Professional Documents
Culture Documents
Landasan Teori
A. Asuransi Pertanian
Asuransi pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat memberikan
ganti rugi akibat kerugian usahatani sehingga keberlangsungan usahatani dapat
terjamin. Asuransi usahatani padi memberikan jaminan terhadap kerusakan
tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit tumbuhan
atau organisme penganggu tumbuhan (OPT), sehingga petani akan memperoleh
ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangusan usahataninya. Menurut
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang
asuransi pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor: 02/Kpts/SR.220/B/01/2016, Asuransi Usahatani Padi (AUTP) adalah
perjanjian antara petani dan pihak perusahaan asuransi untuk mengikatkan diri
dalam pertanggungan risiko Usahatani Padi.
Asuransi pertanian merupakan salah satu program pembangunan
pertanian ditengah tekaan perubahan iklim global dan fluktuasi harga komoditas
pertanian dunia. Asuransi pertanian diajukan sebagai salah satu bentuk kebijakan
untuk meningkatkan pendapatan petani dan dapat mengurangi ketergantungan
terhadap impor pangan. Sumber pembiayaan pelaksanaan AUTP dapat berasal
dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah (APBD).
B. Tujuan dan Manfaat AUTP
Direktorat jenderal prasarana dan sarana pertanian kementerian pertanian
republik indonesia, 2017 menjelaskan bahwa Tujuan penyelenggaraan asuransi
usahatani padi adalah untuk memberikan perlindungan dalam bentuk bantuan
modal kerja kepada petani yang gagal panen, disamping itu asuransi bertujuan
untuk membagi kerugian akibat risiko yang muncul. Manfaat yang didapat petani
melalui AUTP yakni, memperolah ganti rugi keunagan yang dapat digunakan
sebagai modal kerja usahatani untuk pertanaman berikutnya, meingkatkan
aksesibilitas petani terhadap sumber-sumber pembiayaan serta mending petani
untuk menggunakan input produksi sesuai anjuran usahatani yang baik.
C. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan menurut G. R. Tery (2000) diartikan sebagai
pemilihan yang dilandasi oleh kriteria tertentu dengan dua atau lebih alternatif
yang memungkinkan.
Terdapat lima faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan menurut
Arroba (1998), yakni:
a. Informasi yang diketahui terkait masalah yang dihadapi
b. Tingkat pendidikan
c. Kepribadian
d. Pengalaman
e. Budaya
Pendapat lain datang dari Kotler (2003) mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan, antara lain:
a. Faktor budaya, meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas sosial
b. Faktor sosial, meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status
c. Faktor pribadi, diantaranya usia, siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor psikologis berupa motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan
pendirian.
Selain faktor diatas, terdapat faktor lingkungan yang di kemukakan oleh
Engel, Blackwell dan Minard (1994) yakni lingkungan sosial dan lingkungan
keluarga.
Keterkaitan prinsip CCC dengan penelitian ini dapat dilihat dari hubungan
antar variabel-variabel independen yakni usia, pendidikan, pendapatan, status
kepemilikan lahan, risiko dan harga premi yang dapat berakibat pada keputusan
partisipasipetani dalam membeli asuransi pertanian di Kabupaten Karawang.
Kotler, Philip, 2003. Manajemen Pemasaran,. Jakarta: PT. Indeks Kelompok
Gramedia
Murni Asfia. Dan Amaliawiati Lia. 2012. Ekonomika Mikro. Replika Aditama:
Bandung.