You are on page 1of 18

MAKALAH

TUGAS BIOKIMIA II

Mekanisme Fotosintesis pada Tumbuhan

Disusun Oleh :
Kholid Ristanto 23030115130084
Mokh. Muhyidin 24030115130085
Fikrian Kasalji 24030115140086
Yasintha Renindya H. 24030115130088
Rizki Septiyani 24030115130089
Rahmatul Fazira 24030115130090
Burhanuddin Y.R 24030115130091
Wiratama Nugroho 24030115130093

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS & MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan (sintesis) zat organik (gula) dari
zat anorganik (air dan karbon dioksida) dengan bantuan energi cahaya (foton)
matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa (karbohidrat) dan oksigen.
Hampir semua makhluk hidup bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Organisme yang
mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik dinamakan organisme
autrotof.
Pada tahun 1788, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi
eksperimen Priestley. 'a memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada
tumbuhan sehingga dapat “memulihkan” udara yang “rusak”. Ia juga menemukan
bahwa tumbuhan juga “mengotori udara” pada keadaan gelap sehingga ia lalu
menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk
mencegah kemungkinan meracuni penghuninya.
II. Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fotosintesis
2. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses fotosintesis
3. Untuk mengetahui proses fotosintesis pada tanaman C3, C4 dan CAM
4. Untuk mengetahui perbedaan proses fotosintesis yang terjadi pada tanaman
C3, C4 dan CAM
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan reaksi siklik dan non-siklik
III. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fotosintesis
2. Reaksi apa saja yang terlibat dalam proses fotosintesis
3. Bagaimana proses fotosintesis pada tanaman C3, C4 dan CAM
4. Apa saja perbedaan proses fotosintesis yang terjadi pada tanaman C3, C4,
dan CAM
5. Apa yang dimaksud dengan reaksi siklik dan non-siklik
BAB II
ISI
I. Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau
energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen
yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. cara
lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui
kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang
Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi pada proses fotosintesis dapat
di tuliskan sebagai berikut :
II. Reaksi-reaksi yang Terlibat dalam Proses Fotosintesis
Mekanisme fotosintesis pada tumbuhan terdapat dua jenis reaksi yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap.
1. Reaksi Terang (Light Reaction)
Pada reaksi terang, energi yang berasal dari matahari ( energi cahaya)
akan diserap oleh klorofil dan diubah menjadi energi kimia (untuk
mensintesis NADPH dan ATP) di dalam kloroplas.
Tahap awal dari fotosintesis adalah reaksi terang ( reaksi yang
bergantung pada cahaya). Proses-proses yang terjadi pada reaksi terang
adalah:
a. Pigmen fotosintesis menyerap energi cahaya dan melepaskan
elektron yang akan masuk ke sistem transpor elektron
b. Molekul air pecah, ATP dan NADPH terbentuk, dan oksigen
dilepaskan
c. Pigmen fotosintesis yang melepaskan elektron menerima kembali
elektron sebagai gantinya.

Mekanisme reaksi terang adalah:


 Diawali dengan tahap dimana fotosistem II (PS II) menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan
menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan
kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada
disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang
bertindak sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di
lumen tilakoid.
 Dengan menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan
mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk PQH2. Plastokuinon
merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid bilayer
tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu
pompa H+ yang disebut sitokrom B6-F kompleks.
Reaksi keseluruhan yang terjadi di PS II adalah:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- 4H+ + O2 + 2PQH2
 Sitokrom B6-F kompleks berfungsi untuk membawa elektron dari PS II
ke PS I (fotosistem I) dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi
protein kecil yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga,
yang dinamakan plastosianin (PC). Kejadian ini juga menyebabkan
terjadinya pompa H+ dari stroma ke membran tilakoid.
Reaksi yang terjadi pada sitokrom B6-F kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) 2PQ + 4PC(Cu+) + 4 H+ ( di lumen)
 Elektron dari sitokrom B6-F kompleks akan diterima oleh fotosistem I
(PS I). Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II, tapi
mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang
berasal dari H2O melalui kompleks inti PS II terlebih dahulu. Sebagai
sistem yang bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi
plastosianin (PC) tereduksi dan memindahkan elektron ke protein Fe-S
larut yang disebut feredoksin (Fd)
Reaksi keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
 Elektron dari feredoksin digunakan dalam tahap akhir pengangkutan
elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk NADPH. Reaksi ini
dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase.
Reaksinya adalah
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
 Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid akan masuk ke
dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan
ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran tilakoid.
Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase bekerja
mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP.
Reaksi keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah :
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O ATP + NADPH + 3H+ + O2
2. Reaksi Gelap
Reaksi gelap adalah tahap kedua dalam proses fotosintesis yang
disebut juga dengan nama Siklus Calvin. Reaksi gelap menggunakan
karbondioksida (CO2) untuk membentuk gliseraldehida 3 fosfat (G3P) yang
merupakan gula berkarbon 3.
Dalam sekali siklus Calvin akan dikeluarkan 1 molekul G3P,
tumbuhan perlu melakukan 2 kali siklus untuk menghasilkan 2 molekul G3P
yang kemudian akan disatukan menjadi glukosa (Gula berkarbon 6).

Langkah-langkah reaksi dalam siklus Calvin terbagi menjadi 3 fase, yaitu


fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

Fase pertama: fiksasi karbon


Karbondioksida akan ditangkap dan disatukan dengan ribulosa
bifosfat (RuBp) oleh enzim rubisco. Rubisco adalah protein enzim yang
paling banyak terdapat di dalam kloroplas. Dalam tahap ini ribulosa bifosfat
akan mengikat karbondioksida dan hasilnya adalah molekul dengan 6
karbon yang tidak stabil dan segera pecah menjadi 2 molekul 3 fosfogliserat.
Dalam sekali siklus terdapat 3 molekul ribulosa bifosfat yang menangkap 3
molekul karbondioksida dan akan diubah menjadi 3 molekul berkarbon 6
yang tidak stabil sehingga langsung pecah menjadi 6 molekul 3
fosfogliserat.
Fase kedua: reduksi
Masing-masing molekul 3 fosfogliserat akan menerima fosfat dari
ATP sehingga berubah menjadi 1,3 difosfogliserat. Dibutuhkan 6 ATP
untuk merubah 6 molekul 3 fosfogliserat menjadi 6 molekul 1,3
difosfogliserat. Molekul 1,3 difosfogliserat akan mengalami reduksi oleh
NADPH sehingga berubah menjadi gliseraldehida 3 fosfat (G3P),
dibutuhkan 6 molekul NADPH dalam sekali siklus Calvin. Hasil dari tahap
reduksi adalah 6 molekul gliseraldehida 3 fosfat dengan 1 molekul tersebut
akan dikeluarkan untuk bahan baku glukosa sehingga tersisa 5 molekul
G3P.
Fase ketiga: regenerasi
Tahapan ini merupakan pembuatan kembali ribulosa bifosfat
(molekul dengan 5 atom C) dari sisa gliseraldehida 3 fosfat (molekul dengan
3 atom C). Pada tahapan ini 5 molekul gliseraldehida 3 fosfat akan diubah
menjadi 3 molekul ribulosa bifosfat yang dapat digunakan kembali untuk
menangkap karbondioksida. Dalam reaksi ini terdapat 3 molekul ATP yang
mendonorkan fosfatnya.
Reaksi gelap terjadi pada bagian stroma kloroplas. Reaksi gelap
disebut siklus karena reaksi-reaksi yang berlangsung berjalan berputar-
putar dan kembali menjadi molekul asalnya. Disebut reaksi gelap karena
dalam tahap-tahap reaksinya tidak membutuhkan cahaya matahari sebagai
sumber energi.

III. Proses Fotosintesis pada Tanaman C3, C4 dan CAM


Tumbuhan C3
Tanaman C3 biasanya ialah tanaman yang umumnya berada di wilayah
dingin, bisa berfotosintesis dengan lebih baik dari tanaman C4 di bawah suhu 25oC.
Pada tanaman C3, fiksasi CO2 akan terjadi secara langsung oleh siklus Calvin.
Contohnya adalah gandum, beras
Tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi.
Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai, kacang-
kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3.
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP
merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis)
dalam proses awal assimilasi (enzim rubisco), juga dapat mengikat O2 pada saat
yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses
pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang
terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari
kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga
fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Tumbuhan C3 tumbuh dengan fiksasi karbon C3 biasanya tumbuh dengan
baik di area dimana intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature sedang
dan dengan konsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, dan juga dengan air
tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada dalam area dengan konsentrasi
gas karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco sering menyertakan molekul oksigen
ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida. Konsentrasi gas
karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco untuk menyertakan
molekul oksigen. Karena bila ada molekul oksigen maka Rubp akan terpecah
menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat
akan dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi karbondioksida yang akan
menghabiskan energi.
Pada tumbuhan C3,CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP.
Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya berlimpah
Contoh tanaman C3 antara lain : kedelai, kacang tanah, kentang, dll.
Tumbuhan C4
Tanaman C4 hampir memiliki cara kerja yang sama dengan C3, namun
tanaman C4 perlu membentuk molekul C4 terlebih dahulu sebelum bisa memfiksasi
CO2 Tumbuhan yang masuk kategori C4 dalam fotosintesisnya adalah jagung, tebu,
dan keluarga rumput-rumputan lainnya. Disebut tumbuhan C4 karena enzim PEP
karboksilase akan menangkap CO2 dan menggabungkannya dengan
fosfoenolpiruvat menjadi oksaloasetat yang merupakan molekul berkarbon 4.
Penangkapan CO2 ini terjadi di mesofil daun, kemudian molekul berkarbon 4
tersebut akan diubah menjadi malat dan menuju sel seludang pembuluh untuk
melepaskan CO2. Setelah dilepaskan, CO2 akan menjalani siklus calvin di sel
seludang pembuluh tersebut dan menghasilkan karbohidrat.
Patut untuk diperhatikan bahwa reaksi gelap dalam tumbuhan C4 terjadi di
2 sel yang berbeda. Penangkapan CO2 terjadi di sel mesofil daun, sedangkan siklus
calvin terjadi di sel seludang pembuluh. Hal ini akan menjadikan konsentrasi CO2
di seludang pembuluh selalu tinggi sehingga mencegah atau mengurangi terjadinya
fotorespirasi yang kurang menguntungkan. Tumbuhan C4 umumnya hidup di
tempat dengan kondisi cuaca yang panas dengan intensitas cahaya matahari yang
tinggi.
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering. Pada
tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman C4) yang
tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2.
Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-sel
yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2 yang
sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel “bundle sheath” (sekelompok
sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP
terjadi. Karena tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2
tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi
sangat kecil and G sangat rendah, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap
CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat
tinggi. , laju assimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan
meningkatnyaCO2. Sehingga, dengan meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3
akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO2 yang
berlebihan. Contoh tanaman C4 adalah jagung, sorgum dan tebu.

Tumbuhan CAM
CAM dapat dilakukan oleh tanaman sukulen, biasanya tanaman ini hidup
ditempat yang kering. Bedanya dengan tanaman C4 ialah mereka membuka stomata
mereka pada malam hari
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan
kering. Crassulacean acid metabolism (CAM), tanaman ini mengambil CO2 pada
malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya. Meski
tidak menguarkan oksigen dimalam hari, namun dengan memakan CO2 yang
beredar, tanaman ini sudah membantu kita semua menghirup udara bersih, lebih
sehat, menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan ruangan. Jadi,
cocok buat taruh di ruang tidur misalnya. Sayang, hanya sekitar 5% tanaman jenis
ini. Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga
lili.
Tanaman CAM , pada kelompok ini penambatan CO2 seperti pada tanaman
C4, tetapi dilakukan pada malam hari dan dibentuk senyawa dengan gugus 4-C.
Pada hari berikutnya ( siang hari ) pada saat stomata dalam keadaan tertutup terjadi
dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2 melalui
kegiatan Rudp karboksilase. Jadi tanaman CAM mempunyai beberapa persamaan
dengan kelompok C4 yaitu dengan adanya dua tingkat sistem penambatan CO2.
Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka, tumbuhan ii
mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam berbagai asam organic. Cara fiksasi
karbon ini disebut metabolisme asam krasulase, atau crassulacean acid metabolism
(CAM).
Dinamakan demikian karena metabolisme ini pertama kali diteliti pada
tumbuhan dari famili crassulaceae. Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae,
Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium
lanceanum.
Jalur CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon dioksida terlebih
dahulu dimasukkan kedalam senyawa organic intermediet sebelum karbon dioksida
ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada tumbuhan C 4, kedua
langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini terpisahkan pada dua jenis
sel. Pada tumbuhan CAM, kedua langkah dipisahkan untuk sementara..

IV. Perbedaan Tanaman C3, C4 dan CAM


Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok
besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Perbedaan tersebut
dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel IV.I Perbedaan Tanaman C3, C4 dan CAM
C3 C4 CAM (crassulacean acid
metabolism)
lebih adaptif pada kondisi adaptif di daerah panas adaptif di daerah panas
kandungan CO2 atmosfer dan kering dan kering
tinggi
enzim yang menyatukan CO2 CO2 diikat oleh PEP Pada malam hari asam
dengan RuBP, juga dapat yang tidak dapat malat tinggi, pada siang
mengikat O2 pada saat yang mengikat O2 sehingga hari malat rendah
bersamaan untuk proses tidak terjadi kompetisi
fotorespirasi antara CO2 dan O2
karbon dioxida masuk ke tidak mengikat karbon tidak mengikat karbon
siklus calvin secara langsung. dioksida secara langsung dioksida secara langsung
Disebut tumbuhan C3 karena Sel seludang pembuluh Umumnya tumbuhan
senyawa awal yang terbentuk berkembang dengan baik yang beradaptasi pada
berkarbon 3 (fosfogliserat) dan banyak mengandung keadaan kering seperti
kloroplas kaktus, anggrek dan
nenas
Sebagian besar tumbuhan Fotosintesis terjadi di Reduksi karbon melalui
tinggi masuk ke dalam dalam sel mesofil dan sel lintasan C4 dan C3 dalam
kelompok tumbuhan C3 seludang pembuluh sel mesofil tetapi
waktunya berbeda
Apabila stomata menutup Pengikatan CO2 di udara Pada malam hari terjadi
akibat stress terjadi melalui lintasan C4 di sel lintasan C4 pada siang
peningkatan mesofil dan reduksi hari terjadi suklus C3
fotorespirasi pengikatan karbon melalui siklus
O2 oleh enzim Rubisco Calvin (siklus C3) di
dalam sel seludang
pembuluh
Produk awal reduksi CO2 Produk awal reduksi Memiliki daun yang
(fiksasi CO2) adalah asam 3- CO2 (fiksasi CO2) cukup tebal sehingga laju
fosfogliserat atau PGA adalah asam transpirasinya rendah
oksaloasetat, malat, dan
aspartat ( hasilnya berupa
asam-asam yang
berkarbon C4)
Terdiri atas sekumpulan Reaksinya berlangsung Stomatanya membuka
reaksi kimia yang di mesofil daun, yang pada malam hari
berlangsung di dalam stroma terlebih dahulu bereaksi
kloroplas yang tidak dengan H2O membentuk
membutuhkan energi dari HCO3 dengan bantuan
cahaya mataharai secara enzim karbonik
langsung. anhidrase
Sumber energi yang Memiliki sel seludang di Pati diuraikan melalui
diperlukan berasal dari fase samping mesofil proses glikolisis dan
terang fotosintesis membentuk PEP
Memerlukan energi sebanyak Tiap molekul CO2 yang CO2 yang masuk setelah
3 ATP difiksasi memerlukan 2 bereaksi dengan air
ATP seperti pada tanaman C4
difiksasi oleh PEP dan
diubah menjadi malat
PGAL yang dihasilkan dapat Tanaman c4 juga Pada siang hari malat
digunakan dalam peristiwa mengalami siklus calvin berdifusi secara pasif
yaitu sebagai bahan seperti peda tanaman C3 keluar dari vakuola dan
membangun komponen dengan bantuan enzim mengalami dekarboksilasi
struktural sel, untuk Rubisko
pemeliharaan sel dan
disimpan dalam bentuk pati
Melakukan proses yang
sama dengan tanaman C3
pada siang hari yaitu daur
Calvin
Melakukan proses yang
sama dengan tanaman C4
pada malam hari yaitu
daur Hatch – Slack.

V. Reaksi nonsiklik dan Non-Siklik


Reaksi Siklik
Elektron yang tereksitasi dari fotosistem II bergerak melalui rangkaian
akseptor elektron, seperti plastoquinon, sitokrom f, dan plastosianin. Pada proses
tersebut dilepaskan energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP. Selanjutnya
elektron mencapai fotosistem I.
Seperti fotosistem II, fotosistem I merupakan molekul kompleks yang dapat
melepaskan elektron yang dipicu oleh cahaya matahari. Elektron yang terlepas dari
fotosistem I segera digantikan oleh elektron dari fotosistem II.
Elektron berenergi tinggi yang dilepaskan fotosistem I akan bergerak
melalui rangkaian akseptor elektron baru. Pada akhirnya, elektron tersebut
digunakan untuk mereduksi NADP (Nicotinamide Adenine Dinucleotide
Phosphate) menjadi NADPH.
Pada reaksi ini, elektron yang dilepas fotosistem I tidak kembali lagi ke fotosistem
I. Pembentukan ATP dari reaksi nonsiklik ini disebut juga fotofosforilasi nonsiklik.

Reaksi siklik
Pada beberapa kasus, terjadi pola pergerakan elektron yang berbeda. Pola
ini disebut reaksi siklik, karena elektron yang dilepaskan fotosistem I selalu
kembali pada fotosistem I. Ketika elektron melalui beberapa akseptor elektron,
energi yang dilepaskan digunakan untuk membentuk ADP menjadi ATP.
Pembentukan ATP melalui reaksi siklik disebut juga fotofosforilasi siklik.
Reaksi ini dilakukan jika ATP yang dibuat kurang dan banyak terjadi pada bakteri
fotoautototrof.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan diatas adalah
sebagai berikut :
a. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau
energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta
dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari
b. Mekanisme fotosintesis pada tumbuhan terdapat dua jenis reaksi yaitu
reaksi terang (reaksi yang bergantung pada cahaya) dan reaksi gelap (Siklus
Calvin).
c. Tanaman C3 biasanya ialah tanaman yang umumnya berada di wilayah
dingin, bisa berfotosintesis dengan lebih baik dari tanaman C4 di bawah
suhu 25oC. Tanaman C4 hampir memiliki cara kerja yang sama dengan C3,
namun tanaman C4 perlu membentuk molekul C4 terlebih dahulu sebelum
bisa memfiksasi CO2. CAM dapat dilakukan oleh tanaman sukulen,
biasanya tanaman ini hidup ditempat yang kering. Bedanya dengan tanaman
C4 ialah mereka membuka stomata mereka pada malam hari
d. Perbedaan pada tanaman C3, C4 dan CAM dapat dilihat pada Tabel VI.I di
atas
e. Pada proses fosforilasi siklik, fotosistem yang terpakai ialah fotosistem I
sedangkan pada fosforilasi non siklik fotosistem yang terpakai ialah
fotosistem I dan II. Aliran elektron pada fosforilasi siklik diganti dari air,
sedangkan pada fosforilasi non siklik elektron fotosistem I di recycle. Hasil
dari fosforilasi siklik ialah ATP sedangkan pada fosforilasi non siklik ialah
NADPH dan ATP

You might also like