You are on page 1of 8

Asuhan Keperawatan Oftalmik

Mata merupakan organ yang sangat penting sehingga asuhan dan


perlindungannya merupakan hal yang utama sejak dilahirkan. Perawat , sebagai
anggota penting tim kesehatan dan sebgai pendidik dan praktisi kebiasaan
kesehatan ini, dapat memberikan pendidikan keshatan dalam perawatan mata dan
dalam pencegahan penyakit mata.

Prinsip penting mengenai keamanan dan perawatan harus ditegaskan sejak


usia sangat muda. Masalah sewperti sakit kepala, pusing, kelelahan setelah bekrja
dengan mata ( “ huruf-huruf menyatu”) dan mata gatal harus dikaji oleh pemberi
perawatan kesehatan. Juga penting adakah mata yang mengalami inflamasi dan
keluar banyak air mata, merah, berkeropeng, atau kelopak berbintil, bintittan yang
kambuhan, mata jereng, dan pupil yang tak sama ukurannya. Perilaku tak lazim
juga harus diperhatikan, seperti membaca buku dengan jarak sangat dekat,
mengerenyit, berkedip, kereng, menggosok-gosok mata, dan gagal dalam sekolah
atau belajar .

Pentingnya perawatan mata telah dipahami oleh industri yang mewajibkan


pekerja mengenakan kaca mata pelindung atau perisai wajah. Kaca mata pelindung
harus dikenakan jika pekerjaan mengharuskan. Mata harus dilindungi dari mata hari
yang ternag, lampu, sinar ultraviolet, dan bahan aerosol seperti semprotan soda api,
merupakan sumber bahaya bagi anak kecil maupun orang dewasa dan harus
disimpan dalamn tempat yang aman di luar jangkauan dan digunakan dengan hati-
hati.

Mata perlu diistarahatkan setelah digunakan untuk bekrja keras selama


beberapa saat. Memandang keluar jendela atau ke sekitar ruangan dapat
memberikan relaksasi.

Pentingnya pencahayaan yang adekuat dan ditempatkan ditempat yang


sesuai untuk mencegah kelelahan mata sebenarnya bukan masalah medis namun
lebih bersifat keprihatinan umum, industri dan sosial .
Penatalaksanaan medis pasien dengan kondisi mata telah berubah secara
drastis dalam tahun-tahun terakhir dan telah menghasilkan penurunan jumlah
perawatan di rumah sakit .

Perawatan Mata Khusus

Ketika melakukan perawatan bagi sesorang yang sangat mengalami


debikitas, yang menglamai defisit penutupan keopak mata, atau yang tak mampu
melakukan perawtan diri 9 mis. Pada penderita tak sadar), perawat perlu
mengobservasi kondisi yang dapat menyebabkan pengeringan mata dan emudian
melakukan higiene mata umum. Merupakan tanggung jawab perawat untuk
melindungi mata dari pemajanan berlebihan dan kekeringan. Penggunaan tertes dan
salep pelumas bersama bakutan mata ringan untuk mempertahankjan posisi mata
tertutup dapat mencegah terjadinya komplikasi iatrogenik (kecelakaan, disebabkan
oleh pemberi perawatan) parut dan infeksi kornea. Takl ada pengganti untuk
higiene bulu mata dan kelopak mata yang bagus selain sabun ringan atau sampo
bayi dengan air.

Bulu mata dan kelopak mata dapat dibersihkan dari kantus dalam ke luar
dengan bola kapas yang direndam dalam larutan irigasi. Derajat dan frekuensi
perawatan mata bergantung pada jumlah dan sifat cairan yang keluar. Penting untuk
mendemostrasikan prosedur ini kepada pemberi perawatan pasien, bila perlu.

Perawatan Mata Umum

Tameng Mata

Berbagai keadaan mengharuskan penggunaan tameng mata ( eye patches).


Khususnya setelah prosedur oftalmik, mata harus ibakut untuk melindungi dan
untuk menyerap cairan yang keluar. Penumpukkan cairan dapat berkebihan dan
berkepanjangan dan dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Tameng sederhana dapat digunakan untuk menutup dengan lembut mata


dan menutup kelopak. Sangat berguna untuk mengistirahtkan mata, mencegah
pajanan dan melindungi dari sinar. Tameng juga digunakan setelah trauma mata.
Kebanyakan masalah okuler menyebabkan penderita menjadi fotofobik (peka
terhadap cahaya) kadang penggunaan kaca mata hitam dapat menggantikan balutan.

a) Tameng Mata Sederhana


Tameng mata sederhana dipasang pada mata dengan plester yang dipasang
secara diagonal dari puncak dahi kepipi tanpa menekan mata. Jika diperkukan
perlindungan yang lebih kuat, missalkan untuk mencegah risiko cedera, dapat
dipasang penutup dari lpgam atau plastik di atas balutan mata dan diletakkan
dengan cara yang sama. Balutan bilateral kadang diperlukan bila kedua mata
memerlukan istirahat. Karena balutan bilateral dapat mengamcam keamanan
pasien, maka pasien harus memunyai oembantu yang selalu siap sedia dan
lingkungan yang aman.
b) Tameng Tekan
Tameng tekan digunakan bila diinginkan imobilisasi mata komplet. Kdang juga
digunakan untuk menurunkan TIO atau untuk memungkinkan pengaliran humor
aqueus.

Pemberian Obat Oftalmik

Ada berbagai obat oftalmik yang tersedia baik untuk penggunaan diagnostik
maupun terapeutik. Perawat , pasien, dan anggota keluarganya harus memahami
teknik yang benar dalam menggunakan obat-pbat tersebut. Label harus dibaca
sebelum tiap pemberian dan identifikasi mata harus benar mengenai obatnya sendiri
maupun sisi mata yang harus diberi obat. Tangan harus dicuci segera sebelum
penanganan. Untuk mencegah cedera mata, ujung botol atau tabung tidak boleh
menyentuh mata atau kelopak mata. Obat yang telah terkontaminasi harus dibuang.

Punkta harus ditutup dengan jari setelah pemberian tetes sekitar 2 menit
untuk menghindari absorbsi sistemik. Bila diberikan lebih dari dua macam obat,
paling tidak harus diberi jarak 30 detik antara masing-masing pemberian obat
karena mata tidak mempunyai kemampuan mempertahankan lebih dari satu tetes
dalam sekali pemberian. Botol harus ditutup rapat bila tidak dipakai. Obat lama,
yang ditunjukkan dengan tanggal kadaluwarsa, perubahan warna, atau endapan,
harus dibuang.
a. Tetes Mata
Berbagai larutan mata dsiberikan ke dalam mata untuk menangsani hampir
setiap kelainan mata.
Sebelum pemberian tetes mata, kita harus yakin bahwa obat yang akan
diberikan sudah benar. Bebrapa obat (mis. Miotikum dan midriatikum) bekerja
benar-benar secara berlawanan . maka, bila salah saut obat ini diindakasikan
dalam penganganan penyakit mata tertentu, yang sartunya merupakan
kontraindikasi. Maka, botol obat tetes harus diberik label jelas dan label harus
diperiksa dengan teliti sebelum penggunaan obat. Kebanyakan pbat mata dapat
diidentifikasi dengan mudah dengan label warna yang khusus. Midriatikum
biasanya dengan label botol merah, mitoikum dalm botol berlabel diberi label biru
dan kuning biasa digunakan untuk bahan penyekat beta-adrenergik.
Selain itu, larutan harus diperiksa mengenai perubahan warna yang terjadi,
yang menunjukkan bahwa karutan telah rusak. Bila hal ini terjadi harus
diperingatkan untuk tidak menggunakan obat jenis apapun yang telah disimpan
dalam lemari obat di rumah selama berbulan-bulan ataubertahun-tahun. Pasien
harus diintruksikan untuk mencatat tanggal kadaluarsa tersebut.
Penetan, mata tidak steril, karena terpapar pada lingkungan luar , termasuk
tangan manusia . namun, penglihatan sangatlah oenting sehingga preparat
oftalmik harus dijaga tetap steril untuk mendegah infeksi. ,encuci tangan sebelum
penetesan obat adalah keharusan. Bila mata dibalut, maka harus diikuti langkah-
langkah berikut :
1. Tangan dicuci sebelum pembalut dilepas
2. Pembalut dilepas
3. Tangan dicuci kembali sebelum menteskan obat tetes.

Sebelum obat teteh di teteskan ke mata, kelopak dan bulu mata dibersihkan mulai
dari kantus dalam ke luar dengan bola kpas yang dilembabkan. Kepala pasien
kemudian dicondongkan ke belakang dan sedikit miring ke samping, sehinga
larutan akan mengalir menjauhi duktus lakrimalis dan mata sebelahnya, dan
mencegah kobtaminasi.
Kebanyakan orang memberontak ketika diberikan tetes mata. Ketika
sesuatu datang ke kornea, terjadi refleks berkedip. Maka penting sekali menjauhi
kornea saat meneteskan obat mata untuk menimialkan refleks mengejap. Ketika
pasien meilirk ke atas, kornea akan tersembunyi di bawah kelopak dan tak dapat
mendeteksi benda yang mendekat yang dapat memprovokasi berkedip.
Menyentuh kornea dapat mengejutkan pasien, akan meningkatkan kemungkinan
pasien akan melompat dan mengkontaminasi ujung botol tetes mata dan bisa
mencerai derai mata.

Biasanya ,kita perlu menekan kamus medialis masa selama 2 menit setelah
penetesan tetes mata untuk mencegah kelabihan larutan memasuki hidung.
Bebrapa obat mengandung elemen vasoaktif yang dapat langsung diabsorbsi oleh
saluran hidung yang sangat vasakuler, sehingga dengan menekan jaringan di atas
punkta setiap habis pemberian tetes mata sebaiknya dilakukan. Perawat harus
memantau tekanan darah dan enyut nadi setelah pemberian beberapa jenis tetes
mata vasoaktid untuk mengobati servasi efek sistemik obat.

Juga penting untuk mendemonstrasikan kepada pasien dan pemberi asuhan


bagaimana cara meneteskan tetes mata sehingga penempatan yang akurat tetes
mata dapat dilakukan di rumah sesuai indikasinya. Juga penting meningatkan
pasien atau pemberi asuhan untuk tidak menyentuhkan kelopak mata dengan botol
penetes karena dapat mengkontaminasi penetes mata. Untuk maksud inilah
kebanykan preparat oftalmik dibuat untuk pemakaian satu kali ( minimal), yang
kemudain dibuang setelah dipakai sekali.

b. Salep
Salep dengan berbagai jenis sering digunakan dalam menangani penyakit
inflamasi kelopak mata, kongjutiva, dan kornea. Paling sering diresepkan adalah
antibitoik, bahan anti inflamasi, dan berbagai kombinasi keduanya.
Salep dioleskam dengan lembut menarik ke bawah kelopak mata bawah dan
menekan sejumlah kecil salep dari tabung kenkonjungtiva . hati-hati jangan
menyentuh mata atau kelopak mata dengan tabung. Mata hanya mampu menahan
salep dalam jumlah sedikit. Mata hanya mampu menahan salep dalam jumalh
sedikit, amaka pemberian yang terlalu banyak harus dihidrasi .
Salep cenderung membuat pandangan kabur, maja harus diperhatikan
mengenai keamanan yang berkaitan dengan ketajaman penglihatan.
c. Irigasi Okuler
Irigasi okuler diindikasikan untuk menangani berbagai inflamasi konjungtiva,
mempersiapkan pasien untuk pembelahan mata, dan untuk mengangkat sekresi
inflamasi. Juga dipergunakan untuk efek antiseptiknya. Irigan yang dipakai
bergantung pada kondisi pasien. Alat irigasi sangat sederhana, terdiri atas botol
irigasi yang tersedia di pasaran berisi larutan oftalmik steril (Blinx, Dacriose) dan
mangkuk lengkuk kecil, sarung tangan, dan kaps untuk menyerap cairan dan
sekresi. Tiap larutan pasien harus tersedia dalam dispwnser plastik dengan
penutup dan label. Sarung tangan harus dikenakan pada prosedur ini.
 Pasien berbaring telentang atau duduk dengan kepala dicondongkan ke
belakang dan sedikit miring ke samping. Bila pasien duduk, mangkuk dapat
dipegang oleh pasien. Bila pasien berbaring, diletakkan sedemikian rupa
sehingga dapat menampung carian yang mengalir dari mata. Perawat berdiri
di depan pasien.
 Setelah kelopak dibersihkan dengan teliti untuk mengangakt debu, sekeresi
dan kerponeg, kelopak dipegang terbuka dengan ibu jari dan jari satu tangan,
dan mata dibilas dengan lembut , mengarahkan aliran menjauhi hidung dan
kornea. Cairan tidak boleh diarahkan ke hidung, karena ada bahaya
kemungkinan akan mengalir ke mata sebelahnya. Prosedur dilanjutkan
sampai mata bebas sama sekali dari seksresi.
 Harus diingat hanya menggunakan tenaga dan dorongan yang kecil saja,
karena bisa terjadi bahaya cedera. Untuk alasan yang sama, dan untuk
mencegah kontaminasi, tak ada satu bagian irigator atau bulu mata.
 Ketika irigasi telah selesai, mata dan pipi dikeringkan dengan kapas.

Irigasi kontinu . Irigasi kontinu diindikasikan pada luka bakr kimia, ulkus
kornea resisten , uveitis, inflamasi soket setelah enukleasi, atau kondisi yang
memerlukan medikasi dan debridemen terus-menerut. Sebelum irigasi, perlu
diberikan anestesi lokal (kecuali pada luka bakar kimia). Metode termudah untuk
irigasi berkelanjutan adalah dengan mengarahkan larutan salin steril melalui pipa
infus standar. Ada lensa kontak khusus yang dapat dihubungkan dengan pipa
sehingga irigan dapt mengalir terus-menerus ke dalam mata.

d. Kompres Basah Hangat


Panas dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan sirklasi, sehingga
meningkatkan absorbsi dan menurukan tekanan dalam mata. Terutama berguna
pada konjungsivitis yang disertai sekeresi berlebihan. Panas paling baik diberikan
dalam bentuk kompres yang tersusun atas tujuh atau delapan lapis kasa pembalut
atau kaps yang besar nya tepat menutup mata sebagai berikut :
 Pasien digeser ke tepi tempat tidur, dan dada ditutup dengan handuk.
Oleskan selapis krem dingin atau jeli petrolatum pada kulit kelopak mata
dan pipi untuk melindungi kulit supaya tidak terjadi maserasi .
 Kompres kemudian dibasahi dalam baskom dengan air atau larutan yang
diresepkan setelah dipanaskan.
 Cairan yang harus dijaga dalam suhu antara 46o sampai 49o C, ditekan atau
diperas, dan komprs setekah diuji panasnya, diletakkan secara lembut di atas
antara yang tertutup.
 Kompres diganti setiap 30-60 detik selama 10-15 menit , dan pemberian
diukangi tiap 2 atau 3 jam.
 Pada kahir periode pemberian, kelopak mata dikeringkan secara lembut
dengan kapas.
 Pada setiap pemberian, kompres harus baru. Bila mata mengekuarkan
sekeresi purulen, kompres hanya boleh diletakkan pada mata sekali saja,
larutan dan baskom harus diganti antara tiap oemberian untuk mencegah
pemindahan infeksi dari satu mata ke mata lainnya. Selama melakukan
prosedur ini harus mengenakan sarung tangan.
e. Kompres Dingin
Dingin dapat mengakibatkna konntrsiksi kapiler dan mengurangi nyeri selama
tahap awal kondisi inflamasi akut konjungtiva. Kompres dingin juga berguna
untuk mengurangi gatal akibat konjungtivitas alergika.
Pasien dipersiapkan dengan cara yang sama seperti pada pemberian konpres
panas. Kompres dibasahi dalam larutan yang diresepkan dan diletakkan diatas
mata yang tertutup. Sarung tangan lateks atau jantung plastik kecil yang diisi es
dapat dipergunakan untuk menjaga suhu dingin. Diletakkan diatas kompres
basash. Kompres diberikan pada kelopakj tertutup dan diganti tiap 15-30 detik
dengan perioder antaran 5-15 menit setiap jam.
 Kompres dingin tidak boleh digunakan untuk menangani inflamasi
mata ( iritas, keratitis), karena suhu dingin, dengan mengkonstriksi
kapiler, akan menganggu nutrisi kornea.

You might also like