You are on page 1of 11

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA TONSILITIS AKUT

DALAM LAYANAN PRIMER

Abstrak
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang disebabkan oleh virus maupun bakteri,
Dikategorikan Tonsilitis akut jika penyakit (keluhan) baru terjadi pertama kali dan berlangsung
kurang dari 3 minggu.Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di
dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring dan dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus)
dan pilar posterior (otot palatofaringeus)5. Tonsilitis akut dapat terjadi pada usia berapapun
tetapi paling sering pada anak usia di bawah 9 tahun. Pada bayi di bawah usia 3 tahun dengan
tonsilitis akut, 15% dari kasus yang ditemukan disebabkan oleh bakteri streptokokus, sisanya
itu biasanya virus. Pada anak-anak yang lebih tua, sampai dengan 50% dari kasus disebabkan
streptococus pyogenes. Tonsilitis akut juga dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan
jumlah insiden yang sama rata. Penyebarannya melalui droplet infection. Tatalaksana dalam
pelayanan primer dapat diberikan pengobatan seperti obat kumur, antibiotic spektrum luas,
obat-obat analgetika antipiretik dan antivirus apabila gejala berat5. Oleh karena itu sebagai
dokter yang bekerja di dalam pelayanan kesehatan tingkat primer penting mengetahui dan
menerapkan cara mendiagnosis serta memberikan tatalaksana bagi penderita tonsillitis akut.
Kata Kunci : tonsillitis akut , diagnosa, tatalaksana, layanan kesehatan primer.

Abstract
Tonsillitis is an inflammation of the palatine tonsils caused by viruses and bacteria,
Categorized Acute tonsillitis if the disease (complaint) for the first occurs and lasts less than 3
weeks. Palatina tone is a lymphoid tissue mass located within the tonsil fossa at both
oropharyngeal angles and restricted by the anterior pillar (the palatoglosus muscle) and the
posterior pillar (the palatopharyngeal muscle) . Acute tonsillitis can occur at any age but most
often in children under 9 years of age. In infants under 3 years of age with acute tonsillitis,
15% of cases are found to be caused by streptococcal bacteria, the rest is usually viral. In
older children, up to 50% of cases are due to streptococcus pyogenes. Acute tonsillitis can also
occur in men and women with the same number of incidents. Spread through by droplet
infection. Management in primary care may be given medications such as mouthwash, broad-
spectrum antibiotics, antipyretic, analgesics and antiviral drugs when symptoms are severe.
Therefore, as a doctor working in primary health care is important to know and apply how to
diagnose and provide management for patients with acute tonsillitis.
Keywords: acute tonsillitis, diagnosis, management, primary health care.
PENDAHULUAN laki dan perempuan dengan jumlah insiden
yang sama rata 3,4
Tonsil atau yang lebih sering dikenal
dengan amandel adalah massa yang terdiri ANATOMI TONSIL
dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh Tonsil adalah organ yang terdiri dari
jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, jaringan limfoid dan ditunjang oleh
bagian organ tubuh yang berbentuk bulat jaringan ikat dengan kriptus didalamnya.
lonjong melekat pada kanan dan kiri Terdapat tiga macam tonsil yaitu tonsil
tenggorok. Terdapat 3 macam tonsil yaitu faringeal (adenoid), tonsil palatina dan
tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina, tonsil lingual yang ketiga-tiganya
dan tonsil lingual yang membentuk membentuk lingkatan yang disebut dengan
lingkaran yang disebut cincin Waldeyer. 1,2 cincin Waldeyer. Tonsil palatina sering
disebut tonsil saja terletak dalam fosa
Tonsillitis sendiri adalah inflamasi tonsil. Pada kutub atas tonsil, seringkali
pada tonsila palatine yang disebabkan oleh ditemukan celah intratonsil yang
infeki virus atau bakteri. Dikategorikan merupakan sisa kantong faring yang kedua.
Tonsilitis akut jika penyakit (keluhan) baru Kutub bawah tonsil biasanya melekat pada
terjadi pertama kali dan berlangsung dasar lidah. Permukaan media tonsil
kurang dari 3 minggu. Saat bakteri dan memiliki celah yang disebut kriptus. Epitel
virus masuk ke dalam tubuh melalui yang melapisi tonsil adalah epitel skuamosa
hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai yang juga meliputi kriptus. Permukaan
filter/ penyaring menyelimuti organisme lateral tonsil melekat pada fasia faring yang
yang berbahaya tersebut dengan sel-sel disebut erat pada dengan kapsul tonsil.
darah putih. Hal ini akan memicu sistem Kapsul ini tidak melekat erat pada otot
kekebalan tubuh untuk membentuk faring sehingga mudah dilakukan diseksi
antibodi terhadap infeksi yang akan pada tonsilektomi.
datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat
menahan infeksi dari bakteri atau virus
tersebut maka akan timbul tonsillitis.
Dalam beberapa kasus ditemukan 3 macam
tonsillitis, yaitu tonsillitis akut, tonsillitis
membranosa, dan tonsillitis kronis. 1,2

KEKERAPAN INSIDEN
Tonsilitis akut dapat terjadi pada
usia berapapun tetapi paling sering pada
anak usia di bawah 9 tahun. Pada bayi di
bawah usia 3 tahun dengan tonsilitis akut,
15% dari kasus yang ditemukan disebabkan
oleh bakteri streptokokus, sisanya itu
biasanya virus. Pada anak-anak yang lebih Gambar 1. Tonsil dan cincin waldayer
tua, sampai dengan 50% dari kasus
disebabkan streptococus pyogenes.
Tonsilitis akut juga dapat terjadi pada laki-
Aliran limfatik tonsil utama adalah bagian dari pascia bukofaring, dan disebut
servikal profunda, sternomastoideus , kapsul yang sebenarnya buykanlah kapsul
selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya yang sebenarnya.
menu duktus torasikus.. Struktur histology
tonsil berkaitan dengan fungsinya sebagai VAKULARISASI TONSIL
organ imun. Epitel sistem kripti berfungsi Tonsil mendapat pendarahan dari
sebagai sistem imun untuk antigen inhalasi cabang-cabang arteri karotis eksterna, yaitu
dan ingestif. Kripti tersusun oleh sistem 1) arteri maksilaris eksterna (arteri fasialis)
antigen presenting cells di stroma tonsilar. 2 dengan cabangnya arteri tonsilaris dan
arteri palatina asenden; 2) arteri maksilaris
TONSIL PALATINA interna dengan cabangnya arteri palatina
Tonsil palatina terdiri dari jaringan desenden; 3) arteri lingualis dengan
padat limfoid yang merupakan bagian dari cabangnya arteri lingualis dorsal; 4) arteri
cincin Weldayer. Tonsil berbentuk oval faringeal asenden. Kutub bawah tonsil
dengan panjang 20-25 mm, dengan lebar bagian anterior diperdarahi oleh arteri
15-20 mm. Pada anak-anak di bawah usia lingualis dorsal dan bagian posterior oleh
lapan lebih besar yaitu dari 2,5-3,0 cm arteri palatina asenden, diantara kedua
panjang dan lebarnya adalah 1,5-2,5 cm. daerah tersebut diperdarahi oleh arteri
kripta tonsil berbentuk saluran yang tidak tonsilaris.
sama panjang dan masuk ke dalam jari gan Kutub atas tonsil diperdarahi oleh
gonsil, Masing – masing tonsil mempunyai arteri faringeal asenden dan arteri palatina
8 – 20 kripta yang terdiri dari jaringan desenden.Vena-vena dari tonsil
connective tissue seperti jaringan limpoid membentuk pleksus yang bergabung
dan berisi sel limpoid . 5 dengan pleksus dari faring. Aliran balik
Permukaan kripta ditutupi oleh melalui pleksus vena di sekitar kapsul
epitel yang sama dengan epitel permukaan tonsil, vena lidah dan pleksus faringeal
medial. Saluran kripta kearah luar dan .
bawah biasanya bertambah luas. Secara
klinis terlihat bahwa kripta merupakan
sumber infeksi baik secara lokal maupun
umum karena dapat berisi sisa makanan,
epitel yang terlepas dan juga bakteri.

FOSA TONSIL
Fosa tonsil dibatasi oleh arkus
faring anterior dan posterior. Batas
lateralnya adalah m.konstriktor faring
superior. Pada batas atas yang disebut
kututb atas (upper pole) terdapat sesuatu
Gambar 2. Perdarahan Tonsil
ruang kecil yang dinamakan fosa supra
tonsil. Fosa ini berisis jaringan ikat jarang
dan biasanya merupakan tempat nanah
memecah ke luar bila terjadi abses. Fosa
INERVASI TONSIL
tonsil diliputi oleh fascia yang merupakan
Persarafan sensorik berasal dari N. dalam lapisan mukosa, maka kuman ini
glossofaringeus dan beberapa cabang dari dapat ditangkap oleh sel fagosit.
N. Palatine minor melalui ganglion Sebelumnya kuman akan mengalami
opsonisasi sehingga menimbulkan
sfenopalatina. Nyeri pada tonsilitis sering
kepekaan bakteri terhadap fagosit.
menjalar ke telinga, hal ini terjadi karena N Setelah terjadi proses opsonisasi
IX juga mempersarafi membran timpani maka sel fagosit akan bergerak
dan mukosa telinga tengah . mengelilingi bakteri dan memakannya
dengan cara memasukkannya dalam suatu
FISIOLOGI TONSIL kantong yang disebut fagosom. Proses
Tonsil palatina merupakan jaringan selanjutnya adalah digesti dan mematikan
limfoepitel yang berperan penting sebagai bakteri. Mekanismenya belum diketahui
sistem pertahanan tubuh terutama terhadap pasti, tetapi diduga terjadi peningkatan
protein asing yang masuk ke saluran konsumsi oksigen yang diperlukan untuk
makanan atau masuk ke saluran nafas. pembentukan superoksidase yang akan
Tonsil mempunyai peranan penting dalam membentuk H2O2, yang bersifat
fase-fase awal kehidupan, terhadap infeksi bakterisidal. H2O2 yang terbentuk akan
mukosa nasofaring dari udara pernafasan masuk ke dalam fagosom atau berdifusi di
sebelum masuk ke dalam saluran nafas sekitarnya, kemudian membunuh bakteri
bagian bawah. Hasil penelitian juga dengan proses oksidasi.
menunjukkan bahwa parenkim tonsil Di dalam sel fagosit terdapat
mampu menghasilkan antibodi. Tonsil granula lisosom. Bila fagosit kontak dengan
memegang peranan dalam menghasilkan bakteri maka membran lisosom akan
Ig-A, yang menyebabkan jaringan lokal mengalami ruptur dan enzim hidrolitiknya
resisten terhadap organisme patogen. mengalir dalam fagosom membentuk
Sewaktu baru lahir, tonsil secara rongga digestif, yang selanjutnya akan
histologis tidak mempunyai centrum menghancurkan bakteri dengan proses
germinativum, biasanya ukurannya kecil. digestif.
Setelah antibodi dari ibu habis, barulah
mulai terjadi pembesaran tonsil dan
adenoid, yang pada permulaan kehidupan Mekanisme Pertahanan Spesifik
masa anak-anak dianggap normal dan dapat Merupakan mekanisme pertahanan yang
dipakai sebagai indeks aktifitas sistem terpenting dalam pertahanan tubuh
imun. Pada waktu pubertas atau sebelum terhadap udara pernafasan sebelum masuk
masa pubertas, terjadi kemunduran fungsi ke dalam saluran nafas bawah. Tonsil dapat
tonsil yang disertai proses involusi memproduksi Ig-A yang akan
sehingga tonsil menghilang (rudimenter) menyebabkan resistensi jaringan lokal
dan yang tersisa hanya kapsulmya saja. terhadap organisme patogen. Disamping itu
Terdapat dua mekanisme pertahanan , yaitu tonsil dan adenoid juga dapat menghasilkan
spesifik dan non spesifik. Ig-E yang berfungsi untuk mengikat sel
basofil dan sel mastosit, dimana sel-sel
Mekanisme Pertahanan Non-Spesifik tersebut mengandung granula yang berisi
Mekanisme pertahanan spesifik berupa mediator vasoaktif, yaitu histamin.
lapisan mukosa tonsil dan kemampuan Bila ada alergen maka alergen itu
limfoid untuk menghancurkan akan bereaksi dengan Ig-E, sehingga
mikroorganisme. Pada beberapa tempat permukaan sel membrannya akan
lapisan mukosa ini sangat tipis, sehingga terangsang dan terjadilah proses
menjadi tempat yang lemah dalam degranulasi. Proses ini menyebabkan
pertahanan dari masuknya kuman ke dalam keluarnya histamin, sehingga timbul reaksi
jaringan tonsil. Jika kuman dapat masuk ke hipersensitifitas tipe I, yaitu atopi,
anafilaksis, urtikaria, dan angioedema. sistem imun kompleks yang terdiri atas sel
Dengan teknik immunoperoksidase, M (sel membrane), makrofag, sel dendrit
dapat diketahui bahwa Ig-E dihasilkan dari dan antigen presenting cells yang berperan
plasma sel, terutama dari epitel yang
dalam proses transportasi antigen ke sel
menutupi permukaan tonsil, adenoid, dan
kripta tonsil. limfosit sehingga terjadi APCs (sintesis
Mekanisme kerja Ig-A immunoglobulin spesifik). Juga terdapat sel
adalah mencegah substansi masuk ke dalam limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel
proses immunologi, sehingga dalam proses pembawa IgG. Limfosit B (sel B),
netralisasi dari infeksi virus, Ig-A pematangannya terjadi di sumsum merah
mencegah terjadinya penyakit autoimun. dan menghasilkan antibodi
Oleh karena itu Ig-A merupakan barier (immunoglobulin= Ig) untuk melawan
untuk mencegah reaksi imunologi serta antigen. limfosit T (sel T), pematangannya
untuk menghambat proses bakteriolisis.. terjadi di kelenjar timus, mampu
Apabila pathogen menembus lapisan epitel membunuh sel kanker dan sel yang
maka sel-sel fagositik mononuklear akan terinfeksi virus, melawan jamur, dan
mengenal dan mengeliminasi antigen. melawan sel tubuh hasil transplantasi. Sel T
Lokasi tonsil sangat memungkinkan juga dibutuhkan sel B untuk memproduksi
terpapar benda asing dan antibodi.
patogen,selanjutnya membawanya ke sel
limfoid. 6 KLASIFIKASI TONSILITIS AKUT
Aktivitas imunologi terbesar tonsil BERDASARKAN ETILOGI:
ditemukan pada usia 0-10 tahun. Tonsil Tosilitis akut dibagi menjadi tonsilitis viral
merupakan organ limfatik sekunder yang dan bakterial:
diperlukan untuk diferensiasi dan 1. Tonsilitis viral
proliferasi limfosit yang sudah disensitasi. Gejala tonsilitis viral lebih
Tonsil mempunyai dua fungsi utama yaitu menyerupai common cold yang
menangkap dan mengumpulkan bahan disertai nyeri tenggorokan.
asing dengan efektif dan sebagai organ Penyebabnya paling sering adalah
produksi antibodi dan sensitasi sel limfosit virus epstein barr. Haemofilus
T dengan antigen spesifik. Tonsil bertindak influenza merupakan penyebab
sebagai filter untuk memperangkap bakteri tonsilitis akut supuratif. 5
dan virus yang masuk ke tubuh melalui
mulut dan sinus. 2. Tonslitis bakterial
Tonsil juga menstimulasi sistem Tonsilitis bakteral dapat
imun untuk memproduksi antibodi bagi disebbakan oleh kuman Group A
membantu melawan infeksi. Tonsil streptokokus B hemolitikus yang
merupakan jaringan limfoid yang di dikenal dengan strept throat,
dalamnya terdapat sel limfoid yang pneumokokus, streptokokus
mengandung sel limfosit, 0.1-0.2% dari viridans, dan streptokokus piogens.
keseluruhan limfosit tubuh pada orang Infiltrasi bakteri pada lapisan epitel
dewasa. Proporsi limfosit B dan T pada jaringan tonsil akan menimbulkan
tonsil adalah 50%:50%, sedangkan di darah reaksi radangan berupa keluarnya
55%-75%:15-30%. Pada tonsil terdapat leukosit PMN sehingga terbentuk
detritus. Detriturs ini merupakan
kumpulan leukosit, bakteri yang bakteri dan virus patogen pada tonsil
mati dan epitel yang telpeas. Secara menyebabkan terjadinya proses inflamasi
klinis detritus ini mengisi kriptus dan infeksi sehingga tonsil membesar dan
tonsil dan tampak sebagai bercak dapat menghambat keluar masuknya udara.
kuning.Bentuk tonsilitis akut Kuman menginfiltrasi lapisan
dengan detritus yang jelas disebut epitel, bila epitel terkikis maka jaringan
tonsilitis folikularis. Jika bercak ini limfoid superficial mengadakan reaksi.
berkumpul menjadi satu Terdapat pembendungan radang dengan
membentuk alur makan akan terjadi infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses
tonsilitis lakunalaris. 5 ini secara klinik tampak pada korpus tonsil
Masa inkubasi 2-4 hari. yang berisi bercak kuning yang disebut
Hejala dan tanda yang serig detritus. Detritus merupakan kumpulan
ditemukan adalah nyeri leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas,
tenggorokan dan nyeri waktu suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut
menelan. Demam dengan suhuh tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus
tubuh yang tinggi, rasa lesu, rasa eri berdekatan menjadi satu maka terjadi
di sendi-sendi, tidak nafsu makan tonsillitis lakunaris. 5,
dan dapat menyebabkan nyeri di
telinga (otalgia) dikarenakan Bila bercak melebar, lebih besar
referred pain melalui saraf N. lagi sehingga terbentuk membran semu
Glosofaringeous (N.IX). 5 (pseudomembran), sedangkan pada
tonsillitis kronik terjadi karena proses
FAKTOR PREDISPOSISI: radang berulang maka epitel mukosa dan
Faktor predisposisi dari tonsilitis akut, jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada
antara lain : proses penyembuhan, jaringan limfoid
1. Mengkonsumsi minuman dingin diganti jaringan parut. Jaringan ini akan
atau makanan dingin dapat secara mengkerut sehingga ruang antara kelompok
langsung menyebabkan infeksi atau melebar (kriptus) yang akan diisi oleh
menurunkan daya tahan dengan detritus, proses ini meluas sehingga
vasokonstriksi. menembus kapsul dan akhirnya timbul
2. Adanya daya tahan tubuh yang perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa
menurun yang bisa menyebabkan tonsilaris. Pada anak proses ini disertai
mudahnya terjadi infeksi. dengan pembesaran kelenjar limfe
3. Rangsangan menahun (misalnya submandibula. 5,8,9
rokok, makanan tertentu).
4. Higiene rongga mulut yang kurang
baik 2

PATOGENESIS
Bakteri dan virus masuk masuk
dalam tubuh melalui saluran nafas bagian
atas akan menyebabkan infeksi pada
hidung atau faring kemudian menyebar
melalui sistem limfa ke tonsil. Adanya
DIAGNOSA:
A. ANAMNESIS
- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang: Onset
(Durasi perlangsungan tonsilitis
akut biasanya 4 sampai 6 hari),
Intensitas, Pertama kali atau
tidak. Faktor yang memperberat
dan memperingan keluhan,
pengobatan apa yang telah
diberikan. Keluhan tambahan
lainnya yang menyertai.
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
5,6

Gambar 3. Pathway Tonsilitis

TANDA DAN GEJALA TONSILITIS Gambar 4. tonsilitis akut


AKUT ADALAH
Gejala dan tanda tonsilitis akut adalah Sakit B. PEMERIKSAAN FISIK TONSIL
tenggorokan, nyeri menelan, sulit menelan. Teknik pemeriksaan adalah pasien
Anak kecil mungkin tidak mengeluh sakit diminta untuk membuka mulutnya dan
tenggorokan tapi akan menolak untuk kemudian pemeriksa menggunakan
makan. Tidur mendengkur, Otalgia – spatel menekan lidah ke bawah dan
sebagai akibat dari nyeli alih melalui N.IX. kemudian daerah faring dan tonsil dapat
Demam, Malaise, mual, nyeri sendi, dan dievaluasi.
tanda-tanda dehidrasi. Tonsil membesar Pada pemeriksaan didapatkan,
dan hiperemis serta dapat menunjukkan pus Tampak tonsil membengkak,
dari kriptus (detritus). Hiperemis, Detritus berbentuk folikel
standar).4 Pemeriksaan kultur
dari inti tonsil dapat
memberikan gambaran
penyebab tonsilitis yang lebih
akurat. Pemeriksaan ini
dilakukan sesaat setelah
tonsilektomi atau dengan
aspirasi jarum halus dengan
pasien diberikan narkose lokal
terlebih dahulu. Bakteri yang
menginfeksi tonsil adalah
bakteri yang masuk ke parenkim
tonsil. Bakteri ini sering
menumpuk di dalam kripta
tersumbat.4
Gambar 5. Grading pembesaran tonsil.10 -
Pemeriksaan ASTO (anti
streptolisin O) merupakan
Berdasarkan rasio perbandingan suatu pemeriksaan darah yang
tonsil dengan orofaring, dengan berfungsi untuk mengukur
mengukur jarak antara kedua pilar kadar antibodi terhadap
anterior dibandingkan dengan jarak streptolisin O, suatu zat yang
permukaan medial kedua tonsil, dihasilkan oleh bakteri
maka gradasi pembesaran tonsil Streptococcus grup A. Reagen
dapat dibagi menjadi : 10 lateks ASTO merupakan
T0 : Post tonsilektomi suspensi yang stabil dari
T1 : Tonsil masih terbatas dalam fossa partikel lateks polystiren yang
tonsilaris telah dilapisi oleh streptolisin O.
T2 : Sudah melewati pilar anterior, tapi Ketika lateks ini dicampur
belum melewati garis paramedian (pilar dengan serum yang
posterior) mengandung antibodi
T3 : Sudah melewati garis paramedian, streptolisin O, makan akan
belum melewati garis median terjadi aglutinasi. Sensitivitas
T4 : Sudah melewati garis median dari reagen ASTO ini telah
disesuaikan untuk
menghasilkan aglutinasi ketika
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG nilai antibodi lebih besar dari
- Darah rutin : infeksi yang 200 IU/ml.
disebabkan oleh bakteri akan Hasil pemeriksaan yang
menunjukan leukositosis, jika negatif berarti bahwa Anda
infeksi disebabkan virus tidak mengalami infeksi
menunjukan leukopeni. streptococcus akhir-akhir ini.
- Dianjurkan agar Anda
Pemeriksaan bakteriologi
melakukan pemeriksaan ASTO
juga dapat dilakukan dengan ulangan dalam waktu 2-4
swab jaringan inti tonsil (Gold minggu setelah pemeriksaan
pertama, karena hasil KOMPLIKASI TONSILITIS AKUT
pemeriksaan seringkali berubah 1. Tonsilitis Kronis
menjadi positif pada 2. Penyebaran melalui
pemeriksaan kedua.
perkontinuititatum dapat
Hasil pemeriksaan
ASTO yang positif berarti menimbulkan rhinitis kronik,
bahwa Anda pernah mengalami sinusitis, dan otitis media.
infeksi streptococcus akhir- 3. Penyebaran melalui hematogen
akhir ini, walaupun Anda atau limfogen dapat menyebabkan
mungkin sama sekali tidak endokarditis, artritus,
merasakan gejala apapun. Hasil glomerulonefritis, dermatitis.
pemeriksaan ASTO akan tetap
4. Komplikasi dari tonsilitis akut
positif selama 2-4 bulan setelah
infeksi terjadi dapat menyebabkan abses
peritonsiler. Abses parafaring ,
Terjadi diatas tonsil dalam
TERAPI TONSILITIS AKUT jaringan pilar anterior dan
 Non medikamentosa : istirahat palatum mole, abses ini terjadi
yang cukup, diet lunak dan beberapa hari setelah infeksi akut
minum air yang banyak dan biasanya disebabkan oleh
mencegah terjadinya dehidrasi. streptococcus group A.
 Medikamentosa : untuk 5. Pada anak juga sering
mengatasi infeksi pada menimbulkan komplikasi otitis
tonsilitis. Antibiotik golongan media akut. Infeksi dapat
penisilin merupakan antibiotik menyebar ke telinga tengah
pilihan pada sebagian besar melalui tuba auditorius (eustochi)
kasus karena efektif dan dan dapat mengakibatkan otitis
harganya lebih murah. Namun, media yang dapat mengarah pada
pada anak dibawah 12 tahun, ruptur spontan gendang telinga.
golongan sefalosporin menjadi Ruptur spontan gendang telinga
pilihan utama karena lebih lebih jauh menyebarkan infeksi ke
efektif terhadap streptococcus. dalam sel-sel mastoid.
Golongan makrolida dapat 6. Akibat hipertrofi tonsil akan
digunakan hanya jika terdapat menyebabkan pasien bernapas
alergi terhadap penisilin. melalui mulut, tidur mendengkur,
 Penggunaan obat kumur yang gangguan tidur karena terjadinya
mengandung desinfektan sleep apnea yang dikenal sebagai
Obstructive Sleep Apnea
 Analgetik, Antipiretik 1,3,5
Syndrome (OSAS).
EDUKASI ENT for Students and
1. Mencegah penularan Practitioners. Seventh Edition.
- tidak bergantian alat makan / Usha : Mumbai. P. 226, 243-244,
minum 249-250, 252.
- tutup mulut / hidung bila batuk 5. Soepardi, Efiaty Arsyad, et al.,
/ bersin Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga,
1. Meningkatkan kondisi badan Hidung, Tenggorok, Kepala &
- olahraga teratur Leher. ed 7. Jakarta. FKUI, 2017: p.
- makanan bergizi 197
- menghidari makanan yang
6. Skevas T, Christoph K, Serkan S,
iritatif: pedas, berminyak,
Peter K, Plinkert, Ingo B.
santan
Measuring quality of life in adult
2. Meningkatkan daya tahan local
patients with chronic tonsillitis.The
- menghindari iritan
Open Otorhinolaryngology Journal.
2010;(4):34-46.
PROGNOSIS
 Quo ad Vitam : Ad Bonam 7. Lalwani AK, Current Diagnosis &
 Quo ad Functionam : Ad Bonam Treatment Otolaryngology Head
 Quo ad Sanationam : Ad Bonma and Neck 2nd Edition, The
McGraw-Hill Companies 2007
DAFTAR PUSTAKA
8. Vivit S.Karakteristik penderita
tonsilitis kronis yang diindikasikan
1. Soepardi Arsyad, et al. 2007. Buku
tonsilektomi di bagian THT Rumah
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Sakit Umum Raden Mattaher Jambi
Hidung Tenggorok Kepala &
pada Bulan Mei-Juli 2013.
Leher. Edisi 7. FKUI : Jakarta. Hal.
Universitas Jambi [internet]. 2013.
165
[disitasi tanggal 14 januari 2018].
2. Adams, GL. . Embriologi, Anatomi Tersedia dari: http://www.e-
dan Fisiologi Rongga Mulut, jurnal.com/ 2014/10/ karakteristik-
Faring, Esofagus, dan Leher. penderita-tonsilitis.html.
Dalam Adams LG, Boies RL, 9. Epocrates. Tonsillitis
Higler AP, BOIES Buku Ajar epidemiology. AnAthenahealth
Penyakit THT Edisi Keenam. Ed 6. Service[internet]. 2015 [disitasi
Jakarta. EGC, 1997: p. 263-271 tanggal 15 januari 2018] Tersedia
dari:http://onlie.epocrates.com/dise
3. Bull PD. 2002. Lectures Note on
a
Disease of the Ear, Nose, and
ses/59823/Tonsillitis/Epidemiology
Throat. Ninth Edition. Blackwell
.
Science : Sheffield. P. 111-113,
116-117. 10. Shenoy PK. 2012. “Acute
Tonsillitis”-if Left Untreated Could
4. Bhargava KB, Bhargava SK, Shah
Cause Severe Fatal Complications.
TM. 2005. A Short Textbook of
In : Journal of Current Clinical
Care, Volume 2, Issue 4.

11. Probst R, Grevers G, Iro H. 2006.


Basic Otorhinolaringology.
Thieme : Stuttgart. P. 113-115.
12. Pribuisiene R, Alina K, Valdas S,
Viktoras S, Kipras P, Ieva R. The
mos timportant symptoms throat-
related of suggestive chronic
tonsillitis as the main indication for
adult tonsillectomy. Medicina
(Kaunas). 2013; 49(5):219-22.

13. Graham JM, Scadding GK, Bull


PD.. 2007. Pediatric ENT. Springer
: New York. P.131-136.

You might also like