You are on page 1of 37

Asuhan Keperawatan Komunitas

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan yang

merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO, 1959).

Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan

Masyarakat, 1989). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan

masyarakat yaitu : Ilmu Keperawatan, Ilmu kesehatan masyarakat dan Ilmu social (peran serta

masyarakat).

Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada dasarnya menggunakan

pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah : pengkajian data, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang

dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang

dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut

permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat

ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,

pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat

dan prioritas masyarakat.


Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan objektif. Data

subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh

individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui

lisan sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,

pengamatan dan pengukuran.

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat

dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan

komunitas. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat

dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record

(Wahit, 2005).

Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau anamnase,

pengamatan dan pemeriksaan fisik.

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah

kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil

untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social

ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena

itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.

Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

1) Data inti

a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas


Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas

dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data

umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan

komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat rusal atau urban),

keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola

perubahan komunitas.

b) Data demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan,

ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agam dan

komposisi keluarga.

c) Vital statistic

Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR,

penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

d) Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic

antara lain : dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR, cakupan imunisasi.

Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok

umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di

masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit

menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :

 Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas


 Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh

 Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) :

- ISPA

- Penyakit asthma

- TBC paru

- Penyakit kulit

- Penyakit mata

- Penyakit rheumatic

- Penyakit jantung

- Penyakit gangguan jiwa

- Kelumpuhan

- Penyakit menahun lainnya

 Riwayat penyakit keluarga

 Pola pemenuhan sehari-hari :

- Pola pemenuhan nutrisi

- Pola pemenuhan cairan dan elektrolit

- Pola istirahat dan tidur

- Pola eliminasi

- Pola aktivitas gerak

- Pola pemenuhan kebersihan diri

 Status psikososial :

- Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan

- Hubungan dengan orang lain


- Peran di masyarakat

- Kesedihan yang dirasakan

- Stabilitas emosi

- Penelantaran anak atau lansia

- Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku tindakan

kekerasan

 Status pertumbuhan dan perkembangan

 Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

 Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

 Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang

berlebihan, mengkonsumsi alcohol, penggunaan obat tanpa resep,

penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan

purin.

2) Data lingkungan fisik

a) Pemukiman

 Luas bangunan

 Bentuk bangunan

 Jenis bangunan

 Atap rumah

 Dinding

 Lantai

 Ventilasi

 Pencahayaan
 Penerangan

 Kebersihan

 Pengaturan ruangan dan perabot

 Kelengkapan alat rumah tangga

b) Sanitasi

 Penyediaan air bersih (MCK)

 Penyediaan air minum

 Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan

bagaimana jarak dengan sumber air

 Sarana pembuangan air limbah (SPAL)

 Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana

cara pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya, sebutkan.

 Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan

 Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya, sebutkan.

c) Fasilitas

 Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain

 Pekarangan

 Sarana olahraga

 Taman, lapangan

 Ruang pertemuan

 Sarana hiburan

 Sarana ibadah
d) Batas-batas wilayah

Sebelah utara, barat, timur, dan selatan

e) Sarana ibadah

3) Pelayanan kesehatan dan social

a) Pelayanan kesehatan

 Lokasi sarana kesehatan

 Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)

 Jumlah kunjungan

 System rujukan

b) Fasilitas social (pasar, took ,swayalan)

 Lokasi

 Kepemilikan

 Kecukupan

4) Ekonomi

a) Jenis Pekerjaan

b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan

c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan

d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia

5) Keamanan dan transportasi

a) Keamanan

 Sistem keamanan lingkungan

 Penanggulangan kebakaran

 Penanggulangan bencana
 Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah

b) Transportasi

 Kondisi jalan

 Jenis transportasi yang dimiliki

 Sarana transportasi yang ada

6) Politik dan pemerintahan

a) Sistem pengorganisasian

b) Struktur organisasi

c) Kelompok organisasi dalam komunitas

d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

7) Sistem komunikasi

a) Sarana umum komunikasi

b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas

c) Cara penyebaran informasi

8) Pendidikan

a) Tingkat pendidikan komunitas

b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)

 Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas

 Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia

c) Jenis bahasa yang digunakan

9) Rekreasi

a) Kebiasaan rekreasi

b) Fasilitas tempat rekreasi


c) “Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan

cara sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

Cara mengkategori data :

 Karakteristik demografi

 Karakteristik geografi

 Karakteristik social ekonomi

 Sumber dan pelayanan kesehatan

(Anderson & Mc Farlane, 1981. Community as Client)

2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly

3) Tabulasi data

4) Interpretasi data

b. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data

dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang

kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah

kesehatan atau masalah keperawatan. Tujuan analisa data adalah :

 Menetapkan kebutuhan komunity

 Menetapkan kekuatan

 Mengidentifikasi pola respon komunity

 Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

c. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan

intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat

diatasi sekaligus. Oleh karena itu perlu diprioritaskan masalah.

d. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu

mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :

 Perhatian masyarakat

 Prevalensi kejadian

 Berat ringannya masalah

 Kemungkinan masalah untuk diatasi

 Tersedianya sumber daya masyarakat

 Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut

Abraham H. Maslow yaitu :

 Keadaan yang mengancam kehidupan

 Keadaan yang mengancam kesehatan

 Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual

maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian

sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (American

Nurses of Association (ANA).


Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :

1) Problem (Masalah)

2) Etiologi (Penyebab)

3) Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)

Perumusan daignosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1) Dengan rumus PES

DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S (Symptom/gejala)

2) Dengan rumus PE

DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)

Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut

diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah

2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat

3) Partisipasi dan peran serta masyarakat

Sedangkan diagnosa keperawatan menurut Mueke, 1984 terdiri dari :

1) Masalah ……. Sehat ……. Sakit

2) Karakteristik populasi

3) Karakteristik lingkungan (Epidemiologi triagle)

Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family Centered Nursing in the Community :

Diagnosa resiko : ……… (masalah)

Diantara : …….... (komunity)

Sehubungan dengan : ……… ( Karakteristik komunity dan lingkungan)

Yang dimanifestasikan/
didemonstrasikan oleh : ……... ( Indikator kesehatan/analisa data)

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan

dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana keperawatan harus mencakup :

Perumusan tujuan, Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan, kriteria hasil

untuk menilai pencapaian tujuan.

a. Perumusan tujuan

Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Berfokus pada masyarakat

2) Jelas dan singkat

3) Dapat diukur dan diobservasi

4) Realistik

5) Ada target waktu

6) Melibatkan peran serta masyarakat

Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2

S: Subjek K.1 : Kondisi

P: Predikat K.2 : Kriteria

Selain itu dalam perumusan tujuan :

1) Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan

2) Perilaku yang diharapkan berubah

3) Specific

4) Measurable atau dapat diukur


5) Attainable atau dapat dicapai

6) Relevant/realistic atau sesuai

7) Time-Bound atau waktu tertentu

8) Sustainable atau berkelanjutan

b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui kegiatan :

1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan

3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan melalui kegiatan

: musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini

4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat

dirasakan masyarakat

6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai

7) Tindakan harus bersifat realistic

8) Disusun secara berurutan

c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut

1) Menggunakan kata kerja yang tepat

2) Dapat dimodifikasi

3) Bersifat spesifik :

 Siapa yang melakukan ?

 Apa yang dilakukan ?


 Dimana dilakukan ?

 Kapan dilakukan ?

 Bagaimana melakukan ?

 Frekuensi melakukan ?

4. Pelaksanaan

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan

komunitas adalah : I2 RMU.

1. Inovatif

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu

menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan

berdasar pada iman dan takwa

2. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesame profesi, tim

kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan asas

kemitraan

3. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus

menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang

telah disusun.

4. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian

dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen.

5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan

bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan

tercapai

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :

 Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana dengan

pelayanan kesehatan maupun sector lainnya

 Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka alih

peran.

 Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.

 Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu rujukan kesehatan.

5. Evaluasi

a. Fokus evaluasi

1) Relevansi

Apakah program yang diperlukan ?

Yang ada atau yang terbaru

2) Perkembangan kemajuan

Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?

Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta ?

3) Cost efficiency (efisiensi biaya)

Bagaimana biaya ?

Apa keuntungan program ?

4) Efektifitas

Apakah tujuan tercapai ?


Apakah klien puas ?

Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?

5) Impact

Apakah dampak jangka panjang ?

Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?

Apakah status kesehatan meningkat ?

b. Kegunaan evaluasi

1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.

2) Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan yang

diberikan.

3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau

menyusun rencana dalam proses keperawatan.

c. Hasil evaluasi

Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :

1) Tujuan tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukkan

kemajuan sesuai denga kriteria yang telah ditetapkan.

2) Tujuan tercapai sebagian

Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab

dan cara memperbaiki atau mengatasinya.

3) Tujuan tidak tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukkan

perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu
dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis,

tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak

tercpainya tujuan.

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Umur Kepala Keluarga : 37 tahun
3. Alamat Kepala Keluarga : Jln. Baji minasa, Kel.tamarunang, Kec.Mariso
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pedagang
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTP
6. Komposisi Keluarga :
No Nama JK Hub.Dg. Umur Pend. STATUS IMUNISASI
Anggota Kep. (thn) terakhir BCG POLIO DPT HEPATITIS CAMPAK
keluarga Keluarga
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny.K P ISTRI 35 SMP 
2 An.M P Anak 1 12 SMP
3 An.N L Anak 2 9 SD

Genogram :

Keterangan :
= laki-laki = garis hub. keluarga = meninggal

= perempuan = tinggal satu rumah = klien

6. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. A termasuk keluarga kecil yang terdiri dari Kepala Keluarga, istri, 2 orang
anak
7. Suku Bangsa :
Seluruh Anggota Keluarga berasal dari suku Makassar, Indonesia
8. Agama :
Semua anggota keluarga menganut agama Islam dan mereka taat beribadah dan
menjalankan perintah Allah SWT
9. Status Sosial Ekonomi keluarga :
Kepala Keluarga : 500.000,-/bln
Istri (ibu K) : 250.000,-/bln
Anak ke-1 :-
Anak ke-2 :-
Untuk pendapatan KK dengan Istri, dijadikan satu sehingga menjadi Rp.750.000,-/bln
dengan rata-rata pengeluaran Rp.600.000,-/bln. Dilihat dari penghasilan anggota keluarga
dan harta benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga tersebut mempunyai status social
ekonomi rendah
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Setiap hari KK dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan
biasanya menonton TV, berkumpul dengan keluarga dan melepas lelah diruang keluarga,
untuk anak ke-1 dan ke-2 sering keluar bermain dengan teman-temannya disore hari.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Tn.A mempunyai 2 orang anak, anak pertama perempuan dengan umur 14 thn,
anak kedua laki-laki dengan umur 12 thn, maka keluarga Tn.A berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
12. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Adanya masalah kesehatan yang dihadapi oleh Ny.K menderita gastritis, dan adanya
stress/trauma keluarga yang mengganggu anak-anaknya.
13. Riwayat Keluarga Inti
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, dan menurun. Riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut :
 Kepala Keluarga : Klien pernah sakit apendisitis sehingga harus operasi dan rawat inap
selama 8 hari di Rumah Sakit dan sekarang sudah sembuh.
 Istri : Klien memiliki penyakit magh/gastritis, namun jika penyakitnya kambuh tidak
mengharuskan klien berobat dan rawat inap di RS akan tetapi cukup membeli obat
diapotek
 Anak ke-1 : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat
inap di RS
 Anak ke-2 : klien pernah mengalami cedera di kepala dan pergelangan tangan dislokasi
akibat jatuh pada saat bermain, tapi tidak dibawa ke RS untuk berobat akan tetapi hanya
diberi obat gosok dan diurut saja pergelangan tangannya dan kepala yang cedera hanya
diberikan antiseptic yang dibeli sendiri dari apotek. Namun klien masih terkadang
mengeluhkan tangannya terasa nyeri apabila banyak digerakkan saat bermain. Biasanya
saat kambuh, klien cukup diberi minyak gosok pada daerah yang terasa sakit yang
kemudian digunakan untuk istirahat sampai sembuh dengan sendirinya.

14. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Dari keluarga Tn.A tepatnya anak ke-2 (kakak KK) pernah mengidap sakit DBD, sedangkan
dari keluarga Ny.K tepatnya anak ke-2 (adik Ny.K) mengidap penyakit diare.
C. Pengkajian Lingkungan
15. karakteristik rumah
Luas tanah : 5 x 6 m2 Luas Rumah : 4 x 5 m2
Tipe Rumah : Rumah panggung/rumah kayu dengan jumlah ruang 1 kamar tidur, 1 ruang
tamu sekaligus ruang keluarga, 1 dapur, kamar mandi diluar rumah, dan WC umum. Jumlah
jendela 3, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya secara optimal. Peletakan
perabot rumah tangga tidak tertata dengan rapi. Tidak ada septic tank, pembuangan
langsung ke selokan besar, jarak antara wc dengan sumber air kurang lebih 10 meter,
sumber air minum PAM.
Denah Rumah :

Keterangan :
1. Rg. Tamu & rg. Keluarga
1 2 2. Kamar tidur

3. Dapur
3 4. Kamar mandi

5. Wc umum

10m
16. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW
Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah perkotaan
sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat. Penduduk setempat juga
mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu yang menginap harap lapor
pada RT/RW. Saat terjadi wabah DBD, malaria, atau pun diare diadakan kerja bakti.
17. Mobilitas Geografis Keluarga
Sejak Tn.A menikah dengan Ny.K, keluarga Tn.A sudah 2 kali pindah pertama di Panampu
dan yang kedua di kecamatan Mariso dan tidak pernah pindah lagi.
18. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari, pada saat sore dan malam hari klien dan keluarganya selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik dengan masyarakat disekitar.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota keluarga saling menyayangi
satu sama lain keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan MCK, tempat tidur, sumber air
bersih, dan sepeda sebagai sara transportasi, sedangkan fasilitas sosialnya berupa
mengikuti penyuluhan kesehatan diposyandu misalnya : penyuluhan tentang
DBD,diadakannya imunisasi, sedangkan dukungan psikologi dan spiritual keluarga
terpenuhi dengan baik.
D. Struktur keluarga
20. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa
makassar dan Indonesia. Komunikasi antara keluarga lebih sering mulai sore hari karena
hampi semua anggota keluarga pulang kerja disore hari.
21. Struktur Kekuatan Keluarga
Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara berperilaku yang baik ,
sopan santun, tata karma, cara menjaga hubungan baik dengan orang lain. Untuk kekuatan
keluarga masih tetap berada pada Tn.A jika ada masalah diselesaikan dengan baik oleh
Tn.A dan istrinya beserta kedua anaknya.
22. Struktur Peran

 Tn.A :

- peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat


- peran formal : menjadi kepala keluarga, suami, ayah

 Ny.K :

- peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu


dilingkungan tempat tinggal
- peran formal : sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu

 Anak ke-1 :

- peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar


- peran formal : sebagai anak

 Anak ke-2 :

- peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar


- peran formal : sebagai anak
23. Nilai dan Norma keluarga
Keluarga kurang menyadari pentingnya menjaga kesehatan, mereka membiasakan cuci
tangan sebelum makan, akan tetapi kebersihan lingkungan disekitarnya tidak dijaga
dengan baik, kecukupan gizi dalam keluarga juga kurang terpenuhi dilihat dari makanan
yang sering dikonsusmsi tiap harinya dikarenakan ekonomi rendah (tidak memenuhi 4
sehat 5 sempurna).
E. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih saying. Klien selalu mendukung apa
yang dilakukannya selama dalam batas kewajaran dan tidak melangga etika dan sopan
santun. Diterapkannya demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antara anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan etika sopan santun dalam berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan mengenai
penanganan jika mengalami kekambuhan penyakit kurang. Terbukti saat Ny.K kambuh
penyakitnya dia hanya membeli obat di apotek tanpa berobat ke dokter dulu, dan juga
ketika anaknya mengalami cedera hanya diberi minyak gosok di area yang sakit, lalu
digunakan untuk istirahat sampai terasa baik.
b. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
- anggota kelurga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota kelurga dan mengerti
tentang sumber-sumber kelurga yang dimiliki
- keluarga kurang menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat
mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Terbukti dari lingkungan sekitar banyak
terdapat tumpukan sampah, tidak terdapat juga empat sampah.
- Keluarga kurang mengerti dan menyadari tentang pentingnnya hygien sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sehat. Terbukti jendela rumah jarang dibuka.
- Keluarga secara keseluruhan kurang mampu mempertahankan kondisi kesehatan mereka.
Terbukti pemenuhan gizi seimbang kurang, tidur tidak teratur, mengatur waktu antara
bekerja dan berkumpul dengan keluarga kurang baik, terbukti keluarga mengutamakan
pekerjaan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
- pegetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit mengerti mengenai hal-
hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang perlu dilakukan untuk mencegah
kekambuhan
- jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan,
maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan pada tenaga
kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga cukup menganjurkan
istirahat, pemenuhan kebutuhan dan konsumsi obat antiseptic, generic, dll dari apotek atau
warung kepada anggota keluarga yang sakit.
- Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obatan yang sering dikonsumsi dan
cocok bagi masing-masing anggota keluarga. Apabila penyakit yang diderita dirasa parah,
keluarga langsung membawa ke tenaga kesehatan.
- Keluarga memberikan perhatian, kasih saying dan support agar dapat membantu proses
penyembuhan.
d. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
- keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya
- anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang sakit. Namun, terkadang
maslah kesehatan tersebut dianggap sepele atau tidak begitu diperhatikan secara lebih
lanjut.
- Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan selalu mencari
solusi jika keluarga sakit.
- Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang menyerang anggota keluarga
yang lain.
- Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif
- Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang dilakukan jika
maslah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga tidak dapat mengambil keputusan.
27. fungsi reproduksi
a. jumlah anak yang dimiliki Tn.A ada 2 orang yaitu 1 perempuan dan 1 laki-laki
b. keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak kelahiran anak
yang satu dengan yang lainnya.
c. Tn.A dan Ny.K menggunakan metode program KB alami
28. fungsi ekonomi
- keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari pendapatan yang
diterima per bulan, namun keluarga kurang mampu menyisihkan pendapatannya untuk
keperluan yang tidak terduga
- keluarga kurang mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, seperti posyandu,
puskesmas dll.
F. Stress dan Koping Keluarga
29. stressor jangka pendek dan jangka panjang
- stressor jangka pendek : kerusakan rumah akibat banjir dan trauma adanya banjir susulan
- stressor jangka panjang : kekambuhan penyakit magh/gastritis pada Ny.K
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku sedikit cemas karena tidak dapat tenang
dan nyaman beristirahat dirumahnya.meskipun demikian keluarga telah berusaha
memperbaiki rumahnya sehingga layak untuk dihuni dan tetap waspada dengan adanya
banjir susulan yang bisa datang lagi. Untuk stressor jangka panjang keluarga (terutama
Ny.K) berusaha mencegah kekambuhan penyakitnya. Namun terkadang Ny.K tetap
mengkonsumsi makanan yang menjadi pantangannya misalnya makanan pedas dan asam.
31. strategi koping yang digunakan
Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan dengan musyawarah.
32. strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan, perlakuan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan anak, memberikan ancaman dalam menyelesaikan masalah.

G. Pemeriksaan Fisik
1. Tn.A (kepala keluarga)
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36 0C
 KEPALA
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit sawo matang
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pembesaran polip
- Mulut dan faring
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
 LEHER
Inspeksi : tidak ada nodul
 DADA
Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi,
suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
 ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, pergerakan peristaltik
usus baik.
 EKSTREMITAS
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
2. Ny.K (Istri)
TD : 120/80 mmHg
R : 26 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36 0C
 KEPALA
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit putih bersih
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pembesaran polip
- Mulut dan faring
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
 LEHER
Inspeksi : tidak ada nodul
 DADA
Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi,
suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
 ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, pergerakan peristaltik
usus baik.
 EKSTREMITAS
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.

H. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan


Keluarga berharap agar mampu memberikan pelayanan yang baik dan tepat pada siapa
saja yang membutuhkan tidak hanya pasien yang di RS tetapi juga warga masyarakat yang
membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Jangan membeda-bedakan dalam
memberikan pelayanan antara masyarakat miskin dengan kaya.
I. Pengkajian Fokus
- Hubungan anak terhadap orang tua baik, walau pun sibuk bekerja ibu dan ayah selalu
meluangkan waktu disela- sela pekerjaan untuk pulang kerumah memberi makan dan
melihat keadaan anaknya
- Hubungan anak dengan adiknya sangat baik, selalu bermain bersama meski orang tua
pergi bekerja (saling menjaga satu sama lain)
- Orang tua membentuk jaringan dengan anak dengan cara tiap hari selalu meluangkan
waktu disela-sela pekerjaan menjenguk anaknya dirumah, tetap memberikan kasih sayang,
perhatian kepada seluruh keluarga dan tetap menjaga komunikasi dengan baik.
- Pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga tetap terjaga dengan baik kedua orang tua memiliki
tugas sebagai kepala keluarga, isri, ayah dan juga ibu.
J. Analisa Data

SIMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


DO: bila lelah dan Ketidak mampuan keluarga untuk Nyeri Akut
makannya tidak mengenal mengenai masalah kesehatan (Ny.K)
teratur Ny.K nampak yang meliputi pengertian, tanda dan
menahan nyeri gejala, factor penyebab yang
DS: pasien mengatakan mempengaruhinya serta persepsi
bila lelah dan makan keluarga terhadap masalah
tidak teratur perutnya
terasa nyeri. Lalu
biasanya cukup minum
obat magh (antasida),
tidak pernah ke dokter
periksa
Skala nyeri : 4 (1-5)
DO: keluarga tampak Ketidak mampuan keluarga dalam Sindrom
sering tiduran dan mengambil keputusan mengenai pasca
berkumpul diruang tindakan yang tepat atas kecemasan trauma
tamu. atau trauma yang dirasakan.
DS: keluarga mengaku
masih sedikit cemas
dan keluarga tidak
dapat berada didalam
rumah dengan nyaman
dan tenang. Keluarga
tetap waspada dengan
adanya banjir susulan
akibat cuaca yang tidak
menentu dan tidak
disangka-sangka.

K. Skoring
1. Nyeri akut pada Ny.K pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.

No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah: 3/3x1 = 3/3 3/3=1 Masalah sudah terjadi
aktual
2 Kemungkinan 1/2x2 = 1 1 Kebiasaan klien yang
masalah dapat dapat mendorong
diubah: kekambuhan akan
sebagian terulang kembali saat
klien merasakan dalam
keadaan sehat
3 Potensial 2/3x1 = 2/3 2/3 Sumber-sumber dan
masalah untuk tindakan yang mencegah
dicegah : kekambuhan dapat
cukup dijangkau oleh klien
4 Menonjolnya 0/2x1 = 0 0 Kebiasaan dalam
masalah: mengatasi masalah yang
masalah tidak sedederhana
dirasakan menyebabkan masalah
tidak dianggap serius oleh
klien dan keluarga
∑ :22/3
2. Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan atau
trauma yang dirasakan.

No. Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran


1 Sifat masalah: 3/3x1 = 1 1 Masalah actual karena
aktual mekanisme koping
keluarga kurang adekuat
dan stressor sangat
dirasakan keluarga
2 Kemungkinan 1/2x2 = 1 1 Semakin lama, stressor
masalah dapat makin sedikit sehingga
diubah: sebagian trauma dapat diatasi
sebagian.
3 Potensial 2/3x1 = 1 2/3 Penerimaan dan
masalah untuk keikhlasan terhadap
dicegah: cukup suatu peristiwa dapat
mengurangi trauma
4 Menonjolnya 2/2x1 = 1 1 Trauma merupakan salah
masalah: satu tanda keadaan
masalah berat, psikologis yang
perlu terganggu
penanganan
serius
∑ :32/3

L. Prioritas Masalah
1. Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan atau
trauma yang dirasakan
2. Nyeri akut pada Ny.K pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.

M. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.A


N Hari/ Diagnosa Tujuan Intervensi
o Tanggal Umum Khusus
1. Rabu/ Sindrom pasca Setelah 1. Keluarga mampu1. Anjurkan keluarga 1. Denga
22/12/10 trauma pada dilakukan mengenal untuk mengungkapkan apa ya
keluarga Tn.A tindakan masalah trauma kecemasannya peraw
berhubungan selama 2 hari dalam keluarga mengu
dengan diharapkan 2. Keluarga mampu2. Anjurkan keluarga dirasa
ketidakmampuan keluarga memutuskan untuk mengurangi 2. Denga
keluarga dalam mampu tindakan yang stressor yang mengi
mengambil mengatasi tepat untuk menyebabkan masa
keputusan sindrom mengatasi kecemasan seperti menye
mengenai pasca trauma kecemasan dan anjurkan keluarga untuk menak
tindakan yang trauma tidak berfokus terhadap dapat
tepat atas 3. Keluarga mampu kejadian banjir yang
kecemasan atau melakukan paling berkesan dan
trauma yang tindakan merusak harta benda.
dirasakan keperawatan 3. Anjurkan keluarga
mencegah untuk tetap 3. Mekan
trauma yang mempertahankan keluar
berlebih mekanisme koping dapat
4. Keluarga mampu keluarga dalam yang b
memelihara menghadapi masalah
lingkungan fisik, 4. Anjurkan keluarga
psikis, dan social untuk menjaga 4. Keada
untuk hubungan social dengan psikis
mempertahanka tetangga yang memiliki dapat
n derajat kesamaan senasib dan deraja
kesehatan sepenanggungan, keluar
5. Keluarga mampu menjaga keadaan psikis
memanfaatkan dengan mampu
sumberdaya menerima dengan ikhlas
yang ada keadaan yang
dimasyarakat menimpanya.
seperti 5. Anjurkan keluarga
puskesma, untuk meminta bantuan
posyandu untuk dari tega kesehatan 5. Pelaya

memperoleh dalam upaya merup

pelayanan mengurangi masalah bentu

kesehatan. kesehatan ada di

2. Rabu/ Nyeri akut pada Setelah 1. Keluarga mampu1. Jelaskan tentang 1. Klien
22/12/10 Ny.K pada dilakukan mengenal penyakit gastritis, penya
keluarga Tn.A tindakan penyakit meliputi: pengertian, melip
berhubungan selama 2 hari gastritis. tanda dan gejala, dan ge
dengan diharapkan 2. Keluarga mampu penyebab, penanganan penan
ketidakmampuan Ny.K mampu memutuskan dan pencegahan serta pence
keluarga untuk mengatasi tindakan yang akibat bila penanganan bila pe
mengenal nyeri tepat untuk tidak tepat atau tdk tepat
masalah mengatasi segera ditangani dengan ditang
kesehatan kekambuhan bahasa yang mudah
anggota Ny.K dipahami.
keluarga. 3. Keluarga mampu2. Jelaskan kepada
melakukan keluarga mengenai hal-
tindakan hal yang dapat 2. Kelua
keperawatan dilakukan saat penyakit memb
pencegahan Ny.K kambuh yang t
penyakit Ny.K 3. Anjurkan kepada
4. Keluarga mampu keluarga untuk
memelihara membantu klien dalam 3. Keiku
lingkungan fisik, menghindari dan secara
psikis, dan social meminimalisasikan memb
sehingga dapat segala bentuk makanan memp
menunjang dan minuman yang keseh
peningkatan dapat menyebabkan
kesehatan Ny.K penyakit Ny.K kambuh
5. Keluarga mampu4. Anjurkan kepada
memanfaatkan keluarga untuk tidak
sumberdaya membiarkan Ny.K
yang ada kecapean dan banyak
dimasyarakat pikiran. 4. Doron

seperti 5. Anjurkan kepada dari k


puskesmas, keluarga untuk memb
psyandu, kartu memeriksakan Ny.K deraja
sehat untuk kepelayanan kesehatan 5. Peme
memperoleh terdekat baik saat dapat
pelayanan kambuh maupun tidak penya
kesehatan bagi untuk mengetahui dan da
Ny.K perkembangan penyakit kesem
Ny.K

N. IMPLEMENTASI
Hari/tgl No. IMPELEMENTASI Ket
Dx
Kamis/ 1 1. Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan
23/12/2010 kecemasannya
Hasil : keluarga mengungkapakan kecemasannya
2. Menganjurkan keluarga untuk mengurangi stressor yang
menyebabkan kecemasan seperti anjurkan keluarga untuk
tidak berfokus terhadap kejadian banjir yang paling
berkesan dan merusak harta benda.
Hasil ; keluarga mendengarkan dengan baik apa yang
disrankan, dan ingin mencoba melaksanakan apa yang telah
dingajurkan perawat
3. Menganjurkan keluarga untuk tetap mempertahankan
mekanisme koping keluarga dalam menghadapi masalah
Hasil : keluarga mendengarkan dengan seksama anjuran
yang diberikan perawat dan ingin memperbaiki koping
keluarganya.
4. Menganjurkan keluarga untuk menjaga hubungan social
dengan tetangga yang memiliki kesamaan senasib dan
sepenanggungan, menjaga keadaan psikis dengan mampu
menerima dengan ikhlas keadaan yang menimpanya.
Hasil : kelurga menjaga hubungan social dengan tetangga
yang memiliki kesamaan senasib dan sepenanggungan,
menjaga keadaan psikis dengan mampu menerima dengan
ikhlas keadaan yang menimpanya, meskipun jarang
berkumpul dan berkomunikasi dengan mereka.
5. Menganjurkan keluarga untuk meminta bantuan dari
tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi masalah
kesehatan.
Hasil : keluarga menerima saran untuk meminta bantuan
kepada tenaga kesehatan dan keluarga mengatakan akan
melaksanakannya.
Kamis/ 2 1. Menjelaskan tentang penyakit gastritis, meliputi:
23/12/2010 pengertian, tanda dan gejala, penyebab, penanganan dan
pencegahan serta akibat bila penanganan tidak tepat atau
tdk segera ditangani dengan bahasa yang mudah dipahami.
Hasil : klien tampak mendengarkan dan dengan seksama
dan klien mengatakan agak mengerti dengan penjelasan
yang diberikan.
2. Menjelaskan kepada keluarga mengenai hal-hal yang dapat
dilakukan saat penyakit ny.x kambuh.
Hasil : klien tampak mengerti dengan penjelasan yang
diberikan perawat, dan klien mengatakan akan
melaksanakan apa yang disarankan.
3. Menganjurkan kepada keluarga untuk membantu klien
dalam menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk
makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit
Ny.K kambuh
Hasil : keluarga tampak mengerti dan bersedia membantu
klien
4. Menganjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan
ny.x kecapean dan banyak pikiran.
Hasil ; keluarga mengatakan akan selalu mengingatkan
klien untuk menjaga kebiasaan dan aktivitas yang
menyebabkan kekambuhan penyakit klien.
5. Menganjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan Ny.K
kepelayanan kesehatan terdekat baik saat kambuh maupun
tidak untuk mengetahui perkembangan penyakit Ny.K
Hasil : keluarga mendengarkan dengan baik dan menerima
saran yang diberikan dan akan mengaplikasikannya.

O. EVALUASI
No. Hari/tgl DIAGNOSA EVALUASI

1 sabtu / Sindrom pasca trauma S : keluarga mengatakan kini sudah tidak


25/12/2010 pada keluarga Tn.A secemas hari-hari kemarin karena rumah
berhubungan dengan yang rusak sudah diperbaiki, danada info
ketidakmampuan bahwa akan ada perbaikan selokan dan
keluarga dalam pembuangan air bah oleh pemerintah
mengambil keputusan setempat secepatnya.
mengenai tindakan O : keluarga tampak lebih tenang
yang tepat atas A : masalah teratasi sebagian (intervensi 1
kecemasan atau dan 5 = berhasil/ intervensi 2, 3, 2 = belum
trauma yang berhasil)
dirasakan P: lanjutkan intervensi : 2, 3,dan 4
2 sabtu / Nyeri akut pada Ny.K S : Ny.x mengatakan kini telah memahami
25/12/2010 pada keluarga Tn.A penyakitnya dan apa saja yang perlu
berhubungan dengan dilakukan untuk mencegah kekambuhan dan
ketidakmampuan yang perlu dilakukan saat kambuh
keluarga untuk O : - klien tampak mengangguk saat diberi
mengenal masalah penjelasan
kesehatan anggota - klien mengatakan mengerti dengan
keluarga. penjelasan perawat
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

You might also like