You are on page 1of 16

FARMAKOLOGI OBAT SISTEM KARDIOVASKULER

Disusun oleh Kelompok 1:


Anastasia Novitma 201702002
Luh Putu Anggita candra 201702017
Metrianus Mance 201702021
Nuke Meyfebri Fransiska 201702025
Rochiana Sayonusti Jajong 201702031
Sumendhe Hayuning Sukmarani 201702033
Timotius Septian Dori 201702035
Wahyu Tri Utami 201702039
Yohana Adventa Cila 201702041
PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK
ST VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, atas penyertaan-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Farmakoligi Obat Sistem Kardiovaskuler.
Penyusunan makalah ini dilatarbelakangi oleh keinginan pengajar mata kuliah
Farmakologi untuk memberikan suplemen kepada para mahasiswa/i secara intesif
melalui pembahasan yang variatif dan berjenjang dengan materi Farmakoligi Obat
Sistem Kardiovaskuler. Kamipun menyadari penyusunan makalah ini tidaklah
sempurna, kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari Bapak/Ibu dosen sekalian
sehingga makalah ini akan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.

kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen, serta teman - teman


atas kerjasamanya dalam penyusunan makalah ini, semoga kerjasama ini akan terus
berlanjut demi memajukan dunia pendidikan khususnya dibidang Kesehatan.

Surabaya, 14 Februari 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
2.1 Pengertian Gagal Jantung ............................................................................... 3
2.2 Macam-macam Obat Gagal Jantung ................................................................ 4
2.3 Pengertian Hipertensi ...................................................................................... 8
2.4 Macam-macam Obat Hipertensi .................................................................... 10
BAB 3 PENUTUP ...................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 13
3.2 Saran .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengingat peranan obat yang sangat penting ini, maka sejak permulaan abad
ke – 20 timbul disiplin baru dalam ilmu kedokteran yang dinamakan farmakologi (
farmakon = obat, logos = ilmu ). Semula farmakologi mencakup semua ilmu yang
berhubungan dengan obat dengan definisi sebagai berikut : ilmu yang mempelajari
sejarah, asal-usul obat, sifat fisik dan kimiawi, cara mencampur dan membuat obat,
efek terhadap fungsi bokimiawi dan faal, cara kerja, absorpsi, distribusi,
biotransformasi dan ekresi, pengunaan dalam klinik dan efek toksiknya. Obat dalam
arti luas adalah zat kimia yang mempengaruhi proses hidup, sehingga farmakologi
mencakup ilmu pengetahuan ( explosion of knowledge ) dan keterbatasan kemampuan
otak manusia maka farmakologi dipecah menjadi berbagai disiplin yang mempunyai
ruang lingkup yang lebih terbatas.

Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang harus mampu
berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan terkanan darah, kerja dan
frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler lain merupakan resultante dari
berbagai faktor pengatur yang bekerja secara serentak. Penyakit hipertensi merupakan
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki
seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko
terhadap timbulnya hipertensi.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata
prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari
berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8-28,6%
penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi.

4
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan gagal jantung ?
2. Bagaimana macam-macam obat gagal jantung ?
3. Apakah yang dimaksud dengan hipertensi ?
4. Bagaimana macam-macam obat hipertensi ?

1.3 Tujuan penelitian


1. Untuk memahami pengertian dari gagal jantung
2. Untuk mengetahui macam-macam obat gagal jantung
3. Untuk memahami pengertian dari hipertensi
4. Untuk mengetahui macam-macam obat hipertensi

5
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gagal Jantung

Gagal jantung bendungan atau payah jantung bendungan (congestive heart failure =
decompensatio cordis) adalah suatu keadaan saat terjadi pengurangan kontraktilitas
otot jantung yang menimbulkan bendungan sirkulasi sehingga jantung gagal untuk
mengalirkan darah ke jaringan dan kebutuhan oksigen di berbagai jaringan tidak
terpenuhi. Hal ini terjadi karena berbagai sebab, antara lain hipertensi, kelainan katup
jantung, anemia berat, defisiensi vitamin B1, sirosis hepatitis, gagal ginjal dan penyakit
paru kronis. Pengobatan payah jantung bendungan ialah dengan mengusahakan untuk
menghilangkan bendungan sirkulasi, yaitu dengan:

1. Mengurangi beban jantung (istirahat, menurunkan berat badan, menghilangkan


penyebab, pembatasan asupan garam [<1500 mg Natrium/hari], dll.).
2. Meningkatkan kontraktilitas miokard dengan senyawa yang berefek inotropik
positif (glikosid jantung, dlll).
3. Menekan preload (beban sebelum kerja jantung) dan afterload (beban sesudah
kerja jantung), yaitu dengan diuretik untuk mengurangi volume darah, dan
vasodilator untuk menurunkan tahanan pembuluh darah perifer.
4. Menggunakan antiaritmia untuk memperbaiki frekuensi dan kelainan irama
jantung.

Dengan meningkatkan kontraktilitas miokard, pengosongan ventrikel akan lebih baik,


tekanan vena menurun, frekuensi denyut jantung akn lebih baik, masa diastol akan
lebih panjang, dan aliran darah ke otot jantung diperbaiki. Aliran darah ke ginjal juga
diperbaiki, dieresis meningkat, dan udema akan hilang.

6
Pada gagal jantung, bendungan yang disebabkan oleh kerusakan otot jantung (infark
miokard) tidak mungkin untuk memberikan obat inotropik positif. Dengan demikian,
agar kerja jantung efisien, digunakan diuretic dan vasodilator.

Obat-obat gagal jantung dapat dibedakan atas 3 golongan, yaitu :

1. Inotropik, yang meningkatkan kekuatan kontraksi miokard, yaitu glikosida


jantung, misalnya digitalis, digoksin, digitoksin, ouabain, strophantin K, dan
inotropik lain (agonis β-adrenergik dan inhibitor fosfodiesterase).
2. Diuretik, yang menurunkan volume cairan ekstraseluler sehingga mengurangi
beban jantung.
3. Vasodilator, yang mengurangi beban jantung.

Pemberian obat-obat tersebut dapat meningkatkan curah jantung sehingga dapat


mengurangi gejala dan memperpanjang masa hidup penderita gagal jantung
bendungan; namun tidak dapat mengembalikan keadaan patologik ke keadaan semula.

2.2 Macam-macam Obat Gagal Jantung

 Dopamine HCL Abbot


Komposisi : Dopamine HCl

Indikasi : Gangguan hemodinamik pada sindroma syok akibat


infark miokard, trauma, endotoksik septisemia, bedah
jantung terbuka, gagal ginjal, dekompensasi kordis
akut seperti gagal jantung kongestif.
Dosis : Bersifat individual
Kontra Indikasi : Feokromositoma, takiaritmia atrial, atau ventrikular.
Perhatian : Hipertiroidisme, penyakit KV, aneurisma, angina
pektoris, DM, glaukoma sudut sempit, asma.
Efek Samping : Gangguan GI, nyeri angina, palpitasi, henti jantung,
hipotensi, pusing, wajah kemerahan, gangguan miksi,
dispne, berkeringat, sakit kepala.

7
Interaksi Obat : Diuretik : Efek aditif atau efek potensial pada aliran
urin.
K/H : Injeksi 200 mg x 1 (Rp28.000), 800 mgx 1 (Rp75.000)

 Cedocard/Cedocard Retarrd Darya-Varia/Byk Nederland


Komposisi : Isosorbide dinitrate
Indikasi : Cedicard 5/Cedocard Retard 20 Angina pectoris
profilaksis,saragana ngina pada penyakit coroner
kronik, kelaianan angina setelah infark miokardium,
gagal jantung. Cedocard InfusIIVPengobatan gagal
jantung tidak ada respon, terutama setelah infark
miokardium.
Dosis : Cedocard 5 tablet Serangan angina akut 1 tab.
Profilaksis 1-2 tablet 3-4x/sehari. Pencegahan serangan nokturnal 1-2 tablet sebelum
tidur.Cedocard 10 tablet dewasa 1-3 tablet 4 x/hari. Cedocard Retardt tab 1 tablet 2
x/hari. Cedocard 20 tab mencegah serangan yang dapat diduga atau angina nokturna
1tab. Dosis lazim 30-160 mg 4 x/hari.G Gagal Jantung Awal ½ tablet. Dosis efektif 40-
160 mg/hari, padak Kasus berat sampai 240 mg/hari. Infus IV 2-10
mg/hari.
Kontra Indikasi : Anemia berat, hipotensi, syok kardiogenik.
Perhatian : Glaukoma. Dapat terjadi toleransi dan toleransi silang dengan
nitratd an nitrit lainnya, hamil, anak.
Efek Samping : Sakit kepala, hipotensi postural, mual.
Interaksi Obat : Meningkatkan efek hipotensi denggan antihipertensi.
K/H : Tab Cedocard 5 5 mgx60 (Rp35.000). Tab Cedocard 10 10
mgx 60 (Rp60.000). Tab Cedocard 20 20 mgx60 (Rp96.000).
Lar Infus Cedocard IV 1 mg/ml x10 ml x 10 (Rp60.500).
Tab Cedecard 20 Retard 20 mg x 60 (Rp93.975).

8
SORBIDIN MERCK
Komposisi : Issorbide dinnitrate.
Indikasi : Mengobati dan mencegah angina pektoris dan membatu
mengatasi gagal ventrikuler kiri saja atau sebagai bagian dari
sindroma gagal jantung kongestif.
Dosis : Angina pektoris 4x5 30 mg/hari, rata-rata 4x10 mg/hari.
Kontra Indikasi : Gagal ventrikular kanan yang terisolasi, hipotensi hipovelimia
yang tak terkoreksi, perikarditis konstriktiva, paricardial temponade,
anemia hebat atau hipoksemia arterial, hipertensi
intrakranial, hipersensitif.
Perhatian : Hipoksemia, anemia hemolitik, gangguan dan hati, usia lanjut,
kehamilan dan menyusui, anak, angina akut yang telah
terobati.
Efek Samping : Hipotensi postural, kelemahan, sakit kepala, pusing, muka
kemerahan.
Interaksi Obat : Meningkatkan efek hipotensi dengan -bloker, antagonis Ca,
fenotiazin, alkohol. Efek ditiadakan oleh AINS,
antidepresan trisiklik, antikolinergik.
K/H : Tab 10 mg x 30 (Rp 14.300)

CAPOTEN
Komposisi : Captopril
Indikasi : Hipertensi, gagal jantung. Infark miokardium dan nefropati
diabetik. Dapat digunakan sebagai terapi pada pasien dengan
fungsi ginjal normal.

Dosis : Hipertensi awal 12,5-25 mg 2 x/hari, dapat ditingkatkan


menjadi 50
mg 2 x/hari bila perlu. Gagal jantung awal 6,25 mg 3 x/hari
atau 12,5,tetapi pada kebanyakan pasien dosis awal 25 mg 2
x/hari.
Infark miokard terapi awal dimulai 3 hari setelah infark

9
miokard.
Setelah dosis awal 6,25 mg, ditingkat menjadi 37,5 mg/hari
dalam
dosis terbagi yang dapat ditoleransi. Nefropatik diabetik 25
mg
3x/hari untuk penggunaan jangka lama.
Kontra Indikasi : Hamil
Perhatian : Kerusakan ginjal, penyakit kolagen vaskular, terapi
imunosupresan (netropenia). Stenosis hemodialisa : reaksi
anafilaksis dengan membran dialisa aliran tinggi
padapasien yang mendapat ACE Inhibitor.
Efek Samping : Ruam, pruritus, kemerahan muka, kehilangan persepsi rasa,
disgeusia, angioedema, netropenia, batuk.
Interaksi Obat : Dapat meningkatkan kadar serum K dengan diuretik hemat K.
Efek Hipotensi meningkat dengan diuretik, antihipertensi lain dan
dikurangi dengan indometasin, selisilat.
K/H : Tab 12,5 mg x 60 (Rp187.000), 25 mg x 60 (Rp299.200), 50
mg x 60 (Rp469,150).

VALSARTAN
Komposisi : Valsartan 80 mg
Indikasi : Gagal jantung, hipertensi dan pasca infark miokard
Dosis : Gagal jantung: 2 x 1 tablet, post myocardial infarction: 12 jam
setelah terjadi infark, hipertensi : 1 tablet perhari,
sebelum/sesudah makan.
Perhatian : Hipersensitivitas komponen, kehamilan, sirosis
Efek Samping : Infeksi virus, pusing, hipotensi
K/H : 1 Dos isi 10 Strip x 10 Tablet Rp 6.011,- / Tablet

10
2.3 Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefenisikan suatu keadaan di mana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian
atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer). Nilai
normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat
aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas
sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi
secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat
diwaktu beraktifitas atau berolahraga. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi
dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat
membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan
kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang
bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh
darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab
umum terjadinya stroke dan serangan jantung.

2.3.1 Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi hipertensi esensial dan hipertensi


sekunder:

a. Hipertensi esensial, atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa
kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi
esensial, penyebabnya multifaktorial meliputi factor genetic dan lingkungan. Faktor
genetic mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress,
reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk factor lingkungan adalah antara lain diet, kebiasaan
merokok, obesitas dan lain-lain.

11
b. Hipertensi sekunder, meliputi 5-10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok
ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endokrin,
kelainan saraf pusat, obat-obatan lain.

KATEGORI HIPERTENSI :
Rentang tekanan darah (mmHg)

Sistolik Diastolik kategori


< 130 <85 Normal
130-139 85-89 Tinggi normal
140-159 90-99 Tahap 1 (ringan)
160-179 100-109 Tahap 2 (sedang)
180-209 110-119 Tahap 3 (berat)
≥ 210 ≥ 120 Tahap 4 (sangat
berat)

2.4 Macam-macam Obat Hipertensi

1. Kaptopril (capoten)
a) Mekanisme/kerja Menghambat ACE pada paru – paru, mengurangi sintesis
vasokonstriktor,angiotensin II, menekan aldosterone, mengakibatkan natriuresis.
Dapat merangsang produksi vasodilator (bradykinin, prostaglandin).
b) Indikasi Hipertensi,berguna untuk hipertensi renin tinggi, obat yang disukai untuk
pasien hipertensi dengan nefropatidiabetik karena kadar glukosa tidak dipengaruhi.
Gagal jantung digunakan dengan diuretic dan digitalis.
c) Efek tak diinginkan, semua penghambat ACE: dosis pertama hipotensi, pusing,
proteinuria, ruam, takikardi, sakit kepala.
d) Farmakokinetik, separuh diekskresikan dalam bentuk tidak diubah di urin. Durasi
lebih lama pada pasien disfungsi ginjal.

12
e) Interaksi obat, efek antihipertensi dan hiotensi meningkat dengan diuretic, bloker,
simpatis. Kalium serum meningkat dengan diuretic hemat kalium. Efek
antihipertensi menurun dengan indometasin.
f) Dengan catatan, sering digunakan bersama diuretic tiazid. Hentikan segera jika
terlihat tanda – tanda angioedema potensial (pembengkakan wajah, bibir, kelopak
mata, atau kesulitan bernapas atau menelan).
2. Pinasidil (pindac)
a) Mekanisme/kerja, lebih poten dari pada hidralazin.
b) Indikasi, hipertensi.
a) Efek tak diinginkan, efek samping lebih sedikit dibandinkan minoksidil.
Dapat menyebabkan pusing,sakit kepala, atau edema.
c) Farmakokinetik, PO, absorsi lengakap. Dimetabolisme oleh hati.
Menurunkan dosis pada disfungsi hati.
d) Dengan catatan, obat lebih baru. Toksisitas jangka panjang belum
diketahui.
3. Hidralazin (Apresoline)
a) Mekanisme/kerja, secara langsung merelaksasikan anteriol (tidak vena)
lepas dari interaksi simpatik. Menyebabkan penurunan tekanan darah
yang menyebabkan reflex takikardi dan peningkatan curah jantung.
Secara langsung meningkatkan aliran darah ginjal.
b) Indikasi, Hipertensi sedang. Dapat dugunakan pada wanita hamil
c) Efek tak diinginkan, reflex takikardi, palpitasi, retensi cairan, sindrom
seperti lupus eritematosis sistematik. Terapi dapat menyebabkan
neuritis (akibat gangguan metabolisme vit B6 di jaringan saraf)
d) Farmakokinetik,PO/IV/IM. Bioavailabilitas sedikit (40%), 90% terikat
protein, waktu paruh 2,5 jam, diekskresi dalam bentuk tak diubah dan
sebagai metabolit asetilasi. Asitelator cepat mempunyai kadar plasma
lebih rendah dari asetilator lambat.
e) Kontraindikasi, pasien dengan penyakit jantung iskemik.

13
f) Interaksi obat, memperkuat antihipertensi lain. menurunkan
vasokonstriksi dengan obat – obatan simpatomimetik.
g) Dengan catatan, biasanya secara bersamaan dgunakan bloker beta untuk
menurunkan reflex takikardi. Diuretic juga ditambakan untuk
mengurangi retensi air dan natrium.

4. Minoksidil (loniten)
b) Indikasi, hipertensi yang belum terkontrol oleh obat – obatan lain. obat
topical untuk kebotakan pola laki – laki.
c) Efek tak diinginkan, seperti hidralazin. Juga lesi obat jantung,
kerusakan paru, hirsutisme.
d) Farmakokinetik, durasi = 24 jam, dimetabolisme oleh konjugasi
glukuronid. Kadar plasma tidak berkorelasi dengan efek.
e) Interaksi obat, menyebabkan hipotensi ortostatik berat dengan
guanetidin.
f) Dengan catatan, penting menilai cermat funsi jantung dan paru – paru.
Abnormalitas mengharuskan penghentian obat.
5. Nitroprussid (nipride)
a) Mekanisme/kerja, dikonversi menjadi nitric oksida yang menginduksi
cgmp. Cgmp merangsang kaskade fosforilasi/Defosforilasi. Akhirnya
melakukan defosforilasi myosin, yang menyebabkan relaksasi otot
polos.
b) Indikasi, infus intravena kontinu digunakan pada krisis hipertensi.
c) Efek tak diinginkan, hipotensi berat, toksisitas sianida,
hepatotoksisitas.
d) Farmakokinetik, cepat dimetabolisme menjadi sianida dan sianmet
haemoglobin dalam sel darah merah. Efek lengkap dalam dua menit
dan hilangnya efek cepat bila infus dihentika.
e) Dengan catatan, perubahan dramatis pada tekanan darah terjadi dengan
perubahan kecepatan infus yang kecil.

14
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembahasan obat yang berpengaruh terhadap suatu alat tubuh akan lebih mudah
di pahami bila fisiologi dan patofisiologi alat tubuh tersebut di mengerti, karena reaksi
alat tubuh yang sakit terhadap obat mungkin berbeda dari reaksi alat tubuh yang sehat.
Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang harus mampu
berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan terkanan darah, kerja dan
frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler lain merupakan resultante dari
berbagai faktor pengatur yang bekerja secara serentak. Obat – obat yang kardiovaskuler
adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah. Dalam hal
ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan

15
pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu
sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit.
Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu
jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke
jantung melalui venula dan vena

3.2 Saran

Dengan makalah ini, saya harapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
tentang apa itu farmakologi dan obat – obat kardiovaskuler didalam bidang kesehatan
dan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam asuhan
keperawatan. Kami sangat berharap kritikan dan saran yang dapat membangun saya
untuk lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Kee, Joyce L. (1996). Farmakologi pendekatan proses keperawatan. Jakarta: EGC.

Karch ,Amy M. (2011). Farmakologi Keperawatan. Jakarta: EGC.

Olson, James. (2004). Belajar Mudah Farmakologi. Jakarta: EGC.

16

You might also like