You are on page 1of 30

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

STUDI ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN


DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KOTA KEBUMEN
TAHUN 2017

Oleh
MAHARDIAN PUSPA DEWI
NIM : P1337433115073

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN
2017
KATA PENGANTAR

Kata yang terucap pertama kali ketika penulis meyelesesaikan proposal


karya tulis ilmiah ini adalah Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan Hidayah-Nya
kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “ Studi Aspek Kesehatan Lingkungan Depot Air Minum Isi
Ulang Di Kota Kebumen Tahun 2017”
Dalam penulisan proposal karya tulis ilmiah ini tentu memiliki
tujuan yaitu memenuhi tugas tersetruktur dari matakuliah Metodologi Peneliataian
dimana matakulaiah tersebut sebagai wahana untuk membimbing para mahasiswa
program DIII Politeknik Kesehatan Semarang Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto Tahun 2017 memiliki kemampuan untuk menyusun karya tulis
ilmiah sebagai salah satu tugas akhir mahasiswa.
Di dalam penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah tersebut ternyata
penulis mendapat banyak bantuan baik dari segi moril, meteriil dan spiritual dari
berbagai pihak, untuk itulah penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Sugiyanto, Spd, M.App,Sc selaku direktur Politeknik Kesehatan Depkes
Semarang
2. Asep Tata Gunawan ,SKM., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan Purwokerto
3. Suparmin, SST, M.Kes selaku dosen mata kuliah Penyehatan Air dan
Pengelolaan Limbah Cair.
4. Tri Cahyono, SKM, MSi selaku pembimbing penyusunan proposal karya
tulis ilmiah.
5. Keluargaku tercinta yang ada di Kebumen terutama bapak ibuku yang
senantiasa memberi motovasi kepada penulis baik bersifat materi maupun
non materi dalam proses penyusunan Poposal Karya Tulis Ilmiah.
6. Unit perpustakaan yang senantiasa membantu penulis dalam mencari
referensi terkait penyusunan proposal karya tulis ilmiah.
7. Teman teman satu kelas senantiasa saling memberi motivasi sehingga
dapat selesai tepat pada waktunya.

Besar keinginan penulis semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini menjadi
hal yang bermanfaat bagi para pembaca khusunya para teman-teman mahasiswa
dan adik kelas dan semoga juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk
menunjang proses belajar-mengajar.

Purwokerto, 20 Maret
2017

Penulis

Mahardian Puspa D.
P1337433115073
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................. I
KATA PENGANTAR ............................................................... II
DAFTAR ISI .............................................................................. III
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. IV
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Masalah ................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................... 4
D. Manfaat ................................................................................ 4
E. Ruang lingkup ....................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................... 6


A. Pengertian-pengertian ........................................................... 6
B. Peranan air ............................................................................. 8
C. Pengelompokan penyakit yang ditularkan melalui air .......... 9
D. Sumber-sumber air ................................................................ 10
E. Standar kualitas air ................................................................ 10
F. Usaha untuk menghindari pencemaran air minum................ 13

BAB III METODE PENELITIAN .......................................... 18


A. Jenis penelitian ...................................................................... 18
B. Waktu dan lokasi penelitian .................................................. 18
C. Kerangka piker ...................................................................... 18
D. Subjek penelitian ................................................................... 22
E. Pengumpulan data ................................................................. 22
F. Analisis data .......................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian.


Lampiran 2 Kuesioner studi aspek kesehatan lingkungan Depot air minum isi
ulang di kota Kebumen Tahun 2017.
Lampiran 3 Cheklist studi aspek kesehatan lingkungan Depot air minum isi
ulang di kota Kebumen Tahun 2017.
Lampiran 4 KEPMENKES RI. Nomor: 907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang
persyaratan kualitas air minum
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai modal dasar bagi pembangunan

nasional yang dirumuskan dalam program Indonesia Sehat Tahun 2010.

Dalam program ini upaya kesehatan mengutamakan upaya promotof dan

preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dengan adanya

kebijakan tersebut diharapkan masyarakat Indonesia akam mempunyai

kesadaran, kemampuan dan kemauan untuk hidup sehat sehingga akan

terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah

pemenuhan kebutuhan air minum yang sehat (Indonesia, DepKes, 1999)

Kualitas air yang tidak memenuhi kualitas air minum dapat

menggangu kesehatan masyarakat karena air dapat sebagai water borne

disease yaitu penyakit-penyakit yang ditularkan oleh air yang tidak sehat.

Beberapa penyakit yang ditularkan melalui media air yang kurang sehat

diantaranya yang disebabkan oleh parasit seperti kecacingan, penyakit,

penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti tipus, Kolera (muntaber),

desentri (berak darah), dll dan beberapa penyakit yang ditularkan oleh virus

seperti diare, hepatitis, polio dsb.

Banyak dari masyarakat kita selama ini sering mengkonsumsi air yang

banyak diambil dari sumur dan juga air yang sudah dioleh oleh Perusahaan

Air Minum (PDAM). Seiring dengan makin majunya teknologi maka diiringi
dengan semakin sibuknya aktivitas manusia maka masyarakat cenderung

memilih cara yang lebih praktis dengan biaya yang relative lebih murah

dalam memenuhi kebutuhan air minum. Salah satu pemenuhan kebutuhan air

minum yang menjadi alternative dengan menggunakan air minum isi ulang (

Pracoyo, Noer Endah, 2006, h. 14).

Usaha produksi air minum merupakan produksi berskala kecil yang

kadang-kadang merupakan usaha rumah tangga yang mana dari segi

pengetahuan dan sarana-prasarana masih kurang jika kita bandingkan dengan

standar kesehatan, sehingga jika kita tinjau dari segi hygiene dan sanitasinya

masih diragukan.

Sejauh ini pengusaha jasa pengisian air minum belum memenuhi

kualitas air minum secara mikrobiologis, kimia, maupun secara fisik dan

seringnya hanya berupa fisik saja maka dengan hal itu tentu belum memenuhi

syarat. Hingga saat ini di kota Kebumen telah banyak berdiri usaha jasa

pengisian air minum dimana keberadaanya perlu mendapatkan pengawasan

dan pembinaan serta legalisasi perizinan dari pemerintah kabupaten. Dengan

hal ini masyarakat belum terlindungi kesehatannya akibat konsumsi air

minum akibat dari adanya jasa Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU).

Pengawasaan kualitas air yang meliputi aspek pengendalian secara Teknis

Engineering Control seperti (elimination, substitution, isolation, dan

changing process) maupun secara Administratif sehingga dapat diketahui

apakah pengolahan air minum DAMIU di daerah Kebumen sudah memenuhi

kualitas pengolahan air minum apa belum. Dengan pertimbangan dan uraian
diatas maka sebagai masukan dan sebagai bahan pemikiran dalam pengolahan

air bersih bagi institusi, pengusaha DAMIU serta dinas terkait, maka penulis

memiliki keinginan mengadakan penelitian dengan judul “Studi Aspek

Kesehatan Lingkungan Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Kebumen Tahun

2017”.

B. Masalah

1. Bagaimana aspek kesehatan lingkungan dalam upaya pengelolaan air

minum isi ulang pada depot-depot air minum isi ulang di Kota Kebumen

Tahun 2017?

2. Barapa kandungan bakteri coliform pada air kran isi ulang sebelum

melalui proses pengolahan di depot-depot air minum isi ulang di Kota

Kebumen Tahun 2017?

3. Barapa kandungan bakteri coliform pada air kran isi ulang sesudah

melalui proses pengolahan di depot-depot air minum isi ulang di Kota

Kebumen Tahun 2017?

4. Berapa kandungan bakteri coliform sebelum dan sesudah diolah di depot-

depot air minum isi ulang di Kota Kebumen Tahun 2017 jika

dibandingkan dengan standar kesehatan yang berlaku?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui gambaran tentang aspek kesehatan lingkungan dalam

upaya pengelolaan air minum isi ulang pada depot-depot air minum isi

ulang di Kota Kebumen Tahun 2017.

2. Untuk mengetahui kandungan bakteri coliform pada air kran isi ulang

sebelum melalui proses pengolahan di depot-depot air minum isi ulang di

Kota Kebumen Tahun 2017.

3. Untuk mengetahui kandungan bakteri coliform pada air kran isi ulang

sesudah melalui proses pengolahan di depot-depot air minum isi ulang di

Kota Kebumen Tahun 2017.

4. Untuk mengetahui kandungan bakteri coliform sebelum dan sesudah

diolah di depot-depot air minum isi ulang di Kota Kebumen Tahun 2017

jika dibandingkan dengan standar kesehatan yang berlaku.

D. Manfaat

1. Bagi masyarakat

Dapat memberi sumbangan pemikiran untuk masyarakat kota

Kebumen selain itu juga dapat menjadikan pengetahuan baru tentang

kualitas air minum sehingga masyarakat lebih berhati-hati dalam memilih

depot air minum.

2. Bagi pihak pengelola air minum isi ulang

Dapat memberi wawasan dan bahan pertimbangan dalam upaya

perbaikan, penjaminan kualitas produk dan peningkatan sanitasi dan

kesehatan pengelolaan air minum isi ulang pada DAMIU.


3. Bagi Pemerintah

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan

perencanaan, pengawasan, pembinaan, dan pengambilan kebijakan yang

ditujukan kepada masyarakat dan para pengusaha DAMIU khusus

mengenai kulaitas air minum di Kota Kebumen Tahun 2017.

4. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat dijadikan sebagai perbendaharaan ilmu pengetahuan dan

kepustakaan di bidang Penyediaan Air Minum, Hygiene sanitasi

makanan dan minuman (HSMM) serta pemberantasan penyakit menular

(P2M) di Politeknik Kesehatan Semarang pada umumnya dan Jurusan

Kesehatan Lingkungan Purwokerto.

5. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dalam

berpikir dan bertindak secara sistematik serta dalam upaya pengelolaan

kualitas air.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi pada studi aspek kesehatan

lingkungan pada tempat/lingkungan kerja, tenaga pengelolahan, alat dan

bahan yang digunakan, dengan perhatian utama pada kualitas bekteriologis

air berdasarkan parameter kandungan bakteri Coliform pada air di depot-

depot air minum isi ulang di kota Kebumen.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian – pengertian

1. Kesehatan Lingkungan

Menurut Walter R. Lym (Azwar, Azrul,1986, h.8) :

“Kesehatan lingkungan adalah hubungan timbale balik antara

manusia dengan lingkungan yang berakibat/mempengaruhi derajat

kesehatan manusia”.

2. Sumber Air

Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001

tentang pengelolaan kualitas air dengan pengendalian pencemaran Air,

Bab I Kententuan Umum Pasal 1 :

“Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah

permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata

air, sungai rawa, danau, situ, waduk dan muara”.

3. Air bersih

Menurut peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor

416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan pengawasan kualitas

air, Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1:


“Air bersih adalah air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhahn

hidup sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan

dan dapat diminum setelah dimasak”.

4. Air Minum

Menurut Keputusan Menteri Kesehatn Republik Indonesia Nomor

907/MENKES/VII/2002 Tentang syarat-syarat dan pengawasan Kualitas

Air Minum, Bab 1 Ketentuan umum pasal 1:

“Air minum adalah air yang yang melalui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan

dapat langsung diminum”.

5. Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman

Menurut Achmad Husain (widyanto, Yuli, 1996, h. 11),

“Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah semua usaha atau


tindakan pencegahan ditujukan untuk menjamin dan
mempertahankan nilai gizi makanan dan minuman dari kuman-
kuman (Mikroorganisme) penyebab penyakit, bahan-bahan
beracun dan menjaga agar terwujud dalam bentuk stabil”.

6. Standar kualitas air

Djasio Sanropie, dkk, (1984, h. 52) menyatakan bahwa:

“Standar kualitas air adalah ketentuan-ketentuan yang biasa


dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang
menunjukan persyaratan yang harus dipenuhi agar air tersebut
tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan
teknis dan gangguan dalam segi estetika”.

7. Bakteri Coliform

Unus Suriawiria (1985, h. 74) menyatakan bahwa:


“ Bakteri Coliform adalah penghuni normal saluran pencernaan
manusia dan hewan berdarah panas biasanya tidak patogenik,
Coliform sebagai suatu kelompok yang dicirikan sebagai bakteri
yang berbentuk gram negative, tidak membentuk spora, aerobik
dan anaerobik fakulatatif yang memfermentasikan laktosa dengan
menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 350C.”

B. Peranan Air

Menurut R. Arif Setyo Raharjo (2004, h. 12) Air merupakan salah-satu

kebutuhan pokok semua mahluk hidup termasuk manusia. Oleh karena itu aor

sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan baik manusia, binatang

maupun tumbuh-tumbuahan.

a. Peranan air dalam kehidupan

Air merupakan sumberdaya alam yang mengusai hanjat hidup orang banyak

sehingga perlu dijaga baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar tetap

bermanfaat bagi hihup dan kehidupan. Air dalam kehidupan sehari-hari

memiliki peranan yang sangat penting mulai keperluanya untuk air

minum, untuk mandi, mencuci, sampai keperluanya untuk memasak,

meliputi sector pertanian, industri, dan perdagangan dan masih banyak

lagi keguanaan yang lainnya. Karena peranannya yang sangat penting

maka keberadaannya perlu dijaga dengan baik.

b. Peranan air terhadap penularan penyakit

Djasio sanropie, dkk, (1983, h. 25), menyatakan air memilki peranan yang

sangat besar dalam penularan beberapa penyakit menular. Besarnya

peranan air terhadap penularan penyakit adalah disebabkan karena

keadaan air itu sendiri memungkinkan dan sangat cocok untuk dapat

bertindak sebagai tempat berkembang biak mikroba dan sebagai tempat


tinggal sementara (perantara) sebelum mikroba berpindah kepada

manusia.

C. Pengelompokan penyakit yang ditularkan melalui air

Menurut djasio sanropie (1983, h. 26) penyakit yang dapat ditularkan malalui air,

dapat dikolompokan menjadi empat kategori, yaitu :

1) Water Borne Disease

Air mengandung mikroba pathogen. Apabila air tersebut langsung

diminum oleh sesorang maka orang tersebut akan menderita sakit.

Panyakit yang ditularkan dengan cara ini adalah penyakit-penyakit perut

seperti Colera, Typoid, Hepatitis Infectiosa, Dysenteri, dan

Gastroentritis.

2) Water Washed Disease

Air mengandung mikroorganisme sebagai akibat kurangnnya sarana

penyediaan air bersih dan rendahnya tingkat kebersiahan perorangan,

misalnya Scabies, Conjungtivitis dan penyakit lain-lainya.

3) Water Based Disease

Adalah penularan penyakit melalui intermediate host yang hidub dalam air.

Misalnya Schistomiasis yang disebabkan oleh cacing Schistosoma yang

mempunyai intermediate host keong yang hidup di dalam air.

4) Water Related Insect Vector Disease

Air sebagai menjadi tempat berkembang biak penyakit Malaria dan Filariasis.

D. Sumber-sumber air
Djasio sanropie (1983, h. 2) menyebutkan sumber yang dimanfaatkan

manusia pada dasarnya digolongkan menjadi air tanah, air permukaan dan air

angkasa

a. Air angkasa

Yaitu air yang bersal dari permukaan bumi yang menguap di udara dan

selanjutnya turun sebagai hujan.

b. Air tanah

Adalah air yang tergenang di atas lapisan tanah yng terdiri dari batu, tanah

lempung yang sangat halus atau yang sukar ditembus air.

c. Air permukaan

Adalah air yang bersal dari air hujan yang jatuh kebumi dan tetap berada di

atas permukaan tanah, atau dapat juga berasal dari air tanah yang keluar

sampai ke permukaan tanah.

E. Standar kualitas air

a. Standar kualitas air bersih

Menurut Djasio Sanropie (1983, h. 18) persayaratan kualitas air bersih

meliputi sayarat fisik, kimia, dan bakteriologis adalah sebagai berikut:

1) Syarat fisik

Sayarat fisik harus tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

2) Syarat kimia

Tidak mengandung bahan beracun yang mengganggu kesehatan.

3) Syarat bakteriologis
Tidak mengandung kuman parasit, kuman pathogen, dan bakteri

Coliform.

Persyaratan bakteriologis air bersih berdasarkan kandungan

jumlah total bakteri Coliform dalam air bersih 100 ml air menurut

Peraturan Menteri Kesehatan Republi Indonesia Nomor

416/MENKES/PER/IX/1990 adalah sebgai berikut:

a) Untuk air bersih sekain dari perpipaan, kadar maksimum yang

diperbolehkan untu jumalah bakteri Coliform setiap 100 ml air

jumlahnya tidak boleh melebihi 50.

b) Untuk air bersih yang berasal dari perpipaan, kadar maksimum

beketi Coliform tidak diperbolehkan melebihi 10 per 100 ml air.

b. Standar kualitas air minum

Menurut keputusan menteri kesehatan republic Indonesia Nomor

907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan

kualitas air minum, Bab II ruang lingkup dan persyaratan, Pasal 2

Kualitas air yang digunakan sebgai air minum meliput persayaratan

kimia, fisika, bakteriologis, dan radioaktivitas.

1. Persyaratan fisik

Air minum yang berkualitas baik harus memenuhi parsyaratan fisik

meliputi warna, rasa, bau, kekeruhan, temperature dan kekeruhan.

2. Persaratan bakteriologis
Air minum yang berkualitas baik harus memenuhi parsyaratan

bakteriologis meliputi Escericia coli atau fecal coli dan total bakteri

Coliform. Persyaratan bakteriologis berdasarkan kandungan jumlah

total Coliform dalam setiap 100 ml adalah sebagai berikut :

a. Air minum, kadar maksimum yang diperbilehkan dalam 100 ml

adalah 0 (nol) bakteri coliform.

b. Air yang masuk system distribusi, kadar maksimum yang

diperbolehkan dalam 100 ml air adala 0 (nol) bakteri coliform.

3. Persyaratan kimia

Air minum yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan kimi

meliputi :

a. Bahan anorganik (yang memiliki pengaruh langsung pada

kesehatan) diantaranya: arsen, flourida, kromium, kadnuim, nitrit,

nitrat, sianida, selenium.

b. Bahan Anorganik (yang memungkinkan dapat menimbulkan

kaluhan pada konsumen) diantaranya : ammonia, aluminium,

klorida, tembaga, kesadahan hydrogen sulfide, besi, mangan PH,

sodium, sulfat, total zat padat terlarut, seng.

c. Bahan organik (yang memiliki hasil sampingan) diantaranya:

1. Chlorinated alkanes : Carbon tetrashlorid, dichlorometane,

1,2- dichloroethane, 1,1,1-trichloroethane.

2. Chlorinated ethanese : vinyl chloride, 1,1- dichloromethane,

1,2 dichloroethene, trichloroethene.


3. Aromatic hydrocarbons: benzene, toluene, xylenes,

benzoapyrne.

4. Chlorinated benzenes : monochlorobenzene, 1,2-

dichlorobenzene, 1,4-dichlorobenzene dll.

d. Bahan Organik (yang memiliki hasil sampingan) diantaranya :

toluene, xyelene, enthlbenzene, styrene, monochlorobenzene, 1,2-

dichloro benzene, 1,4-dichloro benzene,

trichlorobenzenes,deterjen, chlorine, 2-chlorophenol, 1,4-

dichlorophenol, 2,4,6-trichlorophenol.

e. Pestisida dan hasil sampingnya diantaranya: alachlor, aldicard,

aldin, atrazine, bentazone, carbouran dll.

4. Persyaratan radioaktivitas.

a. Aktivitas alpha (Gross Alpha Activity)

b. Aktivitas beta (Gross Beta Activity)

F. Usaha untuk menhindari pencemaran pada air minum isi ulang

Pengawasan terhadap air minum isi ulang perlu dilaksanakan mulai dari

pengambilan bahan baku sampai air siap untuk dikonsumsi oleh

masyarakat. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan air minum isi

ulangyang berkualitas sehingga pengawasan harus melalui berbagai

tahapan yang dibagi menjadi dua yaitu:

1. Pengawasan pada proses perusahaan

Pengawasan pada tahap ini dimulai sejak mulai dari pengambilan

bahan baku sampai pada pengemasan, yang ditunjukan kepada pekerja


dan kepada kerjanya. Menurut Ferdhan, D (Stiyani, Nevi, 2004, H, 13)

factor-faktor yang perlu diperhatiakan yaitu :

a. Bahan baku

Dalam pemilihan bahan baku hendaknya dipertimbangkan debit dan

komposisi air, serta kontaminan baik pada waktu nusim hujan atau

kemarau oleh karena itu sebelum diambil sebgai bahan baku maka

perlu dilakukan pengujian terhadap kandungan zat organic, kuman

dan logam berat yang ada.

b. Saringan (Filter)

Saringan bertujuan untuk menghilangkan bai dan kotoran yang

terkandung di dalam air. Adapaun saringan yang dipergunakan

dalam sarana pengolahan air minum antara lain : saringan pasir,

saringan karbon aktif dan cartridge filter.

c. Proses desinfeksi dan sterilisasi

Menurut Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan

Republic Indonesia Nomor 167/MPP/Kep/S/1997 tentang

Persyaratan Teknis-Industri dan Perdagangan Air Minum Dalam

Kemasan bahwa:

Desinfeksi ditujukan untuk membunuh kuman pathogen. Proses

desinfeksi ini terjadi di dalam tangki pencampur ozon dan selama

ozon masih ada di dalam kemasan. Kadar ozon pada tangki

pencampur minimal 2 ppm dan residu ozon setelah pengisian


adalah berkisar antara 0,0-0,4 ppm. Macamproses desinfeksi yang

digunakan pada produksi air minum isi ulang antara lain :

1) Ozonisasi

Ozon merupakan desinfeksi alami yang berbentuk gas yang

terbentuk secara alami dari O2. Ozon sifatnya tidak stabil dan

mudah terurai kembali menjadi oksigen dengan melepasakan

O tunggal, yang selanjutnya tergabung menjadi 02.

Reaksi:

O O2 + O

O O2 + O

O+O O2

Pada pengolahan air minum isi ulang ozon dibuat dengan ozom

generator yang dapat merubah oksigen menjadi ozon, dengan

melewatkan oksigen ke dalam percikan bunga api yang terjadi

antara dua lempengan kutub listrik bertegangan sangat tinggi

(20.000 volt).

2) Teknologi ultra violet

UV adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki

panjang gelombang antara 100-400 nm. Menurut percobaan

para ahli UV yang paling efektif untuk pengolahan air minim

memiliki panjang gelombang 253,7 nm. Molekul bakteri yang

menyerap UV ini (253,7 nm) akan membuatnya kehilangan

kemampuannya untuk berproduksi. Hal ini berarti bakteri atau


virus te4rsebut tidak bereproduksi sehingga bakteri atau virus

tersebut menjadi tidak aktif sehingga tidak lagi

membahayakan buat kita.

d. Pengemasan

Pada proses ini yang harus diperhatikan adalah bahan kemasan,

sanitasi rungan pengisisan dan suhu ruangan. Pada kemasan

hendaknya diberi label yang mencantumkan jenis produk, nama

dan alamat perusahaan, volume netto, merk dagang kode produksi,

nomor pendaftaran dari Depkes, nomor SNI serta tanggal

kadaluwarsa.

2. Pengawasan di luar perusahaan

Pengawasan yang dilakukan dilakukan diluar perusahaan ditunjukan

kepada :

a. Pengangkutan

Pengangkutan atau ditribusi ke pasaran harus memperhatikan

kebersihan alat angkut, terlindunginya air minum isi ulang (selama

pengangkutan harus ditutup) sehingga produk terlindungi dengan

pencemaran oleh debu selama perjalanan.

b. Penjualan

Penjualan sebgai ujung tombak dalam pemasaran air minum isi

ulang harus mengetahui cara-cara yang benar dalam penyimpanan

ataupun tempat penjualan harus bersih dan terhindar dari sinar


matahari langsung serta di pisahkan dengan benda-benda yang

berbau tajam.

c. Konsumen

Pemberian penyuluhan mengenai sanitasi makanan dan minuman

parelu diberikan kepada konsumen, misalnya tentang pemilihan

produk yang baik dengan cara penyimpanan air minum isi ulang.

Pengetahuan ini bias diberikan baik secara tertulis pada table

maupun media massa yang ada seperti radio, televise dan surat

kaber.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitain yang dipakai adalah observasional dengan pendekatan

Cosse Sectional yaitu suatu peneletian yang menasarkan pada pengamatan

fakta dengan pengukuran dalam satu waktu.

B. Waktu dan tempat penelitian.


1. Waktu

a. Tahap persiapan, dimulai Januari sampai dengan bulan Februari 2017.

b. Tahap pelaksanaan dimulai bulan Februari sampai dengan April 2017.

c. Tahap penyelesaian, dimulai akhir bulan April sampai dengan Mei.

2. Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di depot air minum yang tersebar di Kota

Kebumen dalam pengamatan penulis ada 12 depot air minum yang akan

menjadi objek penelitian, selanjutnya sampel akan diriksa di laboratorim

Kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto

C. Kerangka pik

1. Komponen penyusun

a. Input (masukan)

Komponen input terdiri dari :

1) Tenaga pengolah

2) Lingkungan

3) Alat dan bahan

4) Peraturan

b. Proses

Komponen proses terdiri dari :

1) Penyediaan bahan baku

2) Penyimpanan bahan baku

3) Pengolahan bahan baku

4) Pengemasan
c. Output (keluaran)

Komponen output dalam penelitian ini adalah kandungan bakteri

Coliform air kran setelah melalui proses dilakukan

d. Factor-faktor yang diamati

Factor-faktor pengaruh yang diamati dalam penelitian ini adalah yang

berhubungan dengan aspek sanitasi kesehatan lingkungan yang

meliputi penyediaan air, pengelolaan limbah padat dan cair,

pengendalian vector, Hyperkes, Penyehatan makanan dan minuman,

fisik gedung.

2. Gambaran Kerangka Pikir

INPUT

 Tenaga pengolah
 Lingkungan
 Alat dan bahan
 Peraturan
 Tempat
Penjualan

PROSES

 Penyediaan bahan baku


 Penyimpanan bahan
baku
 Pengolahan bahan baku
 Pengemasan
Aspek kesehatan

lingkungan

 Penyedian air
 Pengolahan
kimbah padat dan
cair
 Pengendalian
vector
 Hyperkes
 PMM
 Bangunan fisik
(Housing)

OUTPUT

Kandungan

Coliform

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Studi Aspek Kesehatan Lingkungan Depot Air Minum Isi Kota

Purwokerto

Tahun 2009

3. Definisi operasional

a. Tenaga pengolah adalah tenaga yang mengolah air minum isi ulang

yang secara langsung berhubungan dengan air minum isi ulang dan

peralatannya mulai tahan persiapan sampai dengna tahap pewadahan.


b. Tahap penjulan adalah tahap yang digunakan untuk menjual air

minum isi ulang yang ada kota Purwokerto.

c. Tempat enyimpanan adalah tempat yang digunakan untuk air minum

isi ulang sebelum dijual.

d. Alat dan bahan adalah peralatan, bahan, sarana dan prasarana yang

digunakan dalam pengolahan air minum isi ulang pada depot air

minum isi ulang.

e. Lingkungan adalah tampat yang digunakan untuk melakukan kegiatan

pengolahan air dalam hal ini adalah Depot Air Minum Isi Ulang

(DAMIU).

f. Paraturan adalah segala peraturan perundangan yang digunakan

sebagai pedoman pengelolaan makanan dan minuman adalah air

minum isi ulang.

g. Penyediaan bahan baku adalah penyediaan air sebagai bahan baku air

minum isi ulang biasanya bersumber dari mata air ataupun PDAM.

h. Penyimapanan bahan baku adalah penyimpanan air dalam bak

penampung yang terlindung sebelum air diolah lebih lanjut.

i. Pengolahan bahan baku adalah proses pengolahan bahan baku air

menjadi air siap minum.

j. Pengemasan adalah proses perwadahan air siap minum setalah melalui

pengolahan dan sebelum di distribusikan dengan menggunakan

gallon.
k. Kandungan bakteri Coliform adalah banyaknya koloni bakteri

coliform setelah melalui uji pemeriksaan yang ditunjukan dengan

isltilah MPN Coli.

l. Aspek kesehatan lingkungan yaitu meliputi penyedian air bersih,

pengelolaan limbah padat dan cair, pengendalian vector penyakit,

Hyperkes, PMM dan fisik bangunan yang digunakan dalam proses

produksi air minum isi ulang.

D. Subjek penelitaian

Jubjek dalam penelitian ini adalah depot air minun isi ulang yang berada di Kota

Purwokerto.

E. Pengumpulan data

1. Jenis Data

a. Data Umum

Data umum yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kondisi

geografis setempat, tahun berporasi, ijin usaha, dan alamat lokasi dari

masing-masing depot yang berada di Kota Purwokerto

b. Data Khusus

Data khusus yang di kumpulkan adalah data kandungan bakteri Coliform pada

air sebelum dan sesudah melalui proses, data sanitasi tempat pemrosesan,

pengemasan dan penjualan.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer


Sumber data Primer dalam penelitian ini adalah laboratorium, tempat penjualan

air minum isi ulang.

b. Sumber Data Sekunder


Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari dinas

Kesehatan Kabupaten Banyumas, dan DISPERINDAG .

3. Cara Pengumpulan Data


a. Wawancara
Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara dengan responden

berkenan dengan data-data yang akan di kumpulkan dan berpedoman pada

formulir kuesioner ( terlampir ).

b. Observasi

Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan terhadap kondisi sanitasi

depot air minum isi ulang responden berdasarkan formulir check list (

terlampir ).

c. Pengukuran

Kegiatan pengukuran dimaksudkan untuk pemeriksaan kandungan bakteri

coliform di laboratorium (prosedur pengukuran terlampir ).

F. Pengolahan Data

Data-data yang dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Editing (pengolahan) yaitu mencatat, mengoreksi, dan menyeleksi, data yang

telah terkumpul.

2. Coding (pengkodean) yaitu pemberian kode pada kelompok-kelompok data hasil

pengamatan dan pengukuran yang diperoleh dari lapangan.

3. Tabulating (tabulasi data) yaitu pengolahan data kedalam bentuk table untuk

dianalisis.
G. Analisis Data

Analisia data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu

membandingkan kenyataan dilapangan atau hasil pemeriksaan dengan teori serta

standar yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Setyo Raharjo. R,2004. “ Study Pengelolaan Air Minum Isi Ulang Pada Depot Air
Minum Isi Ulang Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Banyumas Tahun
2004”, KTI, Purwokerto : JKL Purwokerto.

Arikunto, Suharsimi, 1992, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.


Azwar, Azrul, 1986, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan: Jakarta: Mutiara Sumber
Widya.

Indonesia, DepKes, 1990, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air,
Jakarta: Deparetemen Kesehatan Republik Indonesia.

…………,1997, Buku Pedoman Praktek, Purwokerto: Akademi Kesehatan Lingkungan


Purwokerto.

…………,2001, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001


Tentang Pengelolaan Pencemaran Air dan Pengedalian Pencemaran Air, Jakarta:
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.

…………, 2002, Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor


907/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Air Minum, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

…………,1997, Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia


Nomor 167/MPP/Kep/S/1997 Tentang Persyaratan Teknis Industri dan
Perdagangan Air Minum Dalam Kemasan, Jakarta: departemen perindustrian dan
perdagangan republik Indonesia.

Pracoyo , Noer Endah,2006, “Penelitian Air Minum Isi Ulang di Daerah Jabodetabek”,
majalah kesehatan Nomor 170, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Sanrope, djasio, dkk,1983, Pedoman Bidang Studi Penyahatan Air Bersih Sekolah
Pembantu Penilik Hygiene, Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga
Sanitasi Pusat, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Suriawiria, unus, 1985, Mikrobiologis Air Dan Dasar-Dasar Pengelolaan Buangan


Secara Mikrobiologis, Bandung: penerbit alumni.

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih

You might also like