You are on page 1of 4

2.

1 Definisi
Gastroenteritis adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai
bakteri dan virus dan pathogen parasitic (GEA) diartikan sebagai buang air besar
(Defekasi) dengan tinja berbentuk cairan/setengah cair (setengah padat) dengan
demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya berlangsung kurang dari 7
hari, terjadi secara mendadak (Soebagjo, 2008). Gastroenteritis Akut yang terjadi akibat
adanya peradangan pada saluran cerna yang disebabkan oleh infeksi dengan gejala
terutama adalah muntah, dehidrasidan diare (Cakroward,dkk 2001)

2.2 Etiologi
Menurut Sunadi dan Yuliani 2006
1) Faktor Infeksi
a. Bakteri : Enteropathogenic, E. Coli, Salmonella, Shigella
b. Virus : Enterovirus Echoviruses, Admovirus, Human retrovirus
c. Jamur : Candida Enteritis
d. Parasit : Guardia, Clambia, Crystopodium
e. Protozoa
2) Bukan faktor infeksi
a. Alergi makanan : Susu, protein, keracunan makanan
b. Gangguan metabolikatau malabsorbsi
c. Obat-obatan antibiotik
d. Obstruksi usus
3) Penyakit infeksi : Otitis media, infeksi saluran atas, infeksi saluran kemin

2.3 Manifestasi Klinis


Menurut Sunadi dan Yuliani 2006
1. Terdapat tamdadan gejala dehidrasi, turor kulit jelek, ubun-ubun dan mata cekung,
membran mukosa kering
2. Kram abdominal
3. Demam
4. Mual dan muntah
5. Anoreksia
6. Lemah
7. Pucat
8. Perubahan TTV, nadi dan pernapasan cepat
9. Menurun atau tidak pengeluaran urine

2.4 Komplikasi
Menurut Ngastiah 2005
1. Dehidrasi (Ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Renjalan Hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meleorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardio,
perubahan elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defesiensi enzim laktase
6. Kejang terjadi padadehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein
2.5 Patofisiologi
Menurut Mutaqim dan Sari (2011) kondisi peradangan pada gastrointestinal disebbakan
oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksi.
Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan atau menurunkan absorbsi
cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit. Mekanisme
dasar yang menyebabkan yaitu:
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik meninggi dalam rongga usus. Untuk mengeluarkannya sehingga
timbul Gastroenteritis
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air, dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
pula Gastroenteritis.
3. Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan ususn untuk
menyerap makanan/air sehingga timbul Gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltik
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul pula
Gastroenteritis.
Berdasarkan cairan yang hilang, tingkat dehidrasi terbagi menjadi:
a. Dehidrasi ringa, kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik
turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
b. Dehidrasi sedang, kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran
klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok, nadi cepat dan dalam.
c. Dehidrasi berat, kehilangan cairan 8-10% dari berat badan dengan gambaran
klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran
menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
2.6 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2. Pemeriksaan darah
a. PH dan cadangan alkali untuk menentukan gangguan keseimbangan asam basa
b. Darah perifer lengkap
c. Analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na,K,Ca, dan Pserum padadiare yang
disertai kejang)
d. Kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
3. Doudenal Intubation
untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik
2.7 Penatalaksanaan
Dasar penanganan Diare/GEA adalah
1. Dietik
Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan. Adapun hal yang perlu diperhatikan:
memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineraldan
makanan yang bersih.
2. Obat-obatan
a. Obat anti diare: anti motilitas dan sekresi usus (Loperamid), Oktreotid
(Sondostatin) sudah dicoba dengan hasil memuaskan ppada diare sklerotik
b. Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorbsi zat toksik yaitu Noril 1-2
tablet diulang sesuai kebutuhan
c. Antiemetik (metoclopramid)
d. Antispasmodik, antikolinergik (Antagonis stimulus kolinergik pada reseptor
muskarinik) contoh: Papoperin
e. Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan yaitu vitamin B1 dan asam folat
3. Rehidrasi
Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara
cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti dengan cara
memberikan oralit, cairan infus yaitu Ringer Laktat, Dextrose 5%. Dextrose dalam
salin, dan lain-lain.
2.8 Diagnosa keperawatan yang lazim muncul
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebih
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual dan muntah
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekuensi, BAB yang berlebih
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dnegan distensi abdomen
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,
prognosis dan pengobatan
6. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, prosedur yang
menakutkan bagi anak
2.9 Pathway

You might also like