You are on page 1of 4

LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang disebarkan melalui
urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. Beberapa jenis hewan yang dapat menjadi
pembawa leptospirosis, yaitu anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak
seperti sapi, serta babi.

Leptospirosis juga dapat menyerang manusia melalui kontak langsung dengan air (air banjir,
kolam, sungai, danau, atau air selokan) atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan
pembawa bakteri leptospira. Leptospirosis rentan menyerang orang-orang yang biasa berurusan
dengan hewan. Jarang sekali penyakit ini ditulari dari manusia.

PENYEBAB LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira yang dibawa oleh hewan-hewan tertentu.
Leptospira adalah organisme yang hidup di perairan air tawar, tanah basah, lumpur, dan tumbuh-
tumbuhan. Bakteri ini dapat dapat menyebar melalui banjir. Hewan pembawa bakteri leptospira
umumnya tidak memiliki tanda-tanda sedang mengidap leptospirosis karena bakteri ini dapat
keluar melalui urine mereka. Keluarnya bakteri melalui urine hewan liar maupun hewan piaraan
yang terinfeksi dapat berlangsung secara terus menerus atau hanya sesekali selama beberapa
bulan hingga beberapa tahun. Bakteri yang kemudian masuk ke air atau tanah ini bisa bertahan
hingga beberapa minggu hingga berbulan-bulan.

Leptospirosis umumnya banyak ditemui di area tropis dan subtropis, di mana udaranya panas dan
lembap yang membuat bakteri ini dapat bertahan hidup lebih lama, seperti Tiongkok, India, dan
Asia Tenggara. Para pekerja yang sering berurusan dengan hewan juga memiliki risiko lebih
tinggi terkena infeksi leptospirosis, misalnya seorang peternak, nelayan, pekerja di saluran
pembuangan limbah, dan dokter hewan.

Bakteri leptospira dapat masuk melalui mata, hidung, mulut, atau luka terbuka pada kulit,
terutama jika Anda sering menghabiskan waktu berada di area, baik air maupun tanah, yang
terkontaminasi bakteri ini. Waspadai juga infeksi bakteri leptospira ketika Anda melakukan
kegiatan di luar ruangan seperti berkemah dan memancing atau berkunjung ke daerah yang
sedang menghadapi epidemi leptospirosis.

Bakteri ini juga dapat menyebar melalui gigitan hewan atau cairan tubuh lain (kecuali ludah) dan
ketika meminum air yang terkontaminasi, misalnya sehabis banjir atau ketika melakukan
olahraga yang berhubungan dengan air. Hewan piaraan jarang menjadi penyebab menyebarnya
leptospirosis walau terdapat juga kasus leptospirosis yang disebarkan oleh tikus piaraan.

Kasus penyebaran leptospirosis juga jarang disebarkan oleh sesama manusia walau masih
mungkin terjadi melalui hubungan seksual atau melalui ASI dari ibu yang terinfeksi bakteri ini
kepada bayi.

GEJALA LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis memiliki gejala yang umumnya menyerupai flu, yaitu demam, nyeri otot, dan
pusing. Leptospirosis juga tidak memiliki gejala-gejala yang signifikan sehingga sulit untuk
terdiagnosis. Gejala leptospirosis umumnya berkembang dalam waktu 1-2 minggu atau hingga
satu bulan setelah penderitanya terpapar bakteri ini dan cenderung membaik minimal dalam lima
hari hingga maksimal satu minggu setelah gejala muncul. Gejala lain yang mungkin muncul,
yaitu:

 Mual
 Muntah
 Meriang
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Sakit perut
 Diare
 Kulit atau area putih pada mata yang menguning
 Demam tinggi
 Ruam
 Iritasi atau kemerahan di area mata
 Batuk
 Kehilangan nafsu makan

Gejala leptospirosis yang lebih berat bisa berujung kepada komplikasi yang lebih serius, berupa
pendarahan hingga gagal fungsi pada organ-organ tertentu. Kondisi pasien secara umum akan
membaik dari gejala awal yang muncul, namun selanjutnya akan menjadi sakit kembali dan
berkembang biak menjadi kondisi yang lebih serius. Kasus leptospirosis yang memburuk ini
dapat terjadi pada 1 dari 10 penderita pada 1-3 hari setelah gejala awal mereda. Jika tidak segera
ditangani, penderita dapat mengalami kerusakan otak, gagal fungsi ginjal, dan gangguan fungsi
paru-paru. Kasus ini cenderung dikenal dengan nama penyakit Weil. Beberapa gejala yang
mungkin dialami, yaitu:

 Sakit di area dada


 Napas yang pendek/kehabisan napas
 Pembengkakan pada pergelangan tangan atau kaki
 Warna kulit menguning atau bagian putih pada mata yang menguning (penyakit kuning)
 Gejala yang menyerupai penyakit meningitis atau radang otak (ensefalitis), seperti
kejang, sakit kepala dan muntah
 Batuk darah

DIAGNOSIS LEPTOSPIROSIS

Diagnosis leptospirosis dapat dipastikan melalui gejala yang diderita, riwayat pasien dan
pemeriksaan fisik pasien. Biasanya terapi sudah mulai diberikan jika memang sudah dicurigai
leptospirosis pada tahap ini.

Pemeriksaan laboratorium biasanya dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosa dan menentukan


derajat kerusakan organ serta derajat keparahan komplikasi. Pemeriksaan darah dan urine untuk
mengisolasi bakteri dari cairan tubuh penderita sulit dilakukan. Oleh karena itu, tes serologi
mungkin akan dilakukan untuk membantu mengkonfirmasi diagnosa.

PENGOBATAN LEPTOSPIROSIS

Infeksi leptospirosis diobati dengan suntikan antibiotik untuk membasmi bakteri dan
mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi ini. Obat-obatan antibiotik yang
umumnya digunakan adalah penisilin dan tetracycline. Antibiotik biasanya diberikan selama satu
minggu dan proses pengobatan ini harus diikuti hingga akhir demi memastikan semua bakteri
hilang sehingga mencegah kemungkinan terulangnya infeksi dari bakteri yang sama. Walau
demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efektivitas terapi
antibotik terhadap leptospirosis.

Selain obat-obatan antibiotik, obat pereda rasa sakit yang memiliki kandungan parasetamol juga
dapat diberikan untuk mengatasi gejala awal leptospirosis, antara lain:

 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Demam

Pada kasus leptospirosis yang parah (penyakit Weil) dan/atau yang terjadi pada masa kehamilan,
pasien dapat dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan pengawasan yang lebih
menyeluruh. Hal ini dilakukan untuk mencegah leptospirosis menyebar ke organ lain atau janin.
Penderita akan diberikan suntikan antibiotik secara langsung ke dalam pembuluh darah. Jika
infeksi telah menyerang organ tubuh, maka beberapa perawatan tambahan diperlukan untuk
menjaga sekaligus mengembalikan fungsi dan kondisi tubuh, seperti:

 Infus, untuk memasukkan cairan dan nutrisi tambahan yang dibutuhkan tubuh.
 Ventilator, sebagai alat bantu pernapasan.
 Dialisis, untuk membantu fungsi ginjal yang terganggu dalam proses pembuangan zat
yang tidak dibutuhkan tubuh.

Perawatan di rumah sakit biasanya membutuhkan waktu beberapa minggu bahkan berbulan-
bulan tergantung dari tingkat keparahan leptospirosis, kondisi tubuh, dan respons pasien terhadap
pengobatan. Komplikasi serius pada paru yang disebut severe pulmonary hemorrhagic syndrome
merupakan penyebab kematian utama penderita leptospirosis di negara-negara berkembang.
Selain itu, gagal ginjal akut dan disfungsi hati merupakan komplikasi lain yang dapat timbul
pada kondisi ini.

PENCEGAHAN LEPTOSPIROSIS

Jika Anda berniat bepergian ke daerah yang memiliki angka leptospirosis yang tinggi atau sering
terlibat kontak dengan hewan secara langsung, maka Anda memiliki risiko tertular yang lebih
besar. Lakukan beberapa langkah pencegahan berikut ini.
 Gunakan pakaian yang melindungi tubuh serta bersihkan dan tutup luka dengan sebaik
mungkin agar tidak terkena kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira.
 Gunakan juga pakaian yang layak saat akan berolahraga atau beraktivitas di luar ruangan
yang berisiko menimbulkan cedera atau luka ketika berada di area yang rawan terdapat
bakteri leptospira.
 Mandi setelah selesai melakukan aktivitas di lingkungan berair, terutama di area yang
berisiko.
 Jangan menyentuh bangkai hewan secara langsung.
 Gunakan sarung tangan ketika berniat membersihkan urine atau kotoran hewan yang
diduga terinfeksi bakteri leptospira.
 Biasakan mencuci tangan setelah terlibat kontak dengan hewan yang terinfeksi
leptospirosis.
 Bersihkan permukaan yang terkena urine atau kotoran hewan yang terinfeksi
leptospirosis dengan larutan pembersih antibakteri atau campuran air dan pemutih dengan
perbandingan volume air dan pembersih sebanyak 10:1.
 Waspadai air yang akan diminum, pastikan kemasan air tertutup dan tersegel dengan baik
atau air sudah direbus sebelumnya.
 Vaksinasi hewan piaraan atau ternak Anda agar terhindar dari leptospirosis.

You might also like