You are on page 1of 6

ANABOLISME

Anabolisme (biosintesis) merupakan proses pembentukan makromolekul (lebih kompleks)


dari molekul yang lebih sederhana. Makromolekul yang dimaksud misalnya komponen sel
(protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat). Oleh karena proses pembentukannya
memerlukan energi bebas maka disebut reaksi endergonik. Dalam pembentukkan glikogen,
lemak dan protein berfungsi sebagai bakar cadangan untuk katabolisme. Sedangkan untuk
pembentukkan asam nukleat berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik. Contoh reaksi
anabolisme ialah fotosintesis (sintesis karbohidrat) yaitu proses anabolisme yang
menggunakan cahaya, dan kemosintesis yaitu proses anabolisme yang menggunakan bahan
kimia.

A. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses penyediaan makanan bagi hampir seluruh kehidupan di dunia
baik secara langsung maupun tidak langsung. Organisme memperoleh senyawa organik yang
digunakan untuk energi dan rangka karbon dengan satu atau dua cara utama: nutrisi
autotrofik atau heterotrofik. Pada mulanya, istilah autotrofik (bahasa Yunani, autos, berarti
“sendiri,” dan trophos, berarti “memberi makan”) tampak bertentangan dengan prinsip bahwa
organisme merupakan sistem terbuka, yang mengambil sumberdaya dari lingkungannya.
Akan tetapi, autrotof bukanlah mencukupi diri sendiri secara total; autotrof itu menyediakan
makan bagi dirinya sendiri tanpa memakan atau menguraikan organisme lain. Oleh karena
inilah para ahli biologi menyebut autotrof sebagai produsen biosfer. Dalam fotosintesis
komponen yang berperan ialah kloroplas yang mengandung pigmen fotosintesis

Fotosintesis adalah proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik (CO2 dan H2O)
pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan energi cahaya matahari. Fotosintesis terdiri atas 2
fase, yaitu fase I yang berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta
fase II yang berlangsung pada stroma dan menghasilkan karbohidrat. Molekul air tidak
dipecah dalam fotosintesis primitif dan setelah evolusi molekul air dipecahkan melalui 2
fotosistem sehingga O2 dilepaskan ke atmosfir. Fotosintesis berkembang menjadi lebih
kompleks secara biokimia sampai terjadinya pemisahan antara respirasi dan fotosintesis
beserta regulasinya
Fotosintesis merupakan penyusunan/pembuatan makanan yang terjadi di daun, dilakukan
oleh klorofil dengan bantuan energy cahaya. Secara alami fotosintesis berlangsung dengan
bantuan energi cahaya matahari dan terjadi di siang hari. Fotosintesis bisa juga terjadi pada
malam hari dengan bantuan cahaya lampu atau cahaya lainnya.

Fotosintesis menggunakan energi cahaya matahari untuk menyusun glukosa. Bahan baku
fotosintesis adalah air (H2O) dan karbon dioksida (CO2). Air berasal dari dalam tanah,
sedangkan karbon dioksida berasal dari udara bebas yang merupakan hasil dari proses
pernapasan makhluk hidup. Hasil fotosintesis berupa glukosa dan oksigen. Fotosintesis hanya
dapat dilakukan oleh tumbuhan dan beberapa jenis bakteri. Tumbuhan menggunakan pigmen
hijau yang disebut klorofil untuk mengubah energi sinar matahari (energy fisik) menjadi
energy kimia. Tanaman mengambil dan menggabungkan energi cahaya dengan enam
molekul karbon dioksida dan enam molekul air untuk membentuk satu molekul glukosa dan
enam molekul oksigen.
Perhatikan reaksi fotosintesis di bawah ini!

Pada proses fotosintesis, energi diperoleh dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil.
Energi tersebut digunakan untuk memecah molekul air menjadi oksigen dan hidrogen.
Oksigen dikeluarkan oleh daun, meskipun sebagian digunakan untuk bernapas. Hidrogen
bergabung dengan karbon dioksida membentuk glukosa. Pada dasarnya, fotosintesis terjadi
dalam dua tahapan, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.

1) Reaksi terang adalah proses penangkapan energy surya atau proses yang langsung
bergantung pada keberadaan cahaya. Reaksi cahaya berlangsung pada bagian grana
kloroplas. Sebagian energy matahari yang di serap akan di ubah menjadi energy
kimia, yaitu berupa zat kimia berenergi tinggi.Selanjutnya, zat itu akan di gunakan
untuk proses penyusun zat gula. Sebagian energy matahari juga di gunakan untuk
fotolisis air (H2O) sehingga di hasilkan ion hydrogen (H+) dan O2. Ion hydrogen
tersebut akan di gabungkan dengan CO2 membentuk zat gula (CH2O)n, sedangkan
O2nya akan dikeluarkan.

2) Reaksi gelap adalah proses yang tidak langsung bergantung pada cahaya. Reaksi
gelap terjadi pada bagian stroma kloroplas. Pada bagian tersebut terdapat seluruh
perangkat untuk reaksi penyusun zat gula. Reaksi tersebut memanfaatkan zat
berenergi tinggi yang di hasilkan pada reaksi terang. Reaksi penyusunan tersebut tidak
lagi langsung bergantung pada keberadaan cahaya, walaupun prosesnya berlangsung
bersamaan dengan proses reaksi cahaya. Reaksi gelap dapat terjadi karena adanya
enzim fotosintesis. Sesuai dengan nama penemunya, yaitu Benson dan Calvin, daur
reaksi penyusunan zat gula itu di sebut daur Benson-Calvin. Reaksi gelap berlangsung
di dalam stroma kloroplas, serta mengkonversi CO2 untuk gula. Reaksi ini tidak
membutuhkan cahaya secara langsung, tetapi itu sangat membutuhkan produkproduk
dari reaksi terang (ATP dan bahan kimia lain yang disebut NADPH).

B. Kemosintesis
Kemosintesis merupakan contoh reaksi anabolisme selain fotosintesis. Kemosintesis adalah
konversi biologis satu molekul karbon atau lebih (biasanya karbon dioksida atau metana),
senyawa nitrogen dan sumber makanan menjadi senyawa organik dengan menggunakan
oksidasi molekul anorganik (contohnya gas hidrogen, hidrogen sulfida) atau metana sebagai
sumber energi, daripada cahaya matahari, seperti pada fotosintesis. Dalam penjelasan yang
lebih sederhana, kemosintesis adalah anabolisme yang menggunakan energi kimia. Energi
kimia yang digunakan pada reaksi ini adalah energi yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia,
yaitu reaksi oksidasi.

Kemosintesis umumnya dilakukan oleh mikroorganisme, kelompok bakteri yang biasa


disebut kemosintetik atau kemoautotrof. Bakteri kemoautotrof biasanya akan mengoksidasi
senyawa-senyawa tertentu dan eregi yang timbul digunakan untuk pembentukan karbohidrat.
Banyak mikroorganisme di daerah laut dalam menggunakan kemosintesis untuk
memproduksi biomassa dari satu molekul karbon. Dua kategori dapat dibedakan. Pertama, di
tempat yang jarang tersedia molekul hidrogen, energi yang tersedia dari reaksi antara CO2
dan H2 (yang mengawali produksi metana, CH4) dapat menjadi cukup besar untuk
menjalankan produksi biomassa. Kemungkinan lain, dalam banyak lingkungan laut, energi
untuk kemosintesis didapat dari reaksi antara O2 dan substansi seperti hidrogen sulfida atau
amonia. Pada kasus kedua, mikroorganisme kemosintetik bergantung pada fotosintesis yang
berlangsung di tempat lain dan memproduksi O2 yang mereka butuhkan.
A. BAKTERI NITRIFIKASI

Nitrifikasi adalah suatu proses oksidasi enzimatik yakni perubahan senyawa ammonium
menjadi senyawa nitrat yang dilakukan oleh bakteri-bakteri tertentu.
Bakteri nitrifikasi sangat sensitive terhadap lingkungan mereka, lebih dari heterotrof pada
umumnya. Akibatnya kondisi tanah mempengaruhi kemampuan tumbuh dari nitrifikasi yang
membutuhkan perhatian tertentu.
Proses ini berlangsug dalam dua tahap dan masing-masing dilakukan oleh grup bakteri yang
berbeda. Tahap pertama adalah proses oksidasi ammonium menjadi nitrit yang dilaksanakan
oleh bakteri Nitrosomonas dan tahap kedua adalah proses oksidasi enzimatik nitrit menjadi nitrat
yang dilaksanakan oleh bakteri Nitrobakter
Beberapa bakteri nitrifikasi antara lain : bakteri Nitrosomonas, Nitrosococcus,Nitrobacter,
dan Bactoderma. Nitrosococcus dan Nitrosomonas (bakteri nitrat) mengoksidasi amonia menjadi
nitrit.

b. Kemosintesis oleh Bakteri Belerang


Bakteri belerang ototrofik tanpa pigmen, contoh Beggiatoa dan Thiospirillum.

Beggiatoa dan Thiospirillum ditemukan pada sumber mata air panas yang mengandung hidrogen
sulfida. Kelompok bakteri ini mengoksidasi logam sulfida menjadi sulfur menurut reaksi berikut.

Ketika cadangan sulfida habis, endapan sulfur akan dioksidasi menjadi sulfat.

c. Kemosintesis oleh Bakteri Besi


Beberapa bakteri besi pada umumnya, misalnya Leptothrix, Crenothrix, Cladothrix, Galionella,
Spiruphyllum, dan Ferrobacillus mengoksidasi ion ferro menjadi ion ferri.

D. BAKTERI HIDROGEN
Salah satu jenis bakteri hidrogen,yaitu Bacillus panctotropjus dapat tumbuh dalam medium
anorganik yang mengandung hidrogen , CO2, dan O2 serta dapat mengoksidasi hidrogen
dengan membebaskan energi . Energi ini dapat digunakan dalam proses kemosintesis berikut

E. BAKTERI METANA

Methanonas merupakan salah satu contoh bakteri metana yang metana yang mampu
mengoksidasi metana menjadi CO2 . Metana menyediakan karbon dan energi bagi bakteri
aerob ini . Perhatikan reaksi ini !

Energi yang diperoleh pada kemosintesis digunakan untuk proses fosforilasi(proses


penambahan gugus fosfat pada protein) dan reduksi CO2 menjadi karbohidrat

Perbedaan antara fotosintesis dengan kemosintesis dapat dilihat dalam tabel berikut :

You might also like