Professional Documents
Culture Documents
Bulu mata dan kelopak mata dapat dibersihkan dari kantus dalam ke luar
dengan bola kapas yang direndam dalam larutan irigasi. Derajat dan frekuensi
perawatan mata bergantung pada jumlah dan sifat cairan yang keluar. Penting untuk
mendemostrasikan prosedur ini kepada pemberi perawatan pasien, bila perlu.
Tameng Mata
Ada berbagai obat oftalmik yang tersedia baik untuk penggunaan diagnostik
maupun terapeutik. Perawat , pasien, dan anggota keluarganya harus memahami
teknik yang benar dalam menggunakan obat-pbat tersebut. Label harus dibaca
sebelum tiap pemberian dan identifikasi mata harus benar mengenai obatnya sendiri
maupun sisi mata yang harus diberi obat. Tangan harus dicuci segera sebelum
penanganan. Untuk mencegah cedera mata, ujung botol atau tabung tidak boleh
menyentuh mata atau kelopak mata. Obat yang telah terkontaminasi harus dibuang.
Punkta harus ditutup dengan jari setelah pemberian tetes sekitar 2 menit
untuk menghindari absorbsi sistemik. Bila diberikan lebih dari dua macam obat,
paling tidak harus diberi jarak 30 detik antara masing-masing pemberian obat
karena mata tidak mempunyai kemampuan mempertahankan lebih dari satu tetes
dalam sekali pemberian. Botol harus ditutup rapat bila tidak dipakai. Obat lama,
yang ditunjukkan dengan tanggal kadaluwarsa, perubahan warna, atau endapan,
harus dibuang.
a. Tetes Mata
Berbagai larutan mata dsiberikan ke dalam mata untuk menangsani hampir
setiap kelainan mata.
Sebelum pemberian tetes mata, kita harus yakin bahwa obat yang akan
diberikan sudah benar. Bebrapa obat (mis. Miotikum dan midriatikum) bekerja
benar-benar secara berlawanan . maka, bila salah saut obat ini diindakasikan
dalam penganganan penyakit mata tertentu, yang sartunya merupakan
kontraindikasi. Maka, botol obat tetes harus diberik label jelas dan label harus
diperiksa dengan teliti sebelum penggunaan obat. Kebanyakan pbat mata dapat
diidentifikasi dengan mudah dengan label warna yang khusus. Midriatikum
biasanya dengan label botol merah, mitoikum dalm botol berlabel diberi label biru
dan kuning biasa digunakan untuk bahan penyekat beta-adrenergik.
Selain itu, larutan harus diperiksa mengenai perubahan warna yang terjadi,
yang menunjukkan bahwa karutan telah rusak. Bila hal ini terjadi harus
diperingatkan untuk tidak menggunakan obat jenis apapun yang telah disimpan
dalam lemari obat di rumah selama berbulan-bulan ataubertahun-tahun. Pasien
harus diintruksikan untuk mencatat tanggal kadaluarsa tersebut.
Penetan, mata tidak steril, karena terpapar pada lingkungan luar , termasuk
tangan manusia . namun, penglihatan sangatlah oenting sehingga preparat
oftalmik harus dijaga tetap steril untuk mendegah infeksi. ,encuci tangan sebelum
penetesan obat adalah keharusan. Bila mata dibalut, maka harus diikuti langkah-
langkah berikut :
1. Tangan dicuci sebelum pembalut dilepas
2. Pembalut dilepas
3. Tangan dicuci kembali sebelum menteskan obat tetes.
Sebelum obat teteh di teteskan ke mata, kelopak dan bulu mata dibersihkan mulai
dari kantus dalam ke luar dengan bola kpas yang dilembabkan. Kepala pasien
kemudian dicondongkan ke belakang dan sedikit miring ke samping, sehinga
larutan akan mengalir menjauhi duktus lakrimalis dan mata sebelahnya, dan
mencegah kobtaminasi.
Kebanyakan orang memberontak ketika diberikan tetes mata. Ketika
sesuatu datang ke kornea, terjadi refleks berkedip. Maka penting sekali menjauhi
kornea saat meneteskan obat mata untuk menimialkan refleks mengejap. Ketika
pasien meilirk ke atas, kornea akan tersembunyi di bawah kelopak dan tak dapat
mendeteksi benda yang mendekat yang dapat memprovokasi berkedip.
Menyentuh kornea dapat mengejutkan pasien, akan meningkatkan kemungkinan
pasien akan melompat dan mengkontaminasi ujung botol tetes mata dan bisa
mencerai derai mata.
Biasanya ,kita perlu menekan kamus medialis masa selama 2 menit setelah
penetesan tetes mata untuk mencegah kelabihan larutan memasuki hidung.
Bebrapa obat mengandung elemen vasoaktif yang dapat langsung diabsorbsi oleh
saluran hidung yang sangat vasakuler, sehingga dengan menekan jaringan di atas
punkta setiap habis pemberian tetes mata sebaiknya dilakukan. Perawat harus
memantau tekanan darah dan enyut nadi setelah pemberian beberapa jenis tetes
mata vasoaktid untuk mengobati servasi efek sistemik obat.
b. Salep
Salep dengan berbagai jenis sering digunakan dalam menangani penyakit
inflamasi kelopak mata, kongjutiva, dan kornea. Paling sering diresepkan adalah
antibitoik, bahan anti inflamasi, dan berbagai kombinasi keduanya.
Salep dioleskam dengan lembut menarik ke bawah kelopak mata bawah dan
menekan sejumlah kecil salep dari tabung kenkonjungtiva . hati-hati jangan
menyentuh mata atau kelopak mata dengan tabung. Mata hanya mampu menahan
salep dalam jumlah sedikit. Mata hanya mampu menahan salep dalam jumalh
sedikit, amaka pemberian yang terlalu banyak harus dihidrasi .
Salep cenderung membuat pandangan kabur, maja harus diperhatikan
mengenai keamanan yang berkaitan dengan ketajaman penglihatan.
c. Irigasi Okuler
Irigasi okuler diindikasikan untuk menangani berbagai inflamasi konjungtiva,
mempersiapkan pasien untuk pembelahan mata, dan untuk mengangkat sekresi
inflamasi. Juga dipergunakan untuk efek antiseptiknya. Irigan yang dipakai
bergantung pada kondisi pasien. Alat irigasi sangat sederhana, terdiri atas botol
irigasi yang tersedia di pasaran berisi larutan oftalmik steril (Blinx, Dacriose) dan
mangkuk lengkuk kecil, sarung tangan, dan kaps untuk menyerap cairan dan
sekresi. Tiap larutan pasien harus tersedia dalam dispwnser plastik dengan
penutup dan label. Sarung tangan harus dikenakan pada prosedur ini.
Pasien berbaring telentang atau duduk dengan kepala dicondongkan ke
belakang dan sedikit miring ke samping. Bila pasien duduk, mangkuk dapat
dipegang oleh pasien. Bila pasien berbaring, diletakkan sedemikian rupa
sehingga dapat menampung carian yang mengalir dari mata. Perawat berdiri
di depan pasien.
Setelah kelopak dibersihkan dengan teliti untuk mengangakt debu, sekeresi
dan kerponeg, kelopak dipegang terbuka dengan ibu jari dan jari satu tangan,
dan mata dibilas dengan lembut , mengarahkan aliran menjauhi hidung dan
kornea. Cairan tidak boleh diarahkan ke hidung, karena ada bahaya
kemungkinan akan mengalir ke mata sebelahnya. Prosedur dilanjutkan
sampai mata bebas sama sekali dari seksresi.
Harus diingat hanya menggunakan tenaga dan dorongan yang kecil saja,
karena bisa terjadi bahaya cedera. Untuk alasan yang sama, dan untuk
mencegah kontaminasi, tak ada satu bagian irigator atau bulu mata.
Ketika irigasi telah selesai, mata dan pipi dikeringkan dengan kapas.
Irigasi kontinu . Irigasi kontinu diindikasikan pada luka bakr kimia, ulkus
kornea resisten , uveitis, inflamasi soket setelah enukleasi, atau kondisi yang
memerlukan medikasi dan debridemen terus-menerut. Sebelum irigasi, perlu
diberikan anestesi lokal (kecuali pada luka bakar kimia). Metode termudah untuk
irigasi berkelanjutan adalah dengan mengarahkan larutan salin steril melalui pipa
infus standar. Ada lensa kontak khusus yang dapat dihubungkan dengan pipa
sehingga irigan dapt mengalir terus-menerus ke dalam mata.