You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan

dalam tujuan pembangunan millenium (MDGs) tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan

ibu, dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah menurunkan hingga (75%)

resiko kematian ibu dari jumlah AKI pada tahun 1990. Menurut laporan World Health

Organization (WHO) diperkirakan diseluruh dunia terdapat sekitar 536.000 wanita

meninggal dunia akibat komplikasi kehamilan. Dari jumlah tersebut, (99%) di antaranya

terjadi di Negara-negara berkembang (Bambang, 2007). Mortalitas dan morbiditas pada

waktu hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin

sekitar (25-50%) kematian wanita usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan

kehamilan (Saifuddin, 2006).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, rata-rata angka

kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Indonesia, khususnya

Provinsi Bengkulu, angka kematian ibu mencapai 120 per 100.000 kelahian hidup (Dinkes

Provinsi Bengkulu, 2011).

Penyebab utama kematian ibu langsung adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan

infeksi (11%). Penyebab tidak langsung adalah anemia (51%) (Depkes, 2007).

WHO melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global sebesar (55%)

dan pada umumnya terjadi pada trimester ketiga, sedangkan prevalensi anemia pada ibu

hamil di Indonesia tahun 2010 adalah (70%) atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia

(Sunita, 2011). Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia masih sangat tinggi. Tingginya

prevalensi anemia antara lain disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kehilangan darah secara
kronis, asupan zat besi tidak cukup, penyerapan yang tidak adekuat dan peningkatan

kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah merah yang secara fisiologis

berlangsung pada masa pertumbuhan, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui

(Arisman, 2009).

Ibu hamil yang menderita anemia memiliki kemungkinan akan mengalami perdarahan

postpartum (Manuaba, 2007). Frekuensi perdarahan post partum (5-15%) dari seluruh

persalinan, penyebab atonia uteri memiliki angka presentasi paling tinggi dari yang lainnya

(50-60%), retensio plasenta (16-17%), sisa plasenta (23-24%), laserasi jalan lahir (4-5%),

dan kelainan pembekuan darah (0,5-0,6%) (Nugroho, 2010), sedangkan presentase

perdarahan karena anemia selama kehamilan (15-20%) . Mengingat besarnya dampak buruk

dari anemia defisiensi zat besi pada wanita hamil dan janin, oleh karena itu perlu kiranya

perhatian yang cukup terhadap masalah ini (Rusnah, 2007).

Menurut Dinkes kota Bengkulu tahun 2011 dan 2012, angka Kejadian anemia pada ibu

hamil di Kota Bengkulu berdasarkan data dari seluruh Puskesmas pada tahun 2011 terdapat

53 (0,7%) ibu hamil yang mengalami anemia dari total kunjungan sebanyak 7.057 ibu hamil,

sedangkan tahun 2012 terdapat 170 (2,4%) ibu hamil yang mengalami anemia dari total

kunjungan sebanyak 6.856 ibu hamil (Dinkes Kota Bengkulu, 2012)

Puskesmas Anggut Atas merupakan Puskesmas dengan jumlah kejadian anemia

terbanyak di Kota Bengkulu, yaitu dengan jumlah 24 ibu hamil dengan anemia, maka dari itu

penulis memilih Puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu sebagai tempat melakukan

penelitian. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan pada tanggal 12 Desember 2013 di

Puskesmas Anggut Atas didapat data pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai bulan

November terdapat 39 ibu hamil yang mengalami anemia ringan, dengan HB rata-rata (10,8

gr%) dari total kunjungan sebanyak 236 ibu hamil.


Berdasarkan data diatas selama tiga tahun terakhir ini, jumlah ibu hamil yang mengalami

anemia di Puskesmas Anggut Atas Kota Bengkulu terus mengalami peningkatan, maka dari

itu penulis tertarik mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

TM III Dengan Anemia Ringan di Puskesmas Anggut Atas kota Bengkulu Tahun 2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka identifikasi masalah

penelitian adalah :

1. Anemia meningkatkan frekuensi komplikai pada kehamilan, persalinan, dan nifas, yaitu dapat

terjadinya keguguran, prematuritas, BBLR, perdarahan, syok hipovolemia, bahkan kematian.

2. Tingginya prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas Anggut Atas kota

Bengkulu Tahun 2013.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan tingginya prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas Anggut

Atas kota Bengkulu Tahun 2013 maka dapat ditentukan pertanyaan penelitian, yaitu

bagaimanakah melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan

di Puskesmas Anggut Atas kota Bengkulu Tahun 2014.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk diterapkan dan diaplikasikan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil tm 3

dengan anemia ringan.


2. Tujuan Khusus

a. Untuk dikaji dan diaplikasikan data subjektif pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan

b. Untuk dikaji dan diaplikasikan data objektif pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan

c. Untuk ditegakkan diagnosa kebidanan pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan

d. Untuk direncanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan

e. Untuk dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan

f. Untuk dievaluasi tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan

g. Untuk dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III dengan

anemia ringan

h. Untuk dianalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan

E. Manfaat Penelitian

Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat :

1. Manfaat teoritis

Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan penulis serta pembaca mengenai

penatalaksanaan asuhan kebidanan dengan kasus anemia sesuai wewenang bidan.

2. Manfaat praktis
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi tenaga bidan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dan memberikan pelayanan kesehatan dalam

penanganan kasus kebidanan, khususnya anemia ringan, serta dapat mengaplikasikan ilmu

yang diperoleh.

3. Manfaat penelitian yang dapat diterapkan secara langsung, seperti :

a. Manfaat bagi Puskesmas

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan cara memberikan informasi

dan masukan yang bermanfaat bagi Puskesmas terutama bagi pelayanan yang memberikan

pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dan upaya-upaya yang dapat dilakukan keluarga

dalam menghadapi ibu hamil dengan anemia ringan serta dalam kebijakan program kesehatan

dengan meningkatkan penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil.

b. Manfaat bagi Akademik

Sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu hamil dan memberikan

informai tentang asuhan kebidanan yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan anemia bagi

mahasiswi Akademi Kebidanan Dehasen kota Bengkulu.

c. Manfaat bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang anemia pada ibu hamil serta asuhan

yang diberikan dalam mengatasi anemia pada ibu hamil.

F. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa pernah diteliti oleh

1) Nama : Mentari Dawati

Tahun : 2013

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia di Puskesmas Anggut Atas Kota

Bengkulu Tahun 2013.


Hasil Penelitian :

pada kasus ibu hamil dengan anemia dilakukan terapi obat : Fe 300 mg tiga kali sehari.

Asuhan yang diberikan yaitu memberikan penkes tentang anemia kepada ibu hamil,

melakukan pemerisaan Hb secara berkala, melakukan pengontrolan peningkatan berat badan.

Setelah diberikan asuhan kebidanan, keadaan umum ibu tampak baik, kesadaran

composmentis, tanda-tanda vital ibu normal, wajah ibu tampak segar, konjungtiva ananemis

dan Hb 11,3 gr%. Berdasarkan kasus yang ditemukan tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan aplikasi dilapangan.

Perbedaan dengan penelitian saya adalah subyek pada ibu hamil tm 3 dengan anemia ringan.

Dan waktu penelitian tahun 2014.

2) Nama : Santri

Tahun : 2013

Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Ringan di Puskesmas Anggut Atas Kota

Bengkulu Tahun 2013.

Hasil Penelitian :

pada kasus ibu hamil dengan anemia dilakukan terapi obat Fe. Asuhan yang diberikan yaitu

memberikan penkes tentang anemia kepada ibu hamil, melakukan pemerisaan Hb secara

berkala. Setelah diberikan asuhan kebidanan, keadaan umum ibu tampak baik, kesadaran

composmentis, tanda-tanda vital ibu normal, wajah ibu tampak segar, konjungtiva ananemis

dan Hb 11 gr%. Berdasarkan kasus yang ditemukan tidak terdapat kesenjangan antara teori

dan aplikasi dilapangan.

Perbedaan dengan penelitian saya adalah subyek pada ibu hamil tm 3 dan waktu penelitian

tahun 2014.

You might also like