Professional Documents
Culture Documents
org/wiki/Asabri
Daftar isi
1 Fungsi PT ASABRI
2 Dasar Hukum PT ASABRI (Persero)
3 Produk
4 Pemegang saham
5 Personalia
o 5.1 Komisaris
o 5.2 Direksi
o 5.3 Jumlah pekerja per Juli tahun 2008
6 Catatan
7 Pranala luar
Fungsi PT ASABRI
1. Menyelenggarakan usaha dan kegiatan di bidang pengelolaan manajemen
risiko,keuangan, dan pelayanan Program Asuransi Sosial dan Pembayaran Pensiunan
2. Menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan
3. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja dan
Anggaran Bagian Pensiun (RKA Bagpens)
4. Mengelola administrasi peserta Asabri, pensiunan prajurit TNI, anggota POLRI dan PNS
DEPHAN/POLRI
5. Menyelenggarakan pembayaran manfaat santunan sesuai dengan perhitungan aktuaria
dan pembayaran pensiunan prajurit TNI,anggota POLRI, dan PNS DEPHAN/POLRI
6. Menyelengarakan pembayaran pensiunan prajurit TNI,anggota POLRI, dan PNS
DEPHAN/POLRI sesuai dengan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,dan Keputusan
Menteri Keuangan terkait
7. Mengelola investasi dana dan pengembangan usaha
8. Menyelanggarakn pembinaan administrasi umum, organisasi,tata kerja, personel,materiil,
keuangan, peraturan, hubungan masyarakat, pengamanan, dan pengolahan data.
9. Menyelenggarakan pengawasan dan pengendalian seluruh aspek oraganisasi perusahaan
10. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban hasil usaha tahunan serta
laporan lainnya
Produk
1. Santunan Asuransi (SA)Santunan yang diberikan kepada para peserta yang diberhentikan
dengan hak pensiun/ tunjangan bersifat pensiun
2. Santunan Nilai Tunai Asuransi (SNTA)Santunan yang diberikan kepada para peserta
yang diberhentikan tanpa hak pensiun/ tunjangan bersifat pensiun
3. Santunan Risiko Kematian (SRK)Santunan yang diberikan kepada para peserta yang
meninggal dalam dinas aktif.
4. Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK)Santunan yang diberikan kepada peserta yang
gugur/tewas dalam menjalankan tugas negara
5. Santunan Biaya Pemakaman (SBP)Santunan yang diberikan kepada para peserta
pensiunan yang meninggal dunia.
6. Santunan Cacat Karena Dinas (SCKD)Santunan yang diberikan kepada peserta akibat
tindakan langsung lawan maupun bukan tindakan langsung lawan dan atau dalam tugas
kedinasan bagi Prajurit TNI
7. Santunan Cacat Bukan Karena Dinas (SCKBD) Santunan yang diberikan kepada peserta
yang terjadi dalam masa kedinasan bagi prajurit TNI,anggota POLRI, dan Pegawai
Negeri Sipil DEPHAN/POLRI
8. Santunan Biaya Pemakaman Isteri/Suami (SBPI/I) Santunan yang di berikan kepada
peserta ASABRI aktif/Pensiunan Peserta/Ahli Waris, dalam hal Isteri/Suami Peserta/
Pensiunan peserta meninggal dunia
9. Santunan Biaya Pemakaman Anak (SBPA) Santunan yang diberikan kepada peserta
dalam hal Anak Peserta/Pensiunan Peserta meninggal dunia
Pemegang saham
Pemerintah RI= 100.00 %
Personalia
Komisaris
Direksi
Tentang ASABRI
Semula prajurit TNI, anggota Polri dan PNS Dephan/Polri menjadi peserta Taspen (Tabungan
dan Asuransi Pegawai Negeri) yang didirikan pada tanggal 17 April 1963 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963.
Namun dalam perjalanannya, keikutsertaan prajurit TNI dan anggota Polri dalam Taspen
mempengaruhi penyelenggaraan Program Taspen karena:
1. Perbedaan Batas Usia Pensiun (BUP) bagi prajurit TNI, anggota Polri yang berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1966 Pasal 1 dengan PNS yang berdasarkan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 1969 Pasal 9
2. Sifat khas prajurit TNI dan Polri memiliki risiko tinggi banyak yang berhenti karena
gugur atau tewas dalam menjalankan tugas.
3. Adanya kebijaksanaan Pemerintah untuk mengurangi jumlah prajurit secara besar-
besaran dalam rangka peremajaan yang dimulai pertengahan tahun 1971.
4. Jumlah iuran yang terkumpul pada waktu itu tidak sebanding dengan perkiraan klaim
yang akan diajukan oleh para Peserta. Untuk menindaklanjuti hal-hal tersebut dan
meningkatkan kesejahteraan Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Dephan/Polri, maka
Dephankam (saat itu) berprakarsa untuk mengelola premi sendiri dengan membentuk
lembaga asuransi yang lebih sesuai, yaitu Perusahaan Umum Asuransi Sosial Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (Perum ASABRI) yang didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 1971 pada tanggal 1 Agustus 1971, dan selanjutnya
ditetapkan sebagai Hari Jadi ASABRI.
untuk lebih jelasnya bisa bertanya atau datang langsung kekantor Asabri terdekat
Ketika Pensiunan sendiri itu meninggal dunia, Sebelum turun ke Pensiun Janda/Duda/Yatim-
Piatu,maka Hal pertama yang harus dilakukan yakni melengkapi persyaratan Uang Duka Wafat,
Adapun persyaratannya adalah sebagai berikut
Saat musibah ini menimpa, ada keluarga Pensiunan meninggal dunia, co: Istri, anak. bagi
Pensiunan dapat mengurus Asuransi Kematian (Askem) di kantor Asabri. adapun
persyaratannya:
1. Surat Pengajuan Bentuk 44 AS P4 ditanda tangani oleh ahli waris dan diketahui oleh lurah (3
lembar)
2. Fotocopy Skep Pensiun/Warakawuri (3 Lembar)
3. Fotocopy surat kematian dilegalisir lurah (3 Lembar)
4. Surat kematian suami (bila Suami telah meningal dunia dan anak sebagai ahli waris (3 Lembar)
5. Fotocopy kartu tanda peserta ASABRI (KTPA), Apabila hilang agar diganti dengan surat
keterangan hilang dari kepolisian ( 3 Lembar)
6. Surat pernyataan diatas materai menyatakan bahwa santunan biaya pemakaman belum pernah
dibayarkan dikantor pos setempat (3 Lembar )
7. Fotocopy keterangan keluarga (KU-1) dari juru bayar atau kartu keluarga dilegalisir Lurah (3
Lembar )
8. Foto copy surat nikah dilegalisir lurah (3 lembar )
9. Foto copy KPI dilegalisir lurah (3 lembar )
10. Fotocopy KTP ahli waris/yang mengajukan yang masih berlaku dilegalisir lurah (3 lembar )
11. Surat kuasa ahli waris apabila kedua orang tua telah meninggal dunia (3 lembar )
12. Foto copy buku pensiun (3 lembar )
ASABRI
1. Pengantar
PT Asabri Persero merupakan asuransi social bagi peserta Asabri, Asuransi ini
sifatnya wajib diikuti oleh peserta Asabri. PT Asabri merupakan sebuah BUMN
yang bergerak di bidang jasa asuransi social , Asabri khusus menyantuni
anggota TNI, Polri dan PNS Dephan dan Polri dalam pengurusan pensiun.
PT Asabri (Persero) dibentuk pemerintah dalam rangka menunjang upaya
peningkatan kesejahteraan prajurit TNI, anggota Polri dan PNS Dephan/Polri
dengan memberikan kepastian akan perlindungan dasar apabila terjadi hal-hal
yang mengakibatkan hilang / berkurangnya pendapatan karena meninggal
dunia/gugur/tewas, kecelakaan / cacat , kehilangan pekerjaan/berhenti / pensiun.
2. Standar kompetensi
BAB I
Kompetensi dasar
b. Peserta adalah Setiap Prajurit TNI, Anggota Polri dan PNS Dephan /
TNI/Polri (termasuk didalamnya CPNS) keanggotaannya bersifat wajib.
d. Anak adalah anak kandung yang sah dari peserta asabri aktif /pensiunan
atau anak yang disahkan menurut undang-undang dan tercatat dalam daftar
keluarga pada instansi yang bersangkutan dan belum pernah menikah , tidak
mempunyai penghasilan sendiri atau belum mencapai usia 25 tahun.
e. Ahli waris adalah istri/suami dari peserta asabri aktif/pensiunan atau anak
yang sudah cukup umur dari peserta apabila istri/suami sudah meninggal
dunia /cerai atau wali yang ditetapkan oleh yang berwenang bagi anak
peserta yang belum cukup umur atau ayah/ibu kandung dari peserta yang
tidak mempunyai istri/suami , anak atau saudara kandung dari peserta yang
tidak mempunyai istri/suami/anak/orang tua kandung atau kerabat lain yang
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang/pengadilan.
h. Cacat karena dinas adalah cacat sebagai akibat tindakan langsung lawan
maupun bukan akibat tindakan langsung lawan
i. Cacat bukan karena dinas adalah cacat sebagai akibat bukan dalam tugas
kedinasan.
j.
2. Fungsi Asabri
BAB II
PERSYARATAN ADMINISTRASI
PENGUSULAN ASABRI
Kompetensi Dasar.
Memahami persyaratan administrasi pengusulan Asabri
a. Surat Pengajuan Pembayaran (SPP) dari ahli waris bentuk ASABRI 44 AS P2.
b. Surat Keputusan Panglima TNI atau Kapolri tentang Status Gugur atau Tewa
dari Peserta.
c. Surat Keterangan ahli waris yang dilegalisasi oleh pihak berwenang.
d. Fotokopi KPI/ Surat Nikah (bagi yang telah menikah).
e. Fotokopi Kartu Tanda Peserta ASABRI (KTPA) asli.
f. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) ahli waris yang masih berlaku.
5. Persyaratan administrasi Santunan Cacat
Diajukan kepada Dirut PT ASABRI (Persero) secara hirarki melalui Dansatminkal/
Kasatker kepada Panglima TNI c.q Aspers KAsum TNI atau Kapolri c.q
Desumdaman dengan melampirkan persyaratan :
a. Surat Pengajuan Pembayaran (SPP) dari ahli waris bentuk ASABRI 44 AS P1.
f. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta/ ahli waris yang masih berlaku.
Diajukan oleh peserta/ahli waris peserta kepada Dirut PT ASABRI (Persero) melalui
Kantor Pusat atau Kantor Cabang dengan persyaratan :
a. Surat Pengajuan Pembayaran (SPP) dari ahli waris bentuk ASABRI 44 AS P4.
b. Fotokopi kartu tanda anggota untuk Peserta ASABRI aktif atau Skep Pensiun/
Buku Pensiun bagi Pensiunan.
c. Fotokopi surat kematian istri/ suami dari dokter atau lurah/ kepala desa
d. Fotokopi surat keterangan tanggungan keluarga dari kesatuan bagi peserta
ASABRI aktif, atau dari kelurahan bagi peserta pensiunan.
e. Surat keterangan pembayaran gaji dari pekas kesatuan bagi peserta ASABRI
aktif, dan surat keterangan pembayaran pensiun bagi peserta pensiunan.
f. Fotokopi Kartu Tanda Peserta ASABRI (KTPA)
g. Fotokopi KPI/ Karis/ Karsu.
h. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta ASABRI/ ahli waris yang masih
berlaku.
Diajukan oleh peserta kepada Dirut PT ASABRI (Persero) melalui Kantor Pusat
atau Kantor Cabang dengan persyaratan :
a. Surat Pengajuan Pembayaran (SPP) dari ahli waris bentuk ASABRI 44 AS P4.
b. Fotokopi kartu tanda anggota untuk Peserta ASABRI aktif atau Skep Pensiun/
Buku Pensiun bagi Pensiunan.
c. Fotokopi surat kematian anak dari dokter atau lurah/ kepala desa
d. Fotokopi surat keterangan tanggungan keluarga dari kesatuan bagi peserta
ASABRI aktif, atau dari kelurahan bagi peserta pensiunan.
f. Surat keterangan pembayaran gaji dari pekas kesatuan bagi peserta ASABRI
aktif, dan surat keterangan pembayaran pensiun bagi peserta pensiunan.
f. Fotokopi Kartu Tanda Peserta ASABRI (KTPA)
g. Fotokopi KPI/ Karis/ Karsu.
h. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta ASABRI/ ahli waris yang masih
berlaku.
BAB III
PENYELENGGARAAN PEMBAYARAN PENSIUN
Kompetensi Dasar
Memahami penyelenggaraan pembayaran pensiun
Indikator Hasil Belajar.
1. Menjelaskan pengertian daftar pembayaran dan non daftar pembayaran
2. Menjelaskan ketentuan pembayaran pensiun
3. Menjelaskan prosedur dan persyaratan pengajuan pensiun pertama
4. Menjelaskan besar penerimaan pensiun
5. Menjelaskan tempat pembayaran pensiun
6. Menjelaskan kewajiban penerima pensiun
7. Menjelaskan pensiun terusan
8. Menjelaskan uang duka wafat pensiunan
a. Pensiun pertama
1) Harus diterimakan langsung kepada pensiunan yang bersangkutan.
2) Tidak dapat menggunakan surat kuasa
b. Pensiun bulanan
a. Prosedur
a. Penerimaan kotor
1) Pensiun Pokok (PP) = 2,5% x Masa Dinas x Gaji Pokok Terakhir
Maksimal 75% dari Gaji Pokok Terakhir
2) Tunjangan Istri (TI) = 10% x PP
3) Tunjangan Anak (TA) = 2% x PP, Tiap Anak
Maksimal 2 Anak TMT 1 April 1994
4) Tunjangan Beras = Rp. 38.480,00/Jiwa TMB Januari 2006
b. Potongan :
Asuransi Kesehatan = 2% x (PP + TI + TA)
Hutang bila ada
c. Penerimaan bersih :
Penerimaan Kotor – Potongan
b. Pensiun bulanan
1) Kodim.
2) Kantor Pos.
3) Bank, dengan cara uang pensiunnya ditransfer ke rekening penerima
pensiun yang bersangkutan.
c. Waktu pembayaran
Untuk Makodim tgl 4 sampai dengan 9.
Kantor Pos tanggal 10 sampai dengan akhir bulan.
6. Kewajiban penerima pensiun
a. Setiap awal tahun ganjil mengirimkan Surat Pengesahan Tanda Bukti Diri
(SPTB) atau Surat Keterangan Masih Hidup yang disahkan serendah-
rendahnya oleh lurah atau kepala desa.
b. Bagi penerima pensiun melalui rekening bank / Giro Pos, dan penerima
pensiun warakawuri / janda / duda mengirimkan SPTB atau Surat
Keterangan Masih Hidup setiap bulan januari.
d. Bagi peserta pensiun melalui Rekening Bank / Giro Pos apabila sampai
bulan ke enam sejak pengiriman SPTB belum diterima kembali oleh Kancab
PT ASABRI (persero), maka kantor Pusat PT ASABRI (persero) akan
mentunaikan pembayaran pensiunnya di Kantor Pos terdekat dengan alamat
penerima pensiun.
7. Pensiun Terusan
Skep Pensiun Terusan ialah bentuk Skep Pensiun yang diberlakukan secara
berlanjut sejenak pensiun yang bersangkutan, Pensiun Warakawuri dan
Tunjangan anak Yatim/Piatu.
Skep pensiun yang diterbitkan sebelum 1 April 1994 belum dalam bentuk skep
pensiun terusan, apabila pensiun meninggal dunia, maka kepada ahli warisnya
(pensiun Warakawuri/ Duda, dan Tunjangan Anak Yatim/ Piatu)harus diterbitkan
Skep pensiun baru.
Skep pensiun yang diterbitkan tmt 1 April 1994 sudah dalam bentuk Skep
Pensiun Terusan, apabila pensiunan meninggal dunia, maka pensiun
Warakawuri/ Duda dan Tunjangan Anak Yatim/ Piatutidak perlu diganti dengan
Skrp pensiun yang baru.
Penerbitan Skep Pensiun Terusan diajukan melelui kanpus/ Kancab PT ASABRI
(persero)kepada :
a. TNI AD ke Kotama/ PDW masing-masing (Ajendam).
b. TNI AL ke Mabes TNI AL.
c. TNI AU ke Mabes TNI AU.
d. Polri ke Mabes Polri.
1) Surat permohonan.
2) Fotocopy Skep Pensiun.
3) Fotocopy Stuk pembayaran Pensiun Terakhir.
4) Fotocopy KTP/ KU I (dilegalisasi oleh lurah).
5) Pas foto suami/ istri ukuran 4 x 6 cm masing-masing 6 lembar.
Apabila terjadi mutasi keluarga (istri/ suami/ anak) administrasi dilengkapi :
1) Fotocopy surat cerai/ MD dilegalisasi oleh lurah.
2) Fotocopy surat nikah dilegalisasi oleh lurah.
3) Fotocopy Akte Kelahiran Anak(apabila lahir setelah pensiun).
4) Surat Persetujuan Penunjukan Istri/ Suami (SPPI/ SPPS) dari PDW
masing-masing.
b. Besar Pensiun Terusan
Tiap bulan ahli waris akan menerima uang pensiun sebesar yang diterima
almarhum semasa hidupnya untuk masa :
1) 6 (enam) bulan, bila meninggal dunia biasa.
2) 12 (dua belas) bulan, bila meninggal di dalam dan oleh karena dinas, atau
almarhum memiliki bintang jasa.
3) 18 (delapan belas) bulan, bila almarhum diangkat sebagai pahlawan.
Persyaratan :
6) Fotocopy Kartu Penunjuk Istri (KPI) bagi prajurit TNI dan anggota Polri
atau Kartu Istri (Karis)bagi PNS (2 lembar).
Pensiun yang diberikan kepada istri/ suami yang ditunjuk oleh almarhum dan
dibuktikan dengan KPI/ SPPI. Dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah
Pembayaran Pensiun Terusan berakhir.
Persyaratan Administrasi :
Tunjangan yang diberikan kepada anak dari perkawinan yang sah menurut
peraturan yang berlaku sampai batas usia 21 tahun dengan maksimal 25
tahun bagi yang masih sekolah/ kuliah apabila almarhum tidak meninggalkan
istri/ suami.
Dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah pembayaran Pensiun Terusan
berakhir.
Persyaratan Administrasi :
Diberikan pada orang tua kandung jika almarhum gugur/ tewas/ meninggal
dunia didalam dan atau oleh karena dinas dan belum menikah.Dibayarkan
pada bulan berikutnya setelah almarhum meninggal dunia.
Persyaratan Administrasi :
BAB IV
PENUTUP
Demikian bahan ajar ini dibuat untuk dapat dipelajari dan dipahami oleh para siswa
pendidikan pengembangan spesialisasi personel Inspektur/PNS Golongan III, sehingga dapat
dijadikan pedoman untuk aplikasi selanjutnya dalam pelaksanaan tugas.
Meskipun materi bahan ajar ini merupakan materi minimal yang harus dikuasai oleh
para siswa pendidikan pengembangan spesialisasi personel Inspektur/PNS Golongan III,
namun tidak menutup kemungkinan para siswa dapat menyerap informasi dan pengayaan dari
sumber lain guna menunjang kelancaran pelaksanaan pendidikan pengembangan spesialisasi
personel.
DAFTAR PUSTAKA