You are on page 1of 7

BAB III.

MATERI DAN METODE

A. Insektarium

1.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum acara Koleksi Spesimen adalah


jaring serangga, killing bottle, kapas, karton, pinset, office pin atau jarum, Styrofoam,
alat tulis dan kamera.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum acara Koleksi Spesimen adalah
Chloroform dan Ordo Odonata.
1.2 Bagan Alir

Dilakukan sampling menggunakan Didiamkan hingga mati kaku (2-3


jaring serangga hari) lalu jarum dan kertas kalkir
dilepas

Dimasukkan kedalam killing bottle


yang telah diberi chloroform.
Serangga diletakkan diatas gabus
dan ditusuk thoraxnya dengan
jarum

Serangga yang telah mati segera


dikeluarkan dan di letakkan diatas
gabus yang disediakan
Serangga diberi label.

Sayap serangga dibuka disatu sisi


Serangga disimpan di suatu media
dan dijepit dengan kertas kalkir dan
kedap udara yang didalamnya
jarum
diberi silica gel, kamper atau kapur
barus

Serangga yang telah kaku segera


diposisikan dengan menancapkan
jarum pada bagian thoraks dan
samping tubuh serangga. Alas
menggunakan styrofoam.
1.3 Deskripsi
1. Serangga ditangkap dengan jaring serangga.
2. Dimasukkan kedalam killing bottle yang telah diberi chloroform.
3. Serangga yang telah mati segera dikeluarkan dan diletakkan diatas gabus yang
disediakan
4. Sayap serangga dibuka disatu sisi dan dijepit dengan kardus, kertas kalkir dan
jarum.
5. Serangga didiamkan hingga mati kaku selama 2-3 hari.
6. Serangga yang telah kaku segera diposisikan dengan menancapkan jarum pada
bagian thoraks dan samping tubuh serangga. Alas menggunakan gabus.
7. Serangga diberi label.
8. Disimpan dalam tempat kering dan kedap udara.
9. Serangga disimpan didalam media kedap udara yang didalamnya diberi silica gel,
kamper atau kapur barus.
B. Koleksi Rangka

2.1 Materi

Alat yang digunakan dalam koleksi rangka yaitu kompor, pisau bedah, sikat
gigi/kuas, spuit injeksi, baki preparat, kamera, kapas, dan killing bottle.
Bahan yang digunakan yaitu bayclin (pemutih), sunlight, chloroform,
formalin, alkohol, air, dan preparat yang akan digunakan

2.2 Bagan Alir

Hewan dibunuh dengan cara dimasukan ke killing bottle, setelah itu kapas
yang telah dicelupkan ke chloroform dimasukan ke killing bottle

Pengulitan dilakukan dengan menghilangkan epidermis paling luar


sampai daging yang terlihat lalu organ – organ visceral dikeluarkan lalu
direbus

Daging yang masih tersisa dihilangkan dengan cara degreasing preparat


direndam dengan campuran sunlight dan alcohol (1:9) selama 24 jam
Sisa daging dibersihkan dengan sikat gigi dan untuk memutihkan
tulang dengan cara bleaching menggunakan campuran bayclin/NaOCl
dan air (1:9) pada saat bleaching sebaiknya jangan ditinggal agar
tulang tidak larut

Pengovenan dilakukan dengan temperature yang tidak melebihi 80%


selama kurang lebih 24 jam untuk mengeringkan tulang yang basah

Rangka yang telah di oven dikeringkan kemudian dilakukan display,


rangka ditempatkan dalam suatu media yang didalamnya diberi silica
gel, kamper atau kapur barus

2.3 Deskripsi

1. Hewan dibunuh dengan cara dimasukan ke killing bottle, setelah itu kapas yang
telah dicelupkan ke chloroform dimasukan ke killing bottle.
2. Pengulitan dilakukan dengan menghilangkan epidermis paling luar sampai
daging yang terlihat lalu organ – organ visceral dikeluarkan lalu direbus
3. Daging yang masih tersisa dihilangkan dengan cara degreasing preparat direndam
dengan campuran sunlight dan alcohol (1:9) selama 24 jam
4. Sisa daging dibersihkan dengan sikat gigi dan untuk memutihkan tulang dengan
cara bleaching menggunakan campuran bayclin/NaOCl dan air (1:9) pada saat
bleaching sebaiknya jangan ditinggal agar tulang tidak larut
5. Pengovenan dilakukan dengan temperature yang tidak melebihi 80% selama
kurang lebih 24 jam untuk mengeringkan tulang yang basah
6. Rangka yang telah di oven dikeringkan kemudian dilakukan display, rangka
ditempatkan dalam suatu media yang didalamnya diberi silica gel, kamper atau
kapur barus
C. Spesimen Kering (Taksidermi)

3.1 Materi

Alat yang digunakan pada pembuatan specimen kering yaitu pisau bedah,
kapas, kawat, baki, kamera, alat tulis, freezer, benang, jarum, mata palsu, silica gel
Bahan yang digunakan yaitu chloroform, tepung maizena, formalin, boraks,
dan hewan yang ingin dibuat taksidermi

3.2 Bagan Alir

Dilakukan sampling

Dibunuh dengan bius chloroform

Dibuat torehan pada bagian perut, dikuliti, dibuang bagian


dalam dan diberi tepung maizena

Kulit dilepaskan, bagian kulit tebal disuntik formalin,


ditaburi boraks dan diusap-usap

Mengganti bagian dalam dengan bahan lain (kawat dan


kapas) dan menggunakan mata palsu dan dijahit kembali

Dikering anginkan

Dimasukan ke freezer (-20oC) supaya kering, kaku, dan


bakteri tidak berkembang

Dikeringkan (jangan pada sinar mataharai)


Diberi label dan disimpan di lemari tertutup dengan diberi
silica gel.

3.3 Deskripsi

1. Dilakukan sampling dan dibius dengan chloroform


2. Dibuat torehan pada bagian perut, dikuliti, dibuang bagian dalam dan diberi
tepung maizena
3. Kulit dilepaskan, bagian kulit tebal disuntik formalin, ditaburi boraks dan diusap-
usap
4. Mengganti bagian dalam dengan bahan lain (kawat dan kapas) dan menggunakan
mata palsu dan dijahit kembali
5. Dikering anginkan dan dimasukan ke freezer (-20oC) supaya kering, kaku, dan
bakteri tidak berkembang
6. Dikeringkan kembali (jangan pada sinar matahari)
7. Diberi label dan disimpan di lemari tertutup dengan diberi silica gel.

D. Spesimen Basah

4.1 Materi

Alat yang digunakan dalam pembuatan specimen basah yaitu toples berulir,
spuit injeksi, tissue, alat tulis, kamera dan pinset
Bahan yang digunakan dalam pembuatan specimen basah yaitu alcohol
dengan konsentrasi 20%-70%, chloroform, formalin, dan hewan yang akan dibuat
specimen basah

4.2 Bagan Alir

Dilakukan sampling

Hewan dibunuh dengan menggunakan chloroform


dan disimpan di penyimpanan sementara

Hewan diidentifikasi (agar tidak terjadi perubahan


fisiologi setelah diberi ke laboratorium
Hewan disuntikan formalin 10 % dibagian otak,
otot, dan organ visceral

Dilakukan preservasi

Dimasukan ke alkohol
Dimasukan ke alkohol 70 %
bertingkat 20%-70%
masing-masing 30 menit

Pada tahap terakhir (alcohol


70% didiamkan selama 1-2
hari untuk mengeluarkan
cairan

Penyimpanan dilakukan didalam toples kaca berulir dan kedap udara, dan
dilakukan pergantian alkohol secara berkala (1-2 bulan)

Pelabelan dibuat sesuai ketentuan instansi


kampus
3.3 Deskripsi

1. Dilakukan sampling dan hewan dibunuh dengan menggunakan chloroform lalu


disimpan di penyimpanan sementara.
2. Hewan diidentifikasi (agar tidak terjadi perubahan fisiologi setelah diberi ke
laboratorium
3. Hewan disuntikan formalin 10 % dibagian otak, otot, dan organ visceral
4. Dilakukan preservasi
5. Pada hewan vertebrata dimasukan ke alkohol 70 %
6. Pada hewan avertebrata dimasukan ke alkohol bertingkat 20%-70% masing-
masing 30 menit dan pada tahap terakhir (alkohol 70% didiamkan selama 1-2
hari untuk mengeluarkan cairan
7. Penyimpanan hewan dilakukan didalam toples kaca berulir dan kedap udara, dan
dilakukan pergantian alkohol secara berkala (1-2 bulan)
8. Pelabelan dibuat sesuai ketentuan instansi kampus

You might also like