You are on page 1of 5

ANALISA JURNAL

PENGARUH FREKUENSI PERAWATAN LUKA BAKAR DERAJAT II DENGAN


MADU NECTAR FLORA TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA
Analisa ini disusun untuk memenuhi tugas Remidi Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Disusun Oleh :
MIFTA PUTRI UTAMI
NIM : 15.012

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
ANALISA JURNAL

1. JUDUL
“PENGARUH FREKUENSI PERAWATAN LUKA BAKAR DERAJAT II DENGAN
MADU NECTAR FLORA TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA”

2. PENELITI
Dina Dewi SLI, Sanarto, dan Barotut Taqiyah

3. ABSTRAK JURNAL
a. Tujuan
Untuk mengetahui seberapa efektif-kah perawatan luka bakar derajat II yang
menggunakan madu nectar flora dengan frekuensi waktu yang berbeda.

b. Desain Penelitian
Model penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris (true experimental) dengan
menggunakan desain post-test only control design dengan tujuan untuk mengetahui
keefektifan penyembuan luka bakar derajat II dalam memperpendek waktu
penyembuhan luka bersih.

c. Tempat Penelitian
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

d. Populasi Penelitian
Penelitian menggunakan 20 ekor marmut sebagai sample dibagi menjadi 5 kelompok
perlakuan yaitu kelompok 1 (kelompok kontrol), kelompok perlakuan 2 (perawatan
luka 2 hari sekali), kelompok perlakuan 3 (perawatan luka 1 kali per hari), kelompok
perlakuan 4 (perawatan luka 2 kali per hari), dan kelompok perlakuan 5 (perawatan 3
kali per hari). Dengan kriteria Karakteristik sample meliputi: 1) marmut (Cavia
porcellus) yang dipilih berdasarkan alasan bahwa struktur kulit dan jaringan organ
yang mirip dengan manusia; 2) jenis kelamin betina; 3) usia 2-3 bulan; 4) berat 250-
300 gr; 5) dalam kondisi yang sehat yang ditandai dengan gerakan aktif, belum pernah
mendapatkan pengobatan (medikasi) 6) aklimatisasi selama proses perawatan luka di
Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

e. Teknik Pengambilan Data/ Pengukuran


Karena penelitian ini memakai metode eksperiment maka metode analisis yang
dipakai adalah dengan memakai tabulasi data,tabelling dan table analisis

f. Hasil Penelitian
1. Deskripsi atau interpretasi hasil penelitian, misalnya output statistik.
Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa pada kelompok kontrol menunjukkan rata-
rata lama penyembuhan 14 hari. Sedangkan Perawatan luka bakar derajat II A
dengan madu yang dirawat 2 hari sekali (kelompok 2) menunjukkan rata-rata
lama penyembuhan 13,5 hari. Pada kelompok3 yang dirawat 1 kali sehari
memiliki rata-rata penyembuhan 11,75 hari. Rata-rata penyembuhan pada
kelompok 4 yang dirawat 2 kali sehari adalah 10,5 hari. Kelompok 5
menunjukkan rata-rata penyembuhan luka 10 hari.
2. Analisis.
Kelebihan jurnal Penelitian ini adalah penelitian mengungkapkan berbagai teori
tentang pengertian dan cara perawatan untuk luka bakar derajat II baik di
Indonesia maupun di Negara lain. Hipotesis dari penelitian juga dicantumkan
dengan jelas. Hasil perhitungan persentase frekuensi perawatan pada luka bakar
derajat II ada pada jurnal ini dan proses penghitungan statistiknya juga disajikan
secara jelas.

g. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1) perawatan luka
bakar derajat II dengan menggunakan madu nektar flora yang dilakukan 2 hari sekali
memiliki rata-rata lama penyembuhan luka yang hampir sama dengan kelompok
kontrol. Sedangkan perawatan yang dilakukan 1 kali per hari lebih efektif
dibandingkan dengan perawatan 2 hari sekali secara klinis;2) perawatan luka yang
dilakukan 2 kali per hari memiliki pengaruh yang hampir sama dengan kelompok
perawatan 3 kali per hari. Dengan demikian perawatan luka bakar derajat II dengan
menggunakan madu nektar flora yang dilakukan 2-3 kali per hari terbukti paling
efektif (secara klinis) dalam mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II
dibandingkan dengan perawatan luka yang dilakukan 1 kali per hari dan 2 hari sekali,
serta perawatan luka dengan tidak menggunakan bahan apapun.

h. Kata Kunci
Luka bakar derajat II, madu nektar flora, lama penyembuhan luka, frekuensi
perawatan luka

4. ANALISA PICO
No. Kriteria Jawab Pembenaran & Critical thinking
1 P YA/TIDAK Dalam jurnal ini, populasi atau problem yang ditemukan yaitu
pasien yang terdiagnosa luka bakar derajat II.
2 I YA/TIDAK Penelitian ini memakai teori tentang perawatan dari luka bakar
yang telah disebutkan oleh beberapa ahli, seperti: Madu telah
digunakan untuk mengobati luka bakar dan ulcer untuk
mengurangi infeksi dan mempercepat penyembuhan luka
(Subrahmanyam, 1996).
Dengan kandungan tersebut madu memiliki kemampuan untuk
membersihkan luka, menyerap cairan edema, memicu granulasi
jaringan, epitelialisasi dan peningkatan nutrisi. Penelitian
tersebut menggunakan perawatan luka bakar metode tertutup
(Subrahmanyam, 1996). Tindakan perawatan luka merupakan
salah satu tindakan yang harus dilakukan pada klien luka bakar
karena klien mengalami gangguan intregritas kulit yang
memungkinkan terjadi masalah kesehatan yang lebih serius.
Tujuan utama dari perawatan luka tersebut adalah
mengembalikan integritas kulit dan mencegah terjadinya
komplikasi infeksi.

3 C YA/TIDAK Penelitian ini memakai teori dari Subrahmanyam, 1996 tentang


kandungan dan khasat madu. Serta teori dari Taylor et al, 1989
tentang frekuensi perawatan luka bakar yang semakin sering
intensitas perawatan maka semakin cepat sembuh.
4 O YA/TIDAK Berdasarkan pengamatan dan penelitian didapatkan bahwa pada
kelompok kontrol menunjukkan rata-rata lama penyembuhan 14
hari. Sedangkan Perawatan luka bakar derajat II A dengan madu
yang dirawat 2 hari sekali (kelompok 2) menunjukkan rata-rata
lama penyembuhan 13,5 hari. Pada kelompok 3 yang dirawat 1
kali sehari memiliki rata-rata penyembuhan 11,75 hari. Rata-rata
penyembuhan pada kelompok 4 yang dirawat 2 kali sehari
adalah 10,5 hari. Kelompok 5 menunjukkan rata-rata
penyembuhan luka 10 hari.
Keterangan:
P (Problem/Population) : masalah dan populasi yang spesifik dalam jurnal tersebut.
I (Intervention) : Intervensi/perlakuan yang dilakukan pada populasi terhadap
fenomena yang terjadi
C (Comparation, bila ada) : Perbandingan intervensi yang sudah/pernah dilakukan pada
populasi/problem terkait.
O (Outcome) :hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut serta
implikasinya di bidang keperawatan.

Kesimpulan :
Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perawatan luka dengan
madu yang dilakukan 3 kali sehari memiliki rata- rata lama penyembuhan yang lebih cepat
dibandingkan dengan perawatan luka yang lainnya.
Untuk menguji dan mengetahui pengaruh frekuensi perawatan luka bakar derajat II
dengan madu terhadap penyembuhan luka dilakukan uji dengan one way anova dan
dilanjutkan dengan uji LSD (BNT). One way anova ini dipilih karena klasifikasi pengamatan
hanya berdasarkan satu criteria yaitu pemberian perlakuan saja. Tujuan analisa ragam tersebut
ingin menguji apakah rata-rata setiap perlakuan memberikan hasil yang berbeda atau sama,
sedangkan uji LSD/BNT bertujuan untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda nyata
atau tidak berbeda nyata.
Proses penyembuhan pada perawatan luka bakar 2 hari sekali membutuhkan waktu
yang paling lama, yaitu rata-rata 13,5 hari. Hal ini disebabkan karena balutan mudah kering
sehingga kelembaban luka kurang terjaga yang dapat meningkatkan resiko cidera dalam
melepas balutan luka dan juga dapat memperlambat dalam pengangkatan jaringan nekrosis.
Pada perawatan luka bakar 1 kali per hari, kelembaban luka lebih terjaga sehingga
resikoresiko balutan yang bersifat kering juga berkurang. Rata-rata penyembuhan luka pada
perawatan ini adalah 11,75 hari (lebih cepat jika dibandingkan dengan perawatan 2 hari
sekali).
Semakin sering perawatan luka dilakukan, maka semakin cepat luka tersebut sembuh.
Hal ini karena balutan lebih tetap terjaga kelembapannya dan kebersihan luka tetap terjamin
sehingga terhindar dari resiko infeksi, di samping itu dapat mengurangi resiko cidera selama
mengganti balutan (Doengoes, 2000). Luka yang lembab akan mempercepat perpindahan dari
sel-sel epidermal ke permukaan luka sehingga proses pembentukan jaringan baru juga
semakin cepat.

You might also like