You are on page 1of 2

Ini Beda Tax Planning, Tax Avoidance, dan

Tax Evasion
Darussalam | Minggu, 02 April 2017 | 07:59 WIB

Sumber: Slide tertanggal 24 Mei 2008 yang dipresentasikan dalam acara IITS dengan beberapa perubahan minor

SEBAGAI perusahaan yang berorientasi laba, sudah tentu suatu perusahaan domestik maupun perusahaan
multinasional berusaha meminimalkan beban pajak dengan cara memanfaatkan kelemahan peraturan
perpajakan dari suatu negara. Di banyak negara, skema penghindaran pajak (tax avoidance) dapat
dibedakan menjadi: (i) penghindaran pajak yang diperkenankan (acceptable tax avoidance); dan (ii)
penghindaran pajak yang tidak diperkenankan (unacceptable tax avoidance).

Antara suatu negara dengan negara lain bisa jadi saling berbeda pandangannya tentang skema apa saja yang
dapat dikategorikan sebagai acceptable tax avoidance atau unacceptable tax avoidance. Dengan demikian,
bisa saja suatu skema penghindaran pajak tertentu di suatu negara dikatakan sebagai penghindaran pajak
yang tidak diperkenankan, tetapi di negara lain dikatakan sebagai penghindaran pajak yang diperkenankan.
Istilah lain yang sering dipergunakan untuk menyatakan penghindaran pajak yang tidak diperkenankan
adalah aggressive tax planning dan istilah untuk penghindaran pajak yang diperkenankan adalah defensive
tax planning.

Dalam buku-buku perpajakan, istilah tax avoidancebiasanya diartikan sebagai suatu skema
transaksi yang ditujukan untuk meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan
kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan suatu negara. Dengan demikian, banyak ahli pajak
menyatakan skema tersebut sah-sah saja (legal) karena tidak melanggar ketentuan perpajakan.

Lebih lanjut, The Asprey Comittee of Australia, seperti yang dikutip oleh Indrayagus Slamet,
menyatakan bahwa tax avoidance umumnya menyangkut perbuatan yang masih dalam koridor
hukum. Akan tetapi, tindakan tax avoidance berlawanan dengan maksud dari pembuat undang-
undang atau bertentangan dengan ”bonafide and adequate consideration”
Lantas apa yang dimaksud dengan tax planning itu sendiri? Tax planning adalah upaya subjek
pajak untuk meminimalkan pajak yang terutang melalui skema yang memang telah jelas
diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan dan sifatnya tidak menimbulkan
sengketa antara subjek pajak dan otoritas pajak.

Sementara itu, tax evasion diartikan sebagai suatu skema memperkecil pajak yang terutang
dengan cara melanggar ketentuan perpajakan (illegal) seperti dengan cara tidak melaporkan
sebagian penjualan atau memperbesar biaya dengan cara fiktif.

Berkaitan dengan tax avoidance, pertanyaan yang layak kita ajukan adalah apakah suatu skema
transaksi yang tujuannya semata-mata untuk penghindaran pajak (tidak ada tujuan bisnisnya)
dengan cara memanfaatkan kelemahan ketentuan perpajakan yang ada dapat dibenarkan?

Dalam konteks perpajakan internasional, ada berbagai skema yang biasa dilakukan oleh
perusahaan multinasional untuk melakukan penghematan pajak yaitu dengan skema seperti:

1. Transfer pricing;
2. Thin capitalization;
3. Treaty shopping; dan
4. Controlled Foreign Corporation (CFC).

Menurut Merk (2007), dalam melakukan penghematan pajak secara internasional tersebut,
subjek pajak dapat menjalankan dalam bentuk:

Pertama, substantive tax planning, yang dilakukan dengan cara berikut:

1. Memindahkan subjek pajak (transfer of tax subject) ke negara-negara yang dikategorikan


sebagai tax haven atau negara yang memberikan perlakuan pajak khusus (keringanan
pajak) atas suatu jenis penghasilan;
2. Memindahkan objek pajak (transfer of tax object) ke negara-negara yang dikategorikan
sebagai tax haven atau negara yang memberikan perlakuan pajak khusus (keringanan
pajak) atas suatu jenis penghasilan;
3. Memindahkan subjek pajak dan objek pajak (transfer of tax subject and of tax object) ke
negara-negara yang dikategorikan sebagai tax haven atau negara yang memberikan
perlakuan pajak khusus (keringanan pajak) atas suatu jenis penghasilan tertentu.

Kedua, formal tax planning, yaitu melakukan penghindaran pajak dengan cara tetap
mempertahankan substansi ekonomi dari suatu transaksi dengan cara memilih berbagai bentuk
formal jenis transaksi yang memberikan beban pajak yang paling rendah.

(Disadur dan disarikan dari Buku Konsep dan Aplikasi Perpajakan Internasional, 2010)

https://news.ddtc.co.id/perencanaan-pajak-ini-beda-tax-planning-tax-avoidance-dan-tax-
evasion-9750

You might also like