You are on page 1of 31

LAPORAN AKHIR

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN


DI RUANG BRAWIJAYA
RSUD “KANJURUHAN” KEPANJEN MALANG

OLEH :
1. OLIVIA MAULINA NIM (1301100055)
2. ANASTASIA INTAN P NIM (1301100056)
3. LAZUARDI ASRURULLAH AL-LATIF NIM (1301100057)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
D III KEPERAWATAN MALANG
Maret 2016

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan dengan
bekerja bersama melalui orang-orang dan sumber daya organisasi lainnya.
Manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu “Manage” yang berarti, mengurus,
mengelola, mengendalikan, mengusahakan , memimpin. Dalam dunia keperawatan
proses manajemen sangat diperlukan dalam memberikan proses keperawatan yang
profesional. Manajemen keperawatan merupakan salah satu nilai profesional yang
diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional.
Menurut Gillies (1986), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen keperawatan
adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara professional. Seorang manajer keperawatan perlu
melakukan fungsi-fungsi manajemen salain memberikan perawatan kesehatan
kepada klien.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis
Perancis benama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengkordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah
diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian. DEPKES RI yang diambil dari fungsi manajemen menurut George
Terry yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating dan Controlling (POAC).
Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi
manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (directing) dan pengendalian (controlling).

Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut


perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal.
Indonesia juga berupaya mengembangkan Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP). MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional)
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan

2
keperawatan, termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
Saat ini, praktik pelayanan keperawatan banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metode pemberian asuhan
keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Dengan adanya MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi
lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Dari latar belakang di atas, sesuai dengan kurikulum institusi pada Program
Studi Diploma III Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang, pada semester VI mahasiswa diharapkan memperoleh
pengalaman belajar secara nyata di rumah sakit melalui Program Praktek Klinik
Keperawatan dalam proses penerapan MPKP khususnya untuk mata kuliah
Menajemen dan Kepemimpinan Keperawatan.

Kegiatan praktek ini merupakan penerapan konsep dan teori menjemen


keperawatan dalam pengelolaan pelayanan keperawatan yang telah diperoleh
melalui pembelajaran di kelas. Praktek ini menekankan pada kemampuan
mahasiswa untuk menempatkan diri sebagai anggota tim pelayanan kesehatan di
rumah sakit dan mampu bekerja sama dalam memberikan pelayanan kesehatan atau
keperawatan yang berkualitas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penggunaan
komunikasi secara efektif dengan teman sejawat dan profesi kesehatan lainnya serta
penerapan Model Praktik Keperawatan Profesional sangat diperlukan.

1.2.Rumusan Masalah
Bagaimanakah model praktik keperawatan profesional di ruang Brawijaya
RSUD Kanjuran Kepanjen ?

1.3.Tujuan penulisan
1.3.1. Tujuan umum
Mengetahui model praktik keperawatan profesional di ruang Brawijaya
RSUD Kanjuran Kepanjen.

3
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran umum ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen
2. Mengidentifikasi masalah di ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen
3. Menentukan prioritas masalah di ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen
4. Mengetahui alternatif penyelesaian masalah di ruang Brawijaya RSUD
Kanjuruhan Kepanjen
5. Memilih alternatif penyelesaian masalah di ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan
Kepanjen

1.4.Manfaat Penulisan
1. Bagi Ruang Brawijaya
Sebagai bahan acuan dalam mengoptimalkan memberikan asuhan
keperawatan kepada klien yang menjalani rawat inap di IRNA Brawijaya
sesuai dengan model praktik keperawatan profesional
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan
kompetensi dan teori manajemen dan kepemimpinan dalam praktik kerja
lapangan di rumah sakit

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.Manajemen Keperawatan
1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan produktif
dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Dimana didalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi ( Grant &
Massay, 1999).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses penyelesaian pekerjaan
melalui orang-orang atau staf keperawatan sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai secara efektif (Gillies, 1986).
2. Konsep, Filosofi, dan Tujuan Manajemen Keperawatan.
a. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan
Konsep dasar dalam manajemen keperawatan adalah manajemen
partisipasif yang berdasarkan paradigma keperawatan yaitu: manusia,
lingkungan, keperawatan dan kesehatan
b. Filosofi Manajemen Keperawatan
Filosofi dalam manajemen keperawatan adalah keyakinan yang dimiliki
oleh tim keperawatan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
asuhan keperawatan yang berkualitas melalui pembagian kerja,
koordinasi dan evaluasi.
c. Tujuan Manajemen Keperawatan
Tujuan manajemen keperawatan pada umumnya ditentukan oleh bidang
keperawatan meliputi:
1) Meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan rumah
sakit.
2) Meningkatkan penerimaan masyarakat tentang profesi keperawatan
dengan mendidik perawat agar mempunyai sikap professional dan
bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
3) Meningkatkan hubungan dengan pasien, keluarga, dan masyarakat.

5
4) Meningkatkan pelaksanaan kegiatan umum dalam upaya
mempertahankan kenyamanan pasien.
5) Meningkatkan komunikasi antar staf.
6) Meningkatkan produktifitas dan kualitas staf keperawatan.
3. Lingkup Manajemen Keperawatan
a. Manajemen Operasional/Pelayanan
1) Planning
2) Organization
3) Staffing
4) Directing
5) Controling
b. Manajemen Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
2) Perencanaan
3) Pelaksanaan
4) Evaluasi
4. Ketenagaan (Staffing)
a. Definisi
Ketenagaan adalah anggota organisasi/badan usaha yang
memperoleh imbalan.
b. Tujuan manajemen ketenagaan diruang rawat:
Mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan produktif
yang dapat memberikan pelayanan bermutu sehingga dapat
memenuhi pengguna jasa.
c. Fungsi utama ketenagaan:
1) Memenuhi falsafah organisasi dan budget organisasi, dimana
pelayanan kerepawatan tergantung pada kuantitas tenaga
keperawatan yang bertugas selama 24 jam yang dibagi menjadi 3
shif dan pelaksanaannya saling berkesinambungan.
2) Dukungan SDM yang optimal diharapkan mampu meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan. Untuk itu selain kuantitas tenaga
diperlukan juga pengembangan karir bagi perawat, seperti

6
keikutsertaan dalam pelatihan-pelatihan, peningkatan jenjang
pendidikan dan lain-lain.
d. Perkiraan kebutuhan perawat harus memperhatikan :
1) Kategori klien:
a) keperawatan mandiri/Self Care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindakan
keperawatan dan pengobatan.
b) keperawatan sebagian/Partial Care.
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan
keperawatan dan pengobatan tertentu seperti pemberian obat
intravena.
c) Keperawatan penuh/Total Care.
Memerlukan bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan
memerlukan observasi ketat.
2) Metoda penugasan
Cara untuk membagi pekerjaan yang ada di satu unit
perawatan kepada tenaga yang ada di unit tersebut. Metode
penugasan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien dapat mengunakan beberapa metode.
3) Analisa kebutuhan tenaga keperawatan
Perencanaan tenaga keperawatan merupakan proses
memperkirakan secara kuantitatif dan kualitatif tenaga
keperawatan yang diperlukan. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi
dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan
kontribusi karyawan di masa mendatang. Teori yang dipakai
dalam analisa ini menggunakan teori Douglas.
5. Struktur Administrasi dan Pengelolaan
Sebagai bagian internal dari rumah sakit diciptakan sedemikian rupa
untuk memenuhi kebutuhan klien. Untuk itu diperlukan:
a. Bagan dan struktur organisasi ruangan yang jelas dan lengkap
sehingga tercermin hubungan kerjasama antar staf, dijabarkan

7
uraian tugas dan ada evaluasi pelaksaan berkala dan catatan
individual staf. Struktur organisasi ruangan disahkan oleh Dirut
Rumah Sakit.
b. Hak dan kewajiban staf dan ruangan dijabarkan dalam uraian tugas.
c. Pendokumentsian asuhan keperawatan
6. Pimpinan Atau Kepala Ruangan
a. Kepala ruangan sebagai pimpinan dalam level manajemen
keperawatan pertama memiliki tanggungjawab:
1) Mengatur Staf perawatan/ bawahannya untuk memberikan
perawatan agar efektif dan efisien kepada pasien
2) Memberikan kesejahteraan fisik, emosional dan pengembangan
karir staf.
b. Seorang kepala ruangan (perawat) yang memiliki pengetahuan,
pengalaman serta keterampilan yang berhubungan dengan ruangan
rawat inap tertentu dan sikap sesuai dengan persyaratan
c. Ditunjuk berdasarkan SK Direktur
d. Bertanggungjawab pada kepala bidang keperawatan atas
pengendalian dan pengaturan kegiatan perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan serta tanggungjawab yang telah ditentukan.
7. Fasilitas dan Perawatan
a. Desain ruangan harus dapat menunjang pelayanan yang aman,
nyaman, efisien dan efektif.
b. Peralatan yang menunjang terhadap layanan asuhan keperawatan
kepada pasien.
8. Kebijaksanaan dan Prosedur
Kebijaksanaan dan prosedur dibuat tertulis dan disahkan dengan
surat SK Direktur RS ditempatkan pada tempat yang sudah dibaca.
9. Program Pengembangan staf dan Program latihan
Perlu rencana tertulis dan hasil evaluasi pelaksanaan
pendidikanyang berkelanjutan untuk staf sesuai kebutuhan ruangan.

10. Dokumentasi dan Prosedur evaluasi

8
a. Adanya format pendokumentasian
b. Adanya prosedur evaluasi dan penilaian keterampilan kerja staf
(DPS)
11. Program peningkatan SDM Karyawan dan sumber daya
a. Tersusun program kerja diruangan jangka panjang,menengah, dan
pendek yang saling berhubungan
b. Proses peningkatan di ruangan dilaksanakan secara terus menerus
c. Semua staf diberdayakan secara optimal
d. Dilaksanakan program pendidikan dan pelatihan pertama untuk
meningkatkan kinerja
e. Adanya dana untuk keperluan tertetu dari insatalasi rawat inap

2.2.Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan


1. Manajemen Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang keperawatan
yang mengacu kepada visi, misi dan tujuan rumah sakit, sedangkan
pelayanan keperawatan di ruangan dipimpin oleh seorang kepala ruangan,
dimana pelaksanaannya mengacu kepada visi, misi dan tujuan pelayanan
keperawatan.Telaah Manajemen Pelayanan/unit meliputi:
a. Man
Dalam pengkajian man termasuk di dalamnya struktur organisasi,
komposisi ketenagaan (perawat, dokter dan tenaga non perawat) dan
menentukan jumlah tenaga perawat yang di butuhkan setiap harinya
sesuai dengan identifikasi jenis kebutuhan perawatan pasien.
b. Money
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus jelas,
dalam arti harus transparan. Untuk pengeluaran ada perencanaan
pengeluaran seperti untuk pengembangan program, insentif perawat,
rincian harga pelayanan jasa pengobatan dan lain- lain.

c. Method/model

9
Menjelaskan tentang metode keperawatan yang ada dalam sebuah
manajemen, terdiri dari penerapan MAKP, ronde keperawatan,
pendokumentasian, discharge planning, visite, pengelolaan nutrisi dan
labolatorium.
d. Material
1) Lingkungan Fisik
Fasilitas fisik lokasi:
 Lokasi unit ini harus dekat dengan fasilitas radiology dan ruang
laboratorium untuk kemudahan dan efisiensi
 Lokasi juga harus berdekatan dengan ruang emergensi dan dekat
dengan unit perawatan khusus, untuk mengembangkan suatu
unit pelayanan terpadu.
Ukuran
Ukuran ruangan ditentukan berdasarkan beban kasus dan
kompleksitas rumah sakit. menurut standar Gudelines for
Contraction and Equipment for Hospital and Medical Vasilities
(1992-1993)
Ruangan
 Kapasitas ruangan untuk kelas satu maksimum dua pasien,
catatan: dalam konstruksi baru kapasitas ruangan maksimum
seharusnya dapat menampung dua pasien. peraturan sekarang,
kapasitas maksimum ruangan menampung sekitar empat pasien.
 Dalam konstruksi baru ruang pasien harus mempunyai luas
minimal 9,2 m2, ukuran lantai perbed dan luas area tergantung
dari kebijakan RS setempat dan lahan yang ada, ukuran lantai
perbed sama dengan ruas area single bed. Ruang toilet, kloset,
loker, gudang, ruang depan, susunan ruangan seharusnya
berukuran minimal 0,91 m2 termasuk dari sisi dan kaki tempat
tidur dan dinding. diruang multiple bed ukuran lantai minimal
1,22 m2, dalam area multiple bed ruangan pasien berukuran
minimal 80 kaki sama dengan ukuran single bed yaitu 9,29 m2.
 Ruang operator perawat harus mengarah kesemua ruangan .

10
 Dalam konstruksi baru, wastapel harus disediakan di setiap
ruangan pasien. letak wastapel harus berdekatan dengan tempat
tidur dan tempat menyuci peralatan. Toilet harus dirancang
untuk satu tempat tidur atau dua tempat tidur
 Ruang pasien mempunyai jendela pada bagian yang sesuai
 Setiap pasien harus dekat dengan toilet tanpa harus keluar
ruangan. satu toilet diperuntukkan untuk empat tempat tidur atau
lebih dari ruang pasien. Toilet memiliki water closet dan
wastapel yang menggunakan pintu double acting
 Setiap pasien harus terpisah dari lemari pakaian, loker
 Jika dalam ruangan terdapat banyak tempat tidur diperlukan
penghalang untuk menjaga privasi
 Untuk ventilasi, ruang oksigen, ruang oksigen, vakum udara dan
listrik harus sesuai dengan standar
2) Desain Ruangan
Tata letak ruang rawat inap harus disesuaikan dengan struktur yang
telah ada, tetapi unit berbentuk melingkar atau persegi empat mungkin
yang paling efisien dengan menempatkan stasiun perawatan di tengah.
Desain seperti ini akan memberikan pengamatan yang maksimal kepada
klien. selain itu harus mempunyai washtafel dan dapat dikombinasikan
menjadi ruang rapat dan ruang komunikasi, serta mempunyai pintu
darurat.

11
BAB III
GAMBARAN UMUM RUANG BRAWIJAYA RSUD KANJURUHAN
KEPANJEN MALANG

3.1. GAMBARAN UMUM


3.1.1 PERENCANAAN
Ruang Brawijaya merupakan salah satu ruangan rawat inap di
RSUD Kanjuruhan Kepanjen merupakan ruang inap Obstetri dan
Gynekologi dengan kapasitas 18 tempat tidur dewasa dan 10 tempat tidur
bayi. Rincian fungsi tempat tidur adalah 10 tempat tidur untuk pasien
obstetri dan 8 tempat tidur untuk pasien ginekologi namun jika pasien
obstetri melebihi jumlah tempat tidurnya maka akan ditempatkan di tempat
tidur pasien ginekologi begitu juga sebaliknya. Di ruang Brawijaya terdapat
ruang isolasi yang berisi 2 tempat tidur yang digunakan untuk 1 pasien
obstetri dan pasien ginekologi (kondisional).
Di IRNA Brawijaya terdapat berbagai macam ruang yaitu ruang
Kepala Ruangan, ruang perawat, ruang tindakan, dan ruang KIE.
Di ruang Brawijaya terdapat 19 pegawai dan karyawan diantaranya:
14 bidan, 1 perawat, dan 4 orang tenaga non-medis.
A. Visi dan misi
Visi dan misi RSUD Kanjuruhan Kepanjen
a. Visi
Menjadi rumah sakit pendidikan yang berkualitas dan mandiri
dengan pelayanan paripurna tahun 2015.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas sumber daya rumah sakit yang
mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan dan
pelayanan kesehatan paripurna kepada masyarakat.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan
masyarakat secara cepat, tepat, nyaman dan terjangkau dengan
dilandasi etika profesi.
3) Mewujudkan pelayanan yang pro aktif dan perluasan jangkauan
pelayanan kepada masyarakat.
12
4) Mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang profesional dengan
prinsip sosio ekonomi secara efektif dan efisien serta mampu
berdaya saing.
Dalam perencanaan gambaran umum ini, tidak ditemukan adanya
masalah.

Visi dan misi Ruang Brawijaya


a. Visi
Tercapainya pelayanan kesehatan secara paripurna dengan
dilandasi sikap senyum dan ramah, system praktis dan dinamis
serta profesionalisme memacu standart mutu bersertifikasi ISO
9001-2008
b. Misi
1) Mengutamakan kebutuhan mendasar manusia dalam
memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan
profesionalisme.
2) Membina hubungan baik antara petugas kesehatan dengan
pasien dan keluarga pasien serta membina hubungan baik antar
sesame petugas kesehatan.
3) Memberikan pelayana dengan senyum dan sikap yang ramah.
4) Menciptakan lingkungan dengan 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat dan Rajin).

B. Ketenagaan keperawatan dan non keperawatan


Tenaga keperawatan di ruang Brawijaya terdapat 19 orang dengan
keterangan bidan, perawat, admin, dan cleaning service.
Berikut nama-nama ketenagaan keperawatan dan non keperawatan di
ruangan Brawijaya:

NO Nama Jabatan Pendidikan Dan


Masa Kerja
1 Agustin Ernawati S.ST Karu D IV Kebidanan

13
NIP: 19670823 198803 2 010
2 Awaliyah, Amd. Keb Wa Karu + D III Kebidanan
NIP: 19740804 199301 2 001 KT
3 Umi Ari, AMK PP D III Keperawatan
NIP: 19640412 196503 2 014
4 Wahyu Andari, Amd. Keb KT DIII Kebidanan
NIP: 19811219 200606 2 015
5 Linda Eka Pratiwi, Amd. Keb PP D III Kebidanan
NIP: 19810502 200501 2 014
6 Eka Widiaryartiningsih PP P2B
NIP: 19661224 199203 2 009
7 Sri Hidayah Amd. Keb PP DIII Kebidanan
HHL
8 Retna Suciati, Amd. Keb PP DIII Kebidanan
HHL
9 Eska Prima Viatin, Amd. Keb PP DIII Kebidanan
HHL
10 Navalia Prisbawati, Amd. Keb PP DIII Kebidanan
HHL
11 Febri Dwi S Amd. Keb PP DIII Kebidanan
HLL
12 Ike Nyarisa Ayu, DCK Amd. PP DIII Kebidanan
Keb
HHL
13 Kinanthi Putri DP, Amd. Keb PP DIII Kebidanan
HHL
14 Tika Nur Azizzah, Amd Keb PP DIII Kebidanan
HHL
15 Esti Oktavia, Amd. Keb PP DIII Kebidanan
HHL
16 Lia Dwi D, Amd. Keb ADM DI Asper

14
HHL
17 Ani Cleaning -
Service
18 Tyas Cleaning -
Service
19 Rendik Cleaning -
Service

a. Ketenagaan keperawatan : 1 orang


b. Ketenagaan kebidanan : 14 orang
c. Ketenagaan non keperawatan dan non kebidanan : 4 orang
Keterangan :
PNS : 6 orang
HHL : 10 orang
CS : 3 orang +
Jumlah : 19 orang

C. Jumlah pasien dan tingkat ketergantungan klien.

Jumlah Pasien Dewasa


Tingkat Harian Jumlah
Ketergantungan Senin Selasa Rabu
21 Maret 2016 22 Maret 2016 23 Maret 2016
Total 1 1 8 10
Parsial 1 7 5 13
Mandiri 9 4 4 17
Jumlah 11 12 17 ∑ 40

Jumlah Pasien Bayi


Tingkat Hari Jumlah
Ketergantungan Senin Selasa Rabu
21 Maret 2016 22 Maret 2016 23 Maret 2016
Total 3 2 3
Parsial
Mandiri
Jumlah 3 2 3 8

15
Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate)  Prosentase Pemanfaatan Pemakaian
Tempat Tidur
BOR dihitung dengan cara membandingkan jumlah TT yang dipakai (O)
dengan jumlah TT yang tersedia (A), perbandingan ini ditunjukkan dalam
O
presentase (%). Jadi rumus dasar untuk menghitung BOR yaitu: 𝐵𝑂𝑅 = A x 100%
Nilai ideal untuk BOR yang disarankan adalah 75%-85%.
a. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Dewasa Gynekologi
Di ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen memiliki kapasitas 8
tempat tidur dewasa.
Perhitungan BOR berdasarkan jumlah pasien harian
Harian Perhitungan Hasil
Senin, 21 Maret 2016 BOR = 5/8 x 100% 62,5 %
Selasa, 22 Maret 2016 BOR = 3/8 x 100% 37.5%
Rabu, 23 Maret 2016 BOR= 6/8x100% 75%
Rata-rata 58,3%
b. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Dewasa Obstetri
Di ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen memiliki kapasitas 10
tempat tidur pasien obstetri.
Perhitungan BOR harian berdasarkan jumlah pasien harian
Harian Perhitungan Hasil
Senin,21 Maret 2016 BOR = 6/10 x 100% 60 %
Selasa, 22 Maret 2016 BOR = 8/10x100% 80%
Rabu, 23 Maret 2016 BOR= 11/10x100% 110%
Rata-rata 83,3%
a. Perhitungan BOR (Bed Occupancy Rate) Bayi
Di ruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen memiliki kapasitas
10 tempat tidur bayi.
Perhitungan BOR harian berdasarkan jumlah pasien harian
Harian Perhitungan Hasil
Senin,21 Maret 2016 BOR = 3/10 x 100% 30 %
Selasa, 22 Maret 2016 BOR = 2/10x100% 20%
Rabu, 23 Maret 2016 BOR = 3/10x100% 30%
Rata-rata 27%

Jadi perhitungan BOR di ruang Brawijaya mulai tanggal 21 - 23 Maret 2016,


dengan kapasitas 10 tempat tidur dewasa pada pasien obstetri dengan prosentase
rata-rata 83,3%, dengan kapasitas gynekologi 8 tempat tidur dengan presentase
rata-rata 58,3% dan tempat tidur untuk bayi yang kapasitasya 10 tempat tidur
dengan presentase rata-rata 27% dari hasil prosentase nilai ini dapat disimpulkan
bahwa pemanfaatan pemakaian tempat tidur dewasa dikategorikan ideal.

16
Sedangkan kapasitas 10 tempat tidur bayi dengan prosentase rata-rata 27%
dikategorikan ideal.

D. Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan


Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan dapat dilakukan dengan
rumus dauglas, gillis dll. Tetapi diruangan tidak menggunakan system
perhitungan untuk memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan yang ada
di ruangan tersebut. Karena tidak menggunakan system perhitungan
mengakibatkan system MPKP yang ada diruangan tidak berjalan
optimal. Berikut adalah perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
yang seharusnya ada diruangan Brawijaya pada tanggal 21 Maret 2016
sampai 23 Maret 2016.
Jumlah tenaga asli yang terdapat di ruang Brawijaya kurang dari
perhitungan kebutuhan jumlah tenaga perawatan, namun jumlah ini
dapat dipenuhi dengan adanya penerimaan mahasiswa praktikan di
ruang Brawijaya sehingga dalam memberikan asuhan
keperawatan/kebinanan dapat tercapai/terpenuhi.

Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Senin / 21 Maret 2016
a. Perhitungan perawatan langsung:
Total : 4 orang x 6 jam = 24
Parsial : 1 orang x 3 jam =3
Mandiri : 9 orang x 2 jam = 18
Jumlah = 45 jam
b. Perhitungan jam perawatan tidak langsung
35 menit x 14 orang = 490 menit = 8 jam
c. Jam Penyuluhan
15 menit x 14 orang = 210 menit = 3 jam 30 menit
Total jumlah jam perawatan yang dibutuhkan = 56,5 jam
d. Kebutuhan perawat 24 jam = 56,5 / 7 = 8 orang
e. Pembagian shift:
 Pagi : 47% x 8 orang = 3,76 = 4 orang
 Sore : 35% x 8 orang = 2,8 = 3 orang
 Malam : 17% x 8 orang = 1,36 = 1 orang
Selasa / 22 Maret 2016
a. Perhitungan perawatan langsung:

17
Total : 3orang x 6 jam = 24
Parsial : 7orang x 3 jam = 21
Mandiri : 4orang x 2 jam =8
Jumlah = 53 jam
b. Perhitungan jam perawatan tidak langsung
35 menit x 14 orang = 490 menit = 8 jam
c. Jam Penyuluhan
15 menit x 14 orang = 210 menit = 3,5 jam
Total jumlah jam perawatan yang dibutuhkan = 65 jam
d. Kebutuhan perawat 24 jam = 65 / 7 = 9.2 = 9 orang
Pembagian shift:
 Pagi : 47% x 9 orang = 4,23= 4 orang
 Sore : 35% x 9 orang = 3,15= 3 orang
 Malam : 17% x 9 orang = 1,53= 2orang

Rabu / 23 Maret 2016


f. Perhitungan perawatan langsung:
Total : 8 orang x 6 jam = 48
Parsial : 5orang x 3 jam = 15
Mandiri : 4 orang x 2 jam =8
Jumlah = 71jam
g. Perhitungan jam perawatan tidak langsung
35 menit x 17 orang = 595 menit = 9,9 = 10 jam
h. Jam Penyuluhan
15 menit x 17 orang = 255 menit = 4,25 = 4 jam
Total jumlah jam perawatan yang dibutuhkan = 56,5 jam
i. Kebutuhan perawat 24 jam = 85 / 7 = 12 orang
j. Pembagian shift:
 Pagi : 47% x 12 orang = 5,64 = 6 orang
 Sore : 35% x 12 orang = 4,2 = 4 orang
 Malam : 17% x 12 orang = 2,04 = 2 orang

Maka dari penghitungan jumlah kebutuhan perawat 24 jam mulai tanggal 21 - 23


Maret 2016 didapatkan:
Harian Kebutuhan Perawat
Senin, 21 Maret 2016 8
Selasa, 22 Maret 2016 9
Rabu, 23 Maret 2016 12

18
E. Fasilitas (sarana dan prasarana) untuk pelayanan keperawatan.
Ruangan Brawijaya merupakan ruangan yang tidak cukup luas. Di ruang
Brawijaya terdapat ruang KIE dan ruang tindakan. Sayangnya, ruang KIE jarang
digunakan untuk memberikan edukasi kepada klien maupun keluarga. Edukasi
lebih sering diberikan di ruang perawat atau langsung di tempat tidur pasien. Di
irna Brawijaya juga belum terdapat board untuk mengetahui perawat yang dinas
dan pembagian pasien kelolaan.
a. Fasilitas untuk pasien
No Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal
1 Tempat tidur 18 buah Baik 1:1
2 dewasa 10 buah Baik 1:1
3 Tempat tidur bayi 18 buah Baik 1:1
4 Meja pasien 2 buah Cukup baik 1/ruangan
5 Kamar mandi dan 1 buah Cukup baik 1:5
WC

b. Fasilitas lain
1) 1 ruang Kepala Ruang
2) 1 ruang administrasi dan ruang nurse station
3) 1 ruang dapur
4) 2 wastafel
5) 1 lemari loker perawat
6) 3 Jam dinding
7) 1 Spolhock
8) 1 ruang PMK, KIE, laktasi dan penyuluhan
c. Alat kesehatan yang ada di ruang Brawijaya
No Nama Barang Jumlah Kondisi
Baik Rusak
1 Bak instrument besar 1 √
2 Bak instrument sedang 1 √
3 Bak instrument kecil 1 √
4 Bengkok 2 √

19
5 Cucing tutup 2 √
6 Dopler 3 √
7 Dressing trolly 6 √
8 Film viwer 1 √
9 Gunting aff heating -
10 Gunting episiotomy 1 √
11 Gunting lancip 1 √
12 Gunting verban 2 √
13 Irigator set 1 √
14 Klem lurus 8 √
15 Korentang 2 √
16 Manometer 6 √
17 Nalfoeder 6 √
18 Pincet chirurgis 2 √
19 Pinset anatomi 1 √
20 Bengkok 2
21 Standart infuse 8 √
22 Stetoskop anak 2 √
23 Stetoskop dewasa 4 √
24 Syiring pump 1 √
25 Tempat korentang 2 √
26 Tensi meter airaksa 1 √
27 Tensi meter beroda 2 √
28 Thermometer axilla 6 √
29 Thermometer rectal 1 √
30 Thermometer digital 0
31 Timbangan bayi 1 √
32 Timbangan dewasa 1 √
33 Tongue spatel 1 √
34 Tromol besar 1 √
35 Tromol kecil 1 √
36 Waskom besar 1 √

20
37 Waskom mandi 12 √
38 Wwz 0 √
39 Universal precaution 1 √
(u)
40 Up flu burung 1 √
41 Klem chirurgis 1 √
42 Tabung O2 kecil 1 √
43 Trolly O2 kecil 1 √
44 Lampu tindakan 2 √
45 Stretcher (brancar) 2 √
46 Wheel chair (kursi 2 √
roda) 1
47 Pispot 1 √
48 EKG 1 √
49 Waskom plastic 10 √
50 Suction pump 1 √
51 Bed side monitor 1 √
52 Infus pump 1 √
53 Kursi roda

21
3.1.2 PENGORGANISASIAN

STRUKTUR PENGORGANISASIAN KERJA

DIREKTUR SMF OBGYN


dr. Harry H, MM dr. Irwan B.P, SpoG
dr. Widi H, SpoG
dr. Yayuk W, SpoG
WA DIR PELAYANAN
dr. Susilowati, MARS

SMF ANAK
KA INSTALASI PERISTI dr. Nur Ramadhan, SPA. M.Biomed
dr. Syamsul B, SpOG(K) dr. Dewi N, SpA. M.Biomed
dr. Ariani, SpA. M.Biomed
KA. RUANG BRAWIJAYA
Agustin Ernawati, SST
WA KA. RUANG BRAWIJAYA
Awaliyah, Amd. Keb

PELAKSANA ADMINISTRASI
Liya Dwi D

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

Wahyu Andari, Amd. Keb Sri Hidayah, Amd. Keb Retna Suciati, Amd. Keb

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

Ike N. A, DCK, Amd. Keb Navalia Prisbawati, Amd. Febri Dwi S, Amd. Keb
Keb
PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

Ika Widyaningsih Kinanthi P. D.P, Amd. Keb Esti Oktavia, Amd. Keb

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

Umi Ari, AMK Kasmiyatun

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA PERAWAT


PELAKSANA
Eka Putri A, Amd. Keb Eska Prima V, Amd. Keb Tika Nur A, Amd. Keb

22
3.1.3 PENGGERAKAN
A. Model Penjadualan Staf
Di RSUD Kepanjen Ruangan Brawijaya model penjadualan staf
menggunakan system konginental yaitu penjadwalan dengan pola 2-2-2
pagi, siang dan malam dengan pembagian 3 sift dalam 1 hari sebagai
berikut:
- Dinas pagi dimulai dari jam 07.00 - 14.00 WIB
- Dinas sore dimulai dari jam 14.00 - 21.00 WIB
- Dinas malam dimulai dari jam 21.00 – 07.00 WIB

B. Metode Penugasan Dalam Asuhana Keperawatan


 Operan : di ruang Brawijaya operan dilakukan setiap pergantian shift
yaitu pagi, siang, dan juga malam. Operan ini dilakukan untuk
melaporkan perkembangan pasien dari dinas sebelumnya ke dinas
selanjutnya. Kegiatan ini seharusnya dilakukan dengan berjalan ke
bed setiap pasien sambil memperkenalkan perawat yang shift saat itu
kepada pasien. Namun, perawat melakukan operan hanya di ruang
jaga perawat, sehingga operan yang dilaksanakan tidak efektif
karena kurangnya interaksi antara perawat yang akan bertugas
dengan pasien.
 Pre confrens : di lakukan untuk melaporkan perkembangan dari shift
mlam ke shift pagi. Setiap perkembangan di laporkan secara rinci
oleh perawat yang bertanggung jawab pada masing masing tim.
Laporan di bacakan di depan seluruh perawat yang shift pagi dan
juga malam. Dipimpin oleh kepala ruang serta didampingi oleh
wakil kepala ruang. Dalam kegiatan ini, juga akan dilakukan diskusi
mengenai masalah yang mungkin tejadi selama shift malam
berlangsung.
 Middle Confrens : di lakukan untuk melaporkan perkembangan
tindakan yang sudah dilakukan ke pasien dan yang belum dilakukan,
serta memberikan kesempatan bagi masing-masing tim untuk
menjelaskan masalah yang muncul selama kegiatan perawatan

23
setelah pre confrence sampai di laksanakannya middle confrence
yaitu di pertengahan jam kerja shift pagi. Dipimpin oleh kepala
ruang serta di dampingi oleh wakil kepala ruang.
 Post confrens : post confrens dilakukan saat jam kerja shift pagi
hampir selesai. Tujuannya yaitu melaporkan perkembangan pasien
dari shift pagi ke shift siang. Dimpimpin oleh kepala ruang, post
confrence juga menjadi kegiatan dimana perawat dapat berdiskusi
mengenai masalah yang dihadapi pasien serta tindak lanjut yang
akan dilaksanakan.
 Supervisi : kegiatan ini dilakukan secara terjadwal sesuai dengan
jadwal kegiatan yang telah dibuat. Supervisi dilakukan oleh kepala
ruang kepada perawat pelaksana di ruangan.
C. Pola Komunikasi
- Komunikasi secara langsung
Komunikasi di Ruang Brawijaya secara langsung dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan yang ada pada saat operan, preconference,
middle-confren, dan post-konfren. Setiap tindakan yang akan
dilakukan di komunikasikan ke sesama tenaga kesehatan yang
bertugas supaya tidak terjadi salah presepsi antar tenaga kesehatan
sehingga mengurangi kejadian yang tidak diinginkan. Komunikasi
yang dilakukan baik secara formal maupun non formal.
- Komunikasi secara tertulis
Komunikasi secara tertulis si ruang Brawijaya dilakukan antar
tenaga kesehatan untuk saling mengkomunikasikan atau catatan dari
berbagai tenaga kesehatan pada format asuhan keperawatan masing-
masing pasien. Pendokumentasian asuhan keperawatan yang ada di
status pasien merupakan salah satu tipe komunikasi yang dilakukan
di ruang Brawijaya, dimana setiap tindakan yang sudah dilakukan
selalu didokumentasikan agar perawat lain dapat mengetahui status
perkembangan pasien. Tidak hanya perawat saja tetapi dokter juga
menulis distatus pasien. Komunikasi secara tertulis ini dalam bentuk

24
buku laporan yang meliputi, buku laporan, status pasien, buku visite,
buku TTV, buku dasbor, buku inventaris, dll.
- Komunikasi non verbal
Diruang Brawijaya RSUD Kanjuruhan Kepanjen perawat juga
melakukan komunikasi dengan menggunakan ekspresi wajah,
pergerakan tubuh, sikap atau bahasa tubuh. Misalnya, berupa
sentuhan, senyuman yang ramah tamah atau menunjuk sesuatu dan
sebagainya.
3.1.4 PENGONTROLAN
A. Pola dan Jadual Supervisi Ruangan
Di ruang Brawijaya, kepala ruang sudah melakukan supervisi, dan untuk
jadwal supervisi tindakan sudah ada dan sudah di aplikasikan. Supervisi
dilakukan seminggu satu kali.
B. Rencana dan Hasil Supervisi (Pelaksana SOP)
Di ruang Brawijaya rencana dan hasil supervisi dipresentasikan untuk
mengetahui mutu dari perawat ruangan dan akan digunakan sebagai
acuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang lebih
baik. Hasil supervisi juga bisa digunakan sebagai jembatan untuk
mencapai visi, misi, dan tujuan yang sudah ada.

3.1.5 EVALUASI
A. Progam peningkatan mutu dan disiplin pegawai
 Peningkatan mutu : Pendidikan
Disiplin pegawai :
1) Presensi
Seluruh petugas di Ruang Brawijaya diwajibkan mengisi daftar
hadir/absensi sebagai salah satu upaya meningkatkan
kedisiplinan pegawai.
2) Pendokumentasian askep
Pendokumentasian askeb di ruang Brawijaya dibuat oleh bidan
sesuai pasien kelolaanya. Pendokumentasian askeb di ruang
Brawijaya meliputi pengkajian, diagnosa, implentasi, dan

25
evaluasi sesuai dengan diagnosa kebidanan. Karena dibuat
berdasarkan diagnosa kebidanan, masalah keperawatan pada
pasien yang muncul dari data subyektif dan obyektif dari pasien
menjadi tidak terkaji, sehingga penyelesaian masalah
keperawatan pada pasien menjadi tidak efektif.
3) Pembagian Job deskripsi
Pembagian job deskripsi diruang Brawijaya sesuai dengan
perannya masing-masing.
a) Job deskripsi sebagai Karu
a. Menyusun rencana harian sesuai perannya
b. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien
c. Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan
d. Menunjuk/menetapkan ketua Tim
e. Menentukan metode penugasan yang digunakan
f. Menyusun struktur organisasi ruangan
g. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada ketua tim
h. Memimpin serah terima/operan pelayanan keperawatan
i. Memimpin conference perawatan
j. Memberikan pengarahan ketua tim
k. Melakukan motivasi dan supervisi kegiatan pelayanan
l. Melakukan audit dokumentasi
m. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan
n. Membuat laporan harian karu
b) Job deskripsi sebagai Katim
a. Menyusun rencana harian sesuai perannya
b. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien pada tim
kelolaanya
c. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan pada tim ybs
d. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada perawat
pelaksana
e. Mengikuti serah terima /operan pelayanan keperawatan
f. Partisipasi dalam conference perawatan

26
g. Melakukan motivasi supervisi kegiatan pelayanan
kepada PP
h. Melakukan audit dokumentasi
i. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan
j. Membuat laporan harian katim
c) Job deskripsi sebagai Perawat Primer
a. Menyusun rencana harian individu
b. Mengikuti serah terima/operan pelayanan keperawatan
c. Partisipasi dalam conference perawatan
d. Melakukan pengakajian keperawatan
e. Merumuskan diagnosa keperawatan
f. Merencanakan asuhan keperawatan
g. Melaksanakan tindakan keperawatan
h. Melakukan evaluasi asuahan keperawatan
i. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
d) Job deskripsi sebagai Perawat Pelaksana
a. Menyusun rencana harian individu
b. Mengikuti serah terima/operan pelayanan keperawatan
c. Partisipasi dalam Conference perawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan yang dibuat oleh
ketua tim/perawat primer
e. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan
f. Mendokumentasikan tindakan dan evaluasi keperawatan
g. Mealakukan kerjasama dengan anggota tim yang lain

 Pengendalian infeksi nosokomial


Di ruang Brawijaya setiap akan melakukan tindakan keperawatan
yang beresiko wajib memakai alat perlindungan diri seperti
handscone, masker dan skort. Westafel untuk cuci tangan
diruangan ada 2 dilengkapi dengan langkah-langkah 6 langkah
cuci tangan yang sudah ditempel diatas setiap westafel.
 Kedisiplinan

27
Penerapan disiplin waktu oleh kepala ruangan yaitu datang 15
menit sebelum jam dinas.

3.1 IDENTIFIKASI MASALAH


3.2 PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Masalah : Diagnosa kebidanan belum mengarah pada masalah
keperawatan pada pasien

Asuhan pada pasien di ruang brawijaya, menggunakan asuhan kebidanan,


sehingga diagnosa yang muncul hanya menggunakan diagnosa kebidanan.
Hal ini menyebabkan mayoritas dokumentasi dan tindakan yang dilakukan
belum mengarah ke diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan pada
pasien, sehingga mempengaruhi penyelesaian masalah keperawatan pada
pasien.

MASALAH Keuntungan bila Kerugian bila tidak


diatasi diatasi
Perawatan di ruang Masalah pada Masalah pasien
Brawijaya sebagian pasien dapat ter- tidak terkaji secara
besar dilakukan oleh identifikasi spesifik, sehingga
bidan, dan mayoritas secara spesifik intervensi yang
dokumentasi yang dengan dilakukan kurang
dilakukan belum menggunakan tepat karena dua
mengarah ke diagnosa pengkajian kali perawat atau
keperawatan atau masalah yang belum
masalah keperawatan keperawatan, didokumentasi
yang muncul pada sehingga dengan baik
pasien mempermudah
dalam
memberikan
intervensi yang
tepat sesuai

28
dengan diagnosa
yang muncul
pada masing-
masing pasien
yang tentunya
berbeda-beda.

Kesimpulan dari penentuan prioritas diatas adalah masalah berikut ini:


Di ruang brawijaya menggunakan standard nomenclanture dengan
penulisanya beda dengan asuhan keperawatan. Dan dalam dokumentasi blm
tampak permasalahan pasien sehingga asuhan yang diberikan tidak
terdokumentasi dengan baik.

3.3 ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH


Masalah Solusi
1. Di ruang Brawijaya diperlukan  Dibuatkan list untuk
list diagnosa keperawatan yang diagnosa keperawatan yang
sering muncul di ruangan yang sering muncul yang sesuai
berdasarkan NIC dan NOC dengan NIC dan NOC.

29
3.4 PEMILIHAN ALTERNATIF
Alternative Solusi Keuntungan Kerugian Alternative
(Penyelesaian) Alternative

Membuat list diagnosa Memudahkan dalam Kemungkinan


keperawatan yang menentukan masalah terjadinya
berdasarkan diagnosa yang ada pada pasien kesalahpahaman
keperawatan NIC dan sehingga membantu komunikasi antara
NOC yang sering menyelesaikan petugas yang
muncul di ruang masalah pasien secara memberikan asuhan
brawijaya efektif keperawtan/kebidanan
akan muncul,
dikarenakan diagnosa
yang menjadi acuan di
ruang brawijaya
adalah diagnosa
kebidanan.

30
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Ruang Brawijaya merupakan salah satu ruangan rawat inap di RSUD
Kanjuruhan Kepanjen. Merupakan ruang inap Obstetri Dan Gynekologi dengan
Kapasitas 18 tempat tidur dewasa yang terdiri 10 tempat tidur obstetri dan 8
tempat tidur gynekologi dan 10 tempat tidur bayi. Terdapat 19 pegawai dan
karyawan diantaranya: 14 bidan, 1 perawat, 1 tenaga administrasi dan 3 orang
cleaning service.
Secara umum ruang Brawijaya sudah cukup bagus dan sudah menggunakan
system management dengan baik dan perlu sedikit tambahan perbaikan agar
mutu pelayanan kepada pasien meningkat dan kebutuhan pasien terpenuhi.

1.2 Saran
1. Memperbaiki tata cara melakukan operan, yang disertai dengan
berkeliling ke setiap pasien dan memperkenalkan petugas yang dinas
pada waktu itu.
2. Meningkatkan pelayanan asuhan yang tepat berdasarkan masalah yang
muncul sesua data subyektif dan obyektif yang didapat dari pasien.

31

You might also like