You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

SISTEM PENCERNAAN
PENGKAJIAN, DIAGNOSA, DAN INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI
DAN DOKUMENTASI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing:
FITRI ALISA, Ns.S.Kep, M.Kep
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2 (dua)
Kelas:
IIA

PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AKADEMIK 2018
NAMA PENYUSUN
KELOMPOK 2A

1. ANNISA ZAHRA
2. ELFIRA YUNITA
3. EMILIA TAMARA
4. FADHILAH ELKHUSNA
5. HESTI WULANDARI
6. KARMILA
7. LAMRIANI TOBING
8. LARASATI AKJULIMA
9. PEGGY RIVIEA AMASKTA
10. RATI AZARI
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
SISTEM PENCERNAAN
PENGKAJIAN, DIAGNOSA, DAN INTERVENSI KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Biasanya penderita gangguan sistem pencernaan berasal dari segala usia. Pada jenis
kelamin gangguan sistem pencernaan dapat dialami baik wanita maupun pria. Pekerjaan yang
beresiko terkena gangguan sistem pencernaan adalah pekerjaan berat dan cenderung
mengalami stress. Tempat tinggal dan lingkungan yang kumuh dapat juga mempengaruhi
kualitas makanan seseorang dan menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama (saat masuk rumah sakit dan saat ini)
Biasanya pasien mengeluh nyeri pada bagian abdomen Kaji lokasi, durasi, pola,
frekwensi, distribusi penyebaran dan waktu nyeri dan faktor yang memperburuk dan yang
meredakan nyeri,. biasanya pasien juga merasa kembung, mual dan muntah, hematemesis,
diare, perubahan kebiasaan defekasi serta karakteristik urin dan feses.
Alasan masuk rumah sakit
Nyeri dan diare merupakan alasan dan gejala utama dari penyakit gastrointestinal dan
nafas terasa sesak, terkadang juga disertai dengan mual muntah.
Upaya yang di lakukan untuk mengatasinya
Membawa pasien kerumah sakit atau pelayanan kesehatan terdekat
b. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya dengan penyakit yang sama . pernah
mengalami pembedahan atau cidera saluran pencernaan atau abdomen sebelumnya
c. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya penyakit sistem pencernaan tidak ada faktor keturunan tetapi faktor dari
lingkungan terutama keluarga yang mempunyai pola hidup yang tidak sehat.
3. POLA PERSEPSI DAN PENANGANAN KESEHATAN
Persepsi terhadap penyakit : biasanya Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal
yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
4. POLA NUTRISI / METABOLISME
Pola makan/minum
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis disebabkan mual muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
5. POLA ELIMINASI
BAK : bisa terjadi gangguan seperti adanya perubahan warna urin, retensi urin /
inkonteninsia urine
BAB: bisa terjadi konstipasi
6. POLA AKTIVITAS / LATIHAN
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena nyeri
7. POLA ISTIRAHAT TIDUR
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri
8. POLA KOGNITIF – PERSEPSI
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
9. POLA PERAN HUBUNGAN
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien
malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
10. POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI
Pasien mengalami kesulitan dalam hubungan seksualitas akibat penyakit.
11. POLA PERSEPSI DIRI / KONSEP DIRI
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi.
12. POLA KOPING – TOLERANSI STRES
Biasanya pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan
meringis kesakitan
13. POLA KEYAKINAN NILAI
Berbeda pada setiap pasien. Biasanya pasien yakin akan cepat sembuh menganggap
ini merupakan cobaan dari Tuhan.
14. PEMERIKSAAN FISIK
Gambaran
Tanda vital Biasanya pada pasien gangguan sistem
pencernaan tekanan darah, nadi, dan
pernafasan meningkat karena adanya nyeri
Berat badan Adanya penurunan berat badan ketika pasien
mengalami penyakit atau gangguan sistem
pencernaan diakibatkan oleh kekurangan cairan
dan nutrisi
Kepala :
Mata Biasanya pada pasien matanya terdapat
Mulut konjungtiva anemis, sklera ikterik.
Pada bibir, mukosa bibir terlihat kering.
Inspeksi warna bibir, kesimetrisan, luka/ulkus
Kemampuan membuka dan menutup mulut
Inspeksi lidah, bagian dalam mulut, warna dan
kondisi membrane mukosa
Keadaan gigi geligi dan gusi, dikaji apakah ada
carries, inflamasi atau tanda-tanda perdarahan.
Setiap gangguan saluran pencernaan atas (bibir,
mulut, faring dan esofagus) biasanya
menyebabkan masalah asupan nutrisi yang
tidak adekuat dapat juga mempengaruhi asupan
makanan dan minuman, yang menganggu
kesehatan pasien.
Abdomen I: Perubahan warna di abdomen scar atau
ikterik, adanya jaringan parut. Adanya benjolan,
lesi, striae, petechie, kesimetrisan, mendeteksi
cairan.
A: Bising usus lebih dari batas normal.
P: Adanya nyeri tekan, adanya perubahan
tekstur seperti pada hati, adanya pembesaran
ukuran organ (mis. hati ginjal limpa)
P: Adanya pembesaran hepar, nyeri tekan pada
abdomen, adanya rongga udara/cairan abnormal.
15. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Diagnostik
1) Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan untuk
memperoleh jaringan dari dalam tubuh)
2) Rontgen Foto polos perut.
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan
persiapan khusus dari penderita.
Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
a) suatu penyumbatan
b) kelumpuhan saluran pencernaan
c) pola udara abnormal di dalam rongga perut
d) pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa)
3) Pemeriksaan barium.
Setelah penderita menelan barium, maka barium akan tampak putih pada foto rontgen
dan membatasi saluran pencernaan, menunjukkan kontur dan lapisan dari kerongkongan,
lambung dan usus halus. Barium yang terkumpul di daerah abnormal menunjukkan adanya
ulkus, erosi, tumor dan varises kerongkongan.
4) Ultrasonografi (USG)
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ
dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan
pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat
menunjukkan adanya cairan.
b. Laboratorium
1) Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000–
18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis


2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan makan,
ketidakmampuan mencerna makanan, kedidakmampuan mengabsorpsi nutrien, kurang
asupan makanan
3. Gangguan rasa nyaman b.d gejala terkait penyakit
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

f Dx NOC NIC
cKeperawatan
Nyeri
1 Akut Kontrol nyeri Manajemen nyeri
berhubungan
. (pain control) 1. melakukan assement
dengan agen Indikator: komprehensif sakit untuk
cedera biologis 1. mengakui memasukkan lokasi,
timbulnya nyeri. karakteristik, onset / durasi,
2. menjelaskan frekuensi, kualitas, intensitas
faktor penyebab. atau keparahan nyeri, dan faktor
3. menggunakan pencetus.
buku harian 2. mengamati isyarat nonverbal
untuk memantau dari ketidaknyamanan, terutama
gejala dari pada mereka tidak dapat
waktu ke waktu. berkomunikasi secara efektif.
4. menggunakan 3. menjamin perawatan pasien
langkah-langkah analgesik penuh perhatian.
pencegahan. 4. menentukan dampak dari
5. menggunakan pengalaman nyeri terhadap
langkah-langkah kualitas hidup (mis: tidur, nafsu
bantuan non- makan, aktivitas, kognisi,
analgesik. suasana hati, hubungan, kinerja
6. menggunakan pekerjaan, dan peran tanggung
alnalgesic jawab)
seperti yang 5. menjelajahi dengan pasien
direkomendasik faktor-faktor yang
an. meningkatkan / memperburuk
7. laporan rasa sakit..
perubahan 6. mengevaluasi, dengan pasien
gejala sakit dan tim kesehatan, efektivitas
untuk tindakan pengendalian nyeri
profesional masa lalu yang telah digunakan.
kesehatan. 7. menentukan frekuensi yang
8. Laporan gejala diperlukan untuk membuat
yang tidak penilaian kenyamanan pasien
terkontrol untuk dan melaksanakan pemantauan
profesional rencana.
kesehatan. 8. memberikan informasi tentang
9. menggunakan rasa sakit, seperti penyebab
sumber daya nyeri, berapa lama akan
yang tersedia. berlangsung, dan diantisipasi
10. mengakui ketidaknyamanan dari Prosedur
gejala terkait dasar.
nyeri. 9. mengurangi atau
11. laporan nyeri menghilangkan faktor-faktor
terkontrol. yang memicu atau
meningkatkan pengalaman nyeri
Tingkat nyeri (misalnya: ketakutan, kelelahan,
(pain level) monoton, dan kurangnya
Indikator: pengetahuan)
1. melaporkan 10. pilih dan menerapkan berbagai
nyeri. ukuran (mis: farmakologis,
2. panjang nonfarmakologi, interpersonal)
episode nyeri. untuk memfasilitasi penghilang
3. menggosok rasa sakit, yang sesuai.
daerah 11. prinsip-prinsip mengajar
effcted.ekspresi manajemen nyeri.
mengerang 12. mendorong pasien untuk
kesakitan. memantau nyeri sendiri dan
4. restlessness. untuk campur tangan tepat.
5. agiatation. 13. mengajarkan penggunaan
6. mudah marah. teknik nonfarmakologi.
7. meringis. 14. mengeksplorasi pasien
8. robek. penggunaan saat metode
9. diaforesis. farmakologikal nyeri.
10. mondar-mandir. 15. mengajarkan tentang metode
11. menyempit farmakologis nyeri.
fokus. 16. mendorong pasien untuk
12. ketegangan menggunakan obat penghilang
otot. rasa sakit yang memadai.
13. kehilangan 17. berkolaborasi dengan pasien,
nafsu makan. penting lainnya, dan profesional
14. neusea. kesehatan lainnya untuk
15. makanan memilih dan menerapkan
intoleransi nonfarmakologis ukuran nyeri,
. yang sesuai.
Nyeri: Efek 18. analgesik (PCA), jika sesuai.
yang 19. penggunaan kontrol nyeri
mengganggu ukuran sebelum nyeri menjadi
Indikator : parah.
1) Ketidaknyama
nan Pemberian analgesik
2) Gangguan 1. menentukan lokasi nyeri,
hubungan karakteristik, kualitas, dan
interpersonal keparahan sebelum mengobati
3) Gangguan pasien.
penampilan 2. cek perintah medis untuk obat,
peran dosis, dan frekuensi analgesik
4) Gangguan yang diresepkan.
konsentrasi 3. sejarah cek untuk alergi obat.
5) Gangguan 4. mengevaluasi kemampuan
dalam perasaan pasien untuk berpartisipasi
mengontrol dalam pemilihan analgesik, rute,
6) Gangguan dan dosis, dan melibatkan
alam perasaan pasien, yang sesuai.
7) Kurang 5. memilih analgesik atau
kesabaran kombinasi analgesik yang tepat
8) Interupsi pada ketika lebih dari satu yang
saat tidur diresepkan.
9) Gangguan 6. menentukan pilihan analgesik
dalam rutinitas (narkotik, non narkotika, atau
10) Gangguan NSAID), berdasarkan jenis dan
pergerakan fisik tingkat keparahan nyeri.
11) Gangguan pada 7. menentukan analgesik pilihan,
aktivitas hidup rute pemberian, dan dosis untuk
sehari-hari mencapai analgesik yang
12) Gangguan optimal.
penampilan 8. memilih rute IV, bukan IM,
kerja untuk sering nyeri injeksi obat,
13) Gangguan bila memungkinkan.
penampilan 9. keluar narkotika dan obat-
disekolah obatan terlarang lainnya, sesuai
14) Kehilangan dengan protokol lembaga.
nafsu makan 10. Monitor tanda vital sebelum
15) Gangguan dan setelah pemberian analgesik
eliminasi urin narkotika dengan dosis pertama
16) Gangguan kalinya atau tanda yang tidak
eliminasi usus biasa dicatat..
17) Abseb dari 11. analgesik kelola, sekitar jam
kerja untuk mencegah puncak dan
18) Absen dari palung analgesia, especilly
sekolah dengan nyeri severa.
19) Kesulitan 12. Tindakan pengamanan lembaga
dalam untuk mereka yang menerima
mempertahanka analgesik narkotika, yang
n sesuai.
13. menginstruksikan untuk
meminta obat nyeri PRN
sebelum sakit parah.
14. menginformasikan individu
yang dengan pemberian
narkotika, mengantuk kadang-
kadang terjadi selama 2 sampai
3 hari dan kemudian mereda.
15. kesalahpahaman yang benar /
mitos pasien atau anggota
keluarga dapat memegang
mengenai analgesik, khususnya
opioid (mis: kecanduan dan
risiko overdosis).
16. mengevaluasi efektivitas
analgesik pada interval yang
sering rutin setelah setiap
administrasi, tetapi terutama
setelah dosis awal juga
mengamati untuk tanda dan
gejala efek tak diinginkan
(misalnya: depresi pernapasan,
neusea dan muntah, mulut
kering, dan sembelit).
Terapi relaksasi
1. Gambarkan rasionalisasi dan
manfaat relaksasi sera jensi
relaksasi yang tersedia
2. Uji penurunan tingkat energi
saat ini ketidakmampuan untuk
konsentrasi atau gejala lain yang
mengiringi yang mungkin
mempengaruhi kemampuan
kognisi untuk befokus pada
teknik relaksasi
3. Tentukan apakah ada
intervensi relaksasi yang sudah
diberikan manfaat
4. Petimbangkan keingin
individu untuk berpatisipasi ,
pilihan, pengalaman masa lalu
dan konraindikasi sebelum
memilih strategi relaksasi
tertentu
5. Ciptakan lingkungan yang
tenag dan tanpa distraksi dengan
lampu yang redup dan suhu
lingkungan yang nyaman, jika
memungkinkan
6. Dorong klien untuk
mengambil posisi yang nyaman
dengan pakaina longgar dan
mata tertutup
7. Spesifikan isi intervensi
relaksasi
8. Dapatakan perilaku yang
menunjukan terjadi
relaksasi,misalnya bernafas
dalam,menguap,pernafasan
perut,atayu bayangan yang
menenangkan
9. Minta klien untuk rileks dan
merasakan sensasi yang terjadi
10. Gunakan suara yang lembut
dengan irama yang lambat untuk
setiap kata
11. Tunjukana dan praktikan teknik
relaksasi pada klien
12. ]dorong klien untuk mengulang
praktek teknik relaksasi,jika
memungkinkan
13. Antisipasi penggunan relaksasi
14. Berikan informasi tertulis
mengenai persiapan keterlibatan
didadalam tenik relaksasi
15. Dorong pengulangan teknik
praktik-praktik tertentu secara
berkala
16. Berikan waktu yang tidak
terganggu karena mungkin saja
klien tertidur
17. Dorong knotrol sendiri ketika
relaksasi dilakukan
18. Kembangkan kaset teknik
relaksasi untuk digunakan
individu dengan tepat
Ketidakseimbang
2 Status Nutrisi : Manajemen Gangguan Makan
an
. nutrisi: indicator Aktivitas :
kurang dari 1) Asupan gizi 1. Kolaborasi dengan tim
kebutuhan tubuh 2) Asupan kesehatan lain untuk
berhubungan makanan mengembangkan rencana
dengan kurang 3) Asupan cairan perawatan dengan melibatkan
asupan makanan 4) Energy klien dan orang-orang
5) Rasio berat terdekatnya dengan tepat
badan/tinggi 2. Rundingkan dengan tim dan
badan klien untuk mengatur target
6) Hidrasi pencapaian berat badan jika
Status Nutrisi : berat badan klien tidak berada
asupan nutrisi dalam rentang berat badan yang
Indicator : direkomendasikan sesuai umur
1) Asupan kalori dan bentuk tubuh
2) Asupan protein 3. Tentukan pencapaian berat
3) Asupan lemak badan harian yang sesuai
4) Asupan 4. Aajarkan dan dukung konsep
karbohidrat nutrisi yang baik dengan klien
5) Asupan serat (dan orang terdekat dengan
6) Asupan vitamin klien dengan tepat)
7) Asupan mineral 5. Dorong klien untuk
8) Asupan zat besi mendiskusikan makanan yang
9) Asupan kalsium disukaibersama dengan ahli gizi
10) Asupan natrium 6. Monitor tanda-tanda fisiologis
Nafsu Makan 7. Monitor intake / asupan dan
1) Hasrat / asupan cairan secara tepat
keinginan untuk 8. Monitor asupan kalori
makan makanan harian
2) Mencari makan 9. Batasi makanan sesuai dengan
3) Menyenangi jadwal, makanan pembuka dan
makanan makanan ringan
4) Merasakan 10. Monitor perilaku klien yang
makanan’energi berhubungan dengan pola
untuk makan makan, pemnambahan dan
5) Intake makanan kehilangan berat badan
6) Intake nutrisi 11. Berikan konsekuensi
7) Intake cairan pengulangan ketika berespon
8) Rangsangan dengan kehilangan berat badan,
untuk makan perilaku mrngurangi berat badan
12. Monitor berat badan klien
sesuai secara rutin
13. Bantu klien untuk
mengembangkan harga diri yang
sesuai dengan berat badan yang
sehat
14. Berikan dukungan dan arahan
jika diperlukan
15. Batasi aktifitas fisik sesuai
kebutuhan untuk meningkatkan
berat badan
16. Sediakan program latihan di
bawah obsevasi jika diperlukan
Manajemen Nutrisi
Aktivitas :
1. Tentukan statis gizi pasien dan
kemampuan pasien untuk
memenuhi kebutuhan gizi
2. Identifikasi adanya alergi atau
intoleransi makanan yang
dimiliki pasien
3. Tentukan apa yang menjadi
referensi makanan bagi pasien
4. Instruksikan pasien mengenai
kebutuhan nutrisi (yaitu :
membahas oedoan diet dan
piramida maknan )
5. Bantu menentukan pedoman
atau piramida makanan yang
paling cocok dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi dan preferensi
6. Tentukan jumlah kalori dan
jenisnutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan
gizi
7. Atur diet yang diperlukan
8. Ciptakan lingkungan yang
optimal pada saat
mengkonsumsi makan
9. Lakukan atau bantu pasien
terkait dengan perawatan mulut
sebelum makan
10. Pastikan pasien menggunakan
gigi palsu yang pas, dengan cara
yang tepat
11. Beri obat-obatan sebelum
makan
12. Anjurkan pasien untuk duduk
pada posisi tegak dikursi, jika
memungkinkan
13. Pastikan makanan disajikan
dengan cara yang menarik dan
pada suhu yang paling cocok
untuk konsumsi secara optimal
14. Anjurkan keluarga untuk
membawa makanan favorit
pasien sementara pasien berada
di rumah sakit atau fasilitas
perawatan yang sesuai
15. Bantu pasien membuka
kemasan, memotong makanan,
dan makan jika diperlukan
16. Tawarkan makanan yang ringan
yang padat gizi
17. Monitor kalori dan asupan
makanan
18. Monitor kecenderungan
terjadinnya penurunan dan
kenaikkan berat badan
19. Anjurkan pasien untuk
memantau kalori dan intake
makanan
20. Bantu pasien untuk mengakses
program gizi komunitas
Gangguan
3 rasa Status Pengaturan Posisi
nyaman
. Kenyamanan Aktivitas:
berhubungan Status 1) Tempatkan pasien diatas
dengan gejala kenyamanan: matras/ tempat tidur terapeutik
terkait penyakit Fisik 2) Berikan matras yang lembut
Indikator : 3) Jelaskan pada pasien bahwa
1) Kesejahteraan badan pasien akan dibalik
fisik 4) Dorong pasien untuk terlibat
2) Kontrol dalam perubahan posisi
terhadap gejala 5) Monitor status
3) Kesejahteraan oksigenasi[pasien sebelum dan
psikologis setelah perubahan tindakan]
4) Lingkungan 6) berikan obat sebelum
fisik membalikan badan pasien
5) Suhu ruangan dengan tepat
6) Dukungan 7) tempatkan pasien dengan
sosial dari posisi teraupetik yang sudah
keluarga dirancang
7) Dukungan 8) masukan posisi tidur yang
sosial dari diinginkan kedalam rencana
teman-teman keperawatan jika tidak ada
8) Hubungan kontra indikasi
sosial 9) posisikan pasien sesuai
9) Kehidupan dengan kesejajaran tubuh yang
spiritual tepat
10) Perawatan 10) imobilisasi pasien atau sokong
sesuai dengan bagian tubuh yang terkena
keyakinan dampak dengan tepat
budaya 11) tinggikan bagian tubuh tang
11) Perawatan terkena dampak
sesuai dengan 12) posisikan pasien untuk
kebutuhan mengurangi dyspnea misalnya
12) Mampu posisi semi fowler
mengkomunikas 13) sokong bagian tubuh yang
ikan kebutuhan oedem misalnya dengan
13) Relaksasi otot menempatkan bantal dibawah
14) Posisi yang lengan atau dibawah skrotum
nyaman 14) posisikan pasien tuntuk
15) Perawatan memfasilitasi ventilasiperfusi
pribadi dan 15) dorong latihan ROM aktif dan
kebersihan pasif
16) Intake makanan 16) Sokong leher pasien dengan
17) Intake cairan tepat
18) Tingkat energi 17) jangan menempatkan pasien
19) Suhu tubuh dengan posisi yang
20) Kepatenan meningkatkan nyeri
jalan napas 18) minimalisir gerakan dan cedera
21) Saturasi ketika memposisikan dan
oksigen membalikan tubuh pasien
22) Gatal-gatal 19) balikkan tubuh pasien dengan
23) Sesak napas menggunakan teknik gelinding
24) Perasaan sulit dan gulung
bernapas 20) Jangan memposisikan pasien
25) Sindrom dengan penekanan pada luka
RLS/Restless 21) sangga dengan sandaran yang
Legs Syndrome sesuai
26) Nyeri otot 22) tinggikan anggota badan yang
27) Sakit kepala terkena dampak setinggi 20
28) Mual derajat atau lebih, lebih tinggi
29) Muntah dari jantung, untuk
30) Inkontinensi meninglkatkan aliran balik vena
urin
31) Inkontinensi
usus
32) Diare
33) konstipasi
Intoleransi
4 NOC: Activity Theraphy
Aktivitas
. Toleransi 1. Tentukan kemampuan pasien
berhubungan aktivitas untuk berlatih dalam kegiatan
dengan Indikator: spesifik.
kelemahan 1) Kemudahan 2. Berkolaborasi dengan
umum beraktivitas therapits kerja, fisik, atau
2) Tekanan darah rekreasi dalam perencanaan dan
sistolik dengan 3. pemantauan program kegiatan,
aktivitas yang sesuai.
3) Kekuatan 4. Tentukan komitmen pasien
tubuh bagian untuk meningkatkan frekuensi
atas dan berbagai kegiatan.
4) Kekuatan 5. Membantu pasien untuk
tubuh bagian mengeksplorasi makna pribadi
bawah berjalan yang biasa kerja aktivitas mis
kaki, dan kegiatan rekreasi favorit.
5) toleransi 6. Membantu pasien untuk
memanjat memilih kegiatan dan tujuan
tangga, prestasi bagi kegiatan sesuai
6) kemudahan dengan fisik, dan kemampuan
melakukan sosial.
aktivitas sehari- 7. Membantu pasien untuk fokus
hari pada kemampuan, bukan pada
defisit.
Daya tahan 8. Membantu pasien untuk
1) Aktivitas fisik mengidentifikasi dan
2) Konsentrasi mendapatkan sumber daya yang
3) Katahanan diperlukan untuk kegiatan yang
otot diinginkan.
4) Pemulihan 9. Mendorong kegiatan kreatif,
energi setelah yang sesuai.
istirahat 10. Membantu pasien untuk
5) Kadar oksigen mendapatkan transportasi ke
darah saat kegiatan, seperti approprite.
beraktivitas 11. Membantu pasien untuk
6) Kelelahan mengidentifikasi preferensi
Kelesuan untuk kegiatan.
7) Keletihan 12. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi kegiatan yang
berarti.
13. Membantu pasien untuk
menjadwalkan waktu tertentu
untuk kegiatan dalam rutinitas
harian.
14. Membantu pasien dan keluarga
untuk mengidentifikasi defisit
dalam tingkat aktivitas.
15. mengidentifikasi strategi
untuk meningkatkan partisipasi
pasien dalam kegiatan yang
diinginkan.
15. menginstruksikan pasien dan
keluarga tentang peran aktivitas
fisik, sosial, spiritual, dan
kognitif dalam menjaga fungsi
dan kesehatan.
16. pasien menginstruksikan dan
keluarga bagaimana melakukan
kegiatan yang diinginkan atau
ditentukan.
17. mengkoordinasikan pilihan
pasien dari kegiatan sesuai usia.
18. membantu pasien dan keluarga
untuk beradaptasi lingkungan
untuk mengakomodasi aktivitas
yang diinginkan.
19. menyediakan kegiatan untuk
meningkatkan rentang perhatian
dalam konsultasi dengan terapis
okupasi.
20. memfasilitasi substitusi
aktivitas ketika pasien memiliki
keterbatasan dalam waktu,
tenaga, atau gerakan, dalam
konsultasi dengan fisik
pekerjaan, atau terapis rekreasi.
21. mendorong keterlibatan dalam
kegiatan kelompok atau terapis,
yang sesuai.
22. merujuk ke pusat-pusat
komunitas atau program
kegiatan, sesuai.
23. membantu dengan kegiatan
fisik secara teratur (mis:
ambulasi, transfer, balik, dan
perawatan pribadi), sebagai
kebutuhan.
24. memberikan kegiatan motorik
kasar untuk pasien hiperaktif.
25. mempromosikan gaya hidup
aktif secara fisik untuk
menghindari kenaikan berat
badan yang tidak diperlukan,
yang sesuai.
26. menyarankan metode
peningkatan aktivitas fisik
sehari-hari, yang sesuai.
27. make lingkungan yang aman
bagi kontinyu gerakan otot
besar, seperti yang ditunjukkan.
28. memberikan aktivitas motorik
untuk meredakan ketegangan
otot.
29. memberikan kegiatan dengan
implisit dan emosional
komponen memori (mis; khusus
dipilih kegiatan relegious) untuk
pasien demensia, yang sesuai.
30. memberikan kompetitif,
terstruktur, dan aktif
pertandingan grup.
31. mempromosikan keterlibatan
dalam kegiatan rekreasi dan
pengalihan ditujukan untuk
mengurangi kecemasan.
32. mempekerjakan hewan
membantu program kegiatan,
yang sesuai.
33. memberikan penguatan positif
untuk berpartisipasi dalam
kegiatan.
34. menginstruksikan keluarga
untuk memberikan penguatan
positif untuk berpartisipasi
dalam kegiatan.
35. memungkinkan untuk
partisipasi keluarga dalam
kegiatan, yang sesuai.
36. membantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri
dan penguatan.
37. Monitor emosional, fisik,
sosial, dan respon spiritual
aktivitas.
38. membantu pasien dan keluarga
untuk memantau kemajuan
sendiri terhadap prestasi tujuan.

You might also like