You are on page 1of 23

KEMENTERIAN KEUANGAN

PENANGANAN STUNTING
TERPADU TAHUN 2018

Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan


Kebudayaan
Jakarta, 16 Januari 2018 1
1
Outline
1 | Kondisi Stunting di Indonesia
2 | Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi
Penanganan Stunting
3|
Alokasi Anggaran Penanganan
Stunting Tahun 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN 2
1 Kondisi Stunting di
Indonesia

KEMENTERIAN KEUANGAN 3
STUNTING
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari Stunting berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. penyakit, menurunkan produktifitas dan kemudian menghambat
(kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan.
setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun).
Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting….
Sel Otak pada Anak Normal dan Stunted

Menghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Produktivitas Pasar kerja

Hilangnya 11% GDP


Mengurangi
pendapatan
pekerja dewasa
hingga 20%
2 Singapura Tingkat ‘Kecerdasan’ Anak
Indonesia
17 di urutan 64 terendah dari
Vietnam Memperburuk kesenjangan/inequality
65 negara*
50 Thailand Mengurangi 10% dari Kemiskinan
total pendapatan seumur hidup antar-generasi
52 Malaysia

64 Indonesia
*Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (Organisation for Economic Co-
operation and Development - Programme for International Student Assessment), suatu
organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65
negara, termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science.
Sumber : diolah dari laporan World Bank Investing in Early Years brief, 2016
KEMENTERIAN KEUANGAN 4
Sekitar 37% (9 Juta) Anak Mengalami Stunting
Stunting di seluruh wilayah dan lintas kelompok pendapatan

Jumlah anak stunting <5


tahun

Sumber : Estimasi dari RISKESDAS (tingkat stunting) dan proyeksi populasi BPS

KEMENTERIAN KEUANGAN 5
Evaluasi Efektivitas dan
2
Efisiensi Penanganan Stunting

KEMENTERIAN KEUANGAN 6
EVALUASI EFEKTIVITAS PENANGANAN STUNTING

a. Mengacu pada target RPJMN 2015-2019 dan berdasarkan hasil review paruh waktu capaian RPJMN 2015-2019, capaian penurunan stunting di Indonesia telah
melampui target yang ditetapkan dalam RPJMN.
b. Mengacu pada standar internasional (WHO), target masih belum tercapai sehingga harus diupayakan pencapaian target prevalensi stunting sesuai standar WHO.

Sumber: Evaluasi paruh waktu RPJMN-Bappenas

Sumber: Estimasi dari RISKESDAS (tingkat stunting) dan proyeksi populasi BPS
KEMENTERIAN KEUANGAN 7
EVALUASI EFEKTIVITAS PENANGANAN STUNTING

• Pada tahun 2015 kenaikan alokasi anggaran kesehatan per penduduk


sebesar 21% tidak diimbangi oleh penurunan prevalensi stunting.
• Pada tahun 2016 kenaikan alokasi anggaran kesehatan per penduduk
sebesar 22% telah diimbangi oleh penurunan prevalensi stunting
semula 29% pada tahun 2015 menjadi 27,5% di tahun 2016.
KEMENTERIAN KEUANGAN 8
EVALUASI EFEKTIVITAS PENANGANAN STUNTING per Provinsi

Dalam Periode 2007 – 2013 hanya 4 Provinsi yang mengalami penurunan angka prevalensi stunting.

9
Anggaran Kesehatan dan Penanganan Stunting,
Perbandingan Internasional

10
3 Alokasi Anggaran
Penanganan Stunting 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN 11
Stunting disebabkan oleh Faktor Multi Dimensi
Intervensi paling menentukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

1 Praktek pengasuhan yang tidak baik


• Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan
• 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif
• 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI

2 Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care,


Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
• 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD*
• 2 dari 3 ibu hamil belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai
• Menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013)
• Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi

3 Kurangnya akses ke makanan begizi**


• 1 dari 3 ibu hamil anemia
*PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini • Makanan bergizi mahal
**Komoditas makanan di Jakarta 94% lebih
mahal dibanding dengan di New Delhi, India.
Buah dan sayuran di Indonesia lebih mahal 4 Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
dari di Singapura.
• 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka
• 1 dari 3 rumah tangga belum memiliki akses
ke air minum bersih

KEMENTERIAN KEUANGAN Sumber : Kemenkes, Bank Dunia (2017), dan Susenas berbagai tahun 12
Kerangka Penanganan Stunting (Dalam Miliar)

ALOKASI
NO FAKTOR PENYEBAB INTERVENSI K/L
2018
1 Praktek pengasuhan yang tidak baik 434,74
a) Kurang pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa Penguatan Intervensi Paket Gizi (PMT, Vit A, TTD) pada Ibu Hamil dan Balita; Kemenkes 359,93
kehamilan; b) 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan ASI ekslusif Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan
;dan c) 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima MP-ASI Antenatal; Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Promosi Kesehatan);
Pembinaan Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat; dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes)

Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Kemenag 74,81

2 Terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care, 27.291,85


Post Natal dan pembelajaran dini yang berkualitas
a) 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD; b) 2 dari 3 ibu hamil Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; Kemenkes 26.557,20
belum mengkonsumsi suplemen zat besi yang memadai; c) Menurunnya Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Kunjungan
tingkat kehadiran anak di Posyandu (dari 79% di 2007 menjadi 64% di 2013) Neonatal Pertama; Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal;
dan d) Tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama; Paket
Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk Kesehatan Ibu dan Anak;
Cakupan Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui
JKN/KIS; Pengendalian penyakit filariasis dan kecacingan; dan Pengadaan Obat
Filariasis.
Provinsi yang mendapatkan pelatihan pengasuhan anak KPPPA 3,00
Keluarga yang mempunyai balita dan anak memahami pengasuhan dan BKKBN 731,65
pembinaan tumbuh kembang anak dan Kepesertaan ber KB

3 Kurangnya akses ke makanan begizi 15.881,92


a) 1 dari 3 ibu hamil anemia dan b) Makanan bergizi mahal Hasil Pengembangan Tabel Komposisi Pangan Indonesia; Penyediaan Makanan Kemenkes 1.367,71
Tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK); Penyediaan Makanan
Tambahan bagi Balita Kekurangan Gizi; Peningkatan Surveilans Gizi dan
Pengadaan Obat Gizi (Vit A, TTD)
Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat dan Penyelenggaraan Kemensos 14.365,92
Bantuan Pangan Non Tunai.
Pemberdayaan Pekarangan Pangan Kementan 135,79
Pengawasan produk pangan fortifikasi dan Desa pangan aman BPOM 12,50

4 Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi 6.158,72


a) 1 dari 5 rumah tangga masih BAB di ruang terbuka dan b) 1 dari 3 rumah Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Kemenkes 193,00
tangga belum memiliki akses ke air minum bersih
Sanitasi (Infrastruktur Air Limbah, Persampahan, Drainase) dan Air Bersih Kemenpupera 5.965,72
(SPAM Perkotaan, Berbasis Masyarakat, Kawasan Khusus, Regional)
JUMLAH 49.767,23
Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif 13
ALOKASI MENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL “PENURUNAN STUNTING”
PADA PEMERINTAH DAERAH
(Dalam Miliar)

NO DANA TRANSFER / DANA DESA ALOKASI


2018
A. DAK NON FISIK
1. Bantuan Operasional Kesehatan 8.551,23
2. Bantuan Operasional KB 1.808,78
B. DANA DESA 60.000,00
C. DAK REGULER
1. Bidang Kesehatan dan KB 10.511,81
2. Air Minum 500,67
3. Sanitasi 521,49
D DAK PENUGASAN
1. Bidang Kesehatan 4.241,66
2. Air Minum 1.053,82
3. Sanitasi 1.097,63
E DAK AFIRMASI
1. Kesehatan 3.226,24
2. Air Minum 516,26
3. Sanitasi 541,88
JUMLAH (A-E) 92.571,48
14
PROFILE DEMOGRAFI 10 KABUPATEN PRIORITAS
PENANGANAN STUNTING

Sumber : Kemenko PMK

KEMENTERIAN KEUANGAN
ALOKASI ANGGARAN PUSAT & DAERAH MENDUKUNG "PENURUNAN STUNTING " PADA
10 KABUPATEN PRIORITAS TAHUN 2018

Alokasi Penanganan Stunting (Ribu Rp) Jumlah


Rata2 Per
No. Provinsi Kab/Kota Penduduk
Pusat (3 K/L) Daerah Jumlah Kapita
(Ribu)
1 Riau Rokan Hulu 62.070.000 164.547.893 226.617.893 610,38 371.273,46

2 Lampung Lampung Tengah 291.190.000 323.517.062 614.707.062 1.247,10 492.909,20

3 Jawa Barat Cianjur 502.160.000 494.588.421 996.748.421 2.249,20 443.156,87

4 Jawa Tengah Brebes 527.730.000 413.709.931 941.439.931 1.787,36 526.720,94

5 Jawa Tengah Pemalang 326.320.000 298.954.543 625.274.543 1.291,98 483.966,12

6 NTB Lombok Tengah 223.810.000 238.686.533 462.496.533 919,81 502.817,47

7 Kalimantan Ketapang 93.200.000 282.683.162 375.883.162 483,00 778.226,01


Barat
8 Gorontalo Gorontalo 138.430.000 309.233.448 447.663.448 372,59 1.201.490,78

9 Maluku Maluku Tengah 113.100.000 273.462.761 386.562.761 370,22 1.044.143,38

10 Papua Lanny Jaya 118.910.000 389.288.699 508.198.699 173,05 2.936.715,97

JUMLAH 2.396.920.000 3.188.672.453 5.585.592.453 9.504,69 587.666,98


Sumber : DJA (Data diolah)

KEMENTERIAN KEUANGAN 16
ALOKASI PEMERINTAH PUSAT DALAM MENDUKUNG "PENURUNAN STUNTING "
PADA 10 KABUPATEN PRIORITAS

(Dalam Miliar)
KEMEN
KEMENKES KEMENSOS
PUPERA
NO PROVINSI KABUPATEN JUMLAH
PMT Bumil PMT Balita Air
JKN KIS PKH Sanitasi
KEK Kurus Bersih

1 Riau Rokan Hulu 25,18 0,01 0,18 31,2 2,5 3,0 62,07

2 Lampung Lampung Tengah 110,92 0,13 0,39 174,5 2,25 3,0 291,19

3 Jawa Barat Cianjur 304,48 0,06 0,12 192,0 2,5 3,0 502,16

4 Jawa Tengah Brebes 336,13 0,10 0,50 185,5 2,5 3,0 527,73

5 Jawa Tengah Pemalang 205,58 0,05 0,29 114,9 2,5 3,0 326,32

6 NTB Lombok Tengah 128,15 0,11 0,25 89,8 2,5 3,0 223,81

7 Kalimantan Barat Ketapang 39,12 0,03 0,20 53,6 0,25 0 93,2

8 Gorontalo Gorontalo 65,32 0,02 0,09 67,8 2,5 2,7 138,43

9 Maluku Maluku Tengah 45,82 0,02 0,26 62,1 2,5 2,4 113,1

10 Papua Lanny Jaya 40,98 0,01 0,02 64,4 2,5 3,0 118,91

JUMLAH 1.301,68 0,54 2,30 1035.8 22,5 26,1 2.396,92

Sumber : DJA (Data diolah)

KEMENTERIAN KEUANGAN 17
ALOKASI DANA TRANSFER DAN DANA DESA MENDUKUNG "PENURUNAN STUNTING "
PADA 10 KABUPATEN PRIORITAS
(Dalam Miliar)
DAK Non Fisik DAK Reguler DAK Penugasan DAK Afirmasi
Dana
No. Provinsi Kab/Kota Kesehatan Air Air Air Jumlah
BOK BOKB Desa Sanitasi Kesehatan Sanitasi Kesehatan Sanitasi
dan KB Minum Minum Minum
1 Riau Rokan Hulu
21,15 2,88 119,46 18,04 1,30 _ - - _ - - 164,55
1,72
2 Lampung Lampung
Tengah 34,89 6,02 261,27 12,17 1,38 1,81 _ - 5,99 _ - - 323,52

3 Jawa Barat Cianjur


39,62 8,64 349,33 94,99 2,01 _ _ - - _ - - 494,59

4 Jawa Tengah Brebes


31,53 5,00 343,92 31,12 2,15 _ _ - - _ - - 413,71

5 Jawa Tengah Pemalang


17,34 4,13 248,80 16,77 2,78 _ _ 9,13 - _ - - 298,95

6 NTB Lombok _
Tengah 24,20 3,95 155,42 11,70 _ 33,95 8,96 - _ 0,50 - 238,69

7 Kalimantan Barat Ketapang


23,29 6,25 216,75 9,13 1,51 _ 25,75 - - _ - - 282,68

8 Gorontalo Gorontalo
17,52 4,87 175,04 35,79 1,03 1,96 61,80 4,74 6,49 _ - - 309,23

9 Maluku Maluku Tengah


35,53 4,45 152,47 25,31 1,36 2,27 20,60 5,60 7,47 _ 3,68 14,72 273,46

10 Papua Lanny Jaya -


16,08 7,71 246,37 11,98 4,07 - - - 103,08 - - 389,29

JUMLAH 261,16 53,89 2.268,82 267,00 17,59 7,75 142,1 28,44 19,94 103,08 4,18 14,72 3.188,68

Sumber : DJPK (diolah)


18
TINDAK
LANJUT
Anggaran sudah dialokasikan ke Provinsi dan Kabupaten/ Kota
baik dari Pusat, Daerah dan Dana Desa. Tantangannya adalah
menginventarisir target dan memastikan capaian baik di 10
1| Kabupaten prioritas maupun Kabupatan/Kota lainnya.
(Desa-desa prioritas di 10 Kabupaten/Kota harus segera
dipastikan/diputuskan).

Sinergi dalam pelaksanaan (kegiatan, anggaran, waktu) dan


2| monitoring secara periodik.

Evaluasi efektivitas dan efisiensi dilaksanakan berdasarkan


3| monitoring yang handal.

KEMENTERIAN KEUANGAN
K EM EN T E RI A N KE U AN G AN
D IR E KTO RAT J EN D ER A L AN G G AR AN

20
ALOKASI MENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL “PENURUNAN STUNTING ”
PADA PEMERINTAH PUSAT

Intervensi Gizi Spesifik (Dalam Miliar)

ALOKASI
NO KEMENTERIAN/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT
2018

I KEMENTERIAN KESEHATAN 28.477,87

A Peningkatan /Perbaikan Gizi Masyarakat 1.021,17

B Peningkatan Layanan Kesehatan Ibu dan Reproduksi 117,6

C Penyediaan Obat dan Pengendalian Penyakit Ibu dan Anak 1.321,54

D Penguatan Promotif dan Preventif “Gerakan Masyarakat Sehat” 322,17

E Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 193,00

F Cakupan Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui JKN/KIS 25.502,40

21
ALOKASI MENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL “PENURUNAN STUNTING ”
PADA PEMERINTAH PUSAT
Intervensi Gizi Spesifik (Dalam Miliar)
NO KEMENTERIAN/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT ALOKASI 2018
A KEMENTERIAN KESEHATAN 28.477,87
1 Hasil Pengembangan Tabel Komposisi Pangan Indonesia 8,00
2 Penyediaan Makanan Tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) 403,35
3 Penyediaan Makanan Tambahan bagi Balita Kekurangan Gizi 505,86
4 Penguatan Intervensi Paket Gizi (PMT, Vit A, TTD) pada Ibu Hamil dan Balita 24,52
5 Peningkatan Surveilans Gizi 79,44
6 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal 13,24
7 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 21,64
8 Kabupaten/Kota Yang Mendapat Pembinaan Dalam Peningkatan Kunjungan Neonatal Pertama 11,75
9 Pembinaan Dalam Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 34,97
10 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal 32,87
11 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama 3,13
12 Paket Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk Kesehatan Ibu dan Anak 746,95
13 Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Promosi Kesehatan) 196,96
14 Pembinaan Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 76,83
15 Pemberdayaan Masyarakat (Promkes) 48,38
16 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 193,00
17 Cakupan Penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui JKN/KIS 25.502,40
18 Pengendalian penyakit filariasis dan kecacingan 148,89
19 Pengadaan Obat Filariasis 54,60
20 Pengadaan Obat Gizi (Vit A, TTD) 371,10 22
ALOKASI MENDUKUNG PROYEK PRIORITAS NASIONAL “PENURUNAN STUNTING ”
PADA PEMERINTAH PUSAT
Intervensi Gizi Sensitif (Dalam Miliar)
NO KEMENTERIAN/PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT ALOKASI 2018
JUMLAH (A-H) 21.293,80
A. Kementerian Pertanian 135,79
Pemberdayaan Pekarangan Pangan 135,79
B. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4,41
Makanan Sehat bagi anak usia dini (PAUD) 4,41
C. Kementerian Agama 74,81
Bimbingan Perkawinan Pra Nikah 74,81
D. Kementerian Sosial 14.365,92
1. Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat 12.619,85
2. Penyelenggaraan Bantuan Pangan Non Tunai 1.746,07
E. Kementerian Pekerjaan Umum dan PR 5.965,72
1. Sanitasi (Infrastruktur Air Limbah, Persampahan, Drainase) 2.713,73
2. Air Bersih (SPAM Perkotaan, Berbasis Masyarakat, Kawasan Khusus, Regional) 3.252,00
F. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 3,00
Provinsi yang mendapatkan pelatihan pengasuhan anak 3,00
G. Badan Pengawas Obat dan Makanan 12,50
1. Pengawasan produk pangan fortifikasi 1,50
2. Desa Pangan Aman 11,00
H. BKKBN 731,65
1. Keluarga yang mempunyai balita dan anak memahami pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak 5,95
2. Kepesertaan ber KB 725,70
23

You might also like