You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Pembesaran (struma) thyroidea sedang lazim ditemukan, tampil dalam sekitar 10 persen dari
semua wanita dalam area geografi yang tidak kekurangan yodium. Kebanyakan struma seluruh
dunia akibat defisiensi yodium, langsung atau akibat makan goitrogen dalam hal diet aneh pada
area dunia tertentu. Keadaan klinik ini tampil tanpa kesulitan dalam diagnosis atau
penatalaksanaan. Banyak bentuk lain pembesaran thyroidea yang menampilkan kesulitan dalam
diagnosis dan penatalaksanaan serta alogoritma klinik telah dibentuk untuk membantu
pemeriksaan dan terapi.
Apabila pada pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul maka pembesaran ini disebut
struma nodosa. Struma nodosa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme disebut struma nodosa
non toksik. Kelainan ini sangat sering dijumpai bahkan dapat dikatakan bahwa dari semua
kelainan tiroid, struma nodosa non toksik merupakan kelainan yang paling sering ditemukan.
Gondok endemik paling sering di daerah-daerah dengan defisiensi yodium. Penurunan produksi
hormon tiroid mengahasilkan penongkatan TSH kompensatoar dengan akibat hiperplasia dan
hipertropi kelenjar, serta keadaan eutiroid. Terutama pada wanita, umumnya timbul sekitar
pubertas

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi
Lobektomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan untuk mengambil atau
mengangkat salah satu lobus dari suatu organ. Bila lobus yang diangkat adalah lobus paru paru
maka disebut lobektomi pulmoner. Prosedur ini dilakukan saat ditemukan adanya kelainan pada
bagian tertentu dari paru paru. Bila kelainan itu hanya mengenai satu lobus maka dapat
dilakukan lobektomi sementara jaringan paru lainnya yang masih sehat tetap berfungsi secara
normal. Lobektomi umumnya dilakukan bersamaan dengan operasi thorakotomi (pembedahan
pada rongga dada).

2.2 Etiologi
Lobektomi paru untuk anak hanya akan dilakukan pada anak yang terdiagnosis cacat
adenomatoid kistik bawaan (sejak lahir memiliki benjolan pada jaringan paru, namun tidak
bersifat kanker) atau sequestration paru (sebelum lahir sudah memiliki jaringan paru yang tidak
normal).
2.3 Manifestasi klinis
Lobektomi digunakan untuk mengobati berbagai penyakit paru-paru, seperti:

1. Kanker paru-paru;
2. Cacat bawaan dari paru-paru;
3. Kista paru;
4. Tuberkulosis;
5. Infeksi jamur;
6. Abses;
7. Эmfizema.

2
2.4 pemeriksaan diagnostic

1. Dokter Anda dapat membuat atau menetapkan berikut:


a. Pemeriksaan medis;
b. Darah dan tes urine;
c. Dada X-ray – uji, yang menggunakan sinar-X untuk mengambil gambar dari
struktur di dalam tubuh;
d. Tes fungsi paru-paru – uji, untuk menilai fungsi paru-paru;
e. AS – uji, yang menggunakan gelombang suara untuk memeriksa paru-paru;
f. CT scan – seperti sinar-X, yang menggunakan komputer, untuk mengambil
gambar dari struktur di dalam tubuh;
g. MRT – uji, yang menggunakan gelombang magnetik, untuk membuat gambar
struktur tubuh.
2. Beritahu dokter Anda tentang mengambil obat. Seminggu sebelum operasi mungkin perlu
untuk berhenti minum obat-obatan tertentu:
a. Aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya;
b. Pengencer darah, seperti clopidogrel (Plaviks) atau warfarin.
3. Ikuti diet khusus, jika diindikasikan dokter;
4. Pada malam operasi di malam hari Anda bisa makan makanan ringan. Jangan makan atau
minum untuk malam;
5. Jika ditunjuk, Anda perlu mengambil antibiotik atau obat lainnya;
6. Anda mungkin akan diminta untuk mandi dengan sabun khusus malam sebelum
prosedur;
7. Kita perlu mengatur perjalanan untuk operasi dan kembali ke rumah dari rumah sakit.
Juga menyelenggarakan perawatan di rumah selama periode pemulihan.

3
2.4 Penatalaksanaan

Lobektomi dapat dilakukan salah satu dari dua cara:

1. Torakotomi tradisional – Ini akan membuat sayatan besar. Tulang rusuk tersebar terpisah.
Dokter mendeteksi dan menghapus lobus bermasalah;
2. Operasi payudara , Video dikendalikan – antara tulang rusuk akan dilakukan sayatan
kecil beberapa. Melalui mereka akan dimasukkan kamera kecil dan instrumen bedah
khusus. Dokter dapat melihat bagian dalam dada pada monitor. Lobus paru-paru yang
abnormal akan berada dan dihapus.

Jika lobektomi dilakukan untuk mengangkat kanker, dokter juga menghilangkan kelenjar getah
bening di dada. Mereka akan memeriksa tanda-tanda kanker.

Setelah selesai prosedur, dokter menetapkan tabung drainase dada. Mereka akan membantu
mengeluarkan cairan terakumulasi rongga dada. Bagian (s) akan ditutup jahitan atau staples.

2.5 Komplikasi

Jika Anda berencana untuk lobektomi, Anda perlu tahu tentang kemungkinan komplikasi, yang
mungkin termasuk:

1. Infeksi;
2. Pendarahan;
3. Reaksi terhadap anestesi;
4. Paru-paru runtuh;
5. Kebutuhan jangka panjang pernapasan buatan pada ventilator;
6. Kerusakan organ atau struktur tetangga;
7. Kematian

Faktor, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi:

1. Merokok;
2. Usia lanjut;

4
3. Kegemukan;
4. Diabetes;
5. Konsumsi alkohol yang berlebihan

5
2.2 Konsep askep

2.2.1 pengkajian

Respirasi
DS:
Sering batuk-batuk dan kadang juga hingga sesak
Karakteristik sputum biasanya kental dan jumlahnya banyak
Klien biasanya mengeluh sesak jika kondisi berat

DO:
RR biasanya meningkat
Kualitas pernapasan biasanya cepat dan dangkal
Pola napas biasanya terkadang tidak teratur
Pemeriksaan dada:
Inspeksi dada biasanya normal
Perkusi dada biasanya ada bagian yang suara redup
Auskultasi dada biasanya juga timbul wheezing jika kronis
Sputum biasanya keluar terus

AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Tidur dan istirahat


DS:
Klien biasanya susah tidur karena sesak atau sering batuk dan demam di malam hari

DO:
Klien biasanya tampak susah tidur

KOOPING DAN TOLERANSI STRESS


DS:
Kemampuan untuk mengatasi rasa cemas bagaimana

6
DO:
Perilaku yang menampakkan rasa cemas seperti gelisah
NUTRISI
DS:
BB biasanya mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.
Perubahan selera makan biasanya menjadi anoreksia

DO:
BB biasanya turun dari sebelumnya
Intake atau output setiap hari biasanya kurang jika sudah parah

2.2.2 Diagnosa

1. Bersihanjalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret darah,
kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.
2. Ketidakefektifanpola napas berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan
takipneau atau RR lebih dari normal
3. Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang darikebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan
kemampuan finansial.
4. Kurangpengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungan dengan tidak
ada yang menerangkan, interpretasi yang salah, informasi yang didapat tidak
lengkap/tidak akurat, terbatasnya pengetahuan/kognitif

7
2.2.3 intervensi

Diagnose 1 : Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental atau sekret
darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema trakeal/faringeal.

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:

a. Menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif yang dibuktikan oleh, pencegahan
aspirasi, status pernapasan: ventilasi tidak terganggu dan status pernapasan: kepatenan
jalan napas
b. Menunjukkan status pernapasan: kepatenan jalan napas, yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut:

1) Gangguan eksterm
2) Berat
3) Sedang
4) Ringan
5) Tidak ada gangguan

Indikator 1 2 3 4 5
Kemudahan bernapas
Frekuensi dan irama
pernapasan
Pergerakan sputum keluar dari
jalan napas
Pergerakan sumbatan keluar
dari jalan napas

8
Pasien akan:

a. Batuk efektif
b. Mengeluarkan secret secara efektif
c. Mempunyai jalan napas yang paten
d. Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara napas yang jernih
e. Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
f. Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
g. Mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan dirumah

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

a. Kaji dan dokumentasikan hal-hal berikut:


b. Keefektifan pemberian oksigen dan terapi lain
c. Keefektifan obat resep
d. Kecenderungan pada gas darah arteri jika tersedia
e. Frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan
f. Factor yang berhubungan seperti nyeri, batuk tidak efektif, mucus kental, dan keletihan
g. Auskultasi bagian dada anterior dan posterior untuk mengetahui penurunan atau
ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas tambahan

Pengisapan jalan napas (NIC):

a. Tentukan pkebutuhan pengisapan oral atau trakeal


b. Pantau status oksigen pasien dan status hemodinamik dan irama jantung sebelum, selama
dan setelah pengisapan
c. Catat jenis dan jumlah sekrat yang dikumpulkan

9
Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

a. Jelaskan penggunaan yang benar peralatan pendukung


b. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang larangan merokok didalam ruangan
perawatan
c. Instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik napas dalam
d. Ajarkan pasien untuk mengganjal luka insisi saat batuk, kalau ada
e. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan sputum
f. Pengisapan jalan napas (nic): instruksikan kepada pasien dan keluarga tentang cara
melakukan pengisapan, jika perlu

Aktivitas kolaboratif

a. Rundingkan dengan ahli terapi pernapasan, jika perlu


b. Konsultasikan dengan dokter tentang kebutuhan untuk perkusi atau peralatan pendukung
c. Berikan oksigen yang telah dihumidifikasi sesuai dengan instruksi
d. Lakukan atau bantu dalam terapi aerosol, nebulizer, dan perawatan paru lainnya sesuai
protocol
e. Beri tahu dokter tentang hasil gas darah yang abnormal

Aktivitas lain

a. Anjurkan aktivitas fisik untuk memfasilitasi pengeluaran secret


b. Anjurkan penggunaan spirometer insentif
c. Jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi tempat tidur kesisi
yang lainnya setiap dua jam
d. Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur untuk menurunkan kecemasan
dan control diri
e. Berikan pasien dukungan emosi
f. Atur posisi pasien yang memungkinkan untuk pengembangan maksimal rongga dada
g. Pengisapan nasoparing atau oroparing

10
h. Lakukan pengisapan endotrakea atau nasotrakea jika perlu
i. Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk mengencerkan secret
j. Singkirkan atau tangani factor penyebab, seperti nyeri, keletihan dan secret yang
kental

Perawatan dirumah

a. Instruksikan pasien dan keluarga terlibat dalam perencanaan untuk perawatan dirumah
b. Kaji kondisi rumah untuk keberadaan factor allergen
c. Bantu pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi cara menghindari allergen

Untuk bayi dan anak-anak

a. Beri penekanan kepada orangtua bahwa batuk sangat penting bagi anak-anak dan bahwa
batuk tidak harus diredakan dengan obat
b. Seimbangkan kebutuhan terhadap pembersihan jalan napas dengan kebutuhan untuk
menghindari keletihan
c. Biarkan anak memegang stetoskop dan mendengarkan buni napasnya sendiri

Diagnose 2 : Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai


dengan takipneau atau RR lebih dari normal

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan :

a. Menunjukkan pola pernapasan efektif yang dibuktikan oleh status pernapasan, status
ventilasi dan pernapasan yang tidak terganggu, kepatenan jalan napas dan tidak ada
penyimpangan tanda vital
b. Menunjukkan tidak terganggunya status pernapasan yang dibuktikan oleh indicator
sebagai berikut:
11
1) gangguan eksterm
2) berat
3) sedang
4) ringan
5) tidak ada gangguan

Indikator 1 2 3 4 5
Kedalaman inspirasi dan
kemudahan bernapas
Ekspansi dada simetris
Penggunaan otot
aksesoris
Suara napas tambahan
Pendek napas

Pasien akan:

a. Menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis


b. Mempunyai kecepatana dan irama napas normal
c. Mempunyai paru dalam batas normal
d. Meminta bantuan pernapasan saat dibutuhkan
e. Mampu menggambarkan rencana untuk perawatan dirumah
f. Mengidentifikasi factor yang memicu ketidakefektifan pola napas, dan tindakan yang
dapat dilakukan untuk menghindarinya

Intervensi keperawatan (NIC)

Pada umumnya, tindakan keperawatan untuk diagnosis ini berfokus pada pengkajian penyebab
ketidakefektifan pernapasan, pemantauan status pernapasan, penyuluhan mengenai
penatalaksanaan mandiri terhadap alergi, membimbing pasien untuk memperlambat pernapasan
dan mengendalikan respon dirinya, membantu pasien menjalani pengobatan pernapasan, dan
menenangkan pasien selama periode dispnea dan napas pendek.

12
Pengkajian

a. Pantau adanya pucat dan sianosis


b. Pantau efek obat pada status pernapasan
c. Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi disangkar iga
d. Kaji kebutuhan insersi jalan napas
e. Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien yang terpasang
ventilator

Pemantauan pernapasan

a. Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan upaya pernapasan


b. Perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu, serta
retraksi otot supraklavikuler dan interkosta
c. Pentau pernapasan yang berbunyi, seperti mendengkur
d. Pantau pola pernapasan
e. Perhatikan lokasi trakea
f. Auskultasi suara napas
g. Pantau peningkatan kegelisahan
h. Catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2, akhir tidal dan nila GDA jika perlu

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

a. Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki
pola pernapasan, uraikan tehnik
b. Diskusikan perencanaan untuk perawatan dirumah, meliputi pengobatan, peralatan
pendukung, tanda dan gejala komplikasi yang dapat dilaporkan, sumber-sumber
komunitas
c. Diskusikan cara menghindari allergen, sebagai contoh:
d. Memeriksa rumah untuk adanya jamur didinding rumah
e. Tidak menggnakan karpet dilantai
f. Menggunakan filter elektronik alat perapian dan AC

13
g. Ajarkan teknik batuk efektif
h. Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa tidak boleh merokok didalam ruangan
i. Instruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus memberitahu nakes pada
saat terjadi ketidakefektifan pola pernapasan

Aktivitas kolaboratif

a. Konsultasikan dengan ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadekuatan fungsi


ventilator mekanis
b. Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, pola pernapasan, nilai gda, sputum, dan
sebagainya, jika perlu dan sesuai protkol
c. Berikan obat bronkodilator sesuai program
d. Berikan terapi nebulizer ultrasonic dan udara atau oksigen yang dilembabkan sesuai
program
e. Berikan obat nyeri untuk mengoptimalkan pola napas

Aktivitas lain

a. Hubungkan dan dokumentasikan semua data hasil pengkajian


b. Bantu pasien untuk menggunakan spirometer insentif, jika perlu
c. Tenagkan pasien selama periode gawat napas
d. Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode gawat napa
e. Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan secret
f. Minta pasien untuk mengubah posisi, batuk dan napas dalam setiap……….
g. Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur, untuk menurunkan ansietas dan
meningkatkan perasaan kendali
h. Pertahankan oksigen aliran rendah dengan kanul nasal, masker atau sungkup,
i. Atur pusisi pasien untuk mengoptimalkan pernapasan
j. Sinkronisasikan antara pola pernapasan klien dan kecepatan ventilasi

14
Perawatan dirumah

Jika menggunakan ventilator atau alat bantu elektrik lainnya, kaji kondisi rumah untuk
keamanan listrik dan beritahu jasa pelayanan yang bermanfaat sehingga mereka segera
mendapat bantuan pada kondisi listrik padam

Untuk bayi dan anak-anak

a. Selau ingat bahwa bai baru lahir harus bernapas melalui hidung, bahwa pernapasan
normal adalah abdomen, dan karena pernapasannya tidak teratur, saudara harus
menghitung pernapasannya selama satu menit penuh.
b. Untuk meminimalkan risiko sinrom kematian bayi mendadak, bai sebaiknya diletakkan
dalam posisi berbaring telentang atau tidur miring, bukan posisi telungkup
c. Anak-anak tetap bernapas per abdomen sampai usia sekitar 5 tahun dan diameter jalan
napas mereka yang lebih kecil meningkatkan resiko obstruksi jalan napas

Diagnose 3 : Gangguan keseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan


kelelahan, batuk yang sering, adanya produksi sputum, dispnea, anoreksia, penurunan
kemampuan finansial.

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:


Memperlihatkan status gizi: asupan makanan dan cairan, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut:
1 Tidak adekuat
2 Sedikit adekuat
3 Cukup adekuat
4 Adekuat
5 Sangat adekuat
15
Indicator 1 2 3 4 5
Makanan oral, pemberian
makanan lewat selang,
atau nutrisi parenteral
total
Asupan cairan oral atau
IV

a. Mempertahankan berat badan…. Kg ata bertambah…kg pada…..(tglnya)


b. Menjelaskan komponen gizi adekuat
c. Mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet
d. Menoleransi diet yang dianjurkan
e. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
f. Memiliki nilai laboratorium dalam batas normal
g. Melaporkan tingkat energy yang adekuat

Intervensi keperawatan (NIC)

Intervensi untuk semua ketidakseimbangan nutrisi:

Pengkajian

a. Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan


b. Pantau nilai laboratotium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit

Manajemen nutrisi:

a. Ketahui makanan kesukaan pasien


b. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
c. Pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
d. Timbang pasien pada interval yang tepat

16
Penyuluhan untuk pasien/keluarga

a. Ajarkan metode untuk perencanaan makan


b. Ajarkan pasien dan keluarga tentang makanan yang berizi dan tidak mahal
c. Manajemen nutrisi: berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
bagaimana memenuhinya

Aktivitas kolaboratif

a. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang
mengalami ketidakadekuatak asupan protein
b. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan lengkap,
pemberian makanan melaui selang, atau nutrisi parenteral total agar asupan kalori yang
adekuat dapat dipertahankan
c. Rujuk kedokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
d. Rujuk ke program gizi dikomunitas yang tepat jika pasien tidak dapat memenuhi asupan
nutrisiyang adekuat
e. Manajemen nutrisi; tentukan dengan melakukan kolaborasi dengan ahli gizi jika
diperlukan jumlah kalori, dan jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi.

Aktivitas lain

a. Buat perencanaan makan sesuai dengan selera pasien


b. Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien’
c. Suapi pasien jika perlu
d. Manajemen nutrisi: berikan pasien minuman dan kudapan bergizi tinggi protein, tinggi
kaori yang siap dikonsumsi dan ajarkan pasien tentang cara membuat jadwal makan jika
perlu

17
BAB III
KASUS
Seorang bapak bernama RONY berusia 43 tahun datang ke rmh sakit dengan keluhan batuk,
sesak,nafas atau nyeri dada, dia sudah merasa sejak 5 bulan yang lalu, awalnya bapak tersebut
menganggap remeh tentang penyakitnya , dan ketika malam hari dia batuk dan melihat warna
dari sputumnya berwarnah hijau dan berdarah , dan dia merasa sakit pada kaki , dan
betisnya.bapak tersebut sering merasa nyeri dada tiba – tiba , dan sesak nafas dengan tiba –
tiba,bapak tersebut tidak mengetahui tentang penyakit yang di deritanya.

Jawab
1. Pengkajian
Nama :rony
Umur :43 tahun
Alamat : jl.setia budi
Ds: bapak mengeluh nyeri didada
Do : wajah kelihatan meringis kesakitan
Ds: warna sputum kehijauan dan berdarah
Do : kelihat pada saat mengeluarkan dahak/ sputum warna hijau dan berdarah
Ds: sesak nafas tiba – tiba
Do: pada saat perawat mengantarkan makanan ke ruangan , pasien tersebut mengalami sesak
nafas
Ds: pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya
Do : perawat menanyakan tentang pengetahuan si pasien tentang penyakitnya

Analisa data

symtoms Etiologi problem


Ds: bapak mengeluh nyeri Lobus yang rusak Nyeri
didada

18
Do : wajah kelihatan
meringis kesakitan

Ds : sesak nafas tiba – tiba Penurunan tekanan Pola nafas tidak efektif
Do: pada saat perawat inspirasi/ekspirasi
mengantarkan makanan ke
ruangan , pasien tersebut
mengalami sesak nafas

Ds: pasien tidak Kurang pengetahuan Respon Koping


mengetahui penyakit yang
dideritanya
Do : perawat menanyakan
tentang pengetahuan si pasien
tentang penyakitnya

2. Diagnosa keperawatan
1.nyeri pada dada
2.pola nafas yang tidak efektif
3.respon koping

19
3. Intervensi

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Pola Nafas tidak efektif NOC: 1. NIC:


berhubungan dengan : 1. Respiratory status 2. Posisikan pasien untuk
1. Hiperventilasi : Ventilation memaksimalkan ventilasi
2. Penurunan 2. Respiratory status 3. Pasang mayo bila perlu
energi/kelelahan : Airway patency 4. Lakukan fisioterapi dada
3. Perusakan/pelemah 3. Vital sign Status jika perlu
an muskulo-skeletal 5. Keluarkan sekret dengan
4. Kelelahan otot 4. Setelah dilakukan batuk atau suction
pernafasan tindakan 6. Auskultasi suara nafas,
5. Hipoventilasi keperawatan catat adanya suara
sindrom selama tambahan
6. Nyeri ………..pasien 7. Berikan bronkodilator :
7. Kecemasan menunjukkan 8. -…………………..
8. Disfungsi keefektifan pola 9. …………………….
Neuromuskuler nafas, dibuktikan 10. Berikan pelembab udara
9. Obesitas dengan kriteria Kassa basah NaCl
10. Injuri tulang hasil: Lembab
belakang 5. Mendemonstrasika 11. Atur intake untuk cairan
n batuk efektif dan mengoptimalkan
suara nafas yang keseimbangan.
bersih, tidak ada 12. Monitor respirasi dan
sianosis dan status O2
dyspneu (mampu a. Bersihkan mulut,
mengeluarkan hidung dan secret

20
sputum, mampu trakea
bernafas dg b. Pertahankan jalan
mudah, tidakada nafas yang paten
pursed lips) c. Observasi adanya
6. Menunjukkan tanda tanda
jalan nafas yang hipoventilasi
paten (klien tidak d. Monitor adanya
merasa tercekik, kecemasan pasien
irama nafas, terhadap
frekuensi oksigenasi
pernafasan dalam e. Monitor vital
rentang normal, sign
tidak ada suara f. Informasikan
nafas abnormal) pada pasien dan
7. Tanda Tanda vital keluarga tentang
dalam rentang tehnik relaksasi
normal (tekanan untuk
darah, nadi, memperbaiki pola
pernafasan) nafas.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

21
Kurang Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan :  Kowlwdge : disease 1. Kaji tingkat pengetahuan
keterbatasan kognitif, process pasien dan keluarga
interpretasi terhadap  Kowledge : health 2. Jelaskan patofisiologi
informasi yang salah, Behavior dari penyakit dan
kurangnya keinginan Setelah dilakukan tindakan bagaimana hal ini
untuk mencari informasi, keperawatan selama …. berhubungan dengan
tidak mengetahui pasien menunjukkan anatomi dan fisiologi,
sumber-sumber pengetahuan tentang proses dengan cara yang tepat.
informasi. penyakit dengan kriteria 3. Gambarkan tanda dan
hasil: gejala yang biasa muncul
1. Pasien dan keluarga pada penyakit, dengan
menyatakan cara yang tepat
pemahaman tentang 4. Gambarkan proses
penyakit, kondisi, penyakit, dengan cara
prognosis dan yang tepat
program pengobatan 5. Identifikasi kemungkinan
2. Pasien dan keluarga penyebab, dengan cara
mampu yang tepat
melaksanakan 6. Sediakan informasi pada
prosedur yang pasien tentang kondisi,
dijelaskan secara dengan cara yang tepat
benar 7. Sediakan bagi keluarga
3. Pasien dan keluarga informasi tentang
mampu menjelaskan kemajuan pasien dengan
kembali apa yang cara yang tepat
dijelaskan 8. Diskusikan pilihan terapi
perawat/tim atau penanganan
kesehatan lainnya 9. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second

22
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
10. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat

Diagnosa Rencana keperawatan


Keperawatan/
Masalah
Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut NOC : NIC :


berhubungan Setelah dilakukan tinfakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan: keperawatan selama …. Pasien tidak secara komprehensif
Agen injuri mengalami nyeri, dengan kriteria termasuk lokasi,
(biologi, kimia, hasil: karakteristik, durasi,
fisik, 1. Mampu mengontrol nyeri frekuensi, kualitas dan
psikologis), (tahu penyebab nyeri, mampu faktor presipitasi
kerusakan menggunakan tehnik 2. Observasi reaksi nonverbal
jaringan nonfarmakologi untuk dari ketidaknyamanan
mengurangi nyeri, mencari 3. Bantu pasien dan keluarga
bantuan) untuk mencari dan
2. Melaporkan bahwa nyeri menemukan dukungan

23
berkurang dengan 4. Kontrol lingkungan yang
menggunakan manajemen dapat mempengaruhi nyeri
nyeri seperti suhu ruangan,
3. Mampu mengenali nyeri pencahayaan dan
(skala, intensitas, frekuensi kebisingan
dan tanda nyeri) 5. Kurangi faktor presipitasi
4. Menyatakan rasa nyaman nyeri
setelah nyeri berkurang 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
5. Tanda vital dalam rentang untuk menentukan
normal intervensi
6. Tidak mengalami gangguan 7. Ajarkan tentang teknik non
tidur farmakologi: napas dala,
7. relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri: ……...
9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan
antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur
11. Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali

24
DAFTAR PUSTAKA

Sudoyo, Aruw. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.

Soeparman dan sarwono Waspadji. 1990. Ilmu Penyakit Dalam jilid 2. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

25

You might also like