Professional Documents
Culture Documents
Sehat Afiat
Hidup Sehat
Obat
Keluarga
Ruqyah
Di bawah ini akan kami terangkan mengenai pengertian Afiksia, beserta dengan
penanganannya pada bayi yang baru lahir.
Asfiksia merupakan keadaan ketika bayi baru lahir tak dapat bernapas secara teratur dan
spontan.Biasanya hal ini terjadi pada bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir. Pada
umumnya bayi dengan ciri seperti ini mengalami asfiksia pada saat dilahirkan.
Masalah ini sangat erat hubungannya dengan gangguan kesehatan pada ibu hamil, kelainan
tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesehatan bayi selama atau setelah persalinan.
Asfiksia neonatorum merupakan keadaan dimana bayi tidak mampu untuk segera bernafas
secara spontan dan teratur seketika setelah dilahirkan.
Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin di dalam uterus dan hipoksia yang berhubungan
dengan faktor-faktor yang timbul di dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi
dilahirkan.
Dampak dari asfiksia akan memburuk ketika penanganan bayi tidak dilakukan secara
sempurna. Tindakan yang hendak dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin dapat ditimbulkan.
sumber: ayalogic.com
Beberapa kondisi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
uteroplasenter yang berdampak pada pasokan oksigen ke bayi yang berkurang. Hipoksia bayi
di dalam rahim ditandai dengan gawat janin yang akan berlanjut menjadi asfiksia pada bayi
baru lahir.
Beberapa faktor tertentu dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi yang baru
lahir, antara lain sebagai berikut:
1. Faktor pada Ibu
Seorang pemberi pertolongan pada persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko atau
potensi yang dapat mengakibatkan terjadinya asfiksia.
Jadi, ketika ditemukan adanya faktor resiko tersebut maka hal masalah ini harus segera
dibicarakan dengan sang ibu dan keluarganya tentang kemungkinan diperlukannya tindakan
resusitasi.
Tetapi, adakalanya faktor resiko menjadi sulit dikenali atau dijumpai namun asfiksia bisa
juga tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong pada persalinan dituntut harus selalu siap untuk
melakukan tindakan resusitasi bayi di setiap pertolongan persalinan.
Kejang
Tidak bernafas atau bernafas dengan terengah-engah
Warna kulit kebiruan
Penurunan kesadaran
Diagnosis Asfiksia
sumber: momdadi.com
Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari hipoksia atau anoksia
janin. Diagnosis hipoksia anoksia janin ini dapat dibuat di dalam persalinan dengan
ditemukannya tanda-tanda gawat janin.
Peningkatan kecepatan denyut jantung pada umumnya tidak begitu dipermasalahkan, akan
tetapi apabila frekuensi denyut jantung menurun hingga ke bawah 100 kali per menit di luar
his, atau kurang teratur, maka hal ini harus segera dilakukan tindakan lebih lanjut
Mekonium pada presentasi sungsang tidak begitu dipermasalahkan, akan tetapi pada
presentasi kepala mungkin akan menunjukkan gangguan oksigenisasi yang harus diwaspadai.
Adanya mekonium di dalam air ketuban pada presentasi kepala merupakan indikasi untuk
mengakhiri persalinan apabila hal ini dikira dapat dilakukan dengan mudah.
sumber: verywell.com
Salah satu hal yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah dengan menilai
kondisi bayi. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan tindakan yang akan dilakukan yang
disusul dengan tindakan resusitasi.
Upaya resusitasi yang efesien dan efektif berlangsung melalui beberapa rangkaian tindakan.
Diantaranya seperti menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan.
Penilaian untuk melakukan resusitasi ditentukan oleh 3 bagian penting, diantaranya:
pada pernafasan
pada denyut jantung
pada warna kulit
Persiapan Alat Resusitasi
Sebelum melakukan proses pertolongan pada persalinan, siapkan pula alat-alat resusitasi
dalam keadaan siap pakai, diantaranya:
– Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal dengan 2 hingga 3 cm.
– Bila perlu masukkanlah pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan bahwa saluran
pernafasan telah terbuka.
2. Memulai Pernafasan
– Memakai VTP bila perlu seperti sungkup dan balon pipa ET atau mulut ke mulut tetapi
hindarilah kemungkinan terjadinya paparan infeksi
– Pengobatan
– Kompresi dada.
Nah demikianlah beberapa hal yang dapat kami jelaskan mengenai Asfiksia. Mulai dari
gejala dan tanda-tanda Asfiksia, analisa, serta cara penanganan asfiksia pada bayi. Semoga
dapat menambah kita pengetahuan dan membuat kita semakin bersyukur masih dapat
diberikan kesempatan untuk bernafas dengan leluasa hingga saat ini.
Kenali Penyebab Bayi Susah BAB dan Bagaimana Cara MengatasinyaJune 7, 2017In "Hidup
Sehat"
Leave a Comment
Search for:
Recent Posts