Professional Documents
Culture Documents
Assalamualaikum wr.wb
Senin, 25 Juli 2011
A. KARAKTERISTIK
Tanggal 2 Mei 2011, penulis melakukan pengkajian pada keluarga Ny. S dan dari hasil
pengkajian telah diperoleh data sebagai berikut:
1. Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga adalah Ny. S dengan jenis kelamin perempuan, berusia 68 tahun, agama
Islam. Pendidikan terakhir tidak sekolah. Pekerjaan sebagai terima pesanan kue. Tempat tinggal
di Jln. Cipinang Pulo Maja RT 06, RW 012, No 13, kelurahan Cipinang Besar Utara, kecamatan
Jatinegara, Jakarta Timur.
Genogram
1. Tipe Keluarga
Keluarga inti (Nuclear Family) yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak dalam satu rumah.
Tn. I usia 35 tahun, jenis kelamin laki-laki, berat badan 45 kg, tinggi badan 175 cm,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 88x/menit, Suhu 36,80C,frekuensi
pernafasan 25x/menit, irreguler. Pada inspeksi rambut pendek ikal, warna hitam, rambut kusam.
Tn. I tampak sekali-kali batuk dan sesak, dada sedikit kiposis, mata simetris, sklera an-ikterik,
konjungtiva an-anemis, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, ekstremitas atas bawah tidak
ada kelainan, hasil pemeriksaan auskultasi, bunyi jantung tidak terdengar gallop atau murmur,
bunyi nafas vesikuler namun ronki terdengar halus. Bunyi wheezing tidak ada. Pada palpasi
abdomen datar dan lemas, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid.
Ny. Ade usia 29 tahun, jenis kelamin perempuan. Berat badan 45 kg, tinggi badan 152
cm. Tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 80x/menit, suhu tubuh 35,90C, frekuensi pernafasan
20x/menit, reguler. Pada pemeriksaan inspeksi kepala: rambut panjang, hitam dan ikal, tidak ada
ketombe. Mata simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas dan bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi, bunyi paru tidak terdengar wheezing dan ronki.
Palpasi abdomen teraba janin usia 5 bulan. Bunyi pernafasan vesikuler, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening dan tiroid.
An. O usia 7 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki. Pekerjaan sebagai pelajar kelas 2 SD.tinggi
badan 104 cm, berat badan 20 kg, denyut nadi 88x/menit, frekuensi pernafasan 18x/menit,
reguler, suhu tubuh 35,90C. Tampak kurus, rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe.
Kulit sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas
bawah tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi
jantungtidak terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen
tidak teraba. Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan
perkusi, abdomen terdengar bunyi tympani.
Ny. N usia 28 tahun jenis kelamin perempuan, berat badan 51 kg, tinggi badan 152 cm,
tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 360C, pernafasan 20x/menit, reguler. Pada
pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit
sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak
terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba.
Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi,
abdomen terdengar bunyi tympani.
Tn. R usia 41 tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 50 kg, tinggi badan 155 cm,
tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 22x/menit, reguler, suhu 360C. Pada
pemeriksaan inspeksi didapat data rambut pendek ikal, warna hitam, tidak berketombe. Kulit
sawo matang. Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah
tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak
terdengar gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba.
Tidak ada pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi,
abdomen terdengar bunyi tympani.
An. T usia 2 ½ tahun jenis kelamin laki-laki, berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm.
Hasil inspeksi rambut lurus, berwarna hitam dan pendek. Tidak berketombe. Kulit sawo matang.
Mata simetris, sklera an-ikterik, konjungtiva an-anemis, ekstremitas atas bawah tidak ada
kelainan. Pada pemeriksaan auskultasi bising usus positif normal, bunyi jantungtidak terdengar
gallop dan murmur. Palpasi abdomen datar dan lemas, hepar dan spleen tidak teraba. Tidak ada
pembesaran pada kelenjar getah bening dan tiroid. Pada pemeriksaan perkusi, abdomen
terdengar bunyi tympani.
A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga melepas anak usia dewasa. Tugas
perkembangan keluarga yaitu memperluas siklus keluarga dengan masuknya keluarga baru dan
perkawinan anak ke-2, melanjutkan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan, membantu
orang tua usia lanjut dan mulai menurun status kesehatannya.
(Perkembangan keluarga berada pada tahap IV yaitu keluarga melepas anak usia dewasa).
2. Tugas Keluarga Yang Belum Terpenuhi/Terlaksana Pada Tahap Perkembangan
Tidak ada tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan.
3. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga inti yang terdiri dari Ny. S yang berperan sebagai kepala keluarga yang berusia 68
tahun dan 2 orang anak kandung yang terdiri dari 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, 2 cucu
laki-laki, dan 2 menantu yaitu 1 laki-laki dan 1 perempuan.
B. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi Dalam Keluarga
1.1 Pola Interaksi
Pola interaksi paling sering terjadi dalam keluarga yaitu saat pagi hari dan malam hari, biasanya
interaksi terjadi saat menonton TV. Dalam komunikasi, yang paling dominan adalah Tn. I
dengan menggunakan bahasa Indonesia. Komunikasi dalam keluarga saling tertutup satu sama
lain. Interaksi yang berlangsung biasanya hanya sekedar. Tidak ada konflik dalam keluarga
tentang pola interaksi.
2. Struktur Keluarga
2.1 Pengambilan Keputusan
Cara atau metode pengambilan keputusan di keluarga yaitu secara musyawarah. Di dalam
keluarga ini yang mengambil keputusan dalam keluarga adalah Tn. I. Didalam masalah
kesehatan dalam keluarga, diperlukan tenaga kesehatan seperti dokter/perawat untuk
memecahkan masalah kesehatan keluarga. Anggota keluarga yang paling dipercaya kepada
keluarga adalah ibu.
3. Struktur Nilai-Nilai/Values
3.1 Sistem Nilai
Ny. S bersuku Betawi. Budaya yang dominan dalam keluarga adalah budaya betawi. Dalam
keluarga tidak ada nilai-nilai tertentu dan nilai agama yang bertentangan dengan kesehatan
karena menurut keluarga kesehatan merupakan hal yang penting. Ketaatan keluarga dalam
menjalankan kegiatan agama adalah kurang taat. Yang paling taat beribadah dan selalu
mengikuti pengajian adalah Ny. S.
4. Struktur Peran
4.1 Pembagian Peran Dalam Anggota Keluarga
Pembagian peran dalam anggota keluarga yaitu Ny. S sebagai kepala keluarga, sebagai ibu untuk
anak-anak,dan sebagai nenek dari cucu-cucunya. Sedangkan anak sebagai anggota keluarga dan
sebagaiistri/suami bagi pasangannya, serta menjadi orangtua dari anak-anaknya. Ny. S berperan
sebagai ibu dan nenek, Tn. I berperan sebagai pencari nafkah dan dibantu oleh Ny. N dan Tn. R.
Tidak ada perubahan peran ataupun konflik ketidaksesuaian peran dalam keluarga.
C. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga saling menyayangi dan keluarga merasa bangga apabila salah satu
anggota keluarga berhasil. Respon keluarga terhadap kehilangan yaitu berduka, namun selama
ini keluarga saling menguatkan dan menjaga satu sama lain.
2. Fungsi Sosial
Anggota keluarga tidak ada yang ikut dalam keanggotaan organisasi masyarakat dan tidak ada
yang cukup berpengaruh di masyarakat di keluarga Ny. S. Terdapat konflik di masyarakat yaitu
An. T nakal sehingga dijauhi oleh tetangga. Keluarga mengggunakan faktor-faktor penunjang
untuk memecahkan masalah kesehatannya yaitu dengan cara berobat ke Puskesmas Cipinang
Besar Utara atau ke Puskesmas Jatinegara. Anggota keluarga yang mempunyai keterampilan
khusus adalah Ny. S yaitu terampil membuat kue. Anggota keluarga yang tidak bisa membaca
dan menulis adalah Ny. S karena tidak pernah sekolah.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny. S, khususnya Ny. M dahulu tidakmengikuti keluarga berencana (KB). Jumlah anak
dalam keluarga Ny. S berjumlah 13 orang. Anggota keluarga ada yang mengikuti program KB
yaitu Ny. N yaitu menggunakan suntik KB dalam 3 bulan sekali. Efek sampingnya berat badan
menjadi lebih gemuk.
4. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga didapat dari hasil Ny.S menerima pesanan kue dan anaknya dengan
pendapatan kurang lebih Rp1.000.000,- / bulan. Uang ini digunakan setiap bulannya untuk
kebutuhan harian, kebutuhan bulanan, kebutuhan makan, bayar pajak, bayar rekening listrik, dan
biaya transportasi. Penghasilan keluarga sudah cukup memenuhi kebutuhan karena dibantu oleh
anak perempuan yang ke-10 sebesar Rp200.000,- dan anak laki-laki ke-11 sebesar Rp200.000,-,
dan anak perempuan ke-12 sebesar Rp200.000,-. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat anggota
keluarga yang mempunyai tabungan.
5. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
1.1 Pemenuhan Kebutuhan Makan
Menurut Ny. S pengadaan makanan sehari-hari dalam keluarga dengan membeli. Komposisi
jenis makanannya adalah nasi, lauk pauk, protein hewani, dan protein nabati, sayuran, dan susu.
Cara penyajian makanan yaitu tertutup. Dalam keluarga Ny. S tidak terdapat pantangan terhadap
makanan. Pengelolaan air minum dalam keluarga dengan cara membeli air aqua, kebiasaan
keluarga dalam mengelola makanan yaitu dipotong dahulu kemudian dicuci. Kebiasaan makan
dalam keluarga yaitu sendiri-sendiri.
1.2 Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Dalam keluarga Ny. S, anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari. Keluarga
Ny. S tidak memiliki kamar tidur masing-masing namun hanya memiliki dua kamar tidur. Kamar
yang ada di depan ditempati olehkeluarga Tn. I sedangkan kamar yang ada ditengah ditempati
oleh Ny.N, Ny. S, dan An. T. Selama ini tidak ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan
tidur.
1.3 Pemenuhan Kebutuhan Rekreasi dan Eksercise
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rekreasi yang teratur karena tidak memiliki dana. Dalam
keluarga Ny. S memanfaatkan waktu luangnya denganmengikuti pengajian didaerah rumahnya.
Keluarga Ny. S tidak memiliki waktu khusu untuk berolahraga, biasanya olahraga yang
dilakukan dengan jalan-jalan kecil ke pasar setiap pagi.
1.4 Pemenuhan Kebutuhan Kebersihan Diri
Pemeliharaan kebersihan diri dalam anggota keluarga yaitu mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari,
cucui rambut1x/hari. Keluarga mandi dengan menggunakan sabun, sikat gigi menggunakan pasta
gigi, dan cuci rambut menggunakan shampo.
Jika terdapat anggota keluarga yang sakit, biasanya keluarga membawa ke fasilitas kesehatan
seperti puskesmas, dokter praktek, bidan/mantri praktek. Jika hanya sakit biasa, keluarga
membeli obat warung seperti bodrex, komix, dan paramex karena sudah mengetahui obatnya.
E. DERAJAT KESEHATAN
1. Kejadian Kesakitan Saat Ini
Tn. I menderita penyakit TB Paru 2 ½ tahun yang lalu, kemudian sudah minum obat OAT
selama 6 bulan, namun Tn. I tidak pernah cek kesehatan lagi apakah kuman TB sudah benar-
benar hilang atau tidak. Sedangkan An. O termasuk dalam gizi kurang karena sulit makan.
2. Kejadian Kecacatan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita cacat fisik.
3. Kejadian Kematian Satu Tahun Terakhir
Terdapat anggota keluarga yang meninggal dunia pada satu tahun terakhir yaitu adik dari bapak
mertua Tn. I yang berusia 60 tahun meninggal dunia karena sakit stroek.
4. Kejadian Penyakit Kronis
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit kronis.
5. Kejadian Sakit Satu Tahun Terakhir
Tn.I menderita penyakit TB Paru sejak 2 ½ tahun yang lalu.
F. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Jenis rumah permanen denga luas bangunan 40 m2. Status rumah milik pribadi dengan atap
rumah menggunakan asbes. Ventilasi rumah dengan luas < 10% luas lantai dengan pencahayaan
kurang, yaitu cahaya tidak dapat masuk ke rumah pada siang hari. Penerangan di rumah
menggunakan listrik. Lantai di rumah menggunakan ubin. Kondisi kebersihan rumah secara
keseluruhan kotor. Bagian-bagian rumah terdapat ruang tamu, ruang tidur, dapur, dan kamar
mandi yang bergabung dengan WC tampak gelap, tidak ada ahaya yang dapat masuk, lembab.
2. Denah Rumah
1. Pengelolaan Sampah
Keluarga mempunyai pembuangan sampah terbuka. Biasanya sampah-sampah rumah tangga
tersebut di ikat dengan kantong plastik hitam dan setiap pagi di buang ditempat pembuangan
sampah yang ada di daerah rumahnya.
2. Sumber Air
Keluarga mempunyai sumber air pompa tangan. Untuk keperluan air minum keluarga Ny. S
membeli air minum yang sudah matang diwarung. Keadaan air tidak berwarna, tidak berasa,
tidak ada endapan, dan tidak berbau.
3. Jamban Keluarga
Keluarga mempunyai WC sendiri dengan jenis leher angsa dan pembuangan tinja dengan sumber
air yaitu 10 meter.
2. Balita
Balita bernama An. T berusia 2 ½ tahun, jenis kelamin laki-laki, sudah diberi imunisasi dasar
lengkap kecuali imunisasi campak kerena keluarga takut akan efek sampingnya panas dan
akibatnya anak bisa meninggal dunia. Anggota keluarga mendapatkan imunisasi di Puskesmas
CBU. Berat badan 13 kg, tinggi badan 88 cm, balita mempunyai KMS (Kartu Menuju Sehat) dan
Ny. N tidak mengerti cara membacanya. Kesimpulan grafik BB dalam KMS meningkat setiap
bulannya dan berada dalam garis hijau. An. T tampak makan 2x sehari. Pengadaan bahan
makanan dengan cara membeli di warung. Makanan yang dikonsumsi semua lengkap dan
disertai susu. An. T mendapatkan vitamin A setiap bulannya.
PENJAJAKAN II
1. Pengkajian Terhadap Masalah: Resiko Terjadinya Penularan TB Paru Pada Anggota Keluarga
Lain
Dari hasil wawancara dengan Tn.I tentang TB Paru, Tn. I telah mengetahui penyakit TBC
setelah diberitahu oleh dokter Puskesmas sejak 2 ½ tahun yang lalu. Kemudian Tn. I minum obat
OAT selama 6 bulan dengan teratur, namun Tn. I menganggap penyakitnya sudah sembuh total
berkat minum obat tanpa mengecek dahak lagi ke Puskesmas setelah obat OAT habis. Pada saat
ditanyakan apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-
batuk, nyeri dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu.
Akibat dari TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I
selama ini berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa
ke Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama
ini tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga
mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap
lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar
tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada
dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk
angin.
2. Pengkajian Terhadap Masalah Keluarga: Tidak Efektifnya Bersihan Jalan Nafas Pada Keluarga
Ny. S akibat TB Paru
Keluarga mengeluh Tn. I batuk-batuk sejak 2 minggu karena masuk angin. 2 ½ tahun
yang lalu Tn. I terdiagnosa TB Paru dan sudah menjalani pengobatan OAT selama 6 bulan
namun tiak pernah cek kesehatan lagi setelah obat OAT 6 bulan itu habis. Pada saat ditanyakan
apa itu TB, menurut Tn. I TB itu adalah penyakit paru-paru, tanda gejalanya batuk-batuk, nyeri
dada, dan sesak nafas. Penyebabnya karena mencium aroma pentol korek api kayu. Akibat dari
TB adalah dadanya terasa nyeri dan sesak nafas. Untuk mengatasi masalahnya Tn. I selama ini
berobat ke Puskesmas, namun dalam 2 minggu ini Tn. I batuk-batuk dan tidak periksa ke
Puskesmas, Tn. I hanya meminum obat yang di beli di warung. Tn. I juga mengatakan selama ini
tidak pernah membuka jendela dan jarang merapikan kamar tidur. Sedangkan keluarga
mensupport klien untuk segera berobat ke Puskesmas. Hasil observasi penulis terhadap
lingkungan keluarga kadang Tn. I batuk dan tidak menutup mulutnya dan ruang tidur dikamar
tampak tidak rapi, berdebu, lembab, kotor dan gelap. Selama ini Tn. I tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan lagi yang ada di Puskesmas karena tidak ada dana untuk berobat rontgen dada
dan tidak ada waktu. Klien mengatakan sudah sembuh dan mengatakan batuknya hanya masuk
angin.
Data Objektif:
- Kesadaran compos mentis
- Tanda-tanda vital: TD
110/70 mmHg, Nadi
8ox/menit, Pernafasan
25x/menit, irreguler, bunyi
nafas sedikit ronki, Suhu
360C
- Berat Badan 45 kg, TB 175
cm
- Tn. I tampak kurus,
kondisi rumah sempit,
pencahayaan redup, udara
lembab, gelap, dan kotor
Data Objektif:
- An. O tampak kurus
- Berat badan 20 kg
- Tinggi badan 104 cm
- Kulit terlihat kering,
warna sawo matang
- An. O tampak tidak bisa
tenang di rumah dan
selalu bermain.
- Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah 110/70
mmHg, Nadi 86x/menit,
Pernafasan 20x/menit,
Suhu 360C
- Berdasarkan
perhitungan IMT, An. O
termasuk dalam
golongan anak dengan
gizi kurang.
IMT= BB (kg) : TB
(m2)
= 20: 1,2
= 16,7
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Resiko terjadinya penularan TB Paru pada anggota keluarga yang lain b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. S khususnya Tn. Ib.d Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
3. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluargaNy. S khususnya An.O b.d
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah gizi kurang.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
2.Ventilasi
rumah yang
cukup
3.Jendela
rajin dibuka
agar sinar
matahari bisa
masuk
kedalam
rumah
4.Menjemur
kasur, bantal,
minimal 1
minggu
sekali
5.Tidak
membuang
dahak
sembarangan
tempat, tapi
gunakan
kaleng yang
didalamnya
di isi cairan
desinfektan
seperti tysol,
air sabun,
bayclin, agar
kuman TB
dapat mati
Manfaatkan
kunjungan ke
pelayanan
kesehatan
adalah untuk
memperoleh
informasi dan
pengobatan,
jenis pelayanan
kesehatan
adalah untuk
memperoleh
informasi dan
pengobatan,
jenis pelayanan
kesehatan:
Puskesmas,
bidan praktek,
klinik swasta,
posyandu,
keluarga
berkunjung ke
pelayanan
kesehatan
(Puskesmas).
1.Beri
kesempatan
An.O untuk
belajar
makan
sendiri.
2.Berikan
jenis
makanan
yang disukai
oleh anak.
3.Berikan
makanan
pada saat
masih hangat
dengan porsi
kecil tapi
sering.
4.Diskusikan
tentang
pentingnya
perawatan di
rumah.
a.Fasilitas
kesehatan
yang dapat
digunakan
keluarga
Ny.S yaitu
posyandu,
puskesmas,
bidan, atau
dokter
praktek.
b.Manfaat
kunjungan ke
fasilitas
kesehatan
yaitu
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
yang
berhubungan
dengan gizi
kurang.
IMPLEMENTASI
Sesuai dari hasil pengkajian tanggal 2 Mei 2011 dan di identifikasi adanya masalah
kesehatan yaitu TB Paru pada Tn.I dan penulis merumuskan masalah keperawatan serta
menyusun perencanaan bersama keluarga dengan menyepakati waktu untuk melakukan tindakan
keperawatan.
Implementasi yang penulis lakukan untuk mengatasi masalah kesehatan TB paru pada Tn.I pada
tanggal 10 Mei 2011 jam 09.15 WIB:
1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang TB paru
Respon: Tn.I mengatakan TB paru adalah penyakit plek.
2. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
3. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang penyebab TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan penyebabnya karena menghisap aroma pentol korek api kayu.
4. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang penyebab TB paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
5. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan tanda dan gejala TB paru adalah sesak nafas dan batuk-batuk.
6. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang tanda dan gejala TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
7. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara penularan TB paru yaitu jika kita minum pada gelas yang sama.
8. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara penularan TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
9. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mengetahui seseorang terkena TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mengetahui seseorang terkena TB paru yaitu dengan cara berobat
ke Puskesmas.
10. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mengetahui seseorang terkena
TB Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
11. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara pencegahan agar tidak menular kepada
orang lain
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegah agar tidak menular kepada orang lain yaitu jangan
minum pada gelas yang sama, nanti bisa menular penyakit TB paru.
12. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara pencegahan agar tidak menular
kepada orang lain
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
13. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang cara mencegah dan mengobati TB Paru
Respon: Tn.I mengatakan cara mencegahnya dengan cara minum jangan pada gelas yang sama
dan cara mengobatinya dengan berobat ke Puskesmas.
14. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang cara mencegah dan mengobati TB
Paru
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
15. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang obat-obatan TB Paru dan efek sampingnya
Respon:Tn.I mengatakan tidak nafsu makan dan air kencingnya berwarna kuning saat minum
obat OAT.
16. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang obat-obatan TB Paru dan efek
sampingnya
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
17. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang akibat bila minum obat tidak teratur atau
terputus
Respon: Tn.I mengatakan akibat bila tidak minum obat tidak teratur atau terputus yaitu nanti bisa
kambuh lagi dan makin parah penyakitnya.
18. Memberi penjelasan pada keluarga khususnya Tn.I tentang akibat bila minum obat tidak teratur
atau terputus
Respon: Tn.I mendengarkan penjelasan yang diberikan.
EVALUASI