You are on page 1of 4

Sistem saraf mengoordinasi dan mengoorganisasi fungsi semua sistem tubuh.

Sistem ini
mengendalikan dan mengatur setia fungsi mental dan fisik. Sistem saraf terdiri dari sistem
saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan sistem saraf perifer yang terdiri dari nervus
kranialis dan nervus spinalis.

Otak tediri dari empat bagian yaitu serebrum, serebelum, struktur primitif, dan batang otak.
Masing-masing dari kempat bagian ini berperan sebagai pusat pengaturan untuk suatu
mekanisme yang berbeda, tetapi tetap merupakan suatu sistem yang saling terintegrasi
dan memiliki hubungan keterkaitan yang kuat.

Bagian-bagian batang otak dari atas ke bawah terdiri dari mesensefalon (berperan dalam
mengantarai refleks auditorius dan visual), pons (menghubngkan serebelum dengan
serebrum dan mesensefalon dengan medula oblongata, selain itu pons mengandung sat
dari beberapa pusat pernapasan), dan medula oblogata (berperan utama dalam mengatur
fungsi respirasi, vasomotor dan kardiak)

Kematian batang otak didefinisikan sebagai hilangnya seluruh fungsi otak, termasuk fungsi
batang otak, secara ireversibel. Tiga tanda utama mafistasi klinis kematian batang otak
adalah koma dalam, hilangnya seluruh refleks batang otak, dan apnea.

Seorang pasien yang telah ditetapkan mengalami kematian batang otak berarti secara
klinis dan legal-formal telah meninggal dunia. Seorang dikatan mati/meninggal dunia, bila
fungsi pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau irreversible atau terbukti
telah erjadi kematian batang otak.

Di Indonesia telah ditetapkan “Seorang dinyatakan mati apabila fungsi sistem jantung,
sirkulasi dan sistem pernafasan terbukti telah berhenti secara permanen, atau apabila
kematian batang otak telah dapat dibuktikan (UU No. 36/2009 tentang Kesehatan). Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 37 tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan
Pemanfaatan Organ Donor Pasal 9 dijelaskan bahwa penentuan kematian batang otak
hanya dapat dilakukan oleh tim dokter (yang melibatkan dokter spesialis anastesis dan
dokter spesialis syaraf).

Ada tiga gejala klinis utama kematian batang otak yakni koma dalam, hilagnya seluruh
refleks batang otak, dan apnea.

Koma Dalam: Tidak adanya respon motorik serebral terhadap rangsang nyeri diseluruh
ekstremitas (nail-bed pressure) dan penekana di supraorbital.

Hilangnya Refleks Batan Otak:


 Pupil (tidak terdapat responden terhdapa cahaya/refleks cahaya negatif & ukuran midposisi 4
mm sampai dilatasi 9 mm)
 Gerakan bola mata/gerakan okuler: refleks okulosefalitik negatif (pengujian dilakukan hanya
apabila secara nyaa tidak terdapat retak atau ketidakstabilan vertebrae cervical atau basis
krani) dan tidak terdapat penyimpangan/deviasi gerakan bola mata terhadap irigasi 50 ml air
dingin di setiap telinga (membran timpani harus tetap utuh)
 Respon motorik facial dan sensorik facial: refleks kornea negatif, jaw refleks negatif, tidak
terdapat respon menyeringai terhdap rangsangan tekanan dalam pada kuku, supraorbita, atau
temporomandibular joint.

 Refleks trakhea dan faring: tidak terdapat respon terhdapap rangsangan di faring bagian
posterior dan tidak terdapat respon terhadap pengiapan trakeobronkhial atau tidak refleks
batuk terhadap rangsangan oleh kateter isap yang dimasukkan ke dalam trakea

Apnea / Henti Nafas:

memastikan keadaan henti nafas yang menetap dengan cara:

 Pre – oksigenisasi dengan O2 100% selama 10 menit;


memastikan pCO2 awal testing dalam batas 40-60 mmHg dengan memakai kapnograf dan
atau analisis gas darah (AGD);
melepaskan pasien dari ventilator, insuflasi trakea dengan O2 100%, 6 L/menit melalui
kateter intra trakeal melewati karina;
observasi selama 10 menit, bila pasien tetap tidak bernapas, tes dinyatakan positif atau berarti
henti napas telah menetap.
bila pada tes henti napas timbul aritmia jantung yang mengancam nyawa maka ventilator
harus dipasang kembali sehingga tidak dapat dibuat diagnosis mati batang otak. < Beranda

Referensi

1. Pandhita G., 2010. Kematian Batang Otak.


2. http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-_-Mati-Batang-
Otak.pdf

3. PMK No. 37/2014 Tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor
4. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
5. Menentukan tidak adanya reflek batang otak dapat dilakukan dengan melakukan test-test
sebagai berikut :
6. 1. Tidak adanya respon pupil terhadap cahaya
7. 2. Tidak ada reflek kornea
8. 3. Tidak ada respons motor dalam distribusi syaraf crannial terhadap rangsang adekuat
pada area somatik.
9. 4. Tidak ada reflek vestibulo okular.
10. 5. Tidak ada reflek muntak ( gag reflek )
11. Kelima reflek harus negatif sebelum MBO dapat di diagnosis.
12. Test yang paling pokok untuk fungsi batang otak adalah test untuk henti nafas
13. Caranya :
14. 1. Pre oksigenasi dengan 02 100% selama 10 menit
15. 2. Beri 5% CO2 dalam 95% oksigen selama 5 menit berikutnya.
16. 3. Lepaskan pasien dari ventilator insuflasikan trachea dengan 100 % oksigen 6 liter /
menit melalui kateter intra trachea lewat karina.
17. 4. Lepas dari ventilator selama 10 menit.
18. KETENTUAN MATI BATANG OTAK
19. Ada tiga langkah untuk menegakkan MBO :
20. 1. Terdapat pra kondisi tertentu, yaitu :
21. a. Pasien berada dalam keadaan koma dan henti nafas yaitu tidak responsif dan dibantu
ventilator
22. b. Penyebabnya kerusakan otak yang struktural dan irreversible, yang disebabkan oleh
gangguan yang dapat menuju mati batang otak.
23. 2. Menyingkirkan penyebab koma dengan henti nafas yang reversible
24. 3. Memastikan arefleksia batang otak dan henti nafas yang menetap.
25. Sebelum melakukan test-test untuk menentukan MBO hendaknya diperhatikan tanda-
tanda menghilangnya fungsi batang otak :
26. 1. Koma
27. 2. Tidak ada sikap abnormal ( dekortikasi, deserebrasi )
28. 3. Tidak ada sentakan epileptik
29. 4. Tidak ada reflek batang otak
30. 5. Tidak ada nafas spontan
31. IWL ( Insensible Water Loss )
32. Pengertian :
33. Yaitu pengeluaran cairan yang tidak dapat dihitung.
34. Contohnya : - Spuntum
35. - Keringat
36. - Uap ( penguapan ) dari metabolisma.
37. Normalnya IWL : 10 cc / kg BB
38. Jika kenaikan suhu 1 derajat celcius.
39. IWL ditambah 10% dari IWL yang normal.

You might also like