Professional Documents
Culture Documents
1. Pengertian
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara
optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu
(Sumber, Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chayatin. S.Kep ,2007;225).
tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak
sebagai suatu bentuk istirahat. (Sumber, Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chayatin.
a. Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih
lama dari keterjagaan. Siklus tidur terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan
respon prilaku.
b. Tidur berasal dari kata bahasa latin "somnus" yang berarti alami periode pemulihan,
c. Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periode (Lanywati, 2001)
d. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang di alami seseorang, yang dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton 1981 : 679)
Jadi tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk
tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau
dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-
hari. (Sumber, Wahit Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chayatin. S.Kep ,2007;225).
3. Fungsi
Fungsi tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi diyakini bahwa tidur dapat
pada paru, kardiovaskular, endokrin, dll. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat
diarahkan kembali pada fungsi selular yang penting. Secara umum terdapat dua efek
fisiologis dari tidur, yaitu yang pertama, efek dari sistem saraf yang diperkirakan dapat
memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf; dan yang
kedua yaitu efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ
4. Tujuan
Secara jelas tujuan tidur tidak diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk
menjaga keseimbangan mental emosional dan kesehatan. Selam tidur seseorang akan
5. Fisiologi tidur
Aktivitas tidur di kontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu reticuler activating
system (RAS) dan bilbar synchronizing region (BRS) RAS dibagian atas batang otak diyakini
memiliki sel sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi
stimulus visual, pendengaran nyeri, dan sensori raba; serta emosi dan proses berpikir. Pada
saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum
Tidur yang normal melibatkan 2 fase:pergerakan mata yang tidak cepat ( tidur
nonrapid eye movement, NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye
movement, REM). Selama NREM seorang yang tidur mengalami kemajuan melalui 4 tahap
selama siklus tidur yang tipikal 90 menit . kualitas tidur dari tahap 1 sampai tahap 4
bertambah. Tidur yang dangkal merupakan karakteristik dari tahap 2 dan 2 , dan seorang
lebih mudah terbangun tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam Disebut tidur gelombang
rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur
90 menit. Kondisidasi memori dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini, fartor yang
berbeda dapat meningkatkan atau mengganggu tahapan siklus tidur yang berbeda . ( potter &
perry,2005)
Tahap 1: NREM
a. Tahap meliputi tingkat paling dangkal dan tidur
b. Tahap berakhir beberapa menit
c. Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penuranan secara bertahap tanda-tanda vital
dan metabulisme
d. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara
e. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun.
Tahap 2: NREM
a. Tahap 2 merupakan tidur bersuara
b. Kemajuan relaksasi
c. Untuk terbangun masih relative mudah
d. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit
e. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban
Tahap 3: NREM
a. Tahap 3 meliputi tahap awal tidur yang dalam
b. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak
c. Otot-otot dalam keadaan santai penuh
d. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur
e. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit
Tahap 4: NREM
a. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam
b. Sangat sulit untuk membangun orang yang tidur
c. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur akan menghabiskan porsi malam yang
seimbang pada tahap ini
d. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga.
e. Tahap berakhir kurang lebih 15 hingga 30 menit
f. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi
Tidur REM
a. Mimpi penuh warna dan tampak hidup dapat terjdi pada REM,mimpi yang kurang hidup
dapat terjadi di tahap lain
b. Tahap ini biasanya dapat dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur.
c. Hal ini dicirikan dengan respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung
dan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah
d. Terjadi penutunan tunos otot skelet
e. Peningkatan sekresi jantungSangat sulit sekali membangun orang tidur
f. Durasi pada tidur REM meningkat pada setiap siklus dan rata-rata 20 menit
Pola / tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye Movement = Gerakan
mata tidak cepat). Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur
gelombang pendek karena gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada gelombang
alpha dan beta pada orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur Tanda-tanda tidur
NREM adalah :
a. Mimpi berkurang
e. Metabolisme turun
Fase NREM atau tidur biasa ini berlangsung ± 1 jam dan pada fase ini biasanya orang
masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan demikian akan mudah
terbangun dari tidurnya. Tidur NREM ini mempunyai 4 (empat) tahap yang masing-masing-
1) Tahap I
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana seseorang
beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks, mata bergerak ke kanan
dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas. Gelombang alpha sewaktu
seseorang masih sadar diganti dengan gelombang betha yang lebih lambat. Seseorang yang
2) Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata masih
bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu tubuh dan
metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan "sleep spindles" dan gelombang K
komplek. Tahap II berlangsung pendek dan berakhir dalam waktu 10 sampai dengan 15
menit.
3) Tahap III
Pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut mengalami
penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi lebih sulit
dibangunkan. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan gelombang
4) Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi gelombang
delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun. Seseorang dalam keadaan
rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan. (mengenai gambar grafik gelombang dapat
dilihat dalam gambar). Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir
Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan mata
cepat). Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini bersifat “Paradoks”, yaitu
seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya, tidur REM /
Paradoks ini merupakan pola/tipe tidur dimana otak benar-benar dalam keadaan aktif.
Namun, aktivitas otak tidak disalurkan ke arah yang sesuai agar orang itu tanggap penuh
terhadap keadaan sekelilingnya kemudian terbangun. Pola / tipe tidur ini, ditandai dengan :
Perbedaan antara mimpi-mimpi yang timbul sewaktu tahap tidur NREM dan tahap
tidur REM adalah bahwa mimpi yang timbul pada tahap tidur REM dapat diingat kembali,
sedangkan mimpi selama tahap tidur NREM biasanya tak dapat diingat. Jadi selama tidur
h. Pembebasan steroid
(EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektromiogran (EMG), diketahui ada 2 tahapan tidur,
yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Kepus, thn.hal
(Indi,2012;87)
1. Tidur NREM, disebut juga sebagai tidur gelombang pendek karena gelombang otak yang
ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek dari gelombang alfa dan beta yang
ditunjukkan oleh orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi
fisiologis tubuh. Di samping semua itu, semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,
metabolisme, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri tebagi atas 4 tahap yang masing-
masing memiliki karakteristik yang berbeda. Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light
sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).
a. Tahap I
arakteristik: Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur. Individu cenderung relaks, masih sadar
dengan lingkungannya, dan mudah dibangunkan. Normalnya, tahap ini berlangsung beberapa
b. Tahap II
arakteristik: Individu masuk pada tahap tidur, namun masih dapat bagnun dengan mudah. Otot mulai
relaksasi. Normalnya, tahap ini berlangsung selama 10-20 menit dan merupakan 50%-55%
c. Tahap III
arakteristik: Merupakan awal dari tahap tidur nyenyak. Tiduer dalam, relaksasi otot menyeluruh, dan
individu cenderung sulit dibangunkan. Tahap ini berlangsung selama 15-30 menit dan
d. Tahap IV
arakteristik: Tidur semakin dalam atau delta sleep. Individu menjadi sulit dibangunkan sehingga
membutuhkan stimulus. Terjadi perubahan fisiologis, yakni: EEG gelombang otak melemah,
nadi dan pernafasan menurun, tekanan darah menurun, tonus otot menurun, metabolisme
lambat, temperatur tubuh menurun. Tahap ini merupakan 10% dari total tidur.
2. Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM
tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM,
otak cenderung aktif dan metabolismenya meningkat hingga 20%. Pada tahap ini individu
menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus otot
terdepresi, sekresi lambung meningkat, serta frekuensi jantung dan pernafasan sering kali
REFERENSI :
Mubarak, Wahid I., & Nurul C. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan
Salemba Medika
http://jabbarbtj.blogspot.co.id/2014/09/konsep-istirahat-dan-tidur.html
oleh : erfandi
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk
dapat berfungsi secara optimal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang
cukup. Tidak terkecuali juga pada orang yang sedang menderita sakit, mereka juga
memerlukan istirahat dan tidur yang memadai. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur
seseorang biasanya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk mencukupi ataupun
memenuhi kebutuhan tidur tersebut.
1. PENGERTIAN
Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari
kegelisahan (ansietas). (Narrow, 1967 : 1645) mengemukakan 6 (enam) ciri-ciri yang dialami
seseorang berkaitan dengan istirahat.
Tidur berasal dari kata bahasa latin “somnus” yang berarti alami periode pemulihan, keadaan
fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran.
Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodik (Lanywati, 2001)
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang di alami seseorang, yang dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton 1981 : 679)
2. TUJUAN TIDUR :
Secara jelas tujuan tidur tidak diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga
keseimbangan mental emosional dan kesehatan. Selam tidur seseorang akan mengulang
(review) kembali kejadian-kejadian sehari-hari, memproses dan menggunakan untuk masa
depan.
Secara umum tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkatan kesadaran yang
bervariasi, perubahan-perubahan proses fisiologis tubuh dan penurunan respon terhadap
rangsangan dari luar. Secara detail tanda-tanda tidur ini akan dibahas pada macam / pola
tidur.
FISIOLOGI TIDUR
Formasi retikuler terdapat dalam pangkal otak. Formasi itu menjulang naik menembus medulla,
pons, otak bagian tengah, dan lalu ke hipotalamus. Formasinya tersusun dari banyak sel syaraf dan
serat syaraf . Serat-seratnya mempunyai hubungan-hubungan yang meneruskan impuls-impuls ke
kulit otak dan ke tali sumsum tulang belakang. Formasi retikular itu memungkinkan terjadinya
gerakan-gerakan refleks serta yang disengaja dengan mudah, maupun kegiatan-kegiatan kortikal
yang bertalian dengan keadaan waspada.
Di waktu tidur, sistem retikular mendapat hanya sedikit rangsangan dari korteks serebral (kulit
otak) serta permukaan luar tubuh. Keadaan bangun terjadi apabila sistem retikular dirangsang
dengan rangsangan-rangsangan dari korteks serebral dan dari organ-organ serta sel-sel pengindraan
di kulit. Umpamanya saja, jam wekker membangunkan kita dari tidur menjadi keadaan sadar apabila
kita menyadari bahwa kita harus bersiap-siap untuk pergi bekerja. Perasaan-perasaan yang
diakibatkan oleh kenyerian, kebisingan dan sebagainya, akan membuat orang tidak dapat tidur lewat
organ-organ serta sel-sel di kulit badan. Maka keadaan tidak dapat tidur di timbulkan oleh kegiatan
kulit otak serta apa yang dirasakan oleh badan; di waktu tidur, rangsangan-rangsangan menjadi
minimal.
Diduga penyebab tidur adalah proses penghambatan aktif. Ada teori lama yang menyatakan
bahwa area eksitatori pada batang otak bagian atas, yang disebut “sistem aktivasi retikular”,
mengalami kelelahan setelah seharian terjaga dan karena itu, menjadi inaktif. Keadaan ini disebut
teori pasif dari tidur. Percobaan penting telah mengubah pandangan ini ke teori yang lebih baru
bahwa tidur barangkali disebabkan oleh proses penghambatan aktif. Hal ini terbukti dari suatu
percobaan dengan cara melakukan pemotongan batang otak setinggi regio midpontil, dan
berdasarkan perekaman listrik ternyata otak tak pernah tidur. Dengan kata lain, ada beberapa pusat
yang terletak dibawah ketinggian midpontil pada batang otak, diperlukan untuk menyebabkan tidur
dengan cara menghambat bagian-bagian otak lainnya.
Perangsangan pada beberapa daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan tidur dengan sifat-
sifat yang mendekati keadaan tidur alami. Daerah-daerah tersebut adalah :
Nuklei rafe, yang terletak di separuh bagian bawah pons dan medula
Nukleus traktus solitarius, yang merupakan regio sensorik medula dan pons yang dilewati oleh
sinyal sensorik viseral yang memasuki otak melalui syaraf-syaraf vagus dan glossofaringeus, juga
menimbulkan keadaan tidur.
Beberapa regio diensefalon, yaitu bagian rostral hipotalamus, terutama area suprakiasma dan
adakalanya suatu area di nuklei difus pada talamus.
Sejak adanya alat EEG (Elektro Encephalo Graph), maka aktivitas-aktivitas di dalam otak dapat
direkam dalam suatu garafik . Alat ini juga dapat memperlihatkan fluktuasi energi (gelombang otak)
pada kertas grafik. Penelitian mengenai mekanisme tidur mengalami kemajuan yang sangat pesat
dalam 10 tahun terakhir, dan bahkan sekarang para ahli telah berhasil menemukan adanya 2 (dua)
pola/macam/tahapan tidur, yaitu :
Pola / tipe tidur biasa ini juga disebut NREM (Non Rapid Eye Movement = Gerakan mata
tidak cepat). Pola tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam tidur gelombang pendek
karena gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada gelombang alpha dan beta pada
orang yang sadar atau tidak dalam keadaan tidur (lihat gambar).Tanda-tanda tidur NREM adalah
:
1) Mimpi berkurang
5) Metabolisme turun
1) Tahap I
Tahap ini merupakan tahap transisi, berlangsung selama 5 menit yang mana seseorang
beralih dari sadar menjadi tidur. Seseorang merasa kabur dan relaks, mata bergerak ke kanan
dan ke kiri, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas. Gelombang alpha sewaktu
seseorang masih sadar diganti dengan gelombang betha yang lebih lambat. Seseorang yang tidur
pada tahap I dapat di bangunkan dengan mudah.
2) Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan, dan proses tubuh terus menurun. Mata masih
bergerak-gerak, kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas, suhu tubuh dan
metabolisme menurun. Gelombang otak ditandai dengan “sleep spindles” dan gelombang K
komplek. Tahap II berlangsung pendek dan berakhir dalam waktu 10 sampai dengan 15 menit.
3) Tahap III
Pada tahap ini kecepatan jantung, pernafasan serta proses tubuh berlanjut mengalami
penurunan akibat dominasi sistem syaraf parasimpatik. Seseorang menjadi lebih sulit
dibangunkan. Gelombang otak menjadi lebih teratur dan terdapat penambahan gelombang
delta yang lambat.
4) Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam yang ditandai dengan predominasi gelombang
delta yang melambat. Kecepatan jantung dan pernafasan turun. Seseorang dalam keadaan
rileks, jarang bergerak dan sulit dibangunkan. (mengenai gambar grafik gelombang dapat
dilihat dalam gambar). Siklus tidur sebagian besar merupakan tidur NREM dan berakhir
dengan tidur REM.
Pola / tipe tidur paradoksikal ini disebut juga (Rapid Eye Movement = Gerakan mata cepat).
Tidur tipe ini disebut “Paradoksikal” karena hal ini bersifat “Paradoks”, yaitu seseorang dapat tetap
tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata. Ringkasnya, tidur REM / Paradoks ini merupakan
pola/tipe tidur dimana otak benar-benar dalam keadaan aktif. Namun, aktivitas otak tidak disalurkan
ke arah yang sesuai agar orang itu tanggap penuh terhadap keadaan sekelilingnya kemudian
terbangun. Pola / tipe tidur ini, ditandai dengan :
8) Pembebasan steroid
Syaraf-syaraf simpatik bekerja selama tidur REM. Dalam tidur REM diperkirakan terjadi proses
penyimpanan secara mental yang digunakan sebagai pelajaran, adaptasi psikologis dan memori
(Hayter, 1980:458). Fase tidur REM (fase tidur nyenyak) ini berlangsung selama ± 20 menit. Dalam
tidur malam yang berlangsung selama 6 – 8 jam, kedua pola tidur tersebut (REM dan NREM) terjadi
secara bergantian sebanyak 4 – 6 siklus.
https://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/22/konsep-dasar-istirahat-dan-
tidur/https://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/22/konsep-dasar-istirahat-dan-tidur/