You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Ketika baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang baru lahir tersebut digerakkan oleh
insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk dalam kebudayaan, tetapi mempengaruhi
kebudayaan. Contohnya adalah kebutuhan akan tempat tinggal,dulu manusia hanya hidup
berpindah-pindah atau nomaden. Mereka hanya mencari perlindungan di goa atau di bawah
pohon-pohon besar agar tidak diserang oleh binatang buas, tetapi sekarang tempat tinggal adalah
kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam kebudayaan. Bagaimana kebutuhan itu
dipenuhi;dengan cara apa agar kebutuhan itu terpenuhi adalah bagian dari kebudayaan. Semua
manusia perlu tempat tinggal yang bersih dan nyaman bagi kehidupannya,agar tidak diserang
penyakit tetapi kebudayaan yang berbeda dari kelompok kelompoknya menyebabkan manusia
melakukan kegiatan itu dengan cara yang berbeda.

Sebagai contoh adanya kepercayaan masyarakat Jawa memiliki budaya mencuci kaki selepas
bepergian dengan alasan kepercayaan menghindari musibah dan gangguan makhluk halus.
Meskipun memiliki alasan yang tidak ilmiah, namun budaya tersebut secara langsung
mempengaruhi kesehatan masyarakat Jawa. Contoh lainnya adalah budaya sumpah-serapah
dalam keluarga di beberapa daerah di Indonesia. Budaya ini lebih jauh dapat mempengaruhi
kesehatan kejiwaan anggota keluarga. Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau
mencontoh sesuatu yang dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang
dianggap baik dan berguna dalam hidupnya. Sehingga dalam mensosialisasikan kesehatan pada
masyarakat luas dapat lebih terarah yang implikasinya adalah naiknya derajat kesehatan
masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Antropologi Sosial.

Antropologi social adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang
dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. mempelajari
seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Yang menghadirkan orang lain baik secara
nyata maupun imajiner dalam etnis kebudayaan tertentu.

2.2 Sejarah Antropologi Sosial

Sejarah antropologi sosial memang tak lepas dengan sejarah antropologi itu sendiri,pada
abad ke 18 yang lahir dari zaman Enlightenment. Di Prancis sejarah antropologi sosial bermula
dengan munculnya tokoh Montesquieu ( 1688-1755 ) dengan bukunya yang berjudul De L’Esprit
des Lois ( 1748 ) mengenai polotik ,sosial, falsafah. Setelah itu muncul
D’Alembert,Condercet,Turgot,pengikut Encyclopaedist dan Phisiocrat hingga kepada Saint
Simon ( 1760-1825 ).Saint Simon sebagai anggota Elightment menyarankan bahwa ilmuan harus
menganalisa fakta bukan konsep dalam kajian. Selanjutnya Auguste Comte ( 1798 -1857 )
merupakan pengikut Simon namun berbeda pendapat dengannya.Comte ahli fikir yang lebih
sistematis namun tetap menanamkan disiplin ilmu kemasyarakatan yang dirancang sebagai
“sosilogi”. Jadi aliran rasionalisme falsafah perancis mempengaruhi bidang antropologi inggris
dengan kuat,terutama melalui penulisan Durkheim dan para pengikutnya serta Levy-Bruhl yang
mempunyai pemikiran sama dengan Simon. Dua orang penulis yang telah menarik perhatian
para antropolog sosial berkenaan dengan analiasa mengenai fungsi ialah Hubert Spencer dan
Emile Durkheim.Keduanya mencoba merangkum seluruh pengetahuan manusia dan dalam
mereka mencoba membentuk suatu ilmu kemasyarakatan yang lengkap dan disebut Super
organic ( manusia merupakan suatu evolusi alami dan merupakan lanjutan evolusi organic yang
tidak dapat dihindarkan ).
Penulisan Emile Durkheim menimbulkan pengaruh lebih tepat dan mendalam terhadap
antropologi sosial Karena teori-teori sosiologi umum yang dikemukakan dalam pengkajian
mengenai masyarakat primitive secara menyakinkan.(contoh karya ).pendapat Durkheim ; Fakta-
fakta sosial tidak dapat diterangkan dari segi psikologi individu kalau ia berada di luar dan
terpisah dari pemikiran individu tersebut.misalnya bahasa yang merupakan sui generis.Fakta-
fakta dicirikan dengan bentuk yang umum,dapat diturunkan dan beberapa paksaan.Semua
anggota masyarakat umumnya mempunyai kebiasaan,adat istiadat,bahasa dan moral yang
sama.mereka juga takhluk pada suatu kerangka institusi politik,hukum dan ekonomi.Semua hal
tersebut membentuk suatu struktur yang dapat dikatakan stabil karena dibutuhkan dalam jangkau
yang lama dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Profesor Radcliffe-Brown telah menyatakan konsep bahwa konsep fungsi yang


digunakan bagi masyarakat manusia adalah kepada analogi antara kehidupan sosial dan
organic.Penekanan antropologi fungsional terhadap konsep system sosial dan selanjutnya
mengenai pentingnya pengkajian yang sistematis tentang kehidupan sosial masyarakat primitive
yang ada sekarang bukan saja telah mimisahkan disiplin antropologi sosial dari etnografi bahkan
menggabungkan pengkajian teorikal mengenai institusi dengan pengkajian bercorak penelitian
lapangan mengenai kehidupan sosial masyarakat primitive.Pada masa sekarang antropolog sosial
mengkaji masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang bersejarah.apa yang dilakukan seorang
antropologi sosial dapat dibagi tiga tingkat:

1. Tingkat pertama:

Sebagai seorang ahli etnografi dia tinggal bersama dalam suatu masyarakat primitive dan
mempelajari cara hidup mereka.Dia mempelajari tutur kata masyarakat itu,berfikir dari segi
konsep mereka,dan merasakan apa yang mereka rasakan.Kemudian dia akan menghidupkan
kembali pengalaman secara kritis dan menguraikan dari segi kategori konsep dan nilai
budaya dan menurut pengertian umum disiplin ilmiahnya.Dengan kata lain dai
mengartikannya dari kebudayaan kepada kebudayaan yang lain.

2. Tingkat Kedua:
Dia akan mencoba untuk melampaui garis literary dan impressionistic untuk
mengetahi struktur masyarakat untuk menyelidiki system fonologi dan tat bahasa
tersebut.Jadi seorang sntropolog sosial tidak ajkan merasa puas hanya dengan
memperhatikan dan menerangkan kehidupan sosial suatu masyarakat primitive itu saja
tetapi akn mencoba mengungkapkan struktur dasar masyarakat itu.
3. Tingkat Ketiga:
Membandingkan pola-pola tadi dengan pola-pola masyarakat lainnya.Dengan ini
antropolg sosial akan dapat memperluas pengetahuannya tentang dasar struktur tipologi
mengenai bentuk masyrakat,menentukan cirri-ciri utamanya dan sebab-sebab mengapa
terjadinya perbedaan di antara masyarakat itu.

Ketiga tingkatan tersebut berpedoman pada antropologi sosial mengkaji masyarakat sebagai
system moral atau simbolik bukan sebagai sistem alami.

Tokoh-Tokoh Perkembangan Antropologi Sosial

1.EDWARD B TYLOR

Edward B Tylor ( 1832-1917 ) adalah orang inggris yang mendapatkan pendidikan dalam
kesusaatraan dan peradaban Yunani dan Rum Klasik,dan baru kemudian tertarik akan ilmu
arkeologi.Karena ia mendapat kesempatan untuk turut dengan keluarganya berkelana ke Afrika
dan Asia,ia tertarik untuk membaca etnografi.Buku pertama Tylor adalah Anahuac,or Mexico
and the Mexicans,Ancient and Modern ( 1861 ).Ia diangkat menjadi gurubesar di Universitas
Oxford tahun 1883.evolusionismenya dituangkan dalam bukunya yang berjudul Researches into
the Early History of Mankind.Diantara beratus-ratus buku karyanya ada dua jilid Primitive
Culture: Researches into the Devolopment of Mythology,Philosofy,Religion,Language,Art and
Custom yang ia teliti sendiri (1874 )menjelaskan dua hal,pertama perbedaan yang tampak pada
manusia antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati dan kedua tentang peristiwa mimpi.

2.LEWIS HENRY MORGAN

Lewis Henry Morgan ( 1818-1881 ) adalah seorang ahli hukum yang lama tinggal di
antar suku-suku bangsa Indian Iroquois di daerah hulu sungai St. Lawrence dan di sebelah
selatan danau-danau besar Ontario dan erie ( Negara bagian New York ) sebagai pengacara bagi
orang-orang Indian dalam soal-soal tanah.Karangan etnografi yang pertama terbit tahun 1851
berjudul League of the Ho-de-no-Sau-nie or Iroquois.Morgan percaya kepada konsep evolusi
masyarakat,melalui karya pokok yang berjudul Ancient Society ( 1877 ) mencoba melukiskan
evolusi masyarakat dan kebudayaan melalui delapan tingkat.evolusi yang universal ( zaman liar
tua,zaman liar madya,zaman liar muda,zaman barbar tua,zaman barbar madya,zaman barbar
muda,zaman peradaban purba,zaman peradaban masakini ).

3.FRANZ BOAS

Franz Boas ( 1858-1942 ) adalah seorang ahli geografi yang berasal dari jerman.Boas
melakukan ekspedisi tunggal ke darah suku-suku bangsa Eskimo di pantai Pulau Baffinland
dalam tahun 1883 hingga 1884.Bahan etnografi yang dikumpulkannya dipakai untuk mengisi
buku The Central Eskimo ( 1888 ).Fanz Boas menjadi dosen ilmu antropologi di Universitas
Columbia di New York dan dikenal sebagai Bapak Antropologi.Boas mempunyai konsep
marginal survival yaitu pertumbuhan kebudayaan menyebabkan unsu-unsur baru yang akan
mendesak unsure-unsur lam kearah pinggir.Sehingga apabila ingin mencari unsur-unsur kuno
maka tempat untuk mendapatkannya adalah di daerah-daerah pinggir.

4.EMILE DURKHEIM

Emile Durkheim ( 1858-1917 ) adalah seorang perancis yang belajar mengenai teologi
untuk menjadi rabbi atau pendeta Yahudi,kemudia pindah belajar kesusastraan perancis di suatu
Lycee di Paris.Tahun 1887 ia menjadi dosen ilmu sosiologi di Universitas Bordeaux,dan menulis
buku tentang pembagian kerja dalam masyarakat yang berjudul De la Divisison du Travall Social
( 1893 ),tentang masalah aturan-aturan metode sosiologi yang berjudul Les Regles de la Methode
Sociologique ( 1895 ),tentang gejala bunuh diri yang berjudul Le Suicide.Landasan dari seluruh
car berpikir dukheim adalah pandangan mengenai suatu masyarakat yang hidup.Manusia-
manusianya disebut individu sedangkan tingkha laku mereka disebut gejala atau fakta individual.

2.3 Definisi Antropologi Kesehatan.

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek


biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit
pada manusia.
Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang
berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:

1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)

2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun


supernatural atau penyihir

3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat

4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh

Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak secara
individual, terutama "illness dan sickness" pada keluarga ataupun masyarakat.

Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan diantaranya:
bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap "ill" dan
bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan
keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.

Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam
memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain. Misalnya dalam bidang biologi,
antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan
variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan
epidemiologi.

Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan
menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan
melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan
lain sebagai berikut:

1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk


individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi
yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada
akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik,
relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial
budaya bidang kesehatan.

3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu
pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi
yang ada di masyarakat.

2.4 Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan

a. Tahun 1849 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia
yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukumsebagai
dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inherendalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosialyang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit, maka kedokteran dapatditetapkan sebagai antropologi.

b. Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat
pada tulisan yang ditulis berjudul “Appied Anthopology”. Tulisan ini merupakan tour the
force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah
menciptakan suatu subdisiplin baru.

c. Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan
kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai
implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.

d. Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya
tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul Medical Behaviour Sciene yang berorientasi
antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut tak
diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi Antropologi.
2.5 Ruang Lingkup Dan Peranan Antropologi Kesehatan

Penyakit muncul tidak bersamaan dengan saat munculnya manusia, tetapi sebagaimana
dikemukakan oleh Sigerit (Landy 1977), penyakit adalah bagian dari kehidupan yang ada di
bawah kondisi yang berubah-ubah.

Menurut Foster dan Anderson kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku manusia
cenderung bersifat adaptif. Terdapat hubungan antara penyakit, obat-obatan, dan kebudayaan.
Menurut Landy antropologi kesehatan adalah suatu studi tentang konfrotasi manusia dengan
penyakit serta rasa sakit, dan rencana adaptif yaitu sistem pengobatan dan obat-obat yang dibuat
oleh kelompok manusia berkaitan dengan ancaman yang akan datang.

a. Batasan Dan Ruang Lingkup

Buku berjudul anthropology in Medicine menurut Foster dan Anderson belum


melahirkan disiplin baru dan hanya merupakan lapangan perhatian dari antropologi terapan.
Munculnya istilah Medicine Anthropology dari tulisan Scotch dan Paul dalam artikel tentang
pengobatan dan kesehatan masyarakat. Atas dasar ini kemudian di Amerika lahirlah antropologi
kesehatan.

Ahli-ahli antropologi tertarik untuk mempelajari faktor-faktor biologis, dan sosio-budaya yang
mempengaruhi kesehatan dan munculnya penyakit pada masa sekarang dan sepanjang sejarah
kehidupan manusia dipengaruhi oleh keinginan untuk memahami perilaku sehat manusia dalam
manifestasi yang luas dan berkaitan segi praktis.

b. Akar Antropologi Kesehatan

Tipe kajian antropologi budaya yang menjadi akar antropologi kesehatan:

a. Kajian tentang obat primitif, tukang sihir, dan majik


b. Kajian tentang kepribadian dan kesehatan di berbagai seting budaya
c. Keterlibatan ahli-ahli antropologi dalam program-program kesehatan internasional dan
perubahan komunitas yang terencana
d. Antropologi ekologi
e. Teori evolusioner
Akar dari Antropologi Kesehatan

a. Antropologi fisik

1) Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran


(anatomi).

2) Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan

3) Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter

Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi kesehatan yang meliputi:

1) Nutrisi dan pertumbuhan ( korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari
penyakit-penyakit, misal radang pada persendian tulang(arthritis), tukak lambung (ulcer),
kurang darah (anemia) dan penyakit diabetes ).

2) Underwood ( pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda


pada berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari faktor-faktorbudaya, misal: migrasi,
kolonisasi dan meluasnya urbanisasi ).

3) Fiennes ( penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang
khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi
timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk yang padat).

4) Kedokteran forensik, ( suatu bidang mengenai masalah-masalah kedokteranhukum yang


mencakup identifikasi misal: umur, jenis kelamin, dan peninggalan ras manusia yang
didugamati karena unsur kejahatan serta masalah penentuan orang tua dari seorang anak
melalui tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya).

5) Dalam usaha pencegahan penyakit ( penelitian mengenai penemuan kelompok-kelompok


penduduk yang memiliki risiko tinggi, yakni orang-orang yang tubuhnya mengandung sel
sabit (sickle-cell) dan pembawa penyakit kuning (hepatitis).

Para ahli ini telah memanfaatkan pengetahuan mereka mengenaivariasi manusia untuk
membantu dalam bidang teknik biomedikal(biomedical engineering).
Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari sejumlah studi antropologi, digunakan
dalam bidang-bidang kedokteran anak serta kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei
tentangtingkatan gizi serta etiologi penyakit dalam populasi yang berbeda-beda maupun dalam
suatu populasi.

b. Etnomedisin

Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan


tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis (contohnya
pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan praktek yang secara oral
diturunkan selama beberapa abad.

Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan pendekatan antropologi
yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama dalam program penemuan obat.

Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil dari
perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal dari kerangka kedokteran
modern, merupakan urutan langsung dari kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai
sistem medis non-barat. Rivers, (Medicine, Magic, and Religion).

Sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang
sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek
pengobatan asli adalahrasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-
akibat.

Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang yang luas, konsep
kesehatan internasional dan psikiatri lintas budaya (psikiatri transkultural), kepentingan
pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-Barat semakin tampak.

Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian etnomedicine, dan


mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting dalam antropologi kesehatan.

c. Studi-Studi Tentang Kebudayaan Dan Kepribadian


Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli ilmu tingkah
laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat dan
lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu terjadi.

d. Kesehatan masyarakat internasional

1. WHO

Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas budaya, lebih
cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan sendiri, dan
khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan melihat bahwa kesehatan dan penyakit
bukan merupakan gejala biologik saja, melainkan juga gejala sosial-budaya.

Kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar


memindahkan pelayanan kesehatan dari negara-negara industri.

Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan petani yang
telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya, informasi mengenai
nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta pengetahuan mereka mengenai dinamika
stabilitas sosial dan perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi masalah-masalah
yang dijumpai dalam program-program kesehatan masyarakat awal tersebut.

Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai bagaimana
kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan asumsi pengobatan Barat,
bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan kesehatan, dan bagaimana
kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek dari keseluruhan pola kebudayaan, yang
berubah bila ada perubahan sosial budayanya yang mencakup banyak hal.

e. Batasan Antropologi Kesehatan

Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu mengkombinasikan dalam satu disiplin ilmu
pendekatan-pendekatan ilmu biologi, ilmu sosial, dan humaniora dalam menstudi manusia,
dalam proses perkembanganya merupakan perpaduan antara aspek biologi dan aspek sosio-
budaya.
Foster dan Anderson mendefinisikan antropologi kesehatan adalah suatu disiplin biobudaya yang
memperhatikan aspek-aspek biologis dan budaya berkenaan dengan perilaku manusia, khususnya
bagaimana cara kedua aspek ini berinteraksi sehingga berpengaruh terhadap kesehatan dan
penyakit.

Selain itu Mc Elroy dan Townsend juga mendefinisikan antropologi kesehatan merupakan studi
bagaimana faktor-faktor sosial dan lingkungan mempengaruhi kesehatan dan mengetahui tentang
cara-cara alternatif untuk mengerti dan merawat penyakit.

Definisi kerja secara singkat bahwa antropologi kesehatan adalah istilah yang dipakai oleh ahli-
ahli antropologi yang mendeskripsikan:

a. Secara luas dan interprestasi mengenai hubungan bio-budaya, antara perilaku manusia di masa
lalu dan di masa kini, dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian
pada penggunaan praktis dan pengetahuan tersebut.

b. Partisipasi profesional dalam program- program yang bertujuan memperbaiki derajat


kesehatan melalui pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara gejala
biososiobudaya dan kesehatan, dan melalui perubahan perilaku sehat dalam arah yang
dipercaya dapat memperbaiki kesehatan dalam arah yang lebih baik.

f. Ruang Lingkup Kajian Antropologi Kesehatan

Menurut foster dan Anderson lapangan kajian antropologi kesehatan dibagi menjadi dua:

a. Kutub biologis, perhatinya pada pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia, peranan
penyakit dalam evolusi manusia, adaptasi biologis terhadap perubahan lingkungan alam, dan
pola penyakit di kalangan manusia purba.

b. Kutub sosio-budaya perhatiannya pada sistem kesehatan tradisional yang mencakup aspek-
aspek etiologis, terapi, ide, dan praktik pencegahan penyakit, serta peranan praktisi medis
tradisional, masalah perawatan kesehatan biomedik, perilaku kesehatan, peranan pasien,
perilaku sakit, interaksi dokter dengan pasien, dan masalah inovasi kesehatan.

2.5 Hubungan Antara Budaya Dan Kesehatan


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut
Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan
keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang
ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui
komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang
dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di
masyarakat.

Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap masyarakat
tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan tentang
kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat untuk menempuh cara
“trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko untuk mati masih
terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris dengan konsep
kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan merupakan konsep sehat
tradisional secara kuratif.

Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan kunyit
sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat
Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat
yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system
drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini
menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap
kesehatan.

2.6 Kegunaan Antropologi Kesehatan

Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya


merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang
lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan
dari suatu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan
ritual yang dilakukan dalam perwujudn kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, hal-hal tersebut
tentunya akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang
ada di masyarakat .

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan
lain sebagai berikut :

a. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk


individunya.

b. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial
budaya bidang kesehatan.

c. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk
masyarakat. Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.

Menurut Foster dan Anderson kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku manusia
cenderung bersifat adaptif. Terdapat Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu
mengkombinasikan dalam satu disiplin ilmu pendekatan-pendekatan ilmu biologi, ilmu sosial,
dan humaniora dalam menstudi manusia, dalam proses perkembanganya merupakan perpaduan
antara aspek biologi dan aspek sosio-budaya.

Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan


pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia,
bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain,
kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://kimdinirinjani.blogspot.com/2012/12/antropologi-sosial.html

http://henadia.blogspot.co.id/2015/05/makalah-konsep-dasar-antropologi.html

https://lyaasskim.wordpress.com/2014/03/17/antropologi-kesehatan/

http://mutmannah94.blogspot.co.id/

You might also like