Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN
O
L
E
H
YULI EVI, SY
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNyalah sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dan tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan
materi “Sistem Kardiovaskular” yang membahas tentang “Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Infark Miokardium Akut (IMA)”. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi terhadap kita semua tentang bagaimana IMA tersebut. Selesainya penyusunan ini
berkat bantuan dari berbagai pihak. Kami menyadari Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan oleh kami.
Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkompeten.
01 Januari 2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan ...............................................................................................4
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan ...........................................................................................................29
B. Saran .....................................................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa, karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat
lintang, tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos, yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi
oleh susunan saraf otonom). Pekerjaan jantung adalah memompa darah keseluruh tubuh untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh setiap saat, baik saat istirahat maupun saat bekerja
atau menghadapi beban.Satu dari tiga penderita AMI meninggal karena gagal jantung.
Gagal jantung adalah suatu keadan yang serius, dimana jumlah darah yang dipompa
oleh jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung) tidak mampu memenuhi
kebutuhan normal tubuh akan oksigen dan zat makanan. Insiden penyakit pada pria lebih tinggi
dibandingkan pada wanita dengan rata-rata mortalitas selama lima tahun untuk pria 60% dan
wanita 40%. Selain gagal jantung kebanyakan dari penderita AMI juga mengalami serangan
jantung. Serangan Jantung (infark miokardial) adalah suatu keadaan dimana secara tiba-tiba
terjadi pembatasan atau pemutusan aliran darah ke jantung, yang menyebabkan otot jantung
(miokardium) mati karena kekurangan oksigen.
Proses iskemik miokardium lama yang mengakibatkan kematian (nekrosis) jaringan
otot miokardium tiba-tiba.Infark miokard akut merupakan sindrom klinis dengan dua dari tiga
kombinasi karakteristik yaitu gejala tipikal infark miokard (nyeri maupun ketidaknyamanan
dada), peningkatan kadar enzim jantung, dan perubahan gambaran elektrokardiogram yang
mendeskripsikan suatu infark termasuk gambaran Q patologis. Semua karakteristik itu
menggambarkan daerah infark di jantung (miokard) akibat berkurangnya suplai darah ke area
tersebut. Akibatnya, akan terjadi kerusakan miokard secara progresif dan irreversible, yang
dapat menyebabkan gagal jantung hingga kematian. Infark Miokard Akut (IMA) adalah
nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung terganggu.
Penyakit yang satu ini adalah merupakan salah satu penyakit jantung yang banyak
menimbulkan kematian, bahkan seringkali menimbulkan kematian mendadak bila tidak segera
mendapatkan penanganan serta pengobatan yang tepat dan cepat. IMA ini atau disebut juga
dengan AMI (akut miokard infark) adalah sebuah kondisi kematian pada miokard (otot
jantung) akibat dari aliran darah ke bagian otot jantung terhambat atau juga terganggu. Infark
miokard akut ini disebabkan adanya penyempitan atau pun sumbatan pembuluh darah koroner.
4
Dan pembuluh darah koroner ini adalah pembuluh darah yang memberikan makan serta nutrisi
ke otot jantung untuk menjalankan fungsinya. Konsekuensi jangka panjang dari Acut Miocard
Infark(AMI) cacat fisik,psikologis, sosial, dan pekerjaan telah lama diabaikan, karena pasien
dengn AMI curah jantungnya tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan
nutrisi secara normal. Apabila pasien banyak beraktivitas, maka kebutuhan oksigen dan nutrisi
tubuh semakin meningkat, sedangkan curah jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh,
maka pesien dengan AMI intoleransi aktivitas. Komplikasi penyakit miocardium tak terbatas
hanya saat pasien dirawat di rumah sakit saja, demikian pula tanggung jawab para ahli
kesehatan agar pasien hidup sehat sejahtera, tidak berarti selesai dengan keluarnya pasien dari
rumah sakit.
Dalam bidang praktik keperawatan profesional, salah satu masalah keperawatan
penderita Acut Myocard Infark (AMI) adalah intoleransi aktivitas. Peran perawat sebagai
komunitas pelayanan profesional yaitu mengembangkan dan memberikan metode dan sistem
pemberian asuhan keperawatan yang profesional, tepat, akurat dan meningkatkan kualitas
layanan, salah satunya pemenuhan kebutuhan aktivitas yang tepat dan akurat dalam
mempertahankan fungsi optimal jantung sehingga dapat mencegah komplikasi lanjut dan
menurunkan angka mortalitas pada pasien dengan diagnosa Acut Myocard Infark (AMI).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien dengan Acut
Myocard Infark (AMI) serta dalam pemberian asuhankeperawatan yang benar supaya penderita
AMI tidak mengalami komplikasiyang semakin berat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang penyakit Akut Miokard Infark (AMI)
b. Mengetahui bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan kepada penderita AMI dan
menentukan Intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Infark miokard (IM) adalah kematian sel-sel miokardum yang terjadi akibat kekurangan
oksigen berkepanjangan. Hal ini adalah respons letal terakhir terhadap iskemia miokar yang
tidak teratasi. Sel-sel miokardum mulai mati seelah sekitar dua puluh menit megalami
kekurangan oksigen. Setelah periode ini, kemampuan sel untuk menghasilkan ATP secara
aerobik leyap, dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energinya. Tanpa ATP, pompa natrium
kalium berhenti dan sell terisi ion natrium dan air yang akhirnya menyebabkan sel pecah (lisis).
Dengan lisis, sel melepaskan simpanan kalium intrasel dan enzim intrasel, yang mencederai
sel-sel disekitarnya.
Protein intrasel mulai mendapat akses kesirkulasi sistemik dan ruang interstisial dan
ikut menyebabkan edema dan pembengkakan interstisial disekitar sel miokardum. Akibat
kematian sel, percetus reaksi inflamasi. Ditempat inflamasi, terjadi penimbunan trombosit dan
pelepasan faktor pembekuan. Terjadi degranulasi sel masp yang menyebabkan pelepasan
histamin dan berbagai prostaglandin. Sebagian bersifat vasokonstriktif dan sebagian
merangsang pembekuan (tromboksan).
Apabila kebutuhan oksigen dari lebih banyak sel tidak dapat dipenuhi, maka terjadi
perluasan daerah (zona) sel yang cedera dan iskemik disekitar zona nekrotik (mati). Sel-sel
yang mengalami cedera dan iskemia ini beresiko ikut mati. Kemampuan mempompa jantung
semakin berkurang dan terjadi hipoksia semua jaringan dan organ,termasuk bagian jantung
yang masih sehat. Akhirnya karena darah dipompa secara tida efektif dan kacau maka darah
mulai mengalir secara lambat dalam pembuluh jantung. Hal ini, disertai akumulasi trombosit
dan faktor pembekuan lainnya yang meningkatkan resiko pembentukan bekuan darah.
6
3. Gambaran klinis
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanda infark miokard yang nyata
(suatu serangan jantung tersamar), biasanya timbul manifestasi klini yang bermakna:
1. Nyeri dengan awitan yang (biasanya) mendadak, sering gambarkan memiliki
sifat meremukkan dan parah. Nyeri dapat menyebar kebagian atas tubuh manasaja,
berarti sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher, atau rahang. Nitrat dan istirahat
dapat menghilangkan iskemia diluar zona nekrotik dengan menurunkan beban kerja
jantung.
2. Terjadi mal dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri hebat.
3. Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot rangka.
4. Kulit yang dingin, pucat akibat vasokonstriksi simpatis.
5. Pengeluaran urin berkuranng karena penurunan aliran darah ginjal serta
peningkatan aldosteron dan ADH.
6. Takikardia akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung.
7. Keadaan mental berupa perasaan sangat cemas disertai perasaan mendekati
kematian sering terjadi, mungkin berhubungan dengan pelepasan hormon
stres dan ADH (vasopresin).
7
transaminase serum,dan laktat dehidrogenase) didalam serum meningkat akibat
kematian sel miokardum. Peningkatan tersebut terjadi dalam suatu pola khas, yang
dimulai segera setelah infark dan berlanjut sampai sekitar seminggu.
6. Kadar troponin T dan troponin I dapat dideteksi dalam darah dalam 1-dua menit.
Mioglobin terdeteksi dalam 1 jam dan memuncak dalam 4-6 jamsetelah infark.
Secara fisiologi,jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital fungsinya
dibandingkan dengan organ tubuh lainnya. Dengan kata lain,apabila fungsi jantung mengalami
gangguan maka besar pengaruhnya terhadap organ organ tubuh lainnya terutama ginjal dan
otak. Karna fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke
seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel sel demi kelangsungan hidup
6.Komplikasi
8
infark pertama. Embolus tersebut juga dapat mengalir ke organ lain, menghambat aliran
darahnya dan menyebabkan infark di organ tersebut.
2. Dapat terjadi gagal jantung kongesti apabila jantung tidak dapat memompa keluar semua
darah yag diterimanya. Gagal jantung dapat terjadi segera setelah infark apabila infark
awal berukuran sangat luas, atau setelah pengaktifan refleks baroreseptor. Dengan
diaktifkannya reflek baroreseptor terjadi peningkatan darah ya ng kembali ke jantung
yang rusak serta konstriksi arteri dan arteriol disebelah hilir. Hal ini menyebabkan darah
berkumpul dijantung dan menimbulkan peregangan berlebihan pada sel-sel otot jantung.
Aoabila peregangan tersebut cukup hebat, maka kontraktilitas jantung dapat berkurang
karena sel-sel otot tertinggal pada kurva panjang tegangan.
3. Disritmia adalah komplikasi tersering pada infark. Disritmia dapat terjadi akibat
perubahan keseimbangan elektrolitan penurunan pH. Daerah dijantung yang mudah
teriritasi dapat mulai melepaskan potensial aksi sehingga terjadi disritmia. Nodus SA dan
AV, atau jalur transduksi (seraput purkinje atau berkas his ), dapat metupakan bagian
dari zona sistemik atau nekrotik yang mempengaruhi pencetus atau penghantar sinyal.
Fibrilasi adalah sebab utama kematian pada infark miokardum diluar rumah sakit.
4. Dapat terjadi syok kardiogenik apabila curah jantung sangat berkurang dalam waktu lama.
Syok kardiogenik dapat fatal pada waktu infark, atau menyebabkan kematian atau
kelemahan beberapa hari atau minggu kemudian akibat gagal paru atau ginjal karena
organ-organ ini mengalami iskemia. Syok kardiogenik biasanya berkaitan dengan
kerusakan sebanyak 40% masa otot jantung.
5. Dapat terjadi ruptur miokardum selama atau segera setelah suatu infark besar.
6. Dapat terjadi perikarditis, peradangan selaput jantung, (biasanya beberapa hari setelah
infark). Perikarditis terjadi sebagai bagian dari reaksi inflamasi setelah cidera dan
kematian sel. Sebagian jenis perikarditis dapat terjadi beberapa minggu setelah infark,
dan mungkin mencerminkan suatu reaksi hipersesitifitas imun terhadap nekrosis jaringan
7.Penatalaksanaan
9
1. Menurunkan atau mengurangi faktor resiko yang dapat diubah. Karena faktor resiko
kardiovaskular saling berkaitan ssatu sama lain, bahkan penurunan moderat beberapa
faktor resiko dapat lebih efektif dibandingkan dengan upaya penurunan mayor satu faktor
resiko. Sebagai contoh, penurunan faktor resiko serangan jantung yang bermakna terjadi
pada tingkat olahraga ringan (termasuk berjalan kaki), menghentikan kebiasaan
merokok, dan pembatasan sedang makanan berlemak. Panduan penatalaksanaan resiko
kardiovaskular yang memasukkan upaya penurunan resiko harus dlakukan secara rutin.
2. Individu yang mengalami stres, dan terutama mereka yang memiliki riwayat penyakit
jantung dalam keluarga, harus diajarkan untuk menurunkan resiko dan mencari pertolongan
medis segera jika terjadi infark miokard.
10
6. Diberikan nitrat untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan ateriarterisehingga
preload dan afterload berkurang dan aliran darah koroner meningkat .
7. Diberikan diuretik untuk meningkatkan aliran darah ginjal. Hal ini mempertahankan fungsi
ginjal dan mencegah kelebihan volume serta terjadi gagal jantung kongesti. Peningkatan aliran
darah ginjal juga menurunkan pelepasan renin.
8. Obat inetropik positif (digitalis) digunakan untuk meningkatkan kontraktilitas jantung.
9. Bypass arteri koroner mungkin dipertimbangkan jika infark yang terjadi akibat sumbatan
trombotik.
11
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan keluaurga adalah langkah awal dari proses keperawatan yang
meliputi : nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, agama, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, no register/MR, serta
penanggung jawab.
b. Primeri Survey
1) Airway
Hal pertama yang dinilai meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas
apabila terjadi penurunan kesadaran, kepatenan jalan nafas dan bunyi nafas
tambahan.
2) Brething dan Ventilation
Jalan nafas yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik, pertukaran gas yang
terjadi dan pengeluaran karbondioksida dari tubuh. Ventilasi yang baik meliputi
: fungsi yang baik paru, dinding dada dan diafragma adakah distress pernafasan,
adakah hipoksemia berat, adakah redraksi otot interkosta, dipsnea, sesak nafas,
apakah ada wheezing dan lain-lain.
3) Circulation
Tekanan darah tidak normal, peningkatan nadi, capillary reptile, keluaran urine
dan sianosis.
4) Dissability
Penilaian neurologis secara cepat yaitu tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi
pupil.
5) Expossure
Dilakukan pemeriksaan heat to toe untuk pemeriksaan jejas, membuka pakaian
klien untuk mengetahui adanya luka.
c. Secondarry Surfey
1) Focus assessment
Anamnesis harus lengkap karena akan menimbulkan gambaran mengenai cidera
yang meungkin diderita.
12
2) Head to toe assessment
Meliputi pemeriksaan inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi
2. Pengkajian fokus
a. Aktifitas
Gejala:
Kelemahan
Kelelahan
tidak dapat tidur
pola hidup menetap
jadwal olahraga tidak teratur
Tanda :
takikardi
dispnea pada istirahat atau aktifitas
b. Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya ,penyakit arteri koroner,masalah tekanan
darah,diabetes mellitus.
Tanda :
tekanan darah Dapat normal /naik/turun
Perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk atau berdiri
Nadi
Dapat normal,penuhatau tidak kuat atau lemah/kuat kualitasnya dengan
pengisian kapiler lambat,tidak teratus(disritmia).
Bunyi jantung
Bunyi jantung ektra : S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung
atau penurunan kontraktilitas komplain ventrikel.
Murmur
Bila ada menunjukkan gagal kutup atau disfungsi otot jantung
Friksi : dicurigai perikarditis
Irama jantung dapat teratur atau tidak teratur
Edema
Distensi vena jugeler ,edema dependent,perifer,edema umum,krekles
mungkin ada dengan gagal jantung atau ventrikel.
Warna
13
Pucat atau sianosis ,kuku datar,pada membran mukkosa atau bibir.
c. Integritas Ego
Gejala :menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati,perasaan ajal
sudah dekat,marah pada penyekit atau perawatan,khawatir tentang
keuangan,kerja,keluarga.
Tanda : menoleh,menyangkal,cemas,kurang kontak
mata,gelisah,marah,perilaku menyerang,focus pada diri sendiri,koma nyeri.
d. Eliminasi
Tanda : normal,bunyi,usus menurun
e. Makanan atau cairan
Gejala : mual,anoreksia,bersendawa,nyeri ulu hati,atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit,kulit kering,berkeringat,muntah,perubahan berat
badan.
f. Hygiene
Gejala atau tanda : kesulitab melakukan tugas perawatan
g. Neurosensori
Gejala : pusing,berdenyut selama tidur atau saat bangun( duduk atau istirahat)
Tanda : perubahan mental,kelemahan
h. Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala :
Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak berhubungan
dengan aktifitas),tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin
(meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
Lokasi :
Tipikal pada dada anterior,substernal,prekordial,dapat menyebar ke
tangan,rahang,wajah. Tidak tertentu lokasinya seperti
epigastrium,siku,rahang,abdomen,punggung,leher.
Kualitas:
“crishing”,menyempit,berat,menetap,tertekan,seperti dapat dilihat.
Intensitas :
Biasanya 10(pada skala 1-10), mungkin pengalaman nyeri paling buruk
yang pernah dialami .
14
Catatan : nyeri mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi ,diabetes
mellitus,hipertensi,lansia.
i. Pernafasan
Gejala :
-dispnea tanpa atau dengan kerja
-dispnea nocturnal
-batuk dengan atau tanpa produksi sputum
-riwayat merokok ,penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
-peningkatan frekuensi pernafasan
-nafas sesak/kuat
-pucat ,sianosis
-bunyi nafas (bersih,krekles,mengi),sputum
j. Interaksi sosial
Gejala :
-stress
-kesulitan koping dengan stressor yang ada misal : penyakit,perawatan di RS
Tanda :
-kesulitan istirahat dengan tenang
-respon terlalu emosi (marah terus menerus ,akut)
-menarik diri
3. Diagnosa keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner,iskemia
jaringan jantung
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan suolai oksigen
ditandai dengan sesak nafas
Penurunan curah jantung berhubungan dengan hilangnya kontraktilitas miokard
15
4. Intervensi keperawatan (NANDA NIC NOC jilid 2, 2013)
16
d.klien tidak menunjukkan h.evaluasi efektifitas
perubahan dalam kecepatan tindakan mengontrol nyeri
pernafasan,denyut jantung yang telah digunakan.
atau tekanan darah. i.berikan dukungan
terhadap klien dan keluarga
.
j.berikan pendidikan
kesehatan tentang nyeri
,seperti penyebab,berapa
lama terjadi,dan tindakan
pencegahan.
k.kontrol faktor lingkungan
yang dapat memengaruhi
respons pasien terhadap
ketidaknyamanan
(mis,temperatur
ruangan,penyinaran,dll)
Pemberian Analgetik
a.tentukan lokasi
nyeri,karakteristik,kualitas
,dan keparahan sebelum
pengobatan .
b.berikan obat dengan
prinsip 5 benar.
c.cek riwayat alergi obat.
d.libatkan klien dalam
pemilihan analgetik yang
akan digunakan .
e.pilih analgetik secara
tepat/kombinasi lebih dari
satu analgetik jika telah
diresepkan.
17
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas
gas berhubungan keperawatan selama .... kali a.atur posisi klien untuk
dengan penurunan 24 jam klien menunjukkan memaksimalkan ventilasi
suplai oksigen ditandai pertukaran gas adekuat dan mengurangi dispnea
dengan sesak nafas ,dengan kriteria : b.lakukan fisioterapi dada
a.status mental dalam sesuai kebutuhan.
rentang normal c.anjurkan klien untuk
b.klien bernafas dengan bernafaspelan dan dalam
mudah d.auskultasi bunyi nafas
c.tidak ada dispnea ,area penurunan ventilasi
d.tidak ada kegelisahan atau tidak adanya ventilasi
e.tidak ada sianosis dan adanya bunyi napas
f.tidak ada somnolen tembahan.
g.PaO²dalam batas normal e.observasi status respirasi
h.PaCO² dalam batas normal dan oksigenasi sesuai
i.ph arteri dalam batas kebutuhan.
normal
j.saturasi O² dalam batas Terapi oksigen
normal. a.pertahankan kepatenan
k.ventilasi perfusi seimbang jalan nafas
b.observasi aliran oksigen
c.berikan oksigen sesuai
kebutuhan .
observasi respirasi
a.observasi
kecepatan,irama,kedalam
respirasi .
b.catat pergerakan
dada,kesimetrisan,penggun
aan oto nafas tambahan dan
adanya retraksi otot
interkosta
18
c.observasi pola
nafas,seperti
bradipnea,takipnea,heperv
entilasi ,pernafasan
kusmaul ,cheynes
stroke,biot dan apnea.
d.palpasi ekspansi paru
e.perkusi toraks anterior
dan posterior bagian apeks
dan dasar kedua paru
f.auskultasi bunyi paru
stelah pemberian
pengobatan
g.observasi peningkatan
kegelisahan dan
kecemasan .
h.observasi kemampuan
klien untuk batuk efektif
i.observasi hasil
pemeriksaan foto toraks
3. Penurunan curah Setelah dilakukan asuhan Perawatan jantung
jantung berhubungan keperawatan selama ... kali a.evaluasi adanya nyeri
dengan hilangnya 24 jam dada(intensitas,lokasi
kontraktilisasi miokard. Klien me nunjukkan curah ,radiasi,durasi,dan faktor
jantung adekuat dengan prncetus nyeri)
kriteria : b.lakukan penilaian
a.tekanan darah dalam sirkulasi perifer
rentang normal komprehensif(mis,cek nadi
b.toleransi terhadap aktivis perifer,edema,pengisian
c.nadi perifer kuat kapiler,dan suhu
d.ukuran jantung normal ekstrimitas).
e.tidak ada distensi vena c.dokumentasikan adanya
jugularis. disritmia jantung.
19
f.tidak ada disritmia d.catat tanda gejala
g.tidak ada bunyi jantung penurunan curah jantung
abnormal e.observasi tanda-tanda
h.tidak ada angina vital
i.tidak ada edema perifer f.observasistatus
j.tidak ada edema pulmonal kardiovaskuler
k.tidak ada diaporesis g.observasidisritmia
l.tidak ada mual jantung termasuk
m.tidak ada kelelahan gangguan irama dan
konduksi
h.observasi status respirasi
terhadap gejala gagal
jantung
i.observasi
keseimbangancairan cairan
(asupan-haluaran dan berat
badan harian)
j.kenali adanya perubahan
tekanan darah
k.kenali pengaruh
psikologisyang mendasari
kondisi klien
l.evaluasi respons klien
terhadap disritmia .
m.kolaborasi dalam
pemberian terapi
antiaritmia sesuai
kebutuhan
n.observasi klien terhadap
pemberian terapi anti
aritmia.
20
o.anjurkan klien untuk
melaporkan adanya
ketidaknyamanan dada
p.tawarkan dukungan
spiritual untuk klien dan
keluarganya.
5. Implementasi
Implementasi keperawatan dilaksanakan berdasarkan keadaan dan kebutuhan pasien
yang meliputi tindakan mandiri keperawatan dan tindakan kolaboratif. Semua
implementasi yang dilakukan harus di dokumentasikan dalam catatan keperawatan
klien.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan klien (hasil
yang diamati) dengan tujuan dan criteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Evaluasi tindakan keperawatan gawat darurat pada pasien jantung berbeda-beda.
Namun yang terpenting adalah bagaimana usaha untuk mempertahankan jalan nafas,
saluran mulut dan nasal ahrus bersih dari semua benda asing. Selanjutnya adalah
bagaimana upaya mempertahankan pola nafas dan sirkulasi klien dapat adekuat. Untuk
memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien digunakan
komponen SOAP ( subjektif, objektif, analisa, perencanaan ).
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Nama : Tn. H
2. Umur : 53 Tahun
3. Alamat: pariaman
4. Diagnosa : Infark Miokadr Akut
5. Keluhan Utama
S:5
T : Tiba tiba dan terus menerus dan lama durasi > 20 mnt
1. Pengkajian Primer
Airway
Tidak ada sumbatan jalan napas, secret (-), jalan napas paten, tak ada
wheezing
Breathing
Napas pendek 30 x/I, HR 96x/i, Hr 96x/I, Td 110/79mmHg, crt > 2dt,
Circulation
GCS 15 E4 M6 V5
Expossure
Ekg : St Elevasi lead II, III, Avf
22
B.Diagnosa Keperawatan
d. Analisa Data
KH :
Pasien mengatakan nyeri berkurang,
Wajah rileks atau nyeri hilang
Intervensi Rasional
Intervensi :
Intervensi Rasional
Mandiri
23
4. Berikan tindakan kenyamanan 4. Meningkatkan relaksasi dan
misalnya perubahan posisi dan mengarahkan kembali perhatian
gosokan punggung, dan aktivitas
hiburan dalam toleransi jantung
5. Dorong penggunaan teknik
menejemen stress misalnya latihan 1. Perilaku ini dapat mengontrol
pernapasan dan bimbingan imajinasi ansietas, meningkatkan relaksasi
6. Evaluasi keluhan lelah, dispnea, dan menurunkan kerja jantung
palpitasi, nyeri dada kontinyu.
Perhatikan adanya bunyi napas
adventisius, demam
1. Manifestasi klinis dari GJK yang
dapat menyertai endokarditis atau
miokarditis
Kolaboratif
Kriteria hasil:
24
Intervensi:
Intervensi Rasional
Mandiri
25
D.Implementasi dan Evaluasi
Implementasi Evaluasi
26
d.observasi status respirasi dan oksigenasi
sesuai kebutuhan.
Terapi oksigen
a.pertahankan kepatenan jalan nafas
b.observasi aliran oksigen
c.berikan oksigen sesuai kebutuhan .
observasi respirasi
a.observasi kecepatan,irama,kedalam
respirasi .
b.catat pergerakan
dada,kesimetrisan,penggunaan oto nafas
tambahan dan adanya retraksi otot interkosta
27
2. Pengkajian Sekunders
a. Riwayat Kesehatan
Alasan Utama
Pasien masuk ROI. M. Djamil Padang jam 15.00 wib dengan keluhan napas sesak dan
dada terasa nyeri dan seperti dihimpit beban berat
Riwayat Kesehatan Sekarang
Didapatkan GCS 15 <E4V6M5, TD113/69 mmHg, Nadi 95x/I, RR 32x/I, terpasang
O2 5l dan suhu 37,6 c
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien post PTCA 1mgg yll di Rsup. Dr. M. Djamil Padang
Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama maupun penyakit o lainnya
Kesadaran : GCS 15
TTV : TD 113/69 mmHg
HR : 95x/i
RR : 32x/i
1. Dada :
I : Simetris kiri dan kanan, adanya penarikan dinding dada, pernapasan
menggunakan otot bantu pernapasan
P : Fremitus kiri dan kanan
Per : Sonor
A : Paten
2. Jantung
3. Ekstremitas
28
Atas : Akral teraba dingin crt > 2 mnt
F. PEMBAHASAN
29
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infark Miokard Akut (IMA) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau
kematian otot jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran
darah koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai
perfusi arteri koroner yang cukup.
Terjadinya infark miokard akut karena adanya penurunan supply oksigen ke dalam miokard
yang membuat meningkatkannya curah jantung. Penyakit ini ditandai dengan nyeri yang
menyebar di bagian dada dan di ikuti kesulitan dalam bernapas.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan Infark Miokard Akut (IMA). Kami selaku
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi.
30
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, R.Y. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular. Jakarta : ECG
Brunner & Suddarth. (2005). Keperawatan Medikal Bedah.(edisi 8). Jakarta : EGC
Pearce. E.C. 2010. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta : Gramedia
Putri, Y.M. dan Wijaya A.S. 2013. Keperawatan Medikal Bedah I. Yogyakarta : Nuha Medika
31