Professional Documents
Culture Documents
Sawahan Malang
2) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang e-mail:
ani.sutriningsih@gmail.com
ABSTRAC
T
b. Karakteristik
Responden berdasarkan
Cukup
Umur 81.7%
Lama Kerja
Berdasarkan hasil
penelitian hampir
separuh responden (41,7%) Cukup
26.7%
mempunyai
pengalaman lama bekerja di Kurang
68.3%
RS Panti
Waluyo Sawahan antara 1-5
tahun.
e. Karakteristik
2
Jurnal CARE, Vol. 3, 8
Responden berdasarkan
No. 1, 2015 Gambar 2 Pelaksanaan
Asal Informasi Prosedur KPRS
di RS Panti Waluyo Sawahan
yang didapatkan Malang
Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan Gambar 2
seluruh responden (100%)
diketahui bahwa lebih dari
pernah mendapatkan informasi
separuh responden (68,3%)
tentang KPRS dan lebih dari
masih kurang dalam
separuh responden (56,7%)
melaksanakan prosedur KPRS
mendapatkan informasi KPRS
di RS Panti Waluyo Sawahan
melalui seminar.
Malang.
2
Jurnal CARE, Vol. 3, 9
No. 1, 2015
c. Tabulasi Silang Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan
Prosedur KPRS di RS Panti Waluyo Sawahan Malang
Tabel 1 Tabulasi Silang Pengetahuan Perawat dengan Pelaksanaan
Prosedur KPRS di RS Panti Waluyo Sawahan Malang
KPRS
Kurang Cukup Baik
Total
Pengetahu Kurang Count % within 8 0 0 8
19.5% .0% .0% 13.3%
Cukup Count % within 33 15 1 49
KPRS 80.5% 93.8% 33.3% 81.7%
Baik Count % within 0 1 2 3
KPRS .0% 6.3% 66.7% 5.0%
Total Count % within 41 16 3 60
KPRS 100.0 100.0 100.0 100.0%
% % %
d. Analisa Bivariat PEMBAHASAN
Tabel 2 Uji Analisis Korelasi
Spearman a. Pengetahuan Perawat
Nilai tentang KPRS
r
Variabel di RS Panti Waluyo Sawahan
signifikansi Malang
Hubungan
Hasil penelitian
pengetahuan tentang
dengan 0.420
0.001 pengetahuan perawat tentang
pelaksanaan KPRS di
KPRS
Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan
dengan pelaksanaan KPRS
Berdasarkan Tabel 2
pada pasien.
menunjukkan nilai korelasi
Spearman untuk mengetahui
adanya hubungan antara
pengetahuan perawat dengan
pelaksanaan KPRS di RS Panti
Waluyo Sawahan Malang
yaitu sebesar
0.420, dengan nilai
signifikansi (p-value)
sebesar 0.001 yang lebih kecil
dari alpha
0.05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang
signifikan (bermakna) antara
pengetahuan perawat di RSPW
2
Jurnal CARE, Vol. 3, 9
No. 1, 2015
Malang menunjukkan sebagian
besar responden (81,7%)
mempunyai pengetahuan yang
cukup. Hal ini dikarenakan salah
satu faktor yaitu usia responden
dimana diketahui bahwa sebagian
besar responden (63,3%) berusia
antara 20-30 tahun. Hal ini
sesuai dengan pendapat Mconnell
dan Philipcalk, (1992) yang
dikutip dari Desmita, (2008)
faktor psikologi seseorang
berkaitan dengan faktor umur
yang mana akan menentukan
sikap seseorang. Semakin cukup
umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan
semakin matang dalam berfikir
dan bekerja.
3
Jurnal CARE, Vol. 3, 0
No. 1, 2015
Berdasarkan tingkat kejadian insiden keselamatan
pendidikan yang dimiliki oleh pasien karena ada kecendrungan
responden adalah seluruh dimana perawat yang telah
responden (100%) bekerja lama di rumah sakit
berpendidikan DIII memiliki kemampuan yang lebih
Keperawatan. Pendidikan baik dalam melakukan asuhan
berarti bimbingan yang keperawatan yang aman bagi
diberikan seseorang pada pasien.
orang lain terhadap sesuatu Berdasarkan hasil
penelitian
hal agar mereka dapat
menunjukan hasil penelitian
memahami. Semakin tinggi
bahwa seluruh responden
Pendidikan seseorang maka
(100%) pernah
tingkat pengetahuan orang
tersebut akan semakin tinggi
dan mudah untuk memerima
informasi. Sebaliknya
pendidikan yang rendah akan
menghambat perkembangan
sikap seseorang terhadap nilai-
nilai yang baru diperkenalkan
(Wawan dan Dewi, 2010).
Berdasarkan hasil
penelitian
menunjukan bahwa hampir
separuh responden (41,7%)
lama kerja di rumah sakit
antara 1-5 tahun. Pengalaman
kerja merupakan salah satu
faktor kunci dalam
keselamatan pasien di
rumah sakit. Pengalaman
menunjukan
hubungan yang signifikan
terhadap asuhan yang aman
terhadap pasien, serta menjadi
faktor yang berhubungan pada
3
Jurnal CARE, Vol. 3, 1
mendapatkan informasi
No. 1, 2015 motivasi dari perawat itu
tentang KPRS dan lebih dari sendiri. Berdasarkan hasil
separu responden (56,7%) penelitian seluruh
mendapatkan informasi responden (100%)
KPRS melalui seminar. berpendidikan
Pelatihan dinyatakan DIIIKeperawatan dan se mua
sebagai bagian pendidikkan responden pernah
yang menyangkut proses mendapatkan informasi
belajar untuk memperoleh tentang KPRS melalui
dan meningkatkan pelatihan dan seminar.
ketrampilan di luar system Masalah yang masih perlu
pendidikan yang berlaku diperhatikan yaitu keny ataan
dalam waktu yang relative dilapangan yang merujuk
singkat. Banyaknya pada konsep pasien safety
pelatihan yang di ikuti masih belum optimal.
perawat bisa menjadi Kenyataan ini menunjukan
pengaruh yang kuat dalam praktek perawat yang kurang
menentukan baik tidaknya sempurna
seseorang dalam
pelaksanaan keselamatan
pasien.
b. Pelaksanaan Prosedur
KPRS di RS Panti
Waluyo Sawahan Malang
Berdasarkan hasil
penelitian sebagian besar
responden (68,3%) masih
kurang dalam
melaksanakan prosedur
KPRS Rumah Sakit Waluya
Sawahan Malang. Faktor-
faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan KPRS yang
kurang adalah
pengetahuan, sikap,
3
Jurnal CARE, Vol. 3, 1
No. 1, 2015
dalam menerapkan masih cukup tetapi
program keselamatan pasien. pelaksanaan prosedur
KPRS masih kurang.
c. Hubungan Pengetahuan Maka RS Panti Waluyo
Perawat dengan Sawahan Malang
Pelaksanaan Prosedur harus melakukan
KPRS di RS Panti Waluyo pelatihan tentang KPRS
Sawahan Malang secara berkala/periodik
Berdasarkan hasil dan melakukan monitoring
analisis uji bivariate pada dan evaluasi
Tabel 2 menunjukkan nilai pelaksanaan KPRS. Serta
Korelasi Spearman diperlukannya reward dari
untuk mengetahui adanya RS untuk perawat yang
hubungan antara telah melaksanakan KPRS
pengetahuan dengan baik.
perawat di RS Panti
Waluyo Sawahan Malang
dengan pelaksanaan KPRS
pada pasien yaitu sebesar
0.420, dengan nilai
signifikansi (p-value) sebesar
0.001 yang lebih kecil dari
alpha 0.05. Sehingga
dapat disimpulkan
bahwa
terdapat hubungan yang
signifikan
(bermakna) antara
pengetahuan perawat di RS
Panti Waluyo Sawahan Malang
dengan pelaksanaan KPRS
pada pasien. Dengan koefisien
korelasi yang bernilai negatif
maka dapat diartikan bahwa
pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien
3
Jurnal CARE, Vol. 3, 2
Perawat adalah mereka
No. 1, 2015 rumah sakit. Perawat harus
yang memiliki kemampuan dan memahami tentang apa yang
kewenangan melakukan tindakan dimaksud dengan keselamatan
keperawatan berdasarkan ilmu pasien rumah sakit (KPRS)
yang dimiliki dan diperoleh serta dalam pelaksanan
melalui pendidikan keperawatan pelayanan harus mengetahui
(UU.RI NO.23 1992). enam sasaran keselamatan
Berdasarkan hasil penelitian, pasien yaitu: ketepatan
ditemukan bahwa seluruhnya identifikasi pasien,
responden (100%) peningkatan komunikasi
berpendidikan DIII efektif,
Keperawatan dan seluruhnya
pernah mendapatkan
informasi tentang KPRS.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui
bahwa sebanyak
81,7% responden
berpengetahuan cukup,
sedangkan pelaksanaan KPRSnya
kurang (80,5%). Hal ini
disebabkan karena saat
mengikuti pelatihan dan
seminar responden kurang
berminat, sehingga saat
menerima informasi tersebut
tidak tertarik dan responden
hanya sekedar mendengar,
melihat, membaca, tanpa
menyerap untuk dipahami.
Hal tersebut
mempengaruhi dalam
pelaksanaan prosedur KPRS.
Perawat harus menyadari
perannya sehingga harus
berpartisipasi aktif dalam
mewujudkan keselamatan pasien
peningkatan keamanan obat DAFTAR PUSTAKA
yang perlu diwaspadai,
Ariyani.2008.Analisis
kepastian tepat lokasi, tepat Pengetahuan Dan Motivasi
Perawat Yang Mempengaruhi
prosedur, tepat pasien operasi,
Sikap Mendukung Penerapan
pengurangan resiko infeksi Program Patien Safety Di
Instalasi Perawatan Intensif
terkait pelayanan kesehatan,
RSUD DR Moewardi
pengurangan resiko jatuh Surakarta. Tesis
tidak
sehingga perawat dapat
diterbitkan.Surakarta:Program
melaksanakan asuhan Studi S2.Universitas
Diponegoro Semarang.
keperawatan kepada pasien
secara aman.
KESIMPULAN
1. Pengetahuan perawat tentang
KPRS di RS Panti Waluyo
Sawahan Malang sebagian
besar responden (81,7
%) mempunyai pengetahuan
cukup.
2. Pelaksanaan prosedur KPRS
di RS Panti Waluyo Sawahan
Malang sebagian besar
responden masih kurang (80,5
%).
3. Dari hasil uji spearman
diperoleh nilai
korelasi sebesar 0.420
dengan signifikansi sebesar
0.001 (p<0.05) sehingga H0
ditolah artinya terdapat
hubungan yang signifikan
(bermakna) antara
pengetahuan perawat dengan
pelaksanaan KPRS di RS Panti
Waluyo Sawahan Malang.
Agustina.2013.Budaya
Keselamatan Pasien Oleh UU.RI.NO.2.1992,tentang
Perawat Dalam Melaksanakan
Pelayanan Di Instalasi Keperawatan. Wawan, A dkk.
Rawat Inap
RSUD DR 2010. Teori dan pengukuran
Wahidin.Sulawesi:Skripsi tidak Pengetahuan, Sikap,
diterbitkan.Program Studi S1. Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika
Depkes RI. 2008, Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Yahya,A. 2009 Integrasikan
Rumah Sakit (Patient Safety), Kegiatan Manajemen Risiko.
2 edn, Bakti Husada, Jakarta. Workshop Keselamatan Pasien
dan Manajemen Risik Klinis
. 2008, Pedoman
Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien (IKP)
(Patient Safety Incident
Report), 2 edn, Bakti Husada,
Jakarta.
Notoadmodjo. 2012.
Metodelogi penelitian
Kesehatan edisi
3.Jakarta:Rineka Cipta
Notoadmojo.2010. Metodologi
Penelitian.
Jakarta Rineka Cipta
Nursalam.2013.Metodelogi Ilmu
Keperawatan
:Pendekatan Praktis Edisi
3.Jakarta
Salemba Medika.