLOW
Peningkatan pelepasan
Iritasi Mukosa Bronkus
Histamin
Demam
Batuk produktif Penyempitan jalan
napas Malaise
Ndx. Gangguan
Nyeri Napas pendek keseimbangan
cairan Ndx. Intoleransi
Aktifitas
IX. TERAPI
Tujuan pengobatan bronkitis adalah untuk mengurangi gejala
batuk, melegakan pernapasan serta menyembuhkan bronkitis. Terapi
bronkitis meliputi :
1. Istirahat yang cukup.
2. Minum cairan yang banyak.
3. Bernapas dalam udara hangat serta menghindari udara dingin dan AC.
4. Penekan batuk, pengencer dahak dan antibiotik.
Rehabilitasi paru: rehabilitasi paru adalah program latihan
pernapasan di mana Anda bekerja dengan seorang terapis pernafasan
untuk membantu Anda belajar untuk bernapas dengan lebih mudah dan
meningkatkan kemampuan Anda untuk berolahraga.
Jenis obat yang dipakai untuk bronkitis:
a. Beberapa jenis obat bronkitis yang sering digunakan oleh dokter adalah :
1. Antibiotik. Bronkitis biasanya terjadi akibat infeksi virus , sehingga
antibiotik tidak efektif. Namun dokter mungkin meresepkan
antibiotik jika bronkitis disebabkan oleh infeksi bakteri.
2. Obat batuk. Jika batuknya kering maka diberikan obat penekan batuk
seperti DMP atau kodein, jika batuknya berdahak maka diberikan
obat pengencer dahak seperti Gliseril Guikolat (GG) dan epexol.
P a g e | 14
3. Obat lain. Jika Anda memiliki asma atau penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK), dokter mungkin merekomendasikan inhaler dan
obat-obatan lain untuk mengurangi peradangan dan membuka bagian
dalam paru-paru yang menyempit .
X. KOMPLIKASI
a. Bronkitis Akut yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkitis Kronik
b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan
gizi kurang dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia.
c. Bronkitis Kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
d. Bila sekret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau
Bronkietaksis.
XI. PROGNOSIS
a. Bronkitis akut biasanya sembuh total, dengan prognosis yang bagus.
b. Pasien dengan bronkitis kronik dan didiagnosis asma, penyakit struktur
saluran napas, atau imunodefisiensi perlu pengawasan secara teratur
untuk meminimalkan kerusakan paru dan perkembangan menjadi
penyakit paru kronik yang ireversibel.
XII. PENCEGAHAN
Menurut Ngastiyah (1997), untuk mengurangi gangguan tersebut
perlu diusahakan agar batuk tidak bertambah parah.
Membatasi aktivitas anak.
Tidak tidur di kamar yang ber AC atau gunakan baju dingin, bila ada
yang tertutup lehernya.
Hindari makanan yang merangsang.
Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan mandikan
anak dengan air hangat.
Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan.
Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi
P a g e | 16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, status perkawinan, diagnose medis, dll )
b. Identitas penanggung Jawab ( nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien )
c. Keluhan utama
Sesak napas,
Batuk-batuk berdahak
Dahak, sputum putih/mukoid
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Berisi latar belakang penyakit (mulai dirasakan oleh pasien), berkembang dan
tindakan yang dilakukan dalam mengatasi penyakitnya
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji dan tanyakan pada pasien, apakah seorang perokok, kaji riwayat penyakit
pernapasan yang lainnya
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji apakah ada dalam anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan klien dan kaji apakah ada riwayat keluarga yang terkena penyakit saluran
pernapasan.
g. Pemeriksaan Fisik, meliputi :
1. Keadaan Umum
Kaji keadaan umum pasien meliputi, tingkat kesadaran, ekspresi wajah, dan posisi
klien saat datang.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Suhu meningkat, tekanan darah meningkat, Respirasi meningkat
3. Sistem Kardiovaskuler
Peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, Bunyi jantung redup.
4. Pemeriksaan Dada
Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, terdengar Bunyi nafas ronchi,
perkusi hyperresonan pada area paru, warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar
kuku, abu – abu keseluruhan, pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang
paru, Wizing kadang (+), kadang samar
5. Pemeriksaan Abdomen
6. Pemeriksaan anggota gerak
Bisa terdapat edema dependen, warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis,
pucat, dapat menunjukkan anemi, turgor kulit buruk, edema dependen,
berkeringat.
7. Pola aktifitas sehari-hari dengan:
a) Aspek biologi:
Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia, ketidakmampuan untuk makan,
penurunan berat badan, peningkatan berat badan
b) Aspek Psiko:
P a g e | 17
C. Perencanaan Keperawatan
Dx 1. Inefektif pola napas b/d edema pada bronkus
Kriteria hasil : suara napas vesiculer, inspirasi lebih panjang dari expirasi. RR =
18-20x/menit.
INTERVENSI RASIONALISASI
- Pantau : status pernafasan tiap 4- Untuk mengidentifikasi kemajuan
jam, tanda-tanda vital tiap 8 jam. dan atau penyimpangan yang
diharapkan.
- Pertahankan posisi fowler atau - Posisi ½ duduk/duduk dapat/
semi fowler. memungkinkan expansi paru lebih
penuh dengan cara menurunkan
tekanan abdomen pada diafragma.
- Anjurkan klien untuk tidak - Agar tidak menambah sesak nafas
banyak bicara dan tidak memakai pada klien
baju yang terlalu ketat serta tidak
terlalu banyak orang dalam
ruangan.
INTERVENSI RASIONALISASI
- Pantau : - Untuk mengidentifikasi kemajuan-
* obserfasi jumlah makanan kemajuan atau penyimpangan dari
yang dikonsumsi setiap kali makan. sasaran yang diharapkan.
* Timbang berat badan setiap 2 hari
sekali
D. Evaluasi
1. Pola pernafasan menjadi efektif,
2. Bersihan nafas membaik.
3. Suhu tubuh menjadi normal
4. Pemenuhan nutrisi terpenuhi
5. Mempertahakan atau berupaya kearah peningkatan tingkat aktivitas.
P a g e | 21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan
individualisasi perawatan yang perawat berikan. Proses-proses
keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat
dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Intervensi yang
diberikan haruslah sesuai dengan masalah pasien dan diagnosa
keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Bronkitis yang telah dibuat menunjukan dan
menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang benar dalam
bentuk teori dan penangganan langsung kepada pasien. Penanganan
langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan pasien itu
sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan. Pemahaman
yang benar tentang penyakit bronkitis dapat mempermudah dalam
pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan
Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat itu sendiri.
Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat
akreditasi asuhan keperawatan.
B. SARAN.
Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses
keperawatan/asuhan keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan
pada pasien bronkitis, dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran
pada mata kuliah PKKDM I serta menjadi pedoman dan bahan
pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat nantinya.
Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita sebagai
mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit bronkitis, etiologinya,
anatomi dan fisiologi, patofisiologi dan patoflow bronkitis, manifestasi
P a g e | 22
DAFTAR PUSTAKA