You are on page 1of 14

FOCUS GROUP DISCUSSION

SKENARIO 3

KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER,


DAN PENYAKIT-PENYAKIT ZOONOTIK

Satria Nugraha Purna Widyatama

13/347377/KH/7756

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kesehatan masyarakat, ruang lingkup kesehatan
masyarakat maupun program-programnya
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kesehatan masyarakat veteriner, ruang lingkup
kesehatan masyarakat veteriner maupun program-program
3. Mahasiswa mampu menjelaskan zoonosis dan penyakit apa saja yang bersifat
zoonotik serta penyebab maupun gejala klinisnya dan terapi
4. Mahasiswa dapat saling berkolaborasi, berbagi konsep, keterampilan dan perilaku
dalam diskusi.
B. SKEMA PEMBELAJARAN

FGD Semester 6

Imunologi Ilmu Diagnosa Penyuluhan Farmako Ilmu hewan Ilmu Zoonosis


veteriner penyakit klinik terapi II dan laboraturium kesehatan
ikan&udang veteriner toksikologi masyarakat

Sinergi dan integrasi anatar mata kuliah untuk membangun


pemahaman secara lebih dalam dan komprehensif untuk mencapai
kompetensi

Skenario 3 : memahami dan


mampu menjelaskan berbagai
penyakit zoonotik dan
terapinya, menjelaskan
kesehatan masyarakat,
kesmavet, ruang lingkup
maupun program-program,
dalam konteks terpadu dan
holistik
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian kesehatan masyarakat, ruang lingkup dan programnya
Menurut WINSLOW yang di maksud dengan ilmu kesehatan masyarakat
adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa
hidup, memelihara kesehatan jasmani dan rohani serta meningkatkan efisieni,dengan
jalan usaha masyarakat yang terorganisir untuk penyehatan lingkungan,
pemberantasan penyakit menular, pendidikan setiap orang dalam prinsip-prinsip
kesehatan perorangan, mengatur usaha pengobatan dan perawatanguna diagnosa dini
dan pengobatan pencegahan dari penyakit-penyakit dan mengembangkan badan-
badan kemasyarakatan yang akan memberikan jaminan bagi setiap individu
masyarakat suatu derajat hidup yang cukup guna untuk mempertahankan
kesehatannya.
Dalam mempelajari kesehatan masyarakat kita perlu memahami tentang
pengertian yang terkait,yaitu :
 kesehatan menurut UU No.23 tahun 1992 pasal 1 ayat 1 adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis
 masyarakat menurut Linton adalah setiap kelompok manusia yang telah
lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan
dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dg batas-
batas tertentu
jadi kesehatan masyarakat adalah suatu usaha kelompok masyarakat untuk
selalu berada dalam keadaan sejahtera baik badan ,jiwa dan sosial serta hidup
produktif dilihat dari segi sosial dan ekonomis (Anonim, 2016).
Ikatan dokter Amerika, AMA, (1948) mendefinisikan kesehatan masyarakat
adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesehatan
masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat.
Ruang lingkup kesehatan masyarakat dibagi menjadi dua yaitu sebagai ilmu dan
sebagai seni :
1. Sebagai ilmu
Mula-mula mencakup dua disiplin ilmu yaitu ilmu biomedis dan ilmu
social, dengan perkembangan ilmu, jadi multidisiplin. Disiplin ilmu yang
menopang ilmu Kesma adalah sebagai berikut :
a. Epidemiologi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan
penyakit serta fakor yang terkait di tingkat populasi. Ini adalah
model corestone penelitian kesehatan masyarakat, dan membantu
menginformasikan kedokteran berbasis bukti (eveidence based
medicine) untuk mengidentifikasikan faktor risiko penyakit serta
menentukan pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik
klinik dan untuk kedokteran preventif.
b. Biostatistik
Biostatistik : konsep dan metode statistik yg diterapkan pada ilmu
biologi, kedokteran, farmasi, dan kesehatan.
c. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang sangat penting bagi
kelancaran kehidupan dibumi, karena lingkungan adalah tempat
dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang sehat dapat dikatakan
sehat bila sudah memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral ilmu kesehatan
masyarakat yang khusus menangani dan mempelajari hubungan
manusia dengan lingkungan dalam keseimbangan ekologis. Jadi
kesehatan lingkungan merupakan bagian dari ilmu kesehatan
mayarakat
d. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku
Pendidikan kesehatan sebagai besar atau cabang dari ilmu
kesehatan, juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan seni. Dari
penelitian-penelitian yang ada terungkap, meskipun kesadaran dan
pengetahuan masyarakat sudah tinggi tentang kesehatan, namun
praktek (practice) tentang kesehatan atau perilaku hidup sehat
masyarakat masih rendah.
e. Administrasi Kesehatan Masyarakat
Perilaku Kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
f. Gizi Masyarakat
Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan,
perubahan pasca panen (penyediaan pangan, distribusi dan
pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan
makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit). Ilmu gizi berkaitan
dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi,
biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran. Informasi gizi
yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu,
keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
g. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
kesehatan kerja adalah adalah merupakan aplikasi kesehatan
masyarakat didalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor
dan sebagainya) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja
ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan
tersebut. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial
bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan
tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan
akibat kerja atau lingkungan kerja (Notoatmodjo, 2003).
h. Kesehatan Reproduksi masyarakat
i. Sistem Informasi Kesehatan (Anonim, 2016).
2. Sebagai seni
Masalah Kesma yang multikausal, pemecahannya harus secara
multidisiplin.
Program-program kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan scenario
adalah sebagai berikut :
a. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat
penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Posyandu yang
terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek
pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara
koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar program dan kegiatan
untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/kebutuhan
lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan
masyarakat. Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat yang
dibentuk melalui musyawarah mufakat di desa/kelurahan dan dikelola oleh
Pengelola Posyandu, yang dikukuhkan dengan keputusan kepala desa/lurah.
b. Penyuluhan tentang cara hidup bersih dan sehat dan perbaikan gizi
masyarakat.
PHBS merupakan singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu
sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai upaya
agar dirinya sehat dan aktif membantu kesehatan masyarakat di sekitarnya.
PHBS memang sepertinya mudah dikatakan tapi penerapannya sangat sulit
karena membutuhkan kesadaran dan kesungguhan akan pentingnya menjaga
kesehatan. Semua perilaku manusia sebenarnya pasti punya pengaruh terhadap
kesehatan, apapun bentuknya, mulai dari makan, tidur, mandi, berpakaian,
sampai cara belajar, hanya saja diprioritaskan mana perilaku yang berpotensi
menimbulkan penyakit.
c. Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni
mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya
yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat diindonesia masih
dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat
ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi
sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk
masyarakat.
d. Pemberian alat perlindungan diri bagi para pekerja
Dunia proyek merupakan salah satu sektor lapangan kerja tertinggi yang sering
terjadinya kecelakan kerja. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja di proyek diperlukan beberapa Alat Pelindung Diri (APD)
yang disediakan bagi tenaga kerja proyek (Kuli Bangunan). Alat Pelindung
Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk
melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh
tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.

2. Pengertian kesehatan masyarakat veteriner, ruang lingkup dan programnya


Kesmavet adalah segala usaha masyarakat yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh ilmu dan seni pengobatan hewan yang diterapkan dalam
pencegahan, perlindungan hidup serta peningkatan kesejahteraan dan efisiensi
manusia.(American Board of Public Health sitasi Hummer, 1964)
Segala kegiatan untuk melindungi, memajukan kesehatan manusia dengan
menggunakan kombinasi antara pengetahuan dan sumber-sumber yang berhubungan
dengan kesehatan hewan dan manusia serta hubungan antara hewan dan manusia.
(WHO sitasi Warudju, 1973)
Segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan bahan yang berasal dari
hewan, yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia
(UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan UU
Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 18 Tahun 2009)
Kesmavet adalah sejumlah kontribusi bagi kesejahteraan fisik, mental dan
sosial manusia melalui pemahaman dan penerapan ilmu kedokteran hewan (WHO,
1999).
Ruang Lingkup Kesehatan Masyarakat Veteriner : Ilmu kesehatan masyarakat
yang terutama dibentuk oleh 3 disiplin ilmu, yaitu:
a. Kedokteran
b. Pengobatan hewan
c. Pertanian
Disiplin ilmu yang mendukung antara lain:
a. Ilmu biologi
b. Mikrobiologi
c. Parasitologi
d. Kesehatan lingkungan
e. Higiene
f. Sanitasi makanan
g. Peternakan
h. Epidemiologi
i. Dsb.
Program-Program Kesehatan Masyarakat Veteriner
a. Pengembangan sistem jaminan keamanan produk asal hewan
1) Masyarakat (pelaku usaha maupun konsumen)
 Pengembangan sistem jaminan keamanan produk asal hewan
 Pengembangan sistem pencegahan penyebaran penyakit
(PHMU dan zoonosis)
 Pengembangan sistem pengendalian residu dan cemaran
mikroba
 Pengembangan pembinaan kesejahteraan hewan
 Pengembangan Sistem Kesmavet Nasional
2) Aparat
 Pelatihan : Petugas Pengawas Kesmavet, Meat Inspector
 Pengangkatan (recruitment) serta penempatan pegawai baru

b. Pengembangan sistem pencegahan penyebaran penyakit (PHMU dan


zoonosis)
1) Pengawasan pemasukan produk asal hewan
 Penerapan Kebijakan Pengamatan Maksimum
 Penyusunan Prosedur Pemasukan Produk Asal Hewan dari
Luar Negeri
2) Pengawasan peredaran produk asal hewan
 Pelatihan PPNS
 Pelatihan petugas pengawas Kesmavet

c. Pengembangan sistem pengendalian residu dan cemaran mikroba


1) Pemberdayaan laboratorium bidang Kesmavet (laboratorium uji
produk asal hewan ) :
 Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV)
 Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan (BPMPP)
 Lab. Kesmavet
 Lab. Daging
 Lab. Susu, dll
2) Pembinaan laboratorium bidang Kesmavet menuju proses akreditasi
oleh KAN :
 Pelatihan (Sistem Mutu Lab, PPC, petugas kalibrasi dan
metoda pengujian)
 Pengembangan standar (metoda pengujian, pengambilan
sampel)
3) Pemantauan residu mulai dari lingkungan budidaya ternak serta
unit usaha produk hewan
4) Pengembangan program ketaatan (Compliance Program)
 Mengembangkan program verifikasi terhadap penyimpangan
hasil monitoring residu bahan berbahaya tertentu pada
kelompok ternak yang sebelum disembelih dicurigai telah
mendapat perlakuan atau terpapar oleh bahan berbahaya
tersebut (mis. Organochlorine, antibakteri, dll)
 C=I+E
C : Compliance
I : Inspection
E : Enforcement

d. Pengembangan pembinaan kesejahteraan hewan


1) Penyusunan Peraturan Kesejahteraan Hewan
 Ruang lingkup Kesrawan (UU No. 6/1967) :
a) tempat dan perkandangan
b) Pemeliharaan dan perawatan,
c) Pengangkutan
d) penggunaan dan pemanfaatan
e) cara pemotongan dan pembunuhan
f) perlakuan dan pengayoman yang wajar oleh manusia
terhadap hewan
 Pengelompokan hewan berkaitan dengan kesrawan (OIE):
a) Hewan pertanian
b) hewan kesayangan
c) hewan penelitian dan laboratorium,
d) hewan hobi/rekreasi/hiburan/olahraga
e) satwa liar
2) Pembinaan Kesejahteraan Hewan : meningkatkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat

e. Pengembangan Sistem Kesmavet Nasional


1) Memantapkan visi dan misi Kesmavet Nasional → dicirikan oleh
partisipasi aktif para stakeholders dengan tetap mengacu kepada
kebijakan Kesmavet sebagai bagian integral pembangunan
Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasional
2) Mengupayakan suatu Sistem Kesmavet Nasional yang berada dalam
suatu harmoni Kesmavet global
3) Memperoleh suatu acuan nasional bagi aparat Kesmavet di pusat
dan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

3. Pengertian zoonosis, contoh penyakit zoonosis meliputi penyebab, gejala klinis, dan
terapi
a. Pengertian zoonosis

Pengertian zoonosis adalah sebagai berikut:

Menurut UU No. 6 tahun 1967 pengertian zoonosis adalah penyakit yang


dapat menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya atau disebut juga
Anthropozoonosis. Begitu pula dalam UU No. 18 tahun 2009 tentang
peternakan dan kesehatan hewan, sebagai pengganti UU No. 6 tahun 1967
dinyatakan bahwa penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari
hewan kepada manusia dan sebaliknya.

Sedangkan pengertian zoonosis yang diberikan WHO, zoonosis adalah suatu


penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan vertebrata ke
manusia.
Zoonosis, menurut OIE (Office Internationale Epizooticae) merupakan
penyakit yang secara alamiah dapat menular diantara hewan vertebrata dan
manusia. Penyakit yang tergolong dalam zoonosis dengan penyebaran
penyakit tersebar ke seluruh penjuru dunia dan yang sering ditemukan di
Indonesia misalnya antraks, rabies, leptospirosis, brucelosis, toxoplasmosis,
tuberkolosis, salmonellosis, avian Influenza, dan lain-lain. (Sitepoe, 2009)

b. Penyakit yang bersifat zoonotik

Anthrax
Penyebab penyakit anthrax adalah bakteri berbentuk batang, berukuran 1-1.5
mikron, bersifat aerobik, nonmotil, Gram positif yang disebut Bacillus
Anthracis. (Soeharsono, 2002).
Anthrax adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Bacillus
Anthracis. Bakteri ini bersifat aerob dan berkapsul, dialam bebas bakteri ini
membentuk spora yang tahan puluhan tahun di tanah.

Toxoplasmosis
Taxoplasmosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh protozoa yang
dikenal dengan nama Taxoplasma gondii, penyakit ini dapat menyebabkan
cacat bawaan (kelainan genital) pada bayi dan keguguran (abortus) pada ibu
hamil.
Toxoplasma gondii, gerak sebab penyakit ini ditemukan pada kelinci dalam
tahun 1908 oleh Nicolle dan Menceaux. Infeksi dengan protozoa ini telah lama
dikenal pada mamalia, termasuk manusia, burung dan hewan kerikit. Beberapa
penyelidik berpendapat bahwa pada hewan hanya ada satu jenis Taxoplasma
(T. Gondii) walaupun telah bayak jenis toxsoplasma dilukiskan sebagai gerak-
sebab penyakit ini pada berbagai jenis hewan. (Ressang, 1983).

Rabies
Rabies atau biasa disebut anjing gila adalah penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh virus golongan Rhabdovirus yang menyerang hewan berdarah
panas dan manusia.
Penyakit rabies yang juga disebut Lyssa, Hydrophobia atau penyakit anjing
gila, merupakan penyakit menular akut, bersifat fatal bagi penderitanya, yang
disebabkan oleh virus neurotropik dengan sasaran akhirnya pusat susunan
saraf, otak, dan sunsum tulang belakang, dari hewan berdarah panas dan
manusia. Virus rabies merupakan virus RNA, termasuk familia
Rhabdoviridae, genus Lyssa. (Subroto, 2006)

D. KESIMPULAN
1. Kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan keterampilan untuk mencegah
penyakit, memperpanjang masa hidup, memelihara kesehatan jasmani dan rohani
serta meningkatkan efisieni,dengan jalan usaha masyarakat yang terorganisir
untuk penyehatan lingkungan,pemberantasan penyakit menular, pendidikan setiap
orang dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan, mengatur usaha pengobatan
dan perawatanguna diagnosa dini dan pengobatan pencegahan dari penyakit-
penyakit dan mengembangkan badan-badan kemasyarakatan yang akan
memberikan jaminan bagi setiap individu masyarakat suatu derajat hidup yang
cukup guna untuk mempertahankan kesehatannya.
2. Kesmavet adalah segala usaha masyarakat yang mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh ilmu dan seni pengobatan hewan yang diterapkan dalam pencegahan,
perlindungan hidup serta peningkatan kesejahteraan dan efisiensi manusia.
3. Zoonosis, menurut OIE (Office Internationale Epizooticae) merupakan penyakit
yang secara alamiah dapat menular diantara hewan vertebrata dan manusia.
Penyakit yang tergolong dalam zoonosis dengan penyebaran penyakit tersebar ke
seluruh penjuru dunia dan yang sering ditemukan di Indonesia misalnya antraks,
rabies, leptospirosis, brucelosis, toxoplasmosis, tuberkolosis, salmonellosis, avian
Influenza, dan lain-lain.
E. LEARNING OUTCOME

1. Ilmu Kesehatan Masyarakat Veteriner


Mahasiswa mampu menjelaskan Kesmavet sebagai bagian dari kesehatan
masyarakat di Indonesia dan Negara lain, mampu menghubungkan konsep
kesehatan lingkungan dengan zoonosis.
2. Zoonosis
Mampu menjelaskan zoonosis yang meliputi definisi, klasifikasi, penyebab
penyakit, kejadian penyakit pada manusia maupun hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Pengertian Kesehatan Masyarakat.


http://bukufarmasismk.blogspot.co.id/2011/08/pengertian-kesehatan-
masyarakat.html. Diakses pada tanggal 18 Mei 2016. Pukul 20.58 WIB.
Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2. Rineka
Cipta. Jakarta.
Ressang, A. A. 1983. Patologi Khusus Veteriner. Bali : Tean Leader IFAD Project
Sitepoe, M. 2009. Melawan Influenza A (H1N1). Jakarta: Grasindo
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit & Mikroba Pada Anjing & Kucing. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

You might also like