You are on page 1of 1

Perbandingan Efek Kombinasi Antibiotik Tetrasiklin-Ampisilin terhadap Antibiotik

Tunggal Tetrasiklin dan Ampisilin terkait Daya Hambat, Daya Bunuh


dan Frekuensi Mutasi Staphylococcus aureus
Alhimni Rusdi*, Rio Risandiansyah**, Faisal**
*Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
**Staf Pengajar Fakultas Universitas Islam Malang
e-mail: alhimni21@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan : Kasus resistensi adalah salah satu kasus yang timbul karena meningkatnya penggunaan dari
antibiotik. Meningkatnya penggunaan antibiotik berimbas kepada meningkatnya penggunaan antibiotik yang tidak
tepat, contohnya adalah konsumsi obat dibawah dosis yang dianjurkan sehingga menyebabkan dosis menjadi subletal.
Dosis subletal ini diketahui dapat menyebabkan sebuah bakteri menjadi resisten. Salah satu bakteri yang insidens
reistensinya cukup tinggi adalah Staphylococcus aureus. Salah satu solusi yang bisa ditawarkan adalah dengan
penggunaan antibiotik secara kombinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kombinasi
antibiotik saat dibandingkan dengan antibiotik tunggal tetrasiklin dan ampisilin terkait daya hambat, daya bunuh dan
frekuensi mutasi pada bakteri Staphylococcus aureus.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium secara in vitro. Pengujian KHM
menggunakan metode pengenceran serial menggunakan 96-well plate. Interpretasi hasil menggunakan
spektrofotometer. Pengujian KBM dilakukan dengan cara menumbuhkan bakteri dari plate hasil uji KHM di media
biakan berupa Nutrient Agar. Uji frekuensi mutasi bakteri dilakukan dengan cara pembagian empat kelompok yaitu
kelompok non induksi, kelompok induksi tunggal tetrasiklin, induksi tunggal ampisilin dan induksi kombinasi
tetrasiklin-ampisilin.
Hasil : Kadar hambat minimum
Kesimpulan :
Kata Kunci : Tetrasiklin, Ampisilin, Kombinasi Antibiotik, Resistensi, KHM, KBM, Frekuensi Mutasi

You might also like