Professional Documents
Culture Documents
b. Faktor-faktor lingkungan
Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Keadaan sosial ekonomi yang buruk adalah sanitasi lingkungan yang buruk, rumah dengan
oenghuni yang padat, rendahnya pendidikan sehingga pemahaman untuk segera mencari
pengobatan anak yang menderita infeksi tenggorokan sangat kurang ditambah pendapatan yang
rendah sehingga biaya perawatan kesehatan kurang
Iklim dan geografis
RHD adalah penyakit kosmopolit. Penyakit ini terbanyak didapatkan pada daerah beriklim
sedang,tetapi data akhir-akhir ini menunjukan bahwa daerah tropispun mempunyai insiden yang
tinggi. Didaerah yang letaknya tinggi, insiden RHD lebih tinggi daripada dataran rendah
Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan insiden infeksi saluran napas atas
meningkat, sehingga mengakibatkan kejadian RHD juga dapat meningkat
4. Patofisologi
Hubungan yang pasti antara infeksi streptokokus dan demam rematik akut tidak diketahui.
Cedera jantung bukan merupakan akibat langsung infeksi, seperti yang ditunjukkan oleh hasil
kultur streptokokus yang negative pada bagian jantung yang terkena. Fakta berikut ini
menunjukkan bahwa hubungan tersebut terjadi akibat hipersensitifitas imunologi yang belum
terbukti terhadap antigen-antigen streptokokus. Demam rematik akut terjadi 2-3 minggu setelah
faringitis streptokokus, sering setelah pasien sembuh dari faringitis. Kadar antibody anti
streptokokus tinggi (antistreptolisin o, anti –DNase, anti hialoronidase) terdapat pada pasien
demam rematik akut. Pengobatan dini faringitis streptokokus dengan penisilin menurunkan
resiko demam rematik akut. Immunoglobulin dan komplemen terdapat pada permukaan
membrane sel-sel miokardium yang terkena. Hipersensitifitas kemungkinan bersifat imunologik,
tetapi mekanisme demam rematik akut masih belum diketahui. Adanya antibody-antibodi yang
memiliki aktifitas terhadap antigen streptokokus dan sel-sel miokardium menunjukkan
kemungkinan adanya hipersensitifitas tipe II yang diperantarai oleh antibody reaksi silang.
Adanya antibody-antibodi tersebut di dalam serum beberapa pasien yang kompleks imunnya
terbentuk untuk melawan antigen-antigen streptokokus menunjukkan hipersensitifitas tipe III.
5. Pathway
(terlampir)
8. Therapy / Penatalaksanaan
Tata laksana RHD aktif atau reaktifitas adalah sebagai berikut :
a. Tirah baring dan mobilisasi bertahap sesuai dengan keadaan jantungnya.
Kelompok Tirah baring Mobilisasi
klinis ( minggu ) bertahap
( minggu)
- Karditis ( - )
2 2
- Artritis (+)
- Karditis (+) 4 4
- Kardiomegali (-)
- Karditis ( + )
6 6
- Kardiomegali(+)
- karditis ( + )
>6 > 12
- Gagal jantung (+ )
5. Evaluasi
a. Penurunan curah jantung b/d adanya gangguan pada penutupan pada katup mitral ( stenosis
katup ) dapat teratasi.dengan kriteria evaluasi : Vital sign dalam batas normal , Gambaran EKG
normal, bebas gejala gagal jantung.
b. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan pada membran sinovial dapat teratasi dengan
kriteria evaluasi : Klien tidak mengeluh nyeri, tidak ada nyeri tekan dan klien tidak membatasi
gerakanya
c. Hipertermia berhubungan dengan Peradangan pada membran sinovial dan peradangan katup
jantung. Dapat teratasi dengan kriteria evaluasi : Suhu normal ( 26-37 derajat celcius ), nadi
normal,leukosit normal (4.300-11.400 per mm³ darah), tidak ditemukan steptococcus hemolitikus
b grup A pada hapusan tenggorokan.
d. Ketidakseimbangan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan
asam lambung akibat kompensasi sistem saraf simpatis. Dapat teratasi dengan kriteria evaluasi :
Klien tidak mual dan anoreksia, masukan makanan adekuat dan kelemahan hilang.
e. Syndrome kurang perawatan diri berhubungan Immobilitas fisik akibat Gangguan
muskuloskeletal ; arthralgia dan therapi.dapat terpenuhi dengan kriteria evaluasi : Klien
mengatakan ADL terpenuhi.
f. Kerusakan integritas kulit behubungan dengan peradangan pada kulit dan jaringan subcutan.
Dapat teratasi dengan kriteria evaluasi : Eritema hilang pada tangan dan tubuh klien.
g. Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan darah diparu akibat
pengisian atrium yang meningkat tidak menjadi aktual.
h. Resiko cidera berhubungan dengan gerakan involunter, irrigulaer, cepat dan kelemahan
otot/khorea tidak menjadi aktual