You are on page 1of 6

ANALISA SINTESA

Nama mahasiswa : ARIES SINTIA ERMAN Tanggal : 13 Februari 2018

NIM : 20170305017 Ruang : ICU RSPAD

1. Identitas klien : Tuan K, 73 tahun


2. Diagnose medis : Cerebral infark
3. Tindakan keperawatan : Suction melalui lubang trakheostomy
4. Diagnose keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
produksi sputum dalam jumlah berlebih.
5. Data
Tn. K 73 tahun dibawa ke ruang ICU dengan diagnose medis sementara cerebral infark,
tanda vital TD: 122/74 mmHg, suhu: 26 0C, Nadi : 90 ×/menit, P: 34 on ventilator mode
spontan deep +5 FiO2 : 40% Ds: 6 TV: 382, dengan penurunan kesadaran. Klien
menggunakan NGT (+), kateter (+), Trakeostomy (+).
6. Prinsip tindakan dan rasional
a. Cuci tangan dan pakai sarung tangan.
Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme
b. Monitoring pasien sebelum melakukan tindakan suction terutama sarurasi oksigen pasien.
Rasional : mengetahui saturasi oksigen sebelum dan setelah tindakan
c. Tempatkan handuk atau pengalas pada bantal atau dibawah dagu klien
Rasional : Mencegah linen tempat tidur atau baju tidur basah akibat dari sekret.
d. Pilih tekanan dan tipe unit penghisap yang tepat. Untuk semua unit penghisap adalah
120-150mmHg pada orang dewasa, 100-120mmHg.
Rasional : Menjamin tekanan negatif yang aman sesuai dengan usia klien. Tekanan
negatif yang berlebihan dapat mencetuskan cedera muklosa
e. Tuangkan air steril atau normal salin kedalam wadah yang steril.
Rasional : Diperlukan untuk melumasi kateter guna mengurangi friksi dan meningkatkan
pasase lembut.
f. Lakukan suction sesuai prosedur
Rasional : meminimalisir adanya kesalahan dan efek samping dari tindakan
7. Tujuan tindakan

Tujuan dari tindakan suction adalah mempertahankan kepatenan jalan nafas, membebaskan
jalan nafas dari sekret/ lendir yang menumpuk dan mendapatkan sampel/sekret untuk tujuan
diagnosa
8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
Kemungkinan bahaya yang akan terjadi akibat tindakan suction adalah nyeri hebat yang
dirasakan oleh pasien, hipoksia, trauma jaringan dan inflamasi di area saluran pernafasan dan
meningkatkan risiko infeksi. Pencegahannya dengan melakukan tindakan sesuai prosedur,
cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan, dan tindakan dengan prinsip steril.
9. Analisa sintesa
Penurunan tingkat kesadaran

Reflek batuk menurun

Akumulasi secret dijalan napas dan alveoli

Ketidakefektifan jalan napas

Bersih jalan napas dengan suction melalui trakeostomy
10. Evaluasi
a. Sekret banyak yang keluar (terhisap)
b. Bunyi nafas bersih
c. Kebutuhan oksigenasi terpenuhi
d. Klien maneteskan air mata

Maknanya Tindakan dilakukan tidak menggunakan prinsip steril dan klien nampak
kesakitan saat dilakukan tindakan suction karena penghisapan dilakukan berulang-ulang
hingga klien meneteskan air mata.
ANALISA SINTESA 2

Nama mahasiswa : ARIES SINTIA ERMAN Tanggal : 14 Februari 2018

NIM : 20170305017 Ruang : ICU RSPAD

1. Identitas klien : Tn. D, 58 tahun


2. Diagnose medis :Cedera kepala berat
3. Tindakan keperawatan : Perawatan luka post op
4. Diagnose keperawatan : Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka jaitan post operasi
craniotomy
5. Data
Tn. D 58 tahun dibawaa keruang ICU dengan diagnose medis Cedera kepala berat (CKB),
tanda vital TD 130/98 mmHg, suhu 36,3 0C, Nadi 103 ×/menit, P : 12 on ventilator Vo Simv
peep + 3 TV : 500 FiO2 60%, dengan penurunan kesadaran. Klien menggunakan NGT (+),
cateter (+), ETT (+), Drain cranial (+). Terdapat luka jaitan post op craniotomy
6. Prinsip tindakan dan rasional
a. Kaji kondisi luka, lokasi,ukuran dan nyeri
Rasional : membantu perawatn merencanakan jenis balutan dan mengetahui
perkembangan proses penyembuhan luka
b. Atur posisi klien
Rasional : pasien merasa nyaman dan memudahkan perawat melakukan tindakan
c. Pasang pengalas dibawah area luka
Rasional : menghindari tempat tidur dan linen kotor
d. Gunakan teknik bersih dan steril
e. Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme
f. Lakukan perawatan luka dang anti balutan sesuai prosedur
Rasional : meminimalisir adanya kesalahan dan mengurangi terjadinya infeksi dari
tindakan
7. Tujuan tindakan
Mencegah infeksi dan melindungi luka agar tidak tercemar mikroorganisme

8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
Bahayanya : apabila perawat salah dalam melakukan perawatan luka dan alat-alat ada yang
tidak bersih dan ada yang tidak steril maka akan menyebabkan infeksi berkelanjutan pada
luka klien
Pencegahanya : perawat harus mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
keperawatan serta menjaga kebersihan dan kesterilan alat-alat yang akan digunkan untuk
melakukan pembersihan luka
9. Analisa sintesa
Adanya luka post op craniotomy

Luka kering atau basah (rembes) dan balutan kotor

Resiko infeksi

Lakukan perawatan luka dan ganti balutan
10. Evaluasi
Luka klien terlindungi dari kotoran serta terindungi dari mikroorganisme

Maknanya : Klien merasa nyaman


ANALISA SINTESA 3

Nama mahasiswa : ARIES SINTIA ERMAN Tanggal : 15 Februari 2018

NIM : 20170305017 Ruang : ICU RSPAD

1. Identitas klien : Ny. N, 68 tahun


2. Diagnose medis : cronik renal feilur (CRF)
3. Tindakan keperawatan : Memasang kateter uretra.
4. Diagnose keperawatan : Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal
5. Data
Ny. N 68 tahun dibawa keruang ICU dengan diagnose Cronik Renal Feilur (CRF), tanda vital
TD : 125/65 mmHg, Suhu 370C, Nadi 106 ×/menit, P :22 ×/menit, kesadaran apatis, klien
post operaasi.
6. Prinsip tindakan dan rasional
a. Gentle
Rasional : walaupun pasien dengan penurunan kesadaran perawat harus tetap melakukan
perkanalan dan member tahukan tindakan yang akan dilakukan
b. Adekuat lubrication
Rasional : memudahkan dalam pemasangan katetes dengan adanya pelicin
c. Gunakan kateter sesuai ukuran
Rasional : mempermudah dalam memasang kateter yang sesuai
7. Tujuan tindakan
Tujuan pemasangan kateter urin pada umumnya ditujukan untuk membantu pasien
melakukan pembuangan air kecil atau urin dan memantau pengeluaran urin tersebut. Hal ini
dilakukan pada pasien yang tidak dapat mekakukan miksi secara mandiri.
8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
Bahaya :

a. Infeksi
b. Striktur uretra
c. Ruptur uretra
d. Perforasi buli-buli
e. Pendarahan
f. Balon pecah atau tidak bisa dikempeskan
Pencegahan : lakukan pemasangan kateter uretra sesuai dengan prosedur tindakan yang telah
ditetapkan dengan memperhatikan prinsip tindakan, seperti pengecekan balon kateter
sebelum pemasangan, memperhatikan teknik steril, pemasangan secara gentle, pemberian
lubrikasi, dan mengunakan kateter yang sesuai
9. Analisa sintesa
Kerusakan pada ginjal

Disfungsi ginjal

Penurunan sirkulasi ginjal

Produksi urin klien negative

Pengeluaran urin terganggu

Pemantauan haluaran urin (output) dengan tindakan pemasangan kateter urin

10. Evaluasi
a. Terdapat haluaran urin pada klien meskipun sedikit
b. HR : 60x/menit, S : 370C, Creatinin 180 mikromol/L Natrium 145 mmol/L, Kalium 5,25
meq/I

Maknanya : Masalah belum teratasi ditandai dengan haluaran urin yang sedikit, kadar
creatinin, natrium, dan kalium mengalami penurunan namun belum sampai pada rentang
normal

You might also like