Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Kelompok 10 ( S1-3A )
1. Cyintia putri S.IS (101.0017)
2. Ira kurniawati (101.0053)
3. Linda Primasari (101.0061)
4. Nia Aimmatul fauzia (101.0079)
1.2 Dari latar belakang diatas, perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimanakah konsep dasar kematian?
1.2.2 Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan pasien terminal dan menjelang ajal?
1.2.3 Bagaimanakah aplikasinya dalam kasus?
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengenal konsep dasar kematian
2. Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat terhadap lansia yang
menghadapi ajal atau kematian.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.3.3 Intervensi
Perencanaan adalah langkah kedua dalam proses keperawatan. Termasuk penentuan
apa yang dapat dilakukan perawat terhadap pasien dan pemilihan intervensi keperawatan
yang tepat.
DK Tujuan Rencana Intervensi Evaluasi
Gangguan Kebutuhan oksigen
- Menciptakan lingkungan Kebutuhan oksigen
kebutuhan terpenuhi yang sehat dapat terpenuhi
oksigen - Mengamati dan mengkaji
keadaan pernapasan pasien
- Membersihkan slem
- Melatih pasien untuk
pernapasan
- Mengupayakan penurunan
suhu tubuh
Gangguan Rasa nyaman
- Memberi obat sesuai Rasa nyaman
kenyamanan terpenuhi dengan program terpenuhi
- Mempertahankan
kebutuhan nutrisi yang
cukup
Perubahan nutrisi Kebutuhan nutrisi Kebutuhan nutrisi
terpenuhi - Mempertahankan terpenuhi
keseimbangan cairan dan
elektrolit
Gangguan Keseimbangan Kebutuhan cairan
keseimbangan cairan dan dan elektrolit
cairan dan elektrolit terpenuhi- Mempertahankan terpenuhi
elektrolit kelancaran defekasi
BAB 3
TINJAUAN KASUS
2.4 Kasus
Ny.R adalah seorang wanita lemah keturunan Irlandia yang berusia 88 tahun. Suaminya,
meninggal 14 tahun yang lalu akibat cedera serebrovaskuler. Ny. P tinggal dirumahnya
bersama anaknya hingga satu tahun yang lalu. Pada saat itu ia didiagnosis kanker payudara
metastasis ,ia telah menjalani pembedahan, radiasi, dan kemoterapi. Pasien diinformasikan
bahwa harapan hidupnya hanya tinggal kurang dari setahun, pada suatu saat tiba-tiba
kondisinya menurun dan mengalami kondisi yang terminal, pasien mengalami penurunan
keyakinan terhadap tuhannya dan keluarganya pun mengalami kecemasan akan kondisi
terminal yg dihadapi klien
2.5 Pengkajian
2.6 Diagnosa
1. Ansietas (ketakutan individu, keluarga) yang berhubungan diperkirakan dengan situasi yang
tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negatif pada gaya hidup.
2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
3. Distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system pendukung keagamaan,
atau ketidakmampuan diri dalam menghadapi ancaman kematian.
2.7 Intervensi.
1. Diagnosa I : Ansietas (ketakutan individu, keluarga) yang berhubungan diperkirakan dengan
situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut akan
kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup.
Tujuan :
Kecemasan pasien dan atau keluarga akan berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
Klien atau keluarga akan :
1) Mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan.
2) Menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggung jawab, peran dan gaya
hidup.
Intervensi :
1) Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya.
Berikan kepastian dan kenyamanan.
Tunjukkan perasaan tentang pemahaman dan empati, jangan menghindari pertanyaan.
Dorong klien untuk mengungkapkan setiap ketakutan permasalahan yang berhubungan
dengan pengobatannya.
Identifikasi dan dukung mekanisme koping efektif Klien yang cemas mempunpunyai
penyempitan lapang persepsi denagn penurunan kemampuan untuk belajar.
R/ : Ansietas cenderung untuk memperburuk masalah. Menjebak klien pada lingkaran
peningkatan ansietas tegang, emosional dan nyeri fisik.
2) Kaji tingkat ansietas klien : rencanakan penyuluhan bila tingkatnya rendah atau sedang.
R/ : Beberapa rasa takut didasari oleh informasi yang tidak akurat dan dapat dihilangkan denga
memberikan informasi akurat. Klien dengan ansietas berat atau parah tidak menyerap
pelajaran.
3) Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan-ketakutan mereka.
R/ : Pengungkapan memungkinkan untuk saling berbagi dan memberiakn kesempatan untuk
memperbaiki konsep yang tidak benar.
4) Berikan klien dan keluarga kesempatan dan penguatan koping positif.
R/ : Menghargai klien untuk koping efektif dapat menguatkan renson koping positif yang akan
datang.
2. Diagnosa 2 : Berduka yang berhubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang
dihadapi, penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
Tujuan :
Pasien dan keluarga siap secara mental menghadapi kondisi dan kenyataan yang akan terjadi.
Kriteria Hasil :
Klien akan :
1) Mengungkapakan kehilangan dan perubahan
2) Mengungkapakan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan
3) Menyatakan kematian akan terjadi
Anggota keluarga akan melakukan hal berikut : mempertahankan hubungan erat yang efektif
, yang dibuktikan dengan cara sbb :
1) Menghabiskan waktu bersama klien
2) Mempertahankan kasih sayang , komunikasi terbuka dengan klien
3) Berpartisipasi dalam perawatan
Intervensi :
1) Berikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan, didiskusikan
kehilangan secara terbuka, dan gali makna pribadi dari kehilangan, jelaskan bahwa berduka
adalah reaksi yang umum dan sehat.
R/ : Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang dibutuhkan dan bahwa kematian sedang
menanti dapat menyebabkan menimbulkan perasaan ketidak berdayaan, marah dan kesedihan
yang dalam dan respon berduka yang lainnya. Diskusi terbuka dan jujur dapat membantu
klien dan anggota keluarga menerima dan mengatasi situasi dan respon mereka terhdap
situasi tersebut.
2) Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti yang memberikan
keberhasilan pada masa lalu.
R/ : Stategi koping fositif membantu penerimaan dan pemecahan masalah.
3) Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut diri yang positif.
R/ : Memfokuskan pada atribut yang positif meningkatkan penerimaan diri dan penerimaan
kematian yang terjadi.
4) Bantu klien mengatakan dan menerima kematian yang akan terjadi, jawab semua pertanyaan
dengan jujur.
R/ : Proses berduka, proses berkabung adaptif tidak dapat dimulai sampai kematian yang akan
terjadi di terima.
5) Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian, menghilangkan ketidak nyamanan
dan dukungan.
R/ : Penelitian menunjukkan bahwa klien sakit terminal paling menghargai tindakan keperawatan
berikut :
Membantu berdandan.
Mendukung fungsi kemandirian.
Memberikan obat nyeri saat diperlukandan.
Meningkatkan kenyamanan fisik (skoruka dan bonet 1982).
3. Diagnosa 3 : Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari
system pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi
ancaman kematian.
Tujuan :
Tidak terjadi distres spiritual pada pasien dan keluarga.
Kriteria Hasil :
Klien dan keluarga mampu memenuhi kebutuhan spiritualnya yaitu dapat melakukan sholat
dalam keadaan sakit.
Intervensi :
1) Gali apakah klien menginginkan untuk melaksanakan praktek atau ritual keagamaan atau
spiritual yang diinginkan bila yang memberi kesemptan pada klien untuk melakukannya.
R/ : Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi pada do’a atau praktek spiritual lainnya, praktek ini
dapat memberikan arti dan tujuan dan dapat menjadi sumber kenyamanan dan kekuatan.
2) Ekspesikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya keyakinan dan praktik
religius atau spiritual klien.
R/ : Menunjukkan sikap tak menilai dapat membantu mengurangi kesulitan klien dalam
mengekspresikan keyakinan dan prakteknya.
3) Berikan privasi dan ketenangan untuk ritual spiritual sesuai kebutuhan klien dapat
dilaksanakan.
R/ : Privasi dan ketenangan memberikan lingkungan yang memudahkan refresi dan perenungan.
4) Bila anda menginginkan tawarkan untuk berdo’a bersama klien lainnya atau membaca buku
keagamaan.
R/ : Perawat meskipun yang tidak menganut agama atau keyakinan yang sama dengan klien dapat
membantu klien memenuhi kebutuhan spritualnya.
5) Tawarkan untuk menghubungkan pemimpin religius atau rohaniwan rumah sakit untuk
mengatur kunjungan. Jelaskan ketidak setiaan pelayanan (kapel dan injil RS).
R/ : Tindakan ini dapat membantu klien mempertahankan ikatan spiritual dan mempraktikkan
ritual yang penting .
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
Kematian adalah penghentian permanen semua fungsi tubuh yang vital, akhir dari kehidupan
manusia(Buku Ajar Keperawatan Gerontik : 435).
Pengertian kematian / mati adalah apabila seseorang tidak teraba lagi denyut nadinya tidak
bernafas selama beberapa menit dan tidak menunjukan segala refleks, serta tidak ada kegiatan
otak.(Nugroho: 153).
4.2. Saran .
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa.
1. Dalam membuat makalah, kelompok diharapkan dapat menjelaskan asuhan keperawatan
pada lansia mennjelang ajal.
2. Proses penuaan yang dialami dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan sosial
bagi pasien dan keluarga. Oleh karena itu perawat sebaiknya meningkatkan pendekatan-
pendekatan melalui komunikasi terapeutik, sehingga akan tercipta lingkungan yang nyaman
dan kerja sama yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan gerontik.
3. Perawat sebagai anggota tim kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan pasien
dituntut meningkatkan secara terus menerus dalam hal pemberian informasi dan pendidikan
kaesehatan sesuai dengan latar belakang pasien dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
.
Maryam,R.Siti, dkk.2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta:Salemba Medika.
Mass,Meridean.2011.Asuhan Keperawatan Geriatrik.EGC:Jakarta.
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Jakarta: EGC.
Stanley,mickey.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerotik edisi 2.EGC:Jakarta.