You are on page 1of 6

PENGERTIAN

Mekatronika berasal dari meka yang berarti mekanik dan tronik


yang berarti elektronik. Jadi, mekatronika merupakan rekayasa sinergis
antara rekayasa mekanik, teknik elekto, teknik komputer, teknik
informatika,system kontrol yang cerdas untuk suatu perancangan
produk atau proses.
Mekatronika yaitu integrasi dari sistem mekanik dan elektronik
yang dikendalikan dengan komputer dan dimanfaatkan pada produk
maupun proses produksi. Saat ini mekatronika sudah dianggap sebagai
suatu bidang tersendiri, meskipun tidak terlepas hubungannya dari
berbagai lainnya.
stilah mechatronik (Mechanical Engineering-Electronic
Engineering) pertama kali dikenalkan pada tahun 1969 oleh perusahaan
jepang Yaskawa Electric Cooperation. Awalnya berkembang dalam
bidangfeinwerktechnik, yaitu cabang dari teknik yang mengedepankan
aspek ketelitian. Misalnya pada pembuatan jam, alat optik dan
sebagainya. Lalu ditambahkan setelah munculnya Informatik sebagai
disiplin ilmu baru.
Hingga saat ini dipandang sebagai hubungan antara ilmu Mekanik,
Elektronik dan Informatik. Dalam masa yang akan datang, aplikasi
mekatronika akan digunakan hampir disemua bidang, seperti otomotif,
Pemutar CD, Stasiun luar angkasa atau pada fasilitas produksi.
Aplikasi dari mekatronika terdiri dari 3 unsur yaitu:
1. Sensor = sensor itu sitem nya pada manusia seperti indra
2. Akuator = akuator diperumpamakan seperti otot
3. Kontroler = kontroler itu seperti otak.
Dimana dari ke 3 unsur tersebut terintegrasi menjadi satu
kesatuan yang sering kita sebut mekatronika.
Contoh aplikasi Mekatronika :
1. Mesin Foto Copy
Prinsip-prinsip Dasar Proses Foto Copy
Sang penemu mesin fotokopi (fotocopy) Chester F. Carison, dalam
percobaannya mengikuti beberapa proses sederhana ini:
1. Permukaan foto konduksi diberikan penimbunan listrik positif.
2. Permukaan foto konduksi tersebut kemudian dibiarkan menyentuh
gambar dari dolumen.
3. Penimbunan listrik dihamburkan pada bagian yang bersentuhan
tersebut.
4. Serbuk yang bermuatan negatif yang dihamburkan akan menempel
pada bagian yang bermuatan positif dikarenakan daya tarik menarik
elektrostatis.
5. Selembar kertas diletakkan pada gambar yang terbentuk oleh serbuk
dan diberikan muatan positif.
6. Serbuk yang bermuatan negatif akan tertarik oleh lembaran kertas
bermuatan positif dan terlepas dari foto konduktor.
7. Pemanas meleburkan gambar yang terbentuk oleh serbuk itu dan
menyatu dengan lembaran kertas, yang kemudian menghasilkan
duplikasi (copy) dari gambar aslinya.
Mayoritas mesin foto copy saat ini menerapkan proses kerja
seperti tersebut diatas. Sehingga pada semua mesin memiliki bagian-
bagian yang disebut:
1. Charging; Sebuah tabung silinder (drum) yang diberi muatan listrik
kawat yang bermuatan listrik tinggi yang disebut corona wire atau
charge roller. Tabung silinder dilapisi dengan bahan yang bersifat foto
konduksi. Sebuah foto konduktor merupakan semi konduktor akan
menjadi konduktif ketika terkena cahaya.
2. Exposure; Sebuah tabung lampu yang menyala terang menyinari
dokumen asli dan bagian / area yang berwarna putih akan
memantulkan cahaya ke permukaan tabung silinder (drum). Bagian
yang terkena pantulan cahaya akan menjadi konduktif bermuatan
positif dan sebaliknya yang tidak terkena pantulan akan tetap
bermuatan negatif. Hasilnya dari pencahayaan ini akan terbentuk pada
permukaan drum.
3. Developing; Bagian yang berisikan toner (serbuk) yang bermuatan
positif. Ketika bersentuhan dengan drum dan menghasilkan gambar,
toner (serbuk) akan tertarik dan menempel pada bagian drum yang
bermuatan negatif (area berwarna hitam = tulisan/ gambar pada
dokumen asli).
4. Transfer; Hasil dari gambar yang terbentuk dari toner (serbuk) pada
permukaan drum, dipindahkan ke permukaan lembaran kertas dengan
bantuan muatan listrik negatif yang lebih tinggi dari muatan listrik
negatif pada drum.
5. Fusing; Proses peleburan toner (serbuk) dan menyatu pada lembaran
kertas dengan bantuan gulungan (roller) yang memberikan tekanan.

2. Sistem ABS (anti lock breaking system)


Ide dibalik teknologi ABS pada dasarnya sederhana. Biasanya saat
rem diinjak secara penuh, keempat roda kendaraan akan langsung
mengunci. Setelah itu, mobil meluncur lurus ke depan tak bisa
dikendalikan dalam posisi membelok. Ketidakstabilan itulah yang sering
terjadi pada sistem rem nonABS. Hal seperti itu, tentu menimbulkan
risiko kecelakaan, apalagi bila di depannya ada rintangan.
Tapi berbeda dengan sistem ABS. Rem ini dirancang anti mengunci
dengan tujuan untuk mencegah selip. Selain itu, membantu pengemudi
memantapkan kendali pada setir dalam situasi pengereman mendadak.
Dengan kata lain, ABS mencegah roda kendaraan untuk mengunci,
mengurangi jarak yang diperlukan untuk berhenti dan memperbaiki
pengendalian pengemudi di saat pengereman mendadak.
Proses kerja ABS, yaitu saat pengemudi menginjak rem, keempat roda
langsung mengunci. Namun, saat pengemudi tiba-tiba membelokkan
setir ke kiri atau ke kanan, komputer secara otomatis melepas roda
yang terkunci. Dengan sistem itu, maka mobil bisa dikendalikan dan
dihentikan, sekaligus menghindari rintangan di depannya.
Cara kerja ABS adalah mengurangi tekanan tiba-tiba minyak/oli rem
pada kaliper kanvas yang menjepit piringan rem atau teromol. Tekanan
minyak rem disalurkan secara bertahap. Sehingga secara perlahan-lahan
kendaraan dapat dihentikan saat pengereman mendadak.
3. Pintu Otomatis
Hampir di setiap mall dan pusat-pusat perbelanjaan kita akan
menjumpai pintu otomatis. Pintu ini akan membuka ketika anda
mendekatinya dan menutup ketika anda telah melaluinya. Pintu
otomatis tampak sebagai pintu biasa yang sederhana namun
sebenarnya pintu otomatis tidak sesederhana yang terlihat. Pintu
otomatis merupakan rangkaian mesin yang rumit yang terdiri dari
banyak bagian seperti sensor dan sistem motor penggerak yang bekerja
secara harmonis sehingga pintu otomatis dapat membuka dan menutup
dengan aman.
Pintu otomatis dapat bekerja untuk membuka dan menutup
secara otomatis dengan menggunakan teknologi sensor. Sensor
merupakan suatu perangkat yang dapat mendeteksi keberadaan
seseorang atau objek lainnya ketika orang atau objek tersebut
mendekati pintu otomatis. Biasanya, sensor-sensor tersebut akan
diletakkan di sekitar pintu otomatis. Sensor-sensor ini juga akan
diletakkan di kedua sisi yaitu sisi dalam dan sisi luar pintu otomatis
tersebut, sehingga pintu otomatis dapat bekerja dari kedua sisi. Sensor
kemudian akan mengaktifkan sistem yang akan menggerakkan motor
yang akan membuka dan menutup pintu otomatis.
enis-Jenis Sensor pada Pintu Otomatis dan Cara Kerjanya
a.Sensor Optik
Sensor ini akan memancarkan tirai infra merah yang berupa
cahaya yang tidak tampak oleh mata pada jarak jangkauan tertentu.
Sensor ini akan bereaksi jika seseorang atau sesuatu menghalangi
cahaya infra merah yang dipancarkan. Jika seseorang memasuki area
yang disinari dengan cahaya ini, maka pancaran cahaya akan terganggu
dan menjadi tidak utuh. Hal ini menyebabkan program perintah untuk
menutup pintu terganggu. Terganggunya program untuk menutup pintu
akan menyebabkan pintu otomatis akan terbuka. Jika objek telah
menjauh dari jarak jangkauan sensor dan sinar sensor kembali utuh,
maka pintu otomatis akan menutup kembali.
b.Sensor Gerakan

Sensor ini akan memancarkan radar gelombang mikro. Hampir


sama seperti pada sensor optik, jika seseorang atau sesuatu berada
dalam jangkauan radar maka sensor akan bereaksi membuka pintu
otomatis.
c.Sensor Panas Tubuh
Ketika seseorang berada di depan sensor panas tubuh, maka
sensor panas tubuh akan menghitung panjang gelombang yang
dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut. Ketika orang tersebut berada
dalam keadaan diam, maka panjang gelombang yang dihasilkan berupa
panjang gelombang yang konstan dan menyebabkan energi panas yang
dihasilkan digambarkan hampir sama dengan kondisi lingkungan di
sekitarnya. Ketika orang tersebut melakukan gerakan, maka panjang
gelombang yang dihasilkan berupa panjang gelombang yang bervariasi
sehingga menghasilkan panas yang berbeda dengan kondisi lingkungan
di sekitarnya. Panas yang dihasilkan ini akan dideteksi oleh sensor dan
dilanjutkan dengan reaksi untuk membuka pintu otomatis.
d.Sensor Tekanan
Sensor ini biasanya diletakkan di bawah keset yang berada di
depan pintu. Sensor ini akan bereaksi terhadap tekanan berat objek
yang berada di atasnya. Dan jika sensor telah menerima batasan
minimal berat yang diperlukan untuk membuka pintu, maka pintu
otomatis pun akan terbuka.
e.Sensor Jarak Jauh
Pada sensor ini dibutuhkan pengendali jarak jauh yang
dioperasikan secara manual untuk membuka dan menutup pintu.
Sensor jenis ini biasanya dipakai pada pintu garasi otomatis.

You might also like