Professional Documents
Culture Documents
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang maha esa, atas penyertaan-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Farmakoligi Obat Sistem Kardiovaskuler.
Penyusunan makalah ini dilatarbelakangi oleh keinginan pengajar mata kuliah
Farmakologi untuk memberikan suplemen kepada para mahasiswa/i secara intesif
melalui pembahasan yang variatif dan berjenjang dengan materi Farmakoligi Obat
Sistem Kardiovaskuler. Kamipun menyadari penyusunan makalah ini tidaklah
sempurna, kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari Bapak/Ibu dosen sekalian
sehingga makalah ini akan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Mengingat peranan obat yang sangat penting ini, maka sejak permulaan abad
ke – 20 timbul disiplin baru dalam ilmu kedokteran yang dinamakan farmakologi (
farmakon = obat, logos = ilmu ). Semula farmakologi mencakup semua ilmu yang
berhubungan dengan obat dengan definisi sebagai berikut : ilmu yang mempelajari
sejarah, asal-usul obat, sifat fisik dan kimiawi, cara mencampur dan membuat obat,
efek terhadap fungsi bokimiawi dan faal, cara kerja, absorpsi, distribusi,
biotransformasi dan ekresi, pengunaan dalam klinik dan efek toksiknya. Obat dalam
arti luas adalah zat kimia yang mempengaruhi proses hidup, sehingga farmakologi
mencakup ilmu pengetahuan ( explosion of knowledge ) dan keterbatasan kemampuan
otak manusia maka farmakologi dipecah menjadi berbagai disiplin yang mempunyai
ruang lingkup yang lebih terbatas.
Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang harus mampu
berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan terkanan darah, kerja dan
frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler lain merupakan resultante dari
berbagai faktor pengatur yang bekerja secara serentak. Penyakit hipertensi merupakan
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor resiko yang dimiliki
seseorang. Berbagai penelitian telah menghubungkan antara berbagai faktor resiko
terhadap timbulnya hipertensi.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tenyata
prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambahnya usia. Dari
berbagai penelitian epidemiologis yang dilakukan di Indonesia menunjukan 1,8-28,6%
penduduk yang berusia diatas 20 tahun adalah penderita hipertensi.
4
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan gagal jantung ?
2. Bagaimana macam-macam obat gagal jantung ?
3. Apakah yang dimaksud dengan hipertensi ?
4. Bagaimana macam-macam obat hipertensi ?
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gagal jantung bendungan atau payah jantung bendungan (congestive heart failure =
decompensatio cordis) adalah suatu keadaan saat terjadi pengurangan kontraktilitas
otot jantung yang menimbulkan bendungan sirkulasi sehingga jantung gagal untuk
mengalirkan darah ke jaringan dan kebutuhan oksigen di berbagai jaringan tidak
terpenuhi. Hal ini terjadi karena berbagai sebab, antara lain hipertensi, kelainan katup
jantung, anemia berat, defisiensi vitamin B1, sirosis hepatitis, gagal ginjal dan penyakit
paru kronis. Pengobatan payah jantung bendungan ialah dengan mengusahakan untuk
menghilangkan bendungan sirkulasi, yaitu dengan:
6
Pada gagal jantung, bendungan yang disebabkan oleh kerusakan otot jantung (infark
miokard) tidak mungkin untuk memberikan obat inotropik positif. Dengan demikian,
agar kerja jantung efisien, digunakan diuretic dan vasodilator.
7
Interaksi Obat : Diuretik : Efek aditif atau efek potensial pada aliran
urin.
K/H : Injeksi 200 mg x 1 (Rp28.000), 800 mgx 1 (Rp75.000)
8
SORBIDIN MERCK
Komposisi : Issorbide dinnitrate.
Indikasi : Mengobati dan mencegah angina pektoris dan membatu
mengatasi gagal ventrikuler kiri saja atau sebagai bagian dari
sindroma gagal jantung kongestif.
Dosis : Angina pektoris 4x5 30 mg/hari, rata-rata 4x10 mg/hari.
Kontra Indikasi : Gagal ventrikular kanan yang terisolasi, hipotensi hipovelimia
yang tak terkoreksi, perikarditis konstriktiva, paricardial temponade,
anemia hebat atau hipoksemia arterial, hipertensi
intrakranial, hipersensitif.
Perhatian : Hipoksemia, anemia hemolitik, gangguan dan hati, usia lanjut,
kehamilan dan menyusui, anak, angina akut yang telah
terobati.
Efek Samping : Hipotensi postural, kelemahan, sakit kepala, pusing, muka
kemerahan.
Interaksi Obat : Meningkatkan efek hipotensi dengan -bloker, antagonis Ca,
fenotiazin, alkohol. Efek ditiadakan oleh AINS,
antidepresan trisiklik, antikolinergik.
K/H : Tab 10 mg x 30 (Rp 14.300)
CAPOTEN
Komposisi : Captopril
Indikasi : Hipertensi, gagal jantung. Infark miokardium dan nefropati
diabetik. Dapat digunakan sebagai terapi pada pasien dengan
fungsi ginjal normal.
9
miokard.
Setelah dosis awal 6,25 mg, ditingkat menjadi 37,5 mg/hari
dalam
dosis terbagi yang dapat ditoleransi. Nefropatik diabetik 25
mg
3x/hari untuk penggunaan jangka lama.
Kontra Indikasi : Hamil
Perhatian : Kerusakan ginjal, penyakit kolagen vaskular, terapi
imunosupresan (netropenia). Stenosis hemodialisa : reaksi
anafilaksis dengan membran dialisa aliran tinggi
padapasien yang mendapat ACE Inhibitor.
Efek Samping : Ruam, pruritus, kemerahan muka, kehilangan persepsi rasa,
disgeusia, angioedema, netropenia, batuk.
Interaksi Obat : Dapat meningkatkan kadar serum K dengan diuretik hemat K.
Efek Hipotensi meningkat dengan diuretik, antihipertensi lain dan
dikurangi dengan indometasin, selisilat.
K/H : Tab 12,5 mg x 60 (Rp187.000), 25 mg x 60 (Rp299.200), 50
mg x 60 (Rp469,150).
VALSARTAN
Komposisi : Valsartan 80 mg
Indikasi : Gagal jantung, hipertensi dan pasca infark miokard
Dosis : Gagal jantung: 2 x 1 tablet, post myocardial infarction: 12 jam
setelah terjadi infark, hipertensi : 1 tablet perhari,
sebelum/sesudah makan.
Perhatian : Hipersensitivitas komponen, kehamilan, sirosis
Efek Samping : Infeksi virus, pusing, hipotensi
K/H : 1 Dos isi 10 Strip x 10 Tablet Rp 6.011,- / Tablet
10
2.3 Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefenisikan suatu keadaan di mana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian
atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer). Nilai
normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat
aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas
sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi
secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat
diwaktu beraktifitas atau berolahraga. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi
dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat
membawa si penderita kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan
kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang
bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh
darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab
umum terjadinya stroke dan serangan jantung.
a. Hipertensi esensial, atau hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa
kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi
esensial, penyebabnya multifaktorial meliputi factor genetic dan lingkungan. Faktor
genetic mempengaruhi kepekaan terhadap natrium, kepekaan terhadap stress,
reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokonstriktor, resistensi insulin dan lain-lain.
Sedangkan yang termasuk factor lingkungan adalah antara lain diet, kebiasaan
merokok, obesitas dan lain-lain.
11
b. Hipertensi sekunder, meliputi 5-10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok
ini antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endokrin,
kelainan saraf pusat, obat-obatan lain.
KATEGORI HIPERTENSI :
Rentang tekanan darah (mmHg)
1. Kaptopril (capoten)
a) Mekanisme/kerja Menghambat ACE pada paru – paru, mengurangi sintesis
vasokonstriktor,angiotensin II, menekan aldosterone, mengakibatkan natriuresis.
Dapat merangsang produksi vasodilator (bradykinin, prostaglandin).
b) Indikasi Hipertensi,berguna untuk hipertensi renin tinggi, obat yang disukai untuk
pasien hipertensi dengan nefropatidiabetik karena kadar glukosa tidak dipengaruhi.
Gagal jantung digunakan dengan diuretic dan digitalis.
c) Efek tak diinginkan, semua penghambat ACE: dosis pertama hipotensi, pusing,
proteinuria, ruam, takikardi, sakit kepala.
d) Farmakokinetik, separuh diekskresikan dalam bentuk tidak diubah di urin. Durasi
lebih lama pada pasien disfungsi ginjal.
12
e) Interaksi obat, efek antihipertensi dan hiotensi meningkat dengan diuretic, bloker,
simpatis. Kalium serum meningkat dengan diuretic hemat kalium. Efek
antihipertensi menurun dengan indometasin.
f) Dengan catatan, sering digunakan bersama diuretic tiazid. Hentikan segera jika
terlihat tanda – tanda angioedema potensial (pembengkakan wajah, bibir, kelopak
mata, atau kesulitan bernapas atau menelan).
2. Pinasidil (pindac)
a) Mekanisme/kerja, lebih poten dari pada hidralazin.
b) Indikasi, hipertensi.
a) Efek tak diinginkan, efek samping lebih sedikit dibandinkan minoksidil.
Dapat menyebabkan pusing,sakit kepala, atau edema.
c) Farmakokinetik, PO, absorsi lengakap. Dimetabolisme oleh hati.
Menurunkan dosis pada disfungsi hati.
d) Dengan catatan, obat lebih baru. Toksisitas jangka panjang belum
diketahui.
3. Hidralazin (Apresoline)
a) Mekanisme/kerja, secara langsung merelaksasikan anteriol (tidak vena)
lepas dari interaksi simpatik. Menyebabkan penurunan tekanan darah
yang menyebabkan reflex takikardi dan peningkatan curah jantung.
Secara langsung meningkatkan aliran darah ginjal.
b) Indikasi, Hipertensi sedang. Dapat dugunakan pada wanita hamil
c) Efek tak diinginkan, reflex takikardi, palpitasi, retensi cairan, sindrom
seperti lupus eritematosis sistematik. Terapi dapat menyebabkan
neuritis (akibat gangguan metabolisme vit B6 di jaringan saraf)
d) Farmakokinetik,PO/IV/IM. Bioavailabilitas sedikit (40%), 90% terikat
protein, waktu paruh 2,5 jam, diekskresi dalam bentuk tak diubah dan
sebagai metabolit asetilasi. Asitelator cepat mempunyai kadar plasma
lebih rendah dari asetilator lambat.
e) Kontraindikasi, pasien dengan penyakit jantung iskemik.
13
f) Interaksi obat, memperkuat antihipertensi lain. menurunkan
vasokonstriksi dengan obat – obatan simpatomimetik.
g) Dengan catatan, biasanya secara bersamaan dgunakan bloker beta untuk
menurunkan reflex takikardi. Diuretic juga ditambakan untuk
mengurangi retensi air dan natrium.
4. Minoksidil (loniten)
b) Indikasi, hipertensi yang belum terkontrol oleh obat – obatan lain. obat
topical untuk kebotakan pola laki – laki.
c) Efek tak diinginkan, seperti hidralazin. Juga lesi obat jantung,
kerusakan paru, hirsutisme.
d) Farmakokinetik, durasi = 24 jam, dimetabolisme oleh konjugasi
glukuronid. Kadar plasma tidak berkorelasi dengan efek.
e) Interaksi obat, menyebabkan hipotensi ortostatik berat dengan
guanetidin.
f) Dengan catatan, penting menilai cermat funsi jantung dan paru – paru.
Abnormalitas mengharuskan penghentian obat.
5. Nitroprussid (nipride)
a) Mekanisme/kerja, dikonversi menjadi nitric oksida yang menginduksi
cgmp. Cgmp merangsang kaskade fosforilasi/Defosforilasi. Akhirnya
melakukan defosforilasi myosin, yang menyebabkan relaksasi otot
polos.
b) Indikasi, infus intravena kontinu digunakan pada krisis hipertensi.
c) Efek tak diinginkan, hipotensi berat, toksisitas sianida,
hepatotoksisitas.
d) Farmakokinetik, cepat dimetabolisme menjadi sianida dan sianmet
haemoglobin dalam sel darah merah. Efek lengkap dalam dua menit
dan hilangnya efek cepat bila infus dihentika.
e) Dengan catatan, perubahan dramatis pada tekanan darah terjadi dengan
perubahan kecepatan infus yang kecil.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembahasan obat yang berpengaruh terhadap suatu alat tubuh akan lebih mudah
di pahami bila fisiologi dan patofisiologi alat tubuh tersebut di mengerti, karena reaksi
alat tubuh yang sakit terhadap obat mungkin berbeda dari reaksi alat tubuh yang sehat.
Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem yang sangat dinamik,yang harus mampu
berdaptasi cepat terhadap perubahan mendadak. Perubahan terkanan darah, kerja dan
frekuensi jantung serta komponen kardiovaskuler lain merupakan resultante dari
berbagai faktor pengatur yang bekerja secara serentak. Obat – obat yang kardiovaskuler
adalah obat yang digunakan untuk kelainan jantung dan pembuluh darah. Dalam hal
ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari jantung komponen darah dan
15
pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu
sebuah pompa berotot yang berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit.
Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu
jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke
jantung melalui venula dan vena
3.2 Saran
Dengan makalah ini, saya harapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
tentang apa itu farmakologi dan obat – obat kardiovaskuler didalam bidang kesehatan
dan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikannya dalam asuhan
keperawatan. Kami sangat berharap kritikan dan saran yang dapat membangun saya
untuk lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
16