Professional Documents
Culture Documents
Andhitya WP Teibang
1620221216
Pembimbing :
dr. Endang Prasetyowati, Sp.A
Pembimbing
Ditetapkan di : Ambarawa
Tanggal : 27 Februari 2018
2
BAB I
IDENTITAS DAN RESUME PASIEN
3
pasien sudah memberikan obat penurun panas pada pasien namun sering
kambuh lagi bila sudah tidak minum penurun panas. Demam tidak disertai
menggigil dan tidak sampai mengalami kejang. Selain itu ibu pasien juga
mengeluhkan berat badan anaknya beberapa bulan ini sulit naik. Kalaupun
naik tidak secara signifikan. Nafsu makan anaknya dirasa kurang
dibandingkan sebelumnya. Sehari makan 3 kali. Sekali makan pasien hanya
memakan sekitar 2-3 sendok saja.
2 hari SMRS, Ibu pasien menjelaskan bahwa pasien sering batuk grok grok
disertai pilek. Menurut ibu pasien sekarang nafsu makan pasien sudah
membaik sehingga berat badan pasien terus naik setiap bulannya, keluhan
keringat dingin di malam hari sudah tidak ada, demam juga tidak ada. Pasien
sehari makan 3 kali setiap kali makan 1 piring nasi habis.
Ibu pasien menjelaskan jika kakek pasien sering batuk dan diagnosis
penyakit flek paru oleh dokter dan sudah dinyatakan sembuh sekitar satu
tahun yang lalu.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik pada thoraks pasien ditemukan bunyi
pekakdi basal kedua lapang paru pada saat perkusi. Pada saat auskultasi
terdengar bunyi ronkhi pada kedua lapang paru. Pemeriksaan penunjang yaitu
pemeriksaan darah rutin didapatkan leukositosis (leukosit 13.800). Selain itu,
ditemukan gambaran efusi pleura dextra et sinistra pada foto thorak AP.
4
BAB II
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Keterangan :
Yang dilingkari merupakan keluarga yang tinggal serumah dengan pasien
5
2.2 Denah Rumah
Pintu Belakang
Dapur Cuci
Pirin
g
Kamar
Tidur III
Kayu
Bakar
Meja Makan
Kandang
Sapi dan Kamar
Kambing Tidur II
Kamar
Tidur I
Pintu Depan
6
2.3 Edukasi Saat Kunjungan
Menjelaskan mengenai tuberkulosis paru
Edukasi tentang komplikasi yang dapat terjadi pada pasien
Edukasi kepada keluarga pasien agar selalu menjaga kesehatan lingkungan
rumah dan sekitar.
Menjauhi faktor-faktor yang memicu sesak dan batuk seperti asap rokok,
bulu-bulu boneka atau selimut, asap pembakaran, dan hewan peliharaan
seperti sapi, kambing, ayam, dan ikan untuk mencegah penyakit infeksi pada
saluran pernapasan pasien.
7
TB : 96 cm
Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Normochepal, distribusi rambut merata, warna hitam, tidak
mudah dicabut dan kulit kepala sehat.
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor,
3 mm/3 mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak
langsung (+/+).
Hidung : Bentuk dan posisi normal, napas cuping hidung tidak ada, tidak
ada deviasi septum nasi, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis
Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan tragus,
tidak ada tanda-tanda peradangan
Mulut : Mukosa bibir tidak kering, bibir tidak sianotik, lidah tidak kotor,
Leher : Tidak ada kelainan bentuk leher, kelenjar getah bening tidak
membesar
Thoraks : Bentuk normal, pergerakan napas simetris kanan dan kiri saat
statis dan dinamis
Paru:
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri dan dinamis,
tidak ada retraksi dada, tidak ada otot bantu napas tambahan
serta tidak terdapat sela iga melebar
- Palpasi : Tidak dapat dilakukan
- Perkusi : Pekak di basal kedua lapang paru
- Auskultasi:Suara napas vesikuler, ronkhi +/+ (minimal) dan tidak ada
wheezing
Jantung :
- Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
- Palpasi :lIctus kordis teraba 1 jari ke arah lateral di ICS V linea
midclavicula sinistra
- Perkusi : Tidak dapat dilakukan
- Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, murmur dan gallop tidak ada.
Abdomen :
- Inspeksi : Datar
8
- Auskultasi: Bising usus normal
- Perkusi : Timpani di 4 kuadran abdomen
- Palpasi : Perabaan supel, tidak ada nyeri tekan, asites (-), hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada sianosis, tonus baik, CRT < 2 detik
9
2.6 Pola Konsumsi Pasien
Pasien mengonsumsi nasi putih dengan lauk bervariasi seperti ayam, ikan,
tahu ataupun tempe serta rutin minum susu SGM. Pasien makan 3 kali sehari
dimana setiap kali makan pasien habis satu piring dan pasien minum susu SGM 1
kali sehari yaitu saat siang hari.
10
hanya untuk mandi dan BAK sementara BAB biasanya menggunakan WC yang
berada di dekat rumahnya. Kamar mandi letaknya berdekatan dengan kolam ikan
dan kandang ayam yang hanya dibatasi oleh pagar kayu saja dan kamar mandi
pasien terbuka tidak ditutupi atap dan tembok. Air kamar mandi berasal dari air
mata pegunungan. Keluarga pasien memasak menggunakan kayu bakar bukan
kompor gas sehingga asap nya memasuki seluruh ruangan. Dapur serta ruang
makan pasien bersebelahan dengan kandang sapi dan kambing dimana hanya
dibatasi oleh pagar bambu. Air yang digunakan untuk masak dan mandi dari air
mata pegunungan, sumber listrik dari PLN, sampah dibuang ke tempat sampah
yang terletak di samping rumah. Di rumah pasien terdapat 1 ekor kucing liar yang
bebas berkeliaran di dalam rumah.
2.9 Tabel Permasalahan
Permasalahan Penyelesaaian
11
BAB III
12
LAMPIRAN FOTO KUNJUNGAN
Kamar I
13
Kamar 2 Dapur
14
Kolam Ikan
15
DAFTAR PUSTAKA
Allen B 2014. Diagnosis of LTBI and IGRA Testing. Indianapolis: Mayo Clinic
Center for Tuberculosis. Hal 22-24.
Chandra K, Randall DC 2006. Neonatal pleural effusion. Arch Pathol Lab Med
edition 22. North of Portugal. Hal 130.
Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2009.
Panduan Ilmu Penyakit Dalam UI. Depok. Hal 99-102.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2013.
Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Hal 23-26.
Djojodibroto Darmanto 2007. Tuberkulosis Paru dalam : Respirologi Respiratory
Medicine. EGC. Jakarta. Hal 151-168
Kapita Selekta Kedokteran 2014. Essential medicine. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta. Hal 214-218.
Mardjanis S., I. Budiman 2008. Imunisasi BCG pada Anak. Dalam : Nastiti N.R.,
Bambang S., Darmawan B.S., penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak.
Jakarta : Badan Penerbit IDAI. Hal 252-258.
Miller FJW 2012. Tubeculosis in children, evolition, epidemiology, treatment,
prevention. New York; Churchill Livingstone. Hal 115-119.
Nastiti N.R., Darmawan B.S 2008. Diagnosis Tuberkulosis pada Anak. Dalam :
Nastiti N.R., Bambang S., Darmawan B.S., penyunting. Buku Ajar Respirologi
Anak. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. Hal 68-70.
Price SA , Standridge MP 2006. Tuberkulosis Paru dalam: Patofisiologi Edisi VI.
EGC. Jakarta : Hal 852-862.
16