You are on page 1of 6

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI


(SADARI) DENGAN PERILAKU SADARI PADA
MAHASISWI NON KESEHATAN DI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Rizki Hafidzah Baswedan1, Ekorini Listiowati2


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY

ABSTRACT
Breast cancer is a type of malignant tumor that most commonly affects women around the world, both in the
developed and developing countries, as evidenced by the discovery of 1:38 million new cases and 458 400 deaths
from breast cancer in 2008. In Indonesia, breast cancer is now the number one killer and every year there are
an estimated 100 new cases per 100,000 population in Indonesia. This can be prevented by spreading knowledge
about cancer and early detection by performing routine breast self-examination. The American Cancer Society
recommends breast self-examination performed on women aged 20 years. Students of non-health is one component
of society that have a high level of knowledge, but less exposure to health problems.This study uses observational
analytic with cross sectional approach. The subjects of this study were non-health students from Islamic faculty,
agriculture faculty, and engineering faculty. The number of samples in this study was 209 respondents. The level of
knowledge about breast tumor, BSE, and BSE behavior was assessed using a questionnaire followed by interview.
The results obtained were processed using a computerized system with the Spearman correlation test.The results
showed that there is a relationship between the level of knowledge about BSE and BSE behavior in non-health
student although statistical tests showed no significant correlation p 0.680 (p> 0.05). The relationship between
the level of knowledge about BSE and BSE behavior on non-health student influenced by various factors including
experience, education, resources, and bridged by a positive attitude.

Keywords: Knowledge Level, Behaviour, Breast Self-Examination (BSE), Non-health Students

PENDAHULUAN jinak dimana pernah terjadi proliferasi berlebihan.


Tumor merupakan bentuk kelainan Adanya proses proliferasi jaringan payudara yang
yang menyebabkan adanya benjolan pada berlebihan tanpa adanya pengendalian kematian
permukaan tubuh. Sejumlah 25% dari wanita sel terprogram oleh proses apoptosis akan
yang memeriksakan diri ke dokter atau rumah menimbulkan keganasan karena tubuh menjadi
sakit disebabkan karena mereka khawatir dengan tidak mampu mendeteksi kerusakan DNA (Indrati,
adanya benjolan atau kelainan yang terdapat pada Rini. 2005).
payudaranya(Dewi, 2008). Secara patologi tumor Kanker payudara merupakan jenis tumor
dibagi menjadi tumor jinak dan tumor ganas, ganas yang paling sering menyerang wanita di
hal ini didasarkan pada potensi perilaku klinik seluruh dunia, baik di negara maju maupun negara
neoplasma (Cotran et al., 2007). berkembang, terbukti dengan ditemukannya 1.38
Western Breast Service Alliance melaporkan juta kasus baru dan 458.400 kasus kematian akibat
bahwa fibroadenoma seringterjadi pada wanita kanker payudara pada tahun 2008 (Ferlay J., Shin
usia 15-25 tahun (Alhadrami, S. 2007). Wanita H.R., Bray F., Forman D., Mathers C.D., Parkin
yang pernah menderita fibroadenoma mammae D. GLOBOCAN. 2008).
memiliki peningkatan resiko untuk mengalami Di Indonesia, kanker payudara kini
kanker payudara 8,95 kali lebih tinggi. Peningkatan menjadi pembunuh nomer satu. Setiap tahunnya
resiko ini berhubungan dengan riwayat tumor diperkirakan terdapat 100 penderita baru per

Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014 1


100.000 penduduk yang ada di Indonesia. BAHAN DAN CARA
Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit Penelitian ini menggunakan desain
(SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati penelitian observasional analitik dengan
urutan pertama pasien rawat inap di seluruh RS pendekatan cross sectional. Populasi yang diambil
di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim dalam penelitian ini mahasiswi non kesehatan di
(11,78%) (Departemen Kesehatan. 2010). kampus sisi utara Universitas Muhammadiyah
Jumlah kasus baru yang semakin meningkat Yogyakarta.
tiap tahunnya menambah beban global terutama Sampel dalam penelitian ini adalah
bagi negara berkembang, namun hal ini dapat mahasiswi non kesehatan sebanyak 209 mahasiswa
dicegah dengan menyebarkan pengetahuan dari Fakultas Agama Islam, Pertanian, dan Teknik.
tentang kanker dan deteksi dini (Jemal, Ahmedin Teknik sampling yang digunakan adalah simple
DVM, PhD, Bray, Freddie PhD, Center, Melissa random sampling.
M.MPH, Ferlay, Jacques ME, Ward, Elizabeth Sebagai kriteria inklusi dalam penelitian
PhD, Forman, David PhD. 2011). Upaya deteksi ini adalah mahasiswi non kesehatan yang berusia
dini ini dapat dilakukan dengan cara melakukan 20-22 tahun, berasal dari Fakultas Agama Islam,
pemeriksaan payudara sendiri secara rutin. Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik yang
American Cancer Society (American Cancer bersedia menjadi responden. Kriteria eksklusi
Society. 2011). merekomendasikan pemeriksaan meliputi subyek sedang cuti kuliah, subyek tidak
mengisi kuisioner dengan lengkap, dan subyek
payudara sendiri dilakukan pada wanita usia 20
tidak mengembalikan kuisioner penelitian.
tahun.
Sebagai variabel bebas adalah tingkat
Tingkat pengetahuan yang tinggi tentang
pengetahuan tentang pemeriksaan payudara
kanker payudara akan cenderung membentuk
sendiri. Variabel terikat adalah perilaku SADARI.
sikap postif yang tercermin melalui perilaku
Variabel perantara yang menjadi penghubung
(Notoatmodjo. 2007). Hasil penelitian Erbil
antara variabel bebas dan variabel terikat adalah
di Turki yang menyimpulkan bahwa edukasi
sikap.
mengenai kanker payudara akan meningkatkan
Instrumen penelitian yang digunakan
kesadaran deteksi dini kanker payudara (Erbil, N., adalah dua macam kuisioner yaitu kuisioner
Bolukbas, N. 2012). Semakin banyak pengetahuan pengetahuan SADARI dan kuisioner perilaku
yang didapatkan akan membuat langkah positif SADARI. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas
dalam mempromosikan pemeriksaan payudara Agama Islam, Pertanian, dan Teknik Universitas
sendiri secara teratur dan deteksi dini kanker Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan
payudara. Hasil penelitian Nugraheni (2010) September sampai November 2013.
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan SADARI Pelaksanaan diawali dengan tahap pra-
dan perilaku SADARI dikalangan mahasiswi penelitian yaitu dengan proses perijinan kepada
medis adalah baik. Hal ini dikarenakan semua Dekan Fakultas Agama Islam, Pertanian, dan
responden yang Nugraheni gunakan merupakan Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
mahasiswi DIV Kebidanan yang sebagian besar Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian
telah mendapatkan pengetahuan tentang tumor yang dimulai dengan melakukan pendekatan dan
payudara dan pemeriksaan SADARI (Nugraheni, perkenalan kepada calon responden, kemudian
Angesti. 2010). menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta
Berdasarkan undang-undang nomer 6 tahun hak responden untuk menolak keikutsertaan dalam
1963 tentang tenaga kesehatan, yang dimaksud penelitian ini.
dengan tenaga kesehatan ialah tenaga kesehatan Calon responden yang setuju untuk
sarjana yang terdiri dari dokter, dokter gigi, mengikuti penelitian ini kemudian mengisi
apoteker, dan sarjana-sarjana lain dalam bidang lembar persetujuan sebagai responden dan
kesehatan. Mahasiswa non kesehatan merupakan kuisioner penelitian. Setelah responden selesai
salah satu komponen masyarakat yang mempunyai mengisi kuisioner, peneliti mengambil kuisioner
tingkat pengetahuan tinggi namun kurang terpapar kembali dan membagikan brosur edukasi tentang
masalah kesehatan (Pulungan, Sahara. 2010). pemeriksaan SADARI dan mengajak responden
untuk berdiskusi mengenai pemeriksaan SADARI.

2 Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014


Setelah selesai peneliti mengakhiri pertemuan Tabel 3. Distribusi tingkat pengetahuan tumor
dengan responden. Setelah data terkumpul, payudara dan SADARI
tahap terakhir adalah tahap penyelesaian yaitu Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase
Rendah 32 15,3 %
menganalisis data yang telah didapatkan.
Sedang 125 59,8 %
Analisis data menggunakan analisis Tinggi 52 24,9 %
univariat dan bivariat. Uji univariat untuk Total 209 100 %
menghitung distribusi frekuensi dan presentase
dari tiap variabel. Sedangkan uji bivariat yang Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian
digunakan adalah adalah Spearman’s Rank. besar responden memiliki tingkat pengetahuan
HASIL PENELITIAN yang sedang mengenai pemeriksaan SADARI.
Tabel 1. Distribusi karakteristik responden penelitian Sebanyak 24,9 % responden memiliki pengetahuan
berdasarkan asal fakultas yang tinggi mengenai pemeriksaan SADARI, 59,8
Fakultas Frekuensi Presentase % memiliki pengetahuan yang sedang, dan 15,3 %
Fakultas Agama Islam 91 43,6 % memiliki pengetahuan yang rendah.
Fakultas Pertanian 78 37,3 %
Fakultas Teknik 40 19,1 % Tabel 4. Distribusi perilaku SADARI
Perilaku Frekuensi Persentase
Tabel 2. Distribusi karakteristik responden penelitian Kurang 104 49,8 %
berdasarkan usia Cukup 91 43,5 %
Usia Frekuensi Persentase Baik 14 6,7 %
20 tahun 142 67,9 % Total 209 100 %
21 tahun 35 16,8 %
22 tahun 32 15,3 % Tabel 4 menunjukkan bahwa diperoleh
distribusi perilaku meliputi perilaku SADARI baik
Hasil karakteristik responden pada tabel sejumlah 6,7 %, perilaku cukup sejumlah 43,5 %,
1 dan 2 menunjukkan bahwa sebanyak 43,6 % dan perilaku kurang sejumlah 49,8 %. Perilaku
responden berasal dari Fakultas Agama Islam, SADARI sebagai deteksi dini tumor payudara
37,3 % berasal dari Fakultas Pertanian, dan ini mencakup aktivitas, waktu, dan teknik dalam
sebesar 19,1 % berasal dari fakultas Teknik. melakukan SADARI.
Tabel 5. Hasil analisa korelasi Spearman’s Rank
Pengetahuan1 Perilaku1
Spearman’s rho Pengetahuan1 Correlation Coefficient 1,000 ,029
Sig. (2-tailed) . ,680
N 209 209
Perilaku1 Correlation Coefficient ,029 1,000
Sig. (2-tailed) ,680 .
N 209 209

Dari hasil pengujian diketahui hasil dunia kesehatan. Meskipun demikian, mahasiswi
koefisien korelasi 0.029 dengan tingkat merupakan individu yang belajar di perguruan
signifikansi 0,680 (p > 0,05) membuktikan bahwa tinggi yang dinilai sebagai individu yang memiliki
tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan
pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku dalam berfikir dan perencanaan dalam bertindak.
SADARI dengan kekuatan korelasi lemah. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan
bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh oleh
DISKUSI
individu merupakan salah satu faktor yang akan
1. Karakteristik Responden mendukung kemampuannya untuk menerima
Semua responden penelitian ini merupakan informasi, semakin tinggi tingkat pendidikan
mahasiswi non kesehatan yang terdiri dari seseorang maka semakin luas pula cara pandang
Fakultas Agama Islam, Fakultas Pertanian, dan dan pikirnya dalam menghadapi suatu keadaan
Fakultas Teknik yang dalam proses pembelajaran yang terjadi di sekitarnya (Utami, N. 2007).
di kampus tidak mendapatkan informasi terkait

Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014 3


Rentang usia mahasiswi yang menjadi secara benar tentang objek yang diketahui dan
responden dalam penelitian ini adalah 20-22 dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan
tahun. Sesuai dengan Vamey yang mengungkapkan benar. Maka dari itu meskipun responden pernah
bahwa insiden kanker payudara meningkat seiring mendapat informasi tentang tumor payudara
dengan pertambahan usia, maka dari itu kesadaran dan SADARI tetapi responden tersebut tidak
akan pentingnya upaya perilaku SADARI melakukan penginderaan yang baik, hal ini dapat
sebagai upaya deteksi tumor payudara juga perlu mengakibatkan pemahaman responden kurang
ditingkatkan (Vamey, H. 2004). Hal ini juga sesuai baik.
dengan rekomendasi American Cancer Society Hasil penelitian menunjukkan bahwa
yang mengajurkan bagi wanita usia 20 tahun sebagian besar responden (49,8%) memiliki
ke atas untuk melakukan pemeriksaan klinik perilaku yang kurang. Seseorang akan berperilaku
payudara sekurang-kurangnya tiga tahun sekali baru bila telah melewati proses-proses yang terjadi
dan mendapatkan informasi tentang keuntungan secara berurutan yaitu kesadaran (awareness),
dan keterbatasan SADARI sehingga wanita ketertarikan (interest), penilaian (evaluation),
yang memilih untuk melakukan SADARI dapat percobaan (trial), dan penyesuaian (adaptation)
melakukan SADARI dengan tepat sesuai dengan (Notoatmodjo. 2007). Ancok menyebutkan
pedoman tekniknya (Smith, R., Saslow, D., bahwa pengetahuan seseorang terhadap suatu
Sawyer, K., Burke, W., Costanza, M., et all. 2003). hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut
Walaupun bukan berasal dari kalangan dapat positif (menerima) atau negatif (menolak)
kesehatan, hal tersebut tidak sepenuhnya dapat tergantung dari pemahaman individu tentang
membatasi aliran informasi yang dapat diserap sesuatu hal sehingga sikap ini akan mempengaruhi
oleh para responden. Hal ini sesuaidengan teori perilaku.
Notoatmodjo yang menyebutkan bahwa terdapat Apabila adopsi perilaku melalui proses
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yang didasari pengetahuan, kesadaran, dan sikap
pengetahuan atau knowledge dalam masyarakat, yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat
salah satunya adalah sumber informasi yang dapat langgeng (long lasting). Sebaliknya, apabila
berasal dari keluarga, media cetak, maupun media perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan,
elektronik (Notoatmodjo. 2007). Ditambah lagi kesadaran, dan justru diikuti dengan sikap negatif
di zaman ini sangat mudah mengakses berbagai maka perilaku tersebut tidak akan bertahan
informasi terkait kesehatan terutama melalui lama (Notoatmodjo. 2007). Dari hasil penelitian
media elektronik (internet). Selain itu, pengalaman didapatkan sebagian besar responden masih merasa
yang dialami responden terkait juga turut andil malas dan malu dalam melakukan SADARI. Ini
dalam menentukan tingkat pengetahuan seseorang adalah bentuk suatu sikap negatif yang kemudian
(Sulistina, D. 2009). Sehingga dapat disimpulkan berdampak pada perilaku yang kurang.
bahwa hipotesis mahasiswi non kesehatan
memiliki pengetahuan yang rendah tentang tumor 2. Hubungan tingkat pengetahuan dengan
payudara dan pemeriksaan SADARI ditolak. perilaku SADARI
Pada hasil penelitian juga terdapat Setelah dilakukan uji statistik menggunakan
responden yang memiliki tingkat pengetahuan Spearman’s Rank diperoleh hasil koefisien
rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa korelasi π = 0,029 dengan tingkat signifikansi
hal, diantaranya faktor pengalaman yang 0,680 (p > 0,05). Hasil ini membuktikan bahwa
mempengaruhi seseorang pengetahuan seseorang tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
dan faktor ingatan seseorang pada saat pengisian pengetahuan dengan perilaku SADARI sehingga
kuisioner. Pengetahuan terjadi setelah orang hipotesis ditolak yaitu tidak terdapat hubungan
melakukan penginderaan terhadap suatu objek yang signifikan antara tingkat pengetahuan
tertentu melalui panca indera manusia, yakni indera tentang SADARI dengan perilaku SADARI.
pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan Peneliti kemudian melakukan sesi wawancara
raba (Notoatmodjo. 2007). Penginderaan yang guna mengidentifikasi perilaku SADARI pada
baik akan meningkatkan pemahaman terhadap responden lebih dalam.
suatu objek atau informasi. Memahami diartikan Peneliti mengelompokkan sampel menjadi
sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan tiga kelompok yaitu kelompok A (hasil kuisioner

4 Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014


menunjukkan perilaku SADARI baik), kelompok Inventori L-MMPI (Lie Scale Minniesota
B (perilaku SADARI cukup), dan kelompok C Multiphasic Personality Inventory) guna
(perilaku SADARI kurang). menguji kejujuran responden dalam menjawab
Meskipun tidak terbukti adanya hubungan pertanyaan yang ada pada kuisioner penelitian
yang signifikan antara kedua variabel tersebut, sehingga hasil jawaban lebih valid dan dapat
berdasarkan hasil wawancara lebih dalam dengan dipertanggungjawabkan.
responden penulis mengambil kesimpulan bahwa Selain itu diharapkan baik dari pihak
pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang dapat institusi maupun profesi untuk dapat menjadi
memperngaruhi perilaku seseorang. Hal ini sesuai role model bagi masyarakatsehingga dapat
dengan teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo melanjutkan dan lebih meningkatkan perhatian
(2007) yang menyebutkan faktor pendorong, terhadap pendidikan kesehatan khususnya tentang
faktor pendukung dan faktor pemerkuat. tumor payudara dan tindakan preventif-promotif
Pengalaman pribadi membuat responden lebih SADARI secara lebih luas lagi.
tertarik untuk melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Di dalamnya juga termasuk DAFTAR PUSTAKA
rasa takut, rasa cemas yang dirasakan oleh Alhadrami, S. 2007. Fibroadenoma Mammae, (Online),
responden. Penggulangan yang dilakukan oleh (http:/ /legasi .bl ogspot. com/2007/ 01/
fibroadenoma-mammae.html, diakses pada
responden, baik pengulangan dalam melakukan
1 April 2013).
SADARI maupun pengulangan dalam hal terus
American Cancer Society. 2011. Breast Cancer Facts
meng-update informasi terkini tentang tumor
and Figures 2011-2012. Atlanta : American
payudara dan SADARI akan membentuk sikap Cancer Society Inc.
positif. Hasil penelitian diatas juga sesuai dengan
Cotran, Ramzi S., Kumar, V., Robbins, Stanley L.
teori yang menyebutkan bahwa berdasarkan 2007. Basic Pathology of Disease (7th Ed.).
pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasari Jakarta : EGC.
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada Departemen Kesehatan. 2010. Jika Tidak Dikendalikan,
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan 26 Juta Orang di Dunia Menderita Kanker,
(Notoatmodjo. 2007). (Online), (http://www.depkes.go.id/index.
php/berita/press-release/1060-jika-tidak-
KESIMPULAN dikendalikan-26-juta-orang-di-dunia-
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan menderita-kanker-.html, diakses pada 1
sebagai berikut : April 2013).
1. Tingkat pengetahuan mahasiswi non kesehatan Dewi, Siti Fitria. 2008. Insidensi Fibroadenoma di
tentang SADARI dan tumor payudara adalah Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode
baik. 2005-2006. Karya Tulis Ilmiah, Universitas
2. Perilaku SADARI pada mahasiswi non Maranatha, Bandung.
kesehatan adalah kurang. Erbil, N., Bolukbas, N. 2012. Beliefs, Attitudes, and
3. Tidak didapatkan hubungan yang signifikan Behavior of Turkish Women about Breast
antara tingkat pengetahuan tentang SADARI Cancer and Breast-Self Examination
According to a Turkish Version of Champion
dan tumor payudara dengan perilaku SADARI
Health Belief Model Scale. Asian Pasific
(p = 0,680) dengan kekuatan korelasi lemah. Journal of Cancer Prevention. 13:5823-
3. Terdapat foktor-faktor lain yang dapat 5828
mempengaruhi perilaku SADARI selain Ferlay J., Shin H.R., Bray F., Forman D., Mathers
pengetahuan, yaitu pengalaman; sikap; tradisi; C.D., Parkin D. GLOBOCAN. 2008.
dan kepercayaan (predisposing factors), sarana Cancer Incidence and Mortality Worldwide:
dan prasarana (enabling factors), serta sikap IARC CancerBase No. 10. Lyon, France:
dan perilaku dari orang sekitar (reinforcing International Agency for Research on
factors). Cancer.
Indrati, Rini. 2005. Faktor Faktor Risiko yang
SARAN Berpengaruh Terhadap Kejadian Kanker
Dari penelitian diatas, disarankan untuk Payudara Wanita. Thesis Program
penelitian selanjutnya menggunakan Skala Epidemiologi, Universitas Diponegoro,
Semarang.

Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014 5


Jemal, Ahmedin DVM, PhD, Bray, Freddie PhD, Smith, R., Saslow, D., Sawyer, K., Burke, W.,
Center, Melissa M.MPH, Ferlay, Jacques Costanza, M., et all. 2003. American Cancer
ME, Ward, Elizabeth PhD, Forman, David Guidelines For Breast Cancer Screening.
PhD. 2011. Global Cancer Statistic. CA A Journal For Clinicians http://caonline.
Cancer J Clin., 61:69-90. amcanceroc.org/cgi/content/full/3/3/141/
Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu diakses pada tanggal 1 April 2013.
Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Sulistina, D. 2009. Hubungan antara Pengetahuan
Nugraheni, Angesti. 2010. Hubungan Tingkat Menstruasi dengan Perilaku Kesehatan
Pengetahuan tentang SADARI dengan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMPN
Perilaku SADARI sebagai Deteksi Dini 1 Trenggalek. Karya Tulis Ilmiah, Fakultas
Kanker Payudara pada Mahasiswi DIV Kedokteran Universitas Negri Sebelas
Kebidanan FK UNS. Karya Tulis Ilmiah Maret, Surakarta.
Sains Terapan, Fakultas Kedokteran Utami, N. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Universitas Negri Sebelas Maret, Surakarta. Kanker Payudara dengan Perilaku
Pulungan, Sahara. 2010. Hubungan Tingkat Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pengetahuan tentang Antibiotika dan pada Mahasiswi PSIK A FK UGM. Skripsi.
Penggunaannya di Kalangan Mahasiswa Tidak diterbitkan. FK UGM. Yogyakarta.
Non Medis Universitas Sumatra Utara. Vamey, H. 2004. Ilmu Kebidanan (Varney’s midwifery
Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas 5th ed.). Bandung : Sekelola publisher.
Sumatra Utara, Medan.

6 Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari 2014

You might also like