You are on page 1of 17

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

(TENTANG PIELONEFRITIS)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. DIA ANJELINA
2. DIANA NOVITA SARI
3. DEFTA YELIKA
4. DAVID FAHREDO
5. CITA NURZELY

1
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU
2018

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pielonefritis”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Bengkulu, Februari 2018

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A...........................................................................................................Latar
Belakang............................................................................................... 1
B............................................................................................................Tujua
n Penulisan............................................................................................ 1
C............................................................................................................Manf
aat.......................................................................................................... 1

BAB II KONSEP DASAR PENYAKIT


A............................................................................................................Defin
isi........................................................................................................... 2
B............................................................................................................Etiol
ogi......................................................................................................... 3
C............................................................................................................Patof
isiologi.................................................................................................. 5
D............................................................................................................Tand
a dan Gejala.......................................................................................... 5
E............................................................................................................Peme
riksaan Penunjang................................................................................. 7
F.............................................................................................................Kom
plikasi.................................................................................................... 7
G............................................................................................................Penat
alaksanaan Medik ................................................................................ 8
H............................................................................................................Penc
egahan................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

4
A...........................................................................................................Kesi
mpulan.................................................................................................. 10
B............................................................................................................Saran
..............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

5
6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pielonefritis merupakan infeksi piala pada ginjal, tubulus dan jaringan

interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih

melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% sampai 25%

curah jantung, bakteri jarang yang mencapai ginjal melalui aliran darah, kasus

penyebaran secara hematogen kurang dari 3%.


Pielonefritis sering disebut sebagai akibat dari refluks ureterivesikal,

dimana katup uretevesikal yang tidak kompeten menyebabkan urine mengalir

balik (refluks) ke dalam ureter. Obstruksi traktus urinarius (yang

meningkatkan kerentanan ginjal terhadap infeksi), tumor kandung kemih,

striktur, hiperplasia prostatik benigna, dan batu urinarius merupakan penyebab

yang lain. Pielonefritis dapat akut dan kronis.

B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Untuk mengetahui dasar tentang pielonefritis.
2. Untuk mengetahui pembagian dari pielonefritis

C. Manfaat
1. Dapat memahami konsep pielonefritis yang menyerang organ

ginjal
2. Dapat memahami patofisiologi gambaran penyakit pielonefritis

secara menyeluruh

BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT

1
A. Definisi
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang
sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan
berlangsungselama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis
akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan
pielonefritis kronis.Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal
(pelvis renalis),tubulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua
gunjal (Brunner &Suddarth, 2002: 1436).Pielonefritis merupakan suatu infeksi
dalam ginjal yang dapat timbulsecara hematogen atau retrograd aliran ureterik
(J. C. E. Underwood, 2002:668). Ginjal merupakan bagian utama dari sistem
saluran kemih yang terdiriatas organ-organ tubuh yang berfungsi
memproduksi maupun menyalurkanair kemih (urine) ke luar tubuh. Berbagai
penyakit dapat menyerangkomponen-komponen ginjal, antara lain yaitu
infeksi ginjal.Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu :
1. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi
berulangkarena terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi
yangberulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai.Infeksi
bakteridari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini
akanmempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas
dikaitkandengan selimut antibodi bakteri dalam urin.Ginjal biasanya
membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi.Abses dapat
dijumpai padakapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis.Pada akhirnya,
atrofi dankerusakan tubulus serta glomerulus terjadi.Pyelonefritis akut
merupakansalah satu penyakit ginjal yang sering ditemui.Gangguan ini
tidak dapatdilepaskan dari infeksi saluran kemih.Infeksi ginjal lebih sering
terjadi pada wanita, hal ini karena saluran kemih bagian bawahnya (uretra)
lebih pendek dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya terletak
berdekatandengan vagina dan anus, sehingga lebih cepat mencapai
kandung kemihdan menyebar ke ginjal. Insiden penyakit ini juga akan
bertambah padawanita hamil dan pada usia di atas 40 tahun. Demikian

2
pula, penderitakencing manis/diabetes mellitus dan penyakit ginjal lainnya
lebih mudahterkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
2. Pielonefritis kronis
Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat
jugakarena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk
urin.Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara
permanenakibat inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut dan
dapatmenyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis.
Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak
berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksiginjal
yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelahinfeksi yang
gawat. Pembagian Pielonefritis akut seringditemukan pada wanita hamil,
biasanya diawali dengan hidroureter danhidronefrosis akibat obstruksi
ureter karena uterus yang membesar.

B. Etiologi
1. Bakteri
a. Escherichis colli
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan
diusus besar) merupakan penyebab infeksi yang sering ditemukan pada
pielonefritis akut tanpa komplikasi
b. Basilus proteus dan Pseudomonas auroginosa.
Pseudomonas juga merupakan patogen pada manusia dan
merupakan penyebab infeksi pada saluran kemih.
c. Klebsiella enterobacter
Klebsiella enterobacter merupakan salah satu patogen menular
yangumumnya menyebabkan infeksi pernapasan, tetapi juga
dapatmenyebabkan infeksi saluran kemih
d. Species proteus
Proteus yang pada kondisi normal ditemukan di saluran cerna,
menjadi patogenik ketika berada di dalam saluran kemih.
e. Enterococus
Mengacu pada suatu spesies streptococus yang mendiami
salurancerna dan bersifat patogen di dalam saluran kemih
f. Lactobacillus

3
Lactobacillus dalah flora normal di rongga mulut, saluran cerna, dan
vagina,dipertimbangkan sebagai kontaminan saluran kemih.
Apabiladitemukan lebih dari satu jenis bakteri, maka spesimen tersebut
harusdipertimbangkan terkontaminasi. Hampir semua gambaran
klinisdisebaban oleh endotoksemia. Tidak semua bakteri bersifat patogen
disaluran perkemihan, tetapi semua bakteri tersebut ditemukan
dalamsampel biakan urine. Namun, bakteri-bakteri tersebut tetap
merupakankontaminan.
2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung
kemih kembali kedalam ureter.
4. Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi aliran darah dan aliran
plasmaefektif ke ginjal dan saluran kencing. Kecepatan filtrasi glomerulus
dan fungsi tubuler meningkat 30-50%. Dibawah keadaan yang normal
peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin yang
tumbuhtidak membuat ginjal dan uretra bekerja ekstra. Keduanya
menjadidilatasi karena peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan
urin kekandung kemih lebih lambat. Stasis urin ini meningkatkan
kemungkinan pielonefritis.
Estrogen dapat meningkatkan resiko terjadinya infeksi yang terjadi
pada kandung kemih yang akan naik ke ginjal. Bendungan dan atoni ureter
dalam kehamilan mungkin disebabkan oleh progesteron, obstipasi
atautekanan uterus yang membesar pada ureter.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya
bisadicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan
oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih. Berbagai
penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya batu ginjal atau
pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke
dalamureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal.

C. Patofisiologi

4
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococu fecalis,
Pseudomonas aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal
berasal dari luar tubuh yang masuk melalui saluran kemih bagian
bawah(uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter (saluran kemih
bagianatas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah ke
ginjal,yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam
waktu24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui
alat-alatseperti kateter dan bedah urologis. Bakteri lebih mudah menyerang
ginjal bila terdapat hambatan atau obstruksi saluran kemih yang mempersulit
pengeluaran urin, seperti adanya batu atau tumor
Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal
yangtidak lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik
dan pelvis ginjal juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi
menghsilkanfibrosis dan scarring. Pielonefritis kronis muncul stelah periode
berulang dari pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan degeneratif dan
menjadi kecilserta atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat berkembang
menjadi gagal ginjal.

D. Tanda dan Gejala


Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba.
Kemudiandapat disertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan
muntah.Pada beberapa kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah
yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi berkemih yang meningkat
Dapat terjadi kolik renalis, dimana penderita merasakan nyeri hebatyang
desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanyairitasi
akibat infeksi atau karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada
salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat.
Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih
sulit untuk dikenali.
1. Pyelonefritis akut ditandai dengan :
a. Pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal
b. Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi,
menggigil,nausea

5
c. Nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya
kelemahanfisik.
d. Pada perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness
e. Klien biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam
beberapahari.
f. Ada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau
hematuriadengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan
sel darah putih.
2. Pielonefritis kronis
Pielonefritis kronis terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang,
sehinggakedua ginjal perlahan-lahan menjadi rusak.
Tanda dan gejala:
a. Adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang biasanya
tidak mempunyai gejala yang spesifik
b. Adanya keletihan
c. Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun.
d. Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis,
proteinuria, pyuria dan kepekatan urin menurun.
e. Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien
mengalamigagal ginjal.
f. Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks
g. Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka
pada jaringan
h. Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi.

E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritisadalah:
1. Whole blood
2. Urinalisis
3. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu
menemukanadanya batu ginjal, kelainan struktural atau penyebab
penyumbatan air kemih lainnya
4. BUN
5. Creatinin
6. Serum Electrolytes
7. Biopsi ginjal
8. Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi
perubahanatau abnormalitas struktur

6
F. Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis
akut(Patologi Umum & Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669)
1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan
darah pada area medula akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila
ginjal,terutama pada penderita diabetes melitus atau pada tempat
terjadinya obstruksi.
2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter
yangdekat sekali dengan ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis
dansistem kaliks mengalami supurasi, sehingga ginjal mengalami
pereganganakibat adanya pus
3. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan
meluaske dalam jaringan perirenal, terjadi abses perinefrik.Komplikasi
pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari
hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut),
hipertensi, dan pembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai
organisme pengurai urea, yang mangakibatkan terbentuknya batu)(Brunner
& Suddarth, 2002: 1437).

G. Penatalaksanaan Medik
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya
akansembuh tuntas. Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan
penyakit kambuh kembali terutama pada penderita yang kekebalan tubuhnya
lemahseperti penderita diabetes atau adanya sumbatan/hambatan aliran urin
misalnya oleh batu, tumor dan sebagainya. Penatalaksanaan medis menurut
Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
1. Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat
antimikrobial seperti trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ,
Septra), gentamycin dengan atau tanpa ampicilin, cephelosporin, atau
ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari
2. Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih,
meningkatkan rasanyaman, dan meningkatkan kapasitas kandung kemih

7
menggunakan obatfarmakologi tambahan antispasmodic dan
anticholinergic sepertioxybutinin (Ditropan) dan propantheline (Pro-
Banthine)
3. Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan
kerusakanginjal secara progresif.

H. Pencegahan
Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang
harus dilakukan
1. Minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu
pengosongankandung kemih serta kontaminasi urin.
2. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
3. Banyak istirahat di tempat tidur
4. Terapi antibiotika
Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak
pernah mengalami infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan
cara membersihkan setelah buang air besar, terutama pada wanita.
Senantiasamembersihkan dari depan ke belakang, jangan dari belakang ke
depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri dari feses sewaktu
buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang uretra.Pada
waktu pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat
agar tidak terjadi infeksi.
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk
pengobataninfeksi ginjal mempunyai khasiat sebagai antiradang, antiinfeksi,
menurunkanpanas, dan diuretik (peluruh kemih). Tumbuhan obat yang dapat
digunakan,antara lain :
1. Kumis Kucing (Ortthosiphon aristatus)
2. Meniran (Phyllanthus urinaria)
3. Sambiloto (Andrographis paniculata)
4. Pegagan (Centella asiatica)
5. Daun Sendok (Plantago major)
6. Akar Alang-Alang (Imperata cyllindrica)
7. Rambut Jagung (Zea mays)
8. Krokot (Portulaca oleracea)
9. Jombang (Taraxacum mongolicum)
10. Rumput Mutiara(Hedyotys corymbosa)

8
9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tubulus, dan jaringan
interstisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kemih
melalui uretra dan naik ke ginjal. Meskipun ginjal menerima 20% - 25% curah
jantung, bakteri jarang mencapai ginjal melalui darah, kasus penyebaran
secara hematogen kurang dari 3%. Escherichia coli (bakteri yang dalam
keadaan normal ditemukan di usus besar) merupakan penyebab dari 90%
infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50% infeksi ginjal di
rumah sakit. Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke
kandung kemih. Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya
bisa dicegah oleh aliran air kemih yang akan membersihkan organisme dan
oleh penutupan ureter di tempat masuknya ke kandung kemih

B. Saran
Saran kami dalam makalah ini semoga para pembaca bisa lebih
memahamiisi darimakalah ini dan dapat menerapkannya dalam melakukan
asuhankeperawatan dan membandingkan dengan referensi lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keprawatan. Edisi 7. Jakarta :


EGC

Tambayong, jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

http://acenkfik.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-pielonefritis.html.
(Diakses pada tanggal 22 Februari 2013)

http://glizzer.wordpress.com/2009/05/07/asuhan-keperawatan-klien-dengan/.
(Diakses pada tanggal 22 februari 2012)

11

You might also like